Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Mengurangi Bullying melalui Program Pelatihan “Guru Peduli” Saptandari, Edilburga Wulan; Adiyanti, MG
Jurnal Psikologi Vol 40, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.729 KB) | DOI: 10.22146/jpsi.6977

Abstract

This study investigated a strategy of reducing bullying in elementary school through “Guru Peduli” (“Teacher Care”) training. It was a training done for teachers. It aimed to increase teachers’ awareness, knowledge and skills to prevent and reduce bullying. The aim of this quasi-experimental research was to test the effectiveness of “Guru Peduli” training for reducing elementary school bullying. Two elementary schools were involved as the experimental and control groups. There were six classes were for class observation and six locations for playground observation. The observations were done before and after the training. The data were analyzed with Wilcoxon Signed-Rank and Mann-Whitney test. The data showed that there was a significant difference of bullying between the experimental and control schools. There was also a significant reduction of bullying in experimental school after the training. Keywords: bullying, “Guru Peduli” training, teachers’ knowledge
Kompetensi Sosial Remaja Berdasarkan Status Pekerjaan dan Pola Pengasuhan Ibu Apriza, Sekar Tristi; Saptandari, Edilburga Wulan
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 11, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.123 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v11n1.p47-59

Abstract

This study was aimed to determine the difference of adolescents’ social competence based on their mothers’ working and non-working status and parenting styles. The interaction between mothers’ work status and their parenting styles in determining adolescents’ social competence was also tested. A total number of 292 Junior High School students whose ages ranged from 11 to15 years old were involved in this study. Data were collected using online questionnaires of social competence and parenting styles and were analyzed using two-way ANOVA. The results reveal no difference in social competence between adolescents whose mothers are working and those whose mothers are not working. However, a significant difference of the adolescents’ social competence was found when it is based on mothers’ parenting styles. The result also shows no interaction between mothers’ working status and their parenting styles.Keywords: Social competence, adolescents, work status, parenting style, mother Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kompetensi sosial pada remaja dengan ibu bekerja dan tidak bekerja dan perbedaan kompetensi sosial pada remaja ditinjau dari pola asuh ibu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui interaksi antara status pekerjaan ibu dengan pola asuh ibu dalam menentukan kompetensi sosial. Partisipan penelitian adalah 292 remaja siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berusia antara 11-15 tahun. Instrumen yang digunakan untuk koleksi data adalah skala Kompetensi Sosial dan Skala Pola Asuh Ibu. Data penelitian dianalisis menggunakan Two Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kompetensi sosial pada remaja dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. Namun, terdapat perbedaan kompetensi sosial pada remaja ditinjau dari pola asuh ibu. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat interaksi antara status pekerjaan ibu dengan pola asuh ibu dalam menentukan kompetensi sosial remaja.
Kontrol Diri Anak dalam Mengakses Youtube Astriningsih, Salvia; Saptandari, Edilburga Wulan
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 3 (2020): November 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i3.24846

Abstract

Telepon pintar merupakan hasil dari perkembangan teknologi modern yang dapat diterima di masyarakat dan keberadaannya sangat dibutuhkan manusia untuk memudahkan komunikasi dan digunakan sebagai alat berselancar di jejaring internet. YouTube termasuk salah satu program video berbasis internet terpopuler di dunia yang dapat diakses melalui telepon pintar. Peran pengawasan orang tua dan kontrol diri anak menjadi kunci utama untuk meminimalisir penggunaan telepon pintar yang berlebihan, sebab penggunaan telepon pintar yang berlebihan dapat mengganggu berbagai aspek perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pengawasan orang tua terhadap kontrol diri anak Sekolah Dasar dalam mengakses YouTube. Partisipan yang terlibat adalah 402 siswa sekolah dasar negeri. Penelitian dilakukan melalui survei kuesioner. Instrumen pengumpulan data ialah skala pengawasan orang tua dan skala kontrol diri. Analisis data dilakukan dengan teknik regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan orang tua berperan negatif terhadap kontrol diri anak dengan sumbangan efektif sebesar 4,9% terhadap kontrol diri anak Sekolah Dasar dalam mengakses YouTube. Selain itu, ditemukan perbedaan pengawasan orang tua terhadap anak berjenis kelamin perempuan atau laki-laki dan kontrol diri anak perempuan lebih baik dibanding anak laki-laki, namun tidak berperan secara signifikan.Smartphone is becoming increasingly popular and essential in our daily life. Smartphone has a sizeable impact on society and almost all aspects of human life. Smartphone’s addiction among children has been growing since smartphone’s technological evolution and its high accessibility. YouTube is one of the most popular internet based video platforms that can be accessed via a smartphone. The role of parenting monitoring and children self-control is very important in minimizing smartphone’s addiction effects considering all relevant influencing factors. The study aims to determine the role of parenting monitoring towards the self-control of elementary school children in accessing YouTube. Participants in this study were 402 elementary school students. This study was conducted through the use of questionnaire survey method using scale of parenting monitoring and scale of self-control. The technical analysis used in this study was simple linear regression analysis. The results of this study showed that parenting monitoring had a negative effect on self-control of children with an effective contribution of 4.9% to elementary school children’s self-control in accessing YouTube. In addition, differences was found on parenting monitoring towards the children gender between female and male, and the results indicated that self- control of female children is better than male children, although it does not significantly contribute to the results.
Siap Sekolah dari Rumah: Stimulasi Aspek Sosial-Emosional pada Anak Usia Dini Edilburga Wulan Saptandari; Arum Febriani; Ammik Kisriyani
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 5 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i5.2002

Abstract

Anak yang memiliki keterampilan sosial-emosional yang baik cenderung bisa beradaptasi dengan lingkungan dan berhasil dalam pembelajaran. Namun, kondisi pandemi COVID-19 telah membuat interaksi sosial anak menjadi sangat terbatas. Studi ini adalah kajian literatur untuk mengetahui pentingnya kematangan sosial-emosional anak usia dini dalam persiapan memasuki Sekolah Dasar dan bagaimana cara stimulasinya. Studi ini diawali dengan menetapkan beberapa kata kunci yang relevan dengan topik penelitian, menerapkan kriteria inklusi pada artikel yang akan dicari, pencarian artikel, dan diakhiri dengan penulisan kajian literatur. Pada kondisi pandemi COVID-19, stimulasi berbasis rumah menjadi hal yang penting untuk dioptimalkan. Keterlibatan orangtua dan significant others, sebagai sistem terdekat anak (mikrosistem),  sangat dibutuhkan agar anak bisa mencapai perkembangan sosial-emosional sesuai tahapan usianya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah dapat menjadi masukan bagi orangtua untuk terlibat aktif dalam memberikan stimulasi perkembangan sosial-emosional anak. Harapannya, stimulasi berbasis rumah ini akan dilakukan oleh orangtua secara konsisten, bukan hanya dalam kondisi pandemi COVID-19.
Peran Keterampilan Sosial-Emosional Guru terhadap Regulasi Emosi Siswa Sekolah Inklusi Putri Rahmawati; Edilburga Wulan Saptandari
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jip.4.2.120-134.2020

Abstract

Emotion Regulation is important for student social interactions. Inclusive school that facilitate diversity can increase the student conflict. Conflict occurs because of the lack of skill in managing emotion. Therefore, the teacher has a task to support the development of student emotional regulation. The purpose of this study was to empirically examine the role of teacher social-emotional skills on emotional regulation in students at inclusive schools. The participants of this study were 109 students aged 9-13 years from three different inclusive schools at Yogyakarta. The method that used is survey by directly distributing the scale. Student perception about teacher social-emotional skills was measured by Teacher Social and Emotional Practice - Student Perspectives, while emotion regulation is measured with emotion regulation scale. Simple linear regression analysis is used to measure the role of teacher social-emotional skills on emotion regulation. The results showed that student perception about teacher social-emotional skills play a positive role on emotion regulation in students at inclusive schools. The higher student perception about teachers’ social-emotional skill the higher students’ emotion regulation.
Online psychoeducation in the COVID-19 pandemic situation: an effort to improve mental health Edilburga Wulan Saptandari; Zafira Rahmania Nur Shabrina; Acintya Ratna Priwati
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 7, No 1 (2022): February 2022
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v7i1.6348

Abstract

The pandemic situation that occurs often has a psychological impact on the people who experience it. This community service program aims to provide psychoeducation to the public regarding the psychological impacts that may be felt due to the COVID-19 situation. The program is carried out online in the form of UKP Bersinergi UKP Berbagi through WhatsApp, Live Instagram, and Zoom Meeting lectures. This program was held four times in April – October 2020. The keynote speakers in this program are psychologists, while the participants are educational personnel at UGM for Whatsapp lectures and public for Live Instagram and Zoom Meeting. Based on the evaluation given after the event, the UKP Bersinergi UKP Berbagi program is considered effective in providing psychoeducation for participants. This can be seen from the positive response submitted through the evaluation form. In addition, the results of a satisfaction survey related to the UKP Bersinergi UKP Berbagi program during the COVID-19 pandemic showed that most of the participants were satisfied with the services provided.
Kompetensi Sosial Remaja Berdasarkan Status Pekerjaan dan Pola Pengasuhan Ibu Sekar Tristi Apriza; Edilburga Wulan Saptandari
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 11 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.123 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v11n1.p47-59

Abstract

This study was aimed to determine the difference of adolescents social competence based on their mothers working and non-working status and parenting styles. The interaction between mothers work status and their parenting styles in determining adolescents social competence was also tested. A total number of 292 Junior High School students whose ages ranged from 11 to15 years old were involved in this study. Data were collected using online questionnaires of social competence and parenting styles and were analyzed using two-way ANOVA. The results reveal no difference in social competence between adolescents whose mothers are working and those whose mothers are not working. However, a significant difference of the adolescents social competence was found when it is based on mothers parenting styles. The result also shows no interaction between mothers working status and their parenting styles.Keywords: Social competence, adolescents, work status, parenting style, mother Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kompetensi sosial pada remaja dengan ibu bekerja dan tidak bekerja dan perbedaan kompetensi sosial pada remaja ditinjau dari pola asuh ibu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui interaksi antara status pekerjaan ibu dengan pola asuh ibu dalam menentukan kompetensi sosial. Partisipan penelitian adalah 292 remaja siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berusia antara 11-15 tahun. Instrumen yang digunakan untuk koleksi data adalah skala Kompetensi Sosial dan Skala Pola Asuh Ibu. Data penelitian dianalisis menggunakan Two Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kompetensi sosial pada remaja dengan ibu bekerja dan tidak bekerja. Namun, terdapat perbedaan kompetensi sosial pada remaja ditinjau dari pola asuh ibu. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat interaksi antara status pekerjaan ibu dengan pola asuh ibu dalam menentukan kompetensi sosial remaja.
Layanan Telekonseling: Psychological First Aid dalam Situasi Pandemi COVID-19 Edilburga Wulan Saptandari; Ardian Praptomojati; Restu Tri Handoyo; Novita Dewi Anjarsari; Yesica Grahita Rumanti Mahambara
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 13 No. 1 (2022): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.899 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v13n1.p51-71

Abstract

Munculnya pandemi COVID-19 di Indonesia menyebabkan dampak secara langsung maupun tidak langsung pada masyarakat. Dampak psikologis merupakan contoh dampak tidak langsung dari adanya pandemi ini. Masyarakat terpaksa harus mengisolasi diri, membatasi interaksi dengan orang lain, dan mengurangi berbagai kegiatan. Hal tersebut dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan mental mereka. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi agar hal tersebut tidak semakin memburuk. Dengan mendasarkan pada hal tersebut, studi ini bertujuan untuk melihat dampak psikologis dari adanya pandemi COVID-19 dan efektivitas telekonseling dalam meningkatkan kesehatan mental masyarakat Indonesia dalam situasi pandemi ini. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan survei dan wawancara kepada partisipan yang mengikuti layanan telekonseling Lembaga Psikologi X. Data yang diperoleh akan dianalisis secara tematik dengan pendekatan analisis induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 menimbulkan kecemasan, psikosomatis, stres, serta permasalahan emosi, dan relasi. Hadirnya layanan konsultasi secara daring dapat membantu meningkatkan kesehatan mental selama pandemi COVID-19, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih diperlukan beberapa peningkatan dan perbaikan.
Hardiness, Dukungan Sosial, dan Penyesuaian Diri Guru Tingkat Sekolah Dasar di Masa Pandemi Covid-19 Immatulfathina Purifiedriyaningrum; Edilburga Wulan Saptandari
Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP) Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.437 KB) | DOI: 10.22146/gamajop.66553

Abstract

Guru sebagai salah satu aktor utama dalam pendidikan perlu memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik agar mampu merespon ketidakpastian, perubahan, dan kebaruan secara efektif. Riset ini bertujuan untuk mengetahui peran hardiness dan dukungan sosial pada penyesuaian diri guru dalam konteks pembelajaran di masa pandemi Covid-19 di tingkat sekolah dasar. Sebanyak 198 guru di tingkat sekolah dasar terlibat dalam studi survei kuantitatif ini.  Penelitian ini menggunakan convenience sampling sebagai teknik sampling dan menggunakan analisis regresi berganda untuk menganalisis data yang diperoleh. Tiga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala hardiness, skala penyesuaian diri, dan skala dukungan sosial. Hasil analisis membuktikan bahwa secara simultan hardiness dan dukungan sosial berperan pada penyesuaian diri guru dengan sumbangan efektif sebesar 47,8% (F = 89,21; p < 0,01). Hasil tersebut dapat menjadi salah satu dasar bagi pengambil kebijakan di dunia pendidikan guna meningkatkan kemampuan guru dalam menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang terus terjadi.
Identifikasi Kompetensi Psikolog dalam Telekonseling: Metode Delphi Imannatul Istiqomah; Edilburga Wulan Saptandari
Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP) Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.832 KB) | DOI: 10.22146/gamajop.71141

Abstract

Telekonseling telah digunakan di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir dan semakin memuncak saat pandemi terjadi, tetapi belum terdapat panduan spesifik mengenai kompetensi apa saja yang perlu dimiliki psikolog dalam memberikan layanan telekonseling. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar apa saja yang perlu dimiliki psikolog dalam melakukan telekonseling. Identifikasi kompetensi psikolog dilakukan dengan menggunakan metode Delphi, aitem kompetensi awal disusun melalui literature review yang selanjutnya dikirimkan kepada panel ahli untuk diberikan penilaian, komentar dan masukan terkait kompetensi yang ada. Konsensus dilakukan melalui dua kali putaran. Dari 51 orang panel ahli yang diundang sebanyak 31 panel ahli berpartisipasi dalam penelitian dengan latar belakang dosen pengampu Mata Kuliah Konseling, psikolog dan tim penyusun panduan telepsikologi HIMPSI dan AP2TPI. Berdasarkan kesepakatan panel ahli, diperoleh 93 kompetensi yang perlu dimiliki psikolog dalam melakukan telekonseling yang terbagi ke dalam empat kategori yakni pengembangan hubungan interpersonal, pelaksanaan asesmen dan evaluasi, pelaksanaan intervensi dan konsultasi, serta penguasaan kode etik dan standar layanan. Dari hasil penelitian ini diperoleh sejumlah rekomendasi terkait kebijakan dan penelitian selanjutnya.