Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengolahan Tepung Sagu Basah Menjadi Aneka Olahan Makanan Oleh Suku Moi Di Kampung Jeflio Soekamto, Mira Herawati; Ponisri, Ponisri; Sangadji, Zulkarnain
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 2, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v2i1.806

Abstract

Program diversifikasi pangan mengarah pada pengembangan Plasma nutfah hayati lokal dan penganekaragam jenis pangan olahan khususnya pada  wilayah-wilayah pedalamaan dan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Diversifikasi pangan atau yang dikenal dengan penganekaragaman pangan bertujuan untuk meningkatkan bahan pengolahan pangan pada berbagai macam olahan dengan tetap memepertahankan nilai gizi sehingga sasaran ketahanan pangan nasional dapat tercapai dimasyarakat. Kampung Jeflio yang terletak di Kabupaten sorong Papua Barat merupakan kampung yang didominasi suku asli Papua yaitu suku Moi yang mempunyai makanan pokok utama sagu setelah beras. Sumberdaya alam yang melimpah terutama pada tanaman sagunya menjadi sasaaran pengembangan diversifikasi pangan bagi masyarakat Moi karena kenyataan yang ada menunjukkan pemanfaatan dan pengolahan tanaman sagu pada masyarakat Suku Moi hanya pada pengolah menjadi sagu basah yang kemudian diolah menjadi Papeda (makanan khas papua dari sagu). Hasil  dari kegiatan yang dilakukan menunjukkan pengaruh yang nyata dengan adanya dukungan masyarakat dalam mengikuti setiap kegiatan dengan tingkat keaktifan yang tinggi. Kegiatan penyuluhan  tentang budidaya tanaman sagu dan keberlajutan lahan diikuti  masyarakat  suku Moi dan dilanjutkan dengan penanaman bibit tanaman sagu dilapangan. Hasil kegiatan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar pada penambahan wawasan masyarakat Suku Moi tentang arti penting  menjaga keberlanjutan sumberdaya alamnya.  Hasil dari kegiatan pengolahan sagu menjadi berbagai jenis makanan menunjukan adanya peningkatan pada ketrampilan  dalam mengolah sagu menjadi beragam. Tidak hanya kaum ibu tetapi remaja putri juga berperan aktif dalam kegiatan demostrasi pembuatan beberapa jenis  makanan. 
Pemanfaatan Pasir Pantai Sebagai Media Tanaman Holtikultura Di Kampung Werur Kabupaten Tambrauw Sangadji, Zulkarnain; Rosalina, Febrianti; Febriadi, Ihsan
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 1, No 2 (1): July 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v1i2.633

Abstract

Salah satu permasalahan lahan yang ada di Papua Barat adalah lahan pantai berpasir yang hingga kini pemanfaatannya terutama di kampung werur  masih tergolong terbatas. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan  yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami menjadi kendala bagi masyarakat di Kampung Werur khususnya dalam pemanfaatan dan pengolahan pasir sebagai media tanam. Dengan adanya potensi wilayah Papua Barat, khususnya kampung Werur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, maka secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan termasuk pola berfikir masyarakat Kampung Werur didalam memanfaatkan potensi daerahnya sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai sentra pendidikan dan penghasil budidaya tanaman pada lahan pasir di kabupaten Tambraw untuk memenuhi kebutuhan masayarakat. Selain itu, kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat  kampung Werur khususnya dan Kabupaten Tambaruw pada umumnya. Adapun metode penerapan  ini dilaksanakan oleh masyarakat  Kampung Werur sebagai pilot proyek akan dilatih cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta  teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Dari hasil pelaksanaan kegiatan ini, hampir semua proses kegiatan berjalan dengan baik. Dimana pada saat proses penyemaian benih tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik sehingga pada saat memasuki proses penanaman tetap berjalan dengan lancar.
Pengentasan Buta Aksara Melalui Pembelajaran Calistung di Kampung Nanggou Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw Papua Barat Sangadji, Zulkarnain; Febriadi, Ihsan; Rosalina, Febrianti
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 3, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v1i1.1315

Abstract

Pemberantasan buta aksara adalah salahsatu bagian integral terkait pengentasan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan, serta ketidakberdayaan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Distrik Sausapor sebagai Distrik yang berfungsi sebagai Ibu Kota Kabupaten Sementara Kabupaten Tambrauw menuntut masyarakatnya khususnya di daerah Pesisir yang masih memiliki Pendidikan rendah dan kemampuan berkomunikasi yang rendah dengan kemampuan Calistung yang masih sangat membutuhkan pemberdayaan, khususnya  pembelajaran membaca, menulis dan menghitung. Sebagai Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk Buta Aksara terbanyak di Papua Barat, tentunya Pembelajaran Calistung ini sangat perlu dilakukan. Hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap kemampuan berkomunikasi masyarakat. Berdasar pada hal tersebut maka dilakukan kegiatan berupa pengentasan buta aksara melalui  pembelajaran calistung (membaca, menulis, dan berhitung) secara berkelompok dengan tiga tahapan yang dimulai darin tahap persiapan, pelaksanaan hingga  tahapan analisis data. Selanjutnya demi keberlanjutan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut akan dipilih beberapa calon tutor yang akan melanjutkan kegiatan belajar kelompok yang telah dibentuk. Demi meningkatkan kemampuan berkomunikasi masyarakat, metode pembelajaran yang berbasis komunikatif dilakukan agar mampu melatih masyarakat dalam berinteraksi satu sama lainnya. Kemampuan aksara masyarakat diukur melalui pre test (sebelum kegiatan) dan post test (setelah kegiatan). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemapuan Calistung warga belajar setelah dilakukan proses belajar mengajar oleh tutor. Dimana kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sebelum kegiatan adalah 20%, 28%, dan 19% dan meningkat manjadi 84%, 85%, dan 78% setelah kegiatan. Adapaun kegiatan ini tidak akan berjalan lancer jika tidak ada Kerjasama yang baik dari berbagai pihak dan tentunya kesadaran belajar yang tinggi dari warga belajar harus diciptakan agar tujuan kegiatan bisa tercapai dengan baik.
Pemanfaatan Pasir Pantai Sebagai Media Tanaman Holtikultura Di Kampung Werur Kabupaten Tambrauw Zulkarnain Sangadji; Febrianti Rosalina; Ihsan Febriadi
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 1 No. 2 (1): July 2019
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v1i2.633

Abstract

Salah satu permasalahan lahan yang ada di Papua Barat adalah lahan pantai berpasir yang hingga kini pemanfaatannya terutama di kampung werur  masih tergolong terbatas. Lahan pertanian yang terbatas dan pengetahuan masyarakat tentang cara pemanfaatan lahan atau penggunaan media tanam sebagai pengganti lahan  yang minim serta teknik budidaya tanaman yang kurang dipahami menjadi kendala bagi masyarakat di Kampung Werur khususnya dalam pemanfaatan dan pengolahan pasir sebagai media tanam. Dengan adanya potensi wilayah Papua Barat, khususnya kampung Werur untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, maka secara umum tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan keterampilan termasuk pola berfikir masyarakat Kampung Werur didalam memanfaatkan potensi daerahnya sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai sentra pendidikan dan penghasil budidaya tanaman pada lahan pasir di kabupaten Tambraw untuk memenuhi kebutuhan masayarakat. Selain itu, kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat  kampung Werur khususnya dan Kabupaten Tambaruw pada umumnya. Adapun metode penerapan  ini dilaksanakan oleh masyarakat  Kampung Werur sebagai pilot proyek akan dilatih cara pemanfaatan lahan pasir pantai, pengolahan lahan pasir, penyiapan bibit, penananam, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta  teknik perawatan tanaman dan pemanenan. Dari hasil pelaksanaan kegiatan ini, hampir semua proses kegiatan berjalan dengan baik. Dimana pada saat proses penyemaian benih tanaman yang ditanam tumbuh dengan baik sehingga pada saat memasuki proses penanaman tetap berjalan dengan lancar.
Pengolahan Tepung Sagu Basah Menjadi Aneka Olahan Makanan Oleh Suku Moi Di Kampung Jeflio Mira Herawati Soekamto; Ponisri Ponisri; Zulkarnain Sangadji
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2020): January
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v2i1.806

Abstract

Program diversifikasi pangan mengarah pada pengembangan Plasma nutfah hayati lokal dan penganekaragam jenis pangan olahan khususnya pada  wilayah-wilayah pedalamaan dan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Diversifikasi pangan atau yang dikenal dengan penganekaragaman pangan bertujuan untuk meningkatkan bahan pengolahan pangan pada berbagai macam olahan dengan tetap memepertahankan nilai gizi sehingga sasaran ketahanan pangan nasional dapat tercapai dimasyarakat. Kampung Jeflio yang terletak di Kabupaten sorong Papua Barat merupakan kampung yang didominasi suku asli Papua yaitu suku Moi yang mempunyai makanan pokok utama sagu setelah beras. Sumberdaya alam yang melimpah terutama pada tanaman sagunya menjadi sasaaran pengembangan diversifikasi pangan bagi masyarakat Moi karena kenyataan yang ada menunjukkan pemanfaatan dan pengolahan tanaman sagu pada masyarakat Suku Moi hanya pada pengolah menjadi sagu basah yang kemudian diolah menjadi Papeda (makanan khas papua dari sagu). Hasil  dari kegiatan yang dilakukan menunjukkan pengaruh yang nyata dengan adanya dukungan masyarakat dalam mengikuti setiap kegiatan dengan tingkat keaktifan yang tinggi. Kegiatan penyuluhan  tentang budidaya tanaman sagu dan keberlajutan lahan diikuti  masyarakat  suku Moi dan dilanjutkan dengan penanaman bibit tanaman sagu dilapangan. Hasil kegiatan ini mempunyai pengaruh yang sangat besar pada penambahan wawasan masyarakat Suku Moi tentang arti penting  menjaga keberlanjutan sumberdaya alamnya.  Hasil dari kegiatan pengolahan sagu menjadi berbagai jenis makanan menunjukan adanya peningkatan pada ketrampilan  dalam mengolah sagu menjadi beragam. Tidak hanya kaum ibu tetapi remaja putri juga berperan aktif dalam kegiatan demostrasi pembuatan beberapa jenis  makanan. 
Pengentasan Buta Aksara Melalui Pembelajaran Calistung di Kampung Nanggou Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw Papua Barat Zulkarnain Sangadji; Ihsan Febriadi; Febrianti Rosalina
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 3 No. 1 (2021): Januari
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v1i1.1315

Abstract

Pemberantasan buta aksara adalah salahsatu bagian integral terkait pengentasan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan, serta ketidakberdayaan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Distrik Sausapor sebagai Distrik yang berfungsi sebagai Ibu Kota Kabupaten Sementara Kabupaten Tambrauw menuntut masyarakatnya khususnya di daerah Pesisir yang masih memiliki Pendidikan rendah dan kemampuan berkomunikasi yang rendah dengan kemampuan Calistung yang masih sangat membutuhkan pemberdayaan, khususnya  pembelajaran membaca, menulis dan menghitung. Sebagai Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk Buta Aksara terbanyak di Papua Barat, tentunya Pembelajaran Calistung ini sangat perlu dilakukan. Hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap kemampuan berkomunikasi masyarakat. Berdasar pada hal tersebut maka dilakukan kegiatan berupa pengentasan buta aksara melalui  pembelajaran calistung (membaca, menulis, dan berhitung) secara berkelompok dengan tiga tahapan yang dimulai darin tahap persiapan, pelaksanaan hingga  tahapan analisis data. Selanjutnya demi keberlanjutan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut akan dipilih beberapa calon tutor yang akan melanjutkan kegiatan belajar kelompok yang telah dibentuk. Demi meningkatkan kemampuan berkomunikasi masyarakat, metode pembelajaran yang berbasis komunikatif dilakukan agar mampu melatih masyarakat dalam berinteraksi satu sama lainnya. Kemampuan aksara masyarakat diukur melalui pre test (sebelum kegiatan) dan post test (setelah kegiatan). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemapuan Calistung warga belajar setelah dilakukan proses belajar mengajar oleh tutor. Dimana kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sebelum kegiatan adalah 20%, 28%, dan 19% dan meningkat manjadi 84%, 85%, dan 78% setelah kegiatan. Adapaun kegiatan ini tidak akan berjalan lancer jika tidak ada Kerjasama yang baik dari berbagai pihak dan tentunya kesadaran belajar yang tinggi dari warga belajar harus diciptakan agar tujuan kegiatan bisa tercapai dengan baik.
The Effect of Various Treatment of Bio Boost Fertilizer On The Growth and Yield of Melon (Cucumis melo. L) Zulkarnain Sangadji; Nurul Fajeriana; Akhmad Ali
Agrologia Vol 10, No 2 (2021): Agrologia: Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman
Publisher : Faculty of Agriculture, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ajibt.v10i2.1428

Abstract

Bio boost is a biological fertilizer containing superior soil microorganisms, useful for increasing soil fertility as a result of soil biochemical processes. Bio boost biofertilizer contains Azotobacter sp., Azospirillum sp., Bacillus sp., Pseudomonas sp., and Cytophaga sp. One of the applications of organic cultivation is the use of biological fertilizers in the cultivation of melons. Melon is a horticultural commodity that has a fairly high economic value and is profitable to be cultivated as a source of farmers' income. This research was conducted in Jamaimo Village, Mariat District, Sorong Regency from July to November 2020. This study used a single factor with a randomized block design consisting of 4 levels of treatment. Each treatment was repeated 4 times so that 16 experimental units were obtained. The concentration of Bio boost treatment is as follows: P1 = Treatment with a concentration of 500 ml bio boost + 1000 ml water; P2 = Treatment with a concentration of 700 ml bio boost + 800 ml water; P3 = Treatment with a concentration of 900 ml bio boost + 600 ml water; P4 = Treatment with a concentration of 1100 ml bio boost + 400 ml water. The results of the study found that the application of bioboost with various concentrations affected the length of the vine, the number of leaves, the weight of the fruit and the fruit diameter of the melon plant. Treatment with a concentration of 1100 ml bioboost + 400 ml water (P4) can increase the length of the tendrils up to 108.34 cm, the number of leaves 42.75, fruit weight 1.61 kg, and melon diameter 17.56 cm.Keywords: Organic_fertiliser; Bioboost; Melon
Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Aplikasi Pupuk Organik Cair Nasa Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis Pada Tanah Sawah Zulkarnain Sangadji
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.406 KB) | DOI: 10.33506/md.v10i1.155

Abstract

Exploiting organic liquid fertilizer to lessening use fertilizer inorganic and fertilizer cage can becoming. one the solution in improving production sweet corn by exploiting land rice. Research executed  at  Waimital village, sub district of Kairatu,  sub-Province Seram  Part of West. Research take place from Desember 2013 to Maret, 2014.  The research was conducted using a randomized block design consisting of no fertilizing (0 ml / L), application of  POC (7.5 ml/L, 15 ml/L, 22.5 ml/L, and 30 ml/L)  and application time  2 MST (W1) , 2, 4 MST (W2), and 2,4,6 MST (W3). Each treatment consisted repeated that there are 30 treatment  attempt. The result showed that organic liquid fertilizer having an effect on reality to is high crop, wide  leaf, long  cob, and  cob weight. Concentration organic liquid fertilizer 30 ml/L yielding production cob weight best equal to 271.35 g/cob. Application time have an effect on reality to is high  crop and wide leaf, while cob length and cob weight do not have an effect on reality. Application time times namely : 2,4, and 6 MST (W3 ) the best  results in the appeal of other treatments. Best combination shown by treatment  concentration 30 ml / L with application time 3 times namely : 2, 4, and 6 week after planting ( N4W3).
Karateristik Demografi, Sosial Dan Ekonomi Terhadap Alih Fungsi Lahan Petani Di Distrik Aimas Kabupaten Sorong Zulkarnain Sangadji; Uswatul Mardliyah
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 10 No. 3 (2018): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.723 KB) | DOI: 10.33506/md.v10i3.179

Abstract

Kabupaten sorong merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Papua Barat yang dijadikan sebagai  salah satu daerah  pengembangan pertanian.  Perilaku dan pola hidup mayarakat petani  telah merubah penggunaan lahan pertanian ke non pertanian di beberapa wilayah di kabupaten sorong seperti pada Distrik Aimas.  Distrik Aimas sebagai bagian dari  Kabupaten Sorong mengalami peningkatan pembangunan yang begitu pesat sehingga berakibat pada  pergeseran penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Penurunan produksi hasil pertanian akibat berkurangnya lahan akan menjadi permasalahan di masa yang akan datang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik demografi, sosial dan ekonomi  terhadap alih fungsi lahan pertanian di Distrik Aimas. Metode yang digunakan adalah  Metode penelitian sensus digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data secara keseluruhan dari populasi tanpa diambil sampel. Metode ini dipilih karena jumlah penduduk yang masuk dalam kategori responden adalah yang mengalihkan lahannya pertaniannya ke non pertanian  dikarenakan telah pindah, meninggal dunia, serta penduduk yang tidak melapor kepada kepala kelurahan atau ketua kelompok tani ketika mengalihfungsikan lahan pertaniannyaBerdasarkan hasil penelitian diketahui Karateristik demografi, sosial dan ekonomi kelurga petani , dimana 66,67 % petani tergolongan dalam kelompok keluarga sedang  dengan sebaran usia kepala keluarga tergolong masih produktif  sebesar 33,33 % sedangkan   tingkat pendidikan kepala kelurga didominasi  oleh lulusan Sekolah Menegah Pertama (SMP) sebesar 50, 00 %.  Minimnya pengetahuan dan keterampilan petani berdampak kepada aspek  ekonomi keluarga petani.Kata Kunci : Demografi, sosial, ekonomi, alih fungsi lahan
Kajian Sistem Budidaya Tanaman Sawi (Brassica juncea L ) Di Petani Kelurahan Malawele Distrik Aimas Kabupaten Sorong Zulkarnain Sangadji
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v9i1.312

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui teknik-teknik budidaya tanaman sawi (Brassica juncea L)  yang dilakukan petani di di Kelurahan Malawele Distrik Aimas Kabupaten Sorong. P Petani budidaya tanaman sawi di Distrik Aimas masih melakukan kegiatan budidaya tanaman sawi yang belum sesuai standar yang ada seperti pada kegiatan pemupukan yang dilakukan dengan sistem tabur, tidak digunakan jarak tenam tertentu karena benih menggunakan sistem sebar pada areal lahan sehingga kepadatan tanaman tinggi dan ketergantungan pada pemberian pupuk anorganik. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif maupun kualitatif.