Suryadi Supardjo, Suryadi
Unknown Affiliation

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP RELOKASI PASAR TRADISIONAL DI KELURAHAN GENGGULANG KECAMATAN KOTAMOBAGU UTARA Mokoginta, Syobrian; Gosal, Pierre; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan sektor ekonomi Kota Kotamobagu yang begitu pesat. Menyebabkan terbentuknya pusat pertumbuhan yang baru,sehingga meningkatnya aktivitas kota. Hal ini juga berdampak pada kemacetan kususnya pasar 23 maret dan pasar serasi, Hal ini membuat pemerintah Kota Kotamobagu memutuskan untuk merelokasi Pasar 23 maret dan pasar serasi ke Pasar Tradisional Genggulang di kecamatan Kotamobagu Utara. Tetapi setelah pelaksanaan relokasi dilaksanakan, masih terlihat aktivitas perdagangan yang ramai di Pasar 23 maret dan serasi, sedangkan di Pasar Tradisional Genggulang terlihat aktivitas perdagangan yang masih tampak sepi.Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat dan pedagang mengenai masalah relokasi pasar tersebut dan strategi apa saja yang bisa meramaikan pasar baru serta apa sebenarnya yang diinginkan masyarakat dan pedagang terkait dengan masalah ini. Dengan demikian yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini yaitu masyarakat sekitar kususnya kecamatan Kotamobagu Utara dan Pedagang Pasar Tradisional Genggulang. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Berdasaran hasil analisis dari penelitian ini, kesimpulan yang didapatkan yaitu mayoritas pedagang dan masyarakat sekitar menolak pelaksanaan relokasi, karena tidak tersedianya terminal di lokasi pasar yang baru yaitu Pasar Tradisional Genggulang serta lokasi pasar yang baru tidak strategis.   Kata Kunci: Persepsi, Relokasi, Pasar Tradisional
ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA PARIWISATA DI DANAU UTER KECAMATAN AITINYO KABUPATEN MAYBRAT PROPINSIS PAPUA BARAT Way, Irma Herlina; Wuisang, Cynthia E.V; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa dengan mensejahterakan komunitas masyarakat lokal jika mampu dikelola dengan baik.Pariwisata Danau Uter yang memiliki keindahan alam yang sangat indah yang merupakan objek wisata unggulan di Kabupaten Maybrat.Untuk menjadikanKawasan Wisata Danau Uter sebagai Kawasan wisata yang terkenal dan diminati oleh wisatawan, kawasan tersebut harus memiliki suatu potensi yang dapat dijadikan daya tarik tersendiri Untuk memanfaatkan potensi yang ada dapat dilakukan dengan analisis lebih lanjut, salah satunya adalah analisis sarana dan prasarana di Kawasan wisata tersebut, khususnya di Kawasan Wisata Danau Uter Kabupaten Maybrat, harus dianalisis guna mengetahui bagaimana kondisi prasarana dan sarana yang ada yang nantinya akan dikembangkan dan pengembangannya disesuaikan kondisi fisik Kawasan dan keinginan wisatawan, sehingga dapat dikatan layak sebagai daerah tujuan wisata. Teknik analisis data dalam penelitian merupakan analisis kuantitatif menggunakan analisis statistik. Analisis statistik adalah cara untuk mengelola informasi data (kuantitatif) yang berhubungan dengan angka-angka, bagaimana mencari, mengumpul, mengelola data sehingga sampai menyajikan data dalam bentuk sederhana dan mudah untuk dibaca atau data yang diperoleh dapat dimaknai (diinterpretasikan). Tujuan penelitian ini,  Mengidentifikasi prasarana dan sarana apa saja yang ada di Kawasan Wisata Danau Uter, Kecamatan Aitinyo, Kabupaten Maybrat,  Provinsi  Papua Barat dan Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana  di Kawasan Wisata Danau Uter, Kecamatan Aitinyo, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi prasarana dan sarana yang ada dilokasi pariwisata Danau Uter masih sangat kurang memadai.Oleh sebab itu lebih  memberikan perhatian terhadap kebutuhan  prasarana dan  sarana  pariwisata yang ada di kawasan Danau Uter. Kata kunci :Prasarana Dan Sarana Pariwisata
KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MODAYAG DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Padmini, Ni Luh Ratih; Wuisang, Cynthia E.V; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Kawasan agropolitan terdiri dari kota pertanian dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan kata lain kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan.  Kecamatan Modayag dengan luas ± 219,019 Km2 dan Kecamatan Modayag Barat ± 94,129 Km2merupakan kawasan yang memilikipotensi pertanian sehingga layak dikelola, dikembangkan, berorientas lingkungan dan berswasembada pangan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi prasarana dan sarana di Kecamatan Modayag sudah memenuhi syarat sebagai Kawasan Agropolitan.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kuantitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi lapangan, wawancara terhadap petani dan instansi terkait.Data diolah dan dianalisis menggunakan Analisis Deskriptif Kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan potensi komoditas unggulan, khususnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan darat yang hasilnya bervariasi dari tahun 2008-2012.Dari hasil analisis di peroleh nilai      LQ > 1.  Pemilihan alternatif  diprioritaskan untuk pengembangan infrastruktur kawasan agropolitan adalah meningkatkan infrastruktur penunjang berbasis komoditi unggulan misalnya peningkatan prasarana dan sarana pertanian, meningkatkan pengembangan fasiitas pengolahan dan pasca panen, meningkatkan pengembangan fasilitas pemasaran untuk memanfaatkan peluang ekspor, peningkatan fasilitas produksi berupa terminal, pasar tradisional, dan pasarikan di kawasan agropolitan Modayag.   Kata Kunci : Komoditas unggulan, Prasarana dan Sarana Penunjang Kawasan Agropolitan.
KEBUTUHAN PRASARANA DAN SARANA UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MODAYAG DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR Padmini, Ni Luh Ratih; Wuisang, Cynthia E.V; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Kawasan agropolitan terdiri dari kota pertanian dan desa-desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada. Dengan kata lain kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan.  Kecamatan Modayag dengan luas ± 219,019 Km2 dan Kecamatan Modayag Barat ± 94,129 Km2merupakan kawasan yang memilikipotensi pertanian sehingga layak dikelola, dikembangkan, berorientas lingkungan dan berswasembada pangan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi prasarana dan sarana di Kecamatan Modayag sudah memenuhi syarat sebagai Kawasan Agropolitan.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kuantitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi lapangan, wawancara terhadap petani dan instansi terkait.Data diolah dan dianalisis menggunakan Analisis Deskriptif Kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan potensi komoditas unggulan, khususnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan darat yang hasilnya bervariasi dari tahun 2008-2012.Dari hasil analisis di peroleh nilai      LQ > 1.  Pemilihan alternatif  diprioritaskan untuk pengembangan infrastruktur kawasan agropolitan adalah meningkatkan infrastruktur penunjang berbasis komoditi unggulan misalnya peningkatan prasarana dan sarana pertanian, meningkatkan pengembangan fasiitas pengolahan dan pasca panen, meningkatkan pengembangan fasilitas pemasaran untuk memanfaatkan peluang ekspor, peningkatan fasilitas produksi berupa terminal, pasar tradisional, dan pasarikan di kawasan agropolitan Modayag.   Kata Kunci : Komoditas unggulan, Prasarana dan Sarana Penunjang Kawasan Agropolitan.
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BAHARI DI LIKUPANG TIMUR (STUDI KASUS : PANTAI PULISAN) Thaib, Koesmayadi H; Supardjo, Suryadi; Lahamendu, Verry
SPASIAL Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Pulisan merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat potensial di kembangkan yang terletak di Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Di desa ini terdapat beberapa objek wisata menarik seperti pantai, goa dan terumbu karang bawah laut. Sehingga menarik banyak wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing datang berkunjung ke desa ini. Namun akses menuju ke desa ini masih belum memadai karena kondisi infrastruktur jalan yang masih belum diperbaiki. Di tambah pula sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang pariwisata lainnya belum tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi–potensi wisata yang ada di desa Pulisan, kemudian membuat strategi pengembangannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT dengan dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS dan matriks SWOT. Matriks SWOT menunjukkan arahan dan strategi pengembangan potensi objek wisata Pantai Pulisan.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa objek wisata yang ada di Desa Pulisan sangat berpeluang untuk dikembangkan sebagai salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Minahasa Utara hal tersebut dilihat dari hasil analisis Strength (Kekuatan) yaitu Desa Pulisan memiliki pantai dengan daya tarik flora dan fauna yang indah, pemandangan laut yang masih alami dan pasir putih yang asri serta keindahan terumbu karang bawah laut yang tak kalah menariknya dengan Taman Laut Bunaken. Sedangkan Opportunities (peluang) dengan dikembangkannya objek wisata ini dapat membuka lapangan pekerjaan untuk masyakarat sekitar dan  menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Minahasa Utara. Kata Kunci: Pengembangan, Wisata, Bahari, Desa Pulisan
STUDI PENGEMBANGAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI PERMUKIMAN DESA BAJO KECAMATAN SANANA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN SULA Than, Ferdy; Supardjo, Suryadi; Takumansang, Esli D
SPASIAL Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Bajo merupakan salah satu desa di Kabupaten Kepulauan Sula yang merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara. Di desa ini juga tidak terlepas dari masalah ketersediaan air minum. Masalah ini timbul karna berkembangnya Desa Bajo sehingga menambah jumlah penduduk yang ada,  Seiring dengan itu jumlah kebutuhan air yang layak diminum pun meningkat. Namun fasilitas sarana dan prasarana yang ada tidak memadai untum memudahkan setiap masyarakat untuk mengakses air minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengedentifikasi kondisi kebutuhan air minum dan mengembangkan kondisi kebutuhan air minum di permukiman Desa Bajo Kecamatan Sanana Utara. Metode yang digunakan adalah metode kuesioner, observasi, dan wawancara dengan analisis deskriptif, proyeksi penduduk, jumlah kebutuhan air minum. Dari hasil penelitian dan pembahasan kondisi pemenuhan kebutuhan air minum tahun 2016, tidak merata ke seluruh warga, adapun yang terpenuhi hanya sebesar ± 50% saja dan Kondisi pemenuhan kebutuhan air minum untuk kebutuhan domestik tahun 2016 yang harus terpenuhi 1,11 ltr/detik,  ditahun proyeksi 2031 total keseluruhan dalah 1,65 ltr/detik. Sementara untuk kebutuhan Non Domesti di tahun 2016 hingga 2031 adalah masi tetap sama yaitu 0,96 liter/detik. Untuk pengembangan kebutuhan air minum di permukiman Desa Bajo diperlukan penambahan 2 titik likasi sumur bor baru untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan dimasa yang akan datang, pembuatan sistem penampungan air baku untuk dijadikan cadangan ketika sistem pengaliran air listrik mati dan pembuatan kran umum di setiap kawasan permukiman, membuat saringan air minum untuk membersihkan air bersih dari zat berbahaya, bekerja sama dengan pemerintah dalam perencanaan PDAM di desa pohea dan membentuk lembaga swadaya masyarakat. Kata Kunci : Pengembangan Air Minum, Kebutuhan Air Minum, Pengelolaan air baku dan Permukiman
STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DALAM MENUNJANG KEGIATAN WISATA DI KAMPUNG JAWA TONDANO Putri, Rifka Awalia; Supardjo, Suryadi; Sembel, Amanda S
SPASIAL Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung Jawa Tondano adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki budaya tersendiri diantara suku Minahasa. Budaya tersebut hasil asimilasi antara suku Minahasa dan Jawa yang dipertahankan hingga kini sejak kedatangan Kiay Modjo dan rombongan yang diasingkan oleh kolonial Belanda. Peninggalan budaya dan makam Kiay Modjo adalah daya tarik para wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung di kampung Jawa sebagai tujuan wisata.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi eksisting infrastruktur pariwisata dan strategi pengembangan infrastruktur di Kampung Jawa Tondano. Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menganalisa berdasarkan masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual. Sedangkan pengembangan infrastruktur pariwisata menggunakan analisis SWOT berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal kondisi aktual.Hasil penelitian menggambarkan bahwa kondisi infrastruktur pariwisata di Kampung Jawa masih diperlukan penanganan yang komprehensif dan berkelanjutan terutama sarana/prasarana jalan, lampu penerangan, air bersih, tempat sampah/sanitasi, pusat informasi dan petunjuk jalan. Sedangkan strategi yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan pariwisata adalah strategi mempertahankan peran secara selektif (selective maintenance strategy) dengan kegiatan dan program utama yang dilakukan adalah melakukan konsilidasi pada kondisi internal dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada.Kata Kunci : Infrastruktur Pariwisata, Kampung Jawa Tondano, Kiay Modjo
KOMPARASI HARGA LAHAN BERDASARKAN FUNGSI KAWASAN DI KOTA MANADO Pangkey, Oksilina; Tilaar, Sonny; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Manado merupakan jantung Provinsi Sulawesi Utara, dimana nilai lahan yang menjanjikan di Kota Manado menjadikan kota tersebut berkembang. Salah satu faktor Kota Manado memiliki nilai lahan yang bervariasi yaitu tergantung pada penggunaan dan peruntukkan lahan atau fungsi kawasannya. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi harga lahan di Kota Manado serta mengkomparasikan harga lahan berdasarkan fungsi kawasan di Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik komparatif yang meliputi 3 (tiga) analisis yaitu analisis uji t, analisis korelasi koefisien kontingensi dan analisis uji lanjut Tukey HSD. Dari hasil analisis uji t dapat dilihat antara pasangan dua nilai rata-rata harga lahan yang memiliki perbedaan adalah 80% dan yang tidak memiliki perbedaan adalah 20%. Dari hasil analisis korelasi didapati bahwa harga lahan memiliki hubungan yang kuat dengan fungsi kawasan. Analisis akhir yang dilakukan adalah analisis uji lanjut Tukey HSD menghasilkan nilai beda besar nilai rata-rata dan simpulan beda yaitu 77% signifikan dan 33% tidak signifikan. Keseluruhan analisis menyimpulkan bahwa harga lahan di Kota Manado memiliki variasi tergantung pada fungsi kawasannya. Dari beberapa kawasan yang diteliti, disimpulkan bahwa rata-rata harga lahan transaksional tertinggi adalah kawasan perdagangan umum, dan rata-rata harga lahan transaksional terendah adalah kawasan perkebunan. Kata Kunci: Harga Lahan, Fungsi Kawasan, Komparatif
EVALUASI KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA DASAR PADA FASILITAS PASAR DI KOTAMOBAGU Manoppo, Dwitanya Puspita; Timboeleng, James; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar tradisional merupakan salah satu fasilitas yang mendorong sektor perdagangan dan jasa di Kota Kotamobagu sebagai kota yang memiliki tujuan untuk menjadi Kota Mode Jasa.  Ketersediaan prasarana dan sarana dasar yang baik menjadi hal yang penting untuk peningkatan kualitas dan keberlangsungan dari pasar-pasar tradisional ini. Terdapat empat pasar tradisional yang ada di Kotamobagu yaitu Pasar Serasi, Pasar 23 Maret, Pasar Genggulang, dan Pasar Poyowa. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi terhadap ketersediaan serta kebutuhan terhadap prasarana dan sarana dasar pada fasilitas-fasilitas pasar tradisional yang ada di Kota Kotamobagu. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang menjelaskan kondisi dan keadaan sebenarnya dari masing-masing pasar untuk kemudian dievaluasi dengan SNI Pasar Rakyat sebagai standar kesesuaian. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa Pasar Serasi sebagai pasar tipe II memiliki tingkat kesesuain terendah, kemudian Pasar 23 Maret sebagai pasar tipe III, serta Pasar Genggulang dan Pasar Poyowa sebagai pasar tipe IV dengan tingkat kesesuaian tertinggi terhadap ketentuan yang telah diatur dalam SNI Pasar Rakyat. Adapun kebutuhan prasarana dan sarana dasar pada fasilitas-fasilitas pasar tradisional tersebut terbagi atas kebutuhan untuk pengadaan, penetapan peraturan, peningkatan kualitas, penertiban, dan memfungsikan yang sudah tersedia. Kata Kunci: Evaluasi, Ketersediaan, Prasarana dan Sarana Dasar, Pasar
ANALISIS TINGKAT PELAYANAN INFRASTRRUKTUR PENDUDKUNG KAWASAN MINAPOLITAN PETASIA DI KABUPATEN MOROWALI UTARA Surbakti, Anugra Prasetyo La'lang; Tondobala, Linda; Supardjo, Suryadi
SPASIAL Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Morowali Utara merupakan wilayah yang di tetapkan sebagai wilayah pengembangan Kawasan Minapolitan menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, maka di tetapkan tiga kecamatan sebagai daerah pengembangan Minapolitan, yaitu Kecamatan Petasia Timur, Kecamatan Petasia dan Kecamatan Bungku Utara.  Kecamatan Petasia adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Morowali Utara sekaligus sebagai Ibukota Kabupaten Morowali Utara. melalui  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Morowali Utara tahun 2014-2034. Luas wilayah yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan di Kecamatan Petasia adalah seluas 169,12ha yang mencakup 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Bahoue dan Kelurahan Kolonodale, Seiring berjalannya waktu, timbul beberapa kesenjangan yang terjadi seperti kurang efektif dan efisiennya dalam penyediaan infrastruktur baik itu sarana penunjang maupun prasarana penunjang di dalam pelaksanaan maupun dalam pengembangan kawasan minapolitan di wilayah Kawasan Minapolitan Petasia. Maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pelayanan infrastruktur pendukung Kawasan Minapolitan Petasia.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Untuk menganalisis gambaran umum dan kondisi infrastruktur Kawasan Minapolitan Petasia lalu menggunakan analisis scala linkert(skoring) untuk mengetahui tingkat pelayanan infrastruktur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengukur tingkat ketersediaan infrastruktur, tingkat kondisi infrastruktur, dan tingkat pemanfaatan infrastruktur. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel pemanfaatan infrastruktur memiliki nilai tertinggi dan nilai terendah adalah variabel Kondisi infrastruktur. Rata-rata tingkat pelayanan Infrastruktur Kawasan Minapolitan Petasia adalah mencapai 71,08% dengan kategori tingkat pelayanan sedang. Kata Kunci : Prasarana Sarana Kawasan Minapolitan. Pelayanan Infrastruktur