Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

APLIKASI Brachionus plicatilis UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN BANDENG Chanos chanos Forskal PADA KELOMPOK PERIKANAN USAHA BERSAMA KABUPATEN ACEH TIMUR Sri Jayanthi; Zulfan Arico; Teuku Muhammad Faisal
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i1.246-251

Abstract

In seed cultivation business, feeding seeds is a critical component towards successful cultivation. The problems faced at this time are the low level of technology and knowledge possessed by farmers, both types of feed, supplementary feeding and water management, so that the growth rate and survival rate obtained in milkfish cultivation are still very low. For this reason, accurate information and training is needed regarding milkfish hatchery technology as a reference that can be used by milkfish farmers. Based on the problems faced by the Joint Business Fisheries Group partners and the results of the agreement between the University of Samudra Community Service Team and partners, solutions were obtained (1) socialization of the importance of natural fish feed, namely rotifers for the survival of milkfish, (2) training in culture techniques Rotifers (Brachionus plicatilis) as natural food for milkfish, (3) making ponds/ aeration tanks for culture Rotifers (Brachionus plicatilis) as natural food for milkfish. The method of implementing the activities includes four main stages, namely field surveys, socialization, training, and assistance to monitor and evaluate the progress of the results of activities for the sustainability of the program in the village. Activities that have been carried out include four main stages, namely field surveys, socialization of activities, training on natural food culture, rearing and harvesting of fish that will be carried out at the end of August, and assistance to monitor and evaluate the progress of the results of activities for the sustainability of the program in the Gampong Baroh Bugeng. So that there has been an increase in knowledge and skills about the importance of natural food in the form of Brachionus plicatilis in milkfish cultivation so that currently milkfish farmers increase milkfish yields, increase the quality and quantity of live seeds so they can increase milkfish production and yields and create ponds. Rotifera (Brachionus plicatilis) culture aeration tub as natural fish food.
Condition of Mangrove Forest Vegetation Kuala Langsa, Langsa City, Aceh Suri Purnama Febri; Andika Putriningtias; Teuku Muhammad Faisal
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.922 KB)

Abstract

Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua (Spalding et al., 2010). Mangrove adalah tumbuhan berkayu yang hidup diantara daratan dan lautan daerah pasang surut, kondisi tanah berlumpur dan salinitas tinggi di daerah tropis dan subtropis (Duke et al., 2007). Ekosistem Mangrove merupakan suatu ekosistem khas pada daerah pantai yang memiliki produktivitas tinggi dan berperan sebagai fungsi fisik, ekologis dan ekonomis. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui kondisi vegetasi hutan mangrove di Kuala Langsa, Kota Langsa. Metode pengambian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara Purposive Sampling. Pengamatan terdiri atas 3 stasiun, pada tiap stasiun ditentukan 3 transek/plot. Transek dimulai dari arah laut menuju ke daratan dan tegak lurus garis pantai. Pengukuran dilakukan terhadap pohon (20mx20m), pancang (5m x5m), dan semai (2m x2m) yang meliputi inventarisasi jenis, jumlah individu, diameter dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi di hutan mangrove Kuala Langsa didominasi jenis R.apiculata, baik pada tingkat semai, pancang dan pohon. Selanjutnya pada kawasan hutan magrove Kuala Langsa diperoleh 5 jenis mangrove sejati dan 2 jenis komponen mangrove ikutan.
Analisis Kelayakan Budidaya Perikanan Air Payau Berdasarkan Analisis Kualitas Air Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur Teuku Muhammad Faisal; Andika Putriningtias; Teuku Kusnafizal
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.639 KB)

Abstract

Wilayah Aceh Timur sebagian besar merupakan kawasan pesisir, dengan potensi perikanan air payau dan laut khususnya produksi perikanan budidaya adalah terbesar di Provinsi Aceh, oleh karena itu diperlukan pengelolaan secara tepat dan berkelanjutan dalam pengelolaan wilayah pesisir di kabupaten tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan budidaya ikan air payau berdasarkan analisis kualitas air di wilayah pesisir. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analisis spasial Sistem Informasi Geografis (SIG), sampel parameter perairan dikumpulkan dari 5 titik sampling di perairan tambak. Kualitas air pada perairan tambak yang diukur meliputi 5 parameter yang sangat berpengaruh terhadap komoditas tambak, diantaranya : salinitas; pH; oksigen terlarut; kecerahan air dan kandungan nitrat. Data parameter kualitas air yang diukur pada lokasi penelitian dan kemudian dianalisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis dengan metode overlay untuk menghasilkan peta tambak dalam pengembangan budidaya air payau di pesisir Alue Kumba, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur. Hasil penelitian pemetaan tambak diwilayah pesisir Alue Kumba, Kabupaten Aceh Timur berdasarkan analisis kualitas air sebagai upaya pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan, maka berdasarkan hasil pengamatan dan analisis sampel kualitas air sebagaimana digambarkan dalam peta pada hasil penelitian diketahui bahwa dari hasil kajian tersebut pada pengambilan sampel kualitas didapatkan hasil kelayakan dalam usaha budidaya perikanan air payau di pesisir Alue Kumba, dalam hal ini memenuhi syarat sesuai standar baku mutu kualitas air dalam usaha budidaya perikanan air payau.
Identifikasi Penyebab Kegagalan Panen Petani Tambak: Inventory, Dan Implikasi Biosecurity Perikanan Kota Langsa Fauziah Azmi; Teuku Muhammad Faisal; Aldi Suransyah; Sorbakti Sinaga; Amir Firli
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.514 KB)

Abstract

Penyakit merupakan faktor utama penyebab kegagalan panen yang menghantui masyarakat petani tambak diakibatkan kerugian yang diderita. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme terpadu dalam pengelolaan penyakit ikan di suatu kawasan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi penyebab kegagalan panen, terutama penyakit yang pernah menjangkiti ikan budidaya di daerah tersebut untuk menyediakan informasi awal yang bisa digunakan untuk pengambilan tindakan dan kebijakan oleh pihak terkait dalam hal ini pemerintah, serta memberikan arah penelitian yang jelas pada akademisi agar memperkuat penelitian terkait penyakit ikan yang berjangkit didaerahnya. Oleh karena itu, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk menyelidiki sejarah penyakit ikan yang pernah merebak dikalangan petani tambak Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan panen didominasi oleh penyakit ikan, termasuk penyakit karantina seperti white spot syndrome virus pada udang, diikuti oleh bencana alam seperti pasang purnama. Selain itu, hasil wawancara dengan petani tambak juga menunjukkan masih rendahnya tingkat kesdaran masyarakat terhadap mekanisme biosecurity perikanan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai informasi awal penegakan prosedur biosecurity Kota Langsa sekaligus sebagaimasukan dalam menyusun strategi penguatan sektor perikanan.
Effectiveness Of Biofloc Wastewater From Catfish Aquaculture As Inoculum To Start New Production Cycle Agus Tarmizi Syam; Cut Mulyani; Teuku Muhammad Faisal
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.212 KB)

Abstract

Air limbah budidaya ikan yang menggunakan sistem bioflok diujicobakan sebagai starter dalam media pemeliharaan untuk memperpendek waktu tunggu diantara dua siklus produksi ikan lele. Empat dosis limbah yang berasal dari siklus produksi sebelumnya dijadikan sebagai perlakuan. Efektivitas keempat dosis tersebut diuji terhadap beberapa variabel pertumbuhan, nisbah konversi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan lele. Hasil analisis data menunjukkan bahwa air limbah bioflok dapat digunakan untuk memulai siklus budidaya baru karena tidak mengakibatkan hasil yang buruk terhadap benih ikan lele. Hasil terbaik ditunjukkan oleh kelompok yang kedalam media pemeliharaannya ditambahkan 50% limbah bioflok. Kelompok ini menunjukkan laju pertumbuhan harian sebesar 1,9%. Namun tingkat kelangsungan hidup pada kelompok ini hanya mencapai 78%. Hasil ini tidak lebih baik dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, dimana pembuatan bioflok dimulai dari awal. Lebih jauh lagi, pemberian dosis limbah bioflok yang tinggi dapat berakibat fatal karena tingginya angka mortalitas pada benih.
KEANEKARAGAMAN JENIS KEPITING DI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KUALA LANGSA, KOTA LANGSA, ACEH Andika Putriningtias; Teuku Muhammad Faisal; Siti Komariyah; Syamsul Bahri; Helmy Akbar
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.103 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i1.1074

Abstract

Abstract : Mangrove is a vegetation that has many benefits. One of them, mangrove provide living space to many organism. Crabs are one of a wide variety of invertebrate animals that live in association with mangroves. The importance of the role of crabs in the mangrove ecosystem because the crab is a burrowing organism, so it will support the mangrove land becomes fertile. This study aims to determine the diversity of crabs, dominant or most commonly found crab species and crab living habitats associated with mangrove trees around Kuala Langsa mangrove forest, Langsa City, Aceh. This research is only descriptive. Sampling is done by 2 methods that is qualitative in quadrant plot 5x5 meter2 and quantitative in quadrant plot 1x1 meter2. From the results of the study found 15 species of crabs from 7 genera and 5 families. The index value of diversity for all research stations was included in the medium category. The uniformity index is high and there is no type dominance on all stations. Of the 15 types of crabs, there are 3 types of economical crabs (Scylla serrata, Scylla olivacea and Thalamita crenata) and 12 types of non-economical crabs. In general, the crabs of the Genus Uca are the most commonly found crabs in the study sites. Keywords: Aceh, Biodiversity, Crabs, Kuala Langsa,  Mangrove  Abstrak : Mangrove merupakan suatu vegetasi yang memiliki banyak manfaat. Salah satu dari manfaat mangrove adalah menyediakan ruang hidup bagi banyak organisme. Kepiting merupakan salah satu dari berbagai jenis hewan avertebrata yang hidup berasosiasi dengan mangrove. Pentingnya peran kepiting pada ekosistem mangrove karena kepiting merupakan hewan yang hidup meliang, sehingga akan membuat tanah pada ekosistem mangrove menjadi subur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis kepiting, jenis kepiting yang mendominasi atau paling sering ditemukan dan habitat hidup kepiting yang berasosiasi dengan pohon mangrove di sekitar hutan mangrove Kuala Langsa, Kota Langsa, Aceh.Penelitian ini bersifat deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan 2 metode yaitu kualitatif pada kuadran plot 5x5 meter2  dan kuantitatif pada kuadran plot 1x1 meter2. Dari hasil penelitian ditemukan 15 jenis kepiting dari 7 genus dan 5 famili.Nilai indeks keanekaragaman untuk semua stasiun penelitian termasuk dalam kategori sedang.Indeks keseragaman tinggi dan tidak ada dominansi jenis pada seluruh stasiun.Dari 15 jenis kepiting, terdapat 3 jenis kepiting ekonomis (Scylla serrata, Scylla olivacea dan Thalamita crenata) dan 12 jenis kepiting non-ekonomis.Secara umum, kepiting dari genus Uca merupakan kepiting yang paling banyak ditemukan di lokasi penelitian. Kata kunci: Aceh, Keanekaragaman, Kepiting, Kuala Langsa, Mangrove
KAJIAN KECUKUPAN HARA FOSFOR PADA LAHAN SULFAT MASAM POTENSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI Syamsul Bahri; Teuku Hasan Basri; Rahmatsyah Rahmatsyah; Teuku Muhammad Faisal
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 19 No 1 (2021): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32663/ja.v19i1.1534

Abstract

The development of acid sulfate land for agricultural land faces many obstacles, including high soil acidity and low P nutrient availability due to fixation by Al and Fe. Soil characteristics in the Langsa City area are classified as marginal soils with high soil acidity. But to ensure the successful management of acid sulfate into productive agricultural land must be managed properly. One effort can be done to ensure the successful management of acid sulfate land into productive land. This research was conducted in the acid sulfate field of Simpang Wie village, East Langsa Subdistrict, Langsa City, which was conducted in Mai until September 2019. This study aimed to determine the P dose of some soybean varieties in potential acid sulfate fields. This research used a factorial randomized block design (RBD) with 2 replications. The first factor is the soybean variety factor (V) which consists of 4 varieties namely V1 = Burangrang, V2 = Sibayak, V3 = Anjasmoro, and V4 = Willis and the second factor is the dose of Phosphorus fertilizer (P) which consists of 4 levels namely P1 = 0 kg P2O5, P2 = 36 kg P2O5, P3 = 72 kg P2O5 and P4 = 108 kg P2O5. Provision of Phosphorus nutrients in various soybean varieties significantly differ in plant height at ages 4 and 6 MST, number of productive branches at age 6 MST, number of pods per plant, the weight of 100 soybean seeds, and nutrient content of acid sulfate soils. The best phosphorus nutrient to increase the growth and yield of soybean plants in acid sulfate soils is 108 kg ha-1 P2O5. Willis soybean varieties are more responsive to the supply of Phosphate nutrients in acid sulfate soils which are characterized by the best growth and yield of soybeans compared to other varieties.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Lele dengan Teknologi Sistem Bioflok di Era Pandemi Covid-19 Muhammad Jamil; Teuku Muhammad Faisal
Cendekia : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Desember
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3221.386 KB) | DOI: 10.32503/cendekia.v3i2.1936

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan dalam rangka untuk mengembangkan pengetahuan dan teknologi serta inovasi kepada masyarakat terutama masyarakat yang menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian. Permasalahan yang perlu mendapat solusi terhadap masyarakat yang membudidayakan ikan lele dengan sistem bioflok di Desa Bayeun Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur, masih lemahnya dalam pengusaan teknologi budidaya itu sendiri sehinggga pihak pengusul harus membantu mitra dan pihak lainnya dalam menguasi teknologi tersebut sehingga nantinya peternak dapat menerapkannya dalam kegiatan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Penggunaan teknologi bioflok dirasa memberi manfaat yang besar bagi peternak karena teknologi ini bisa menghemat penggunaan pakan. Setelah diperkenalkan penggunaan, manfaat dan cara penggunaan teknologi dalam menerapkan budidaya ikan lele kepada masyarakat atau peternak ikan diharapkan peternak tertarik dengan teknologi tersebut agar dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan lele dengan sistem bioflok di masa mendatang.
INDUKSI PEMIJAHAN SEMI ALAMI DENGAN KOMBINASI HORMON SPAWNPRIME DAN OVASPEC PADA IKAN PERES (Osteochilus kappeni) Lijana lijana; Teuku Muhammad Faisal; Siti Komariyah
JURNAL AKUAKULTURA Vol 5, No 1 (2021): JURNAL AKUAKULTURA
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ja.v5i1.3886

Abstract

This study aims to analyze the combination of Spawnprime and Ovaspec hormones on the gonad maturity process and the broodstock of Peres fish (Osteochilus kappeni). The method used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatment levels and 3 replications. The results showed that the combination of Spawnpriment Hormones and Ovaspec in Peres broodfish had a significant effect on IKG, Fecundity, Degree of Fertilization, and Degree of Hatching. However, the increase in absolute weight and egg diameter of Peres fish had no significant effect. The results showed that the combination of Spawnprime and Ovaspec hormones in Peres broodfish had a significant effect on IKG P4 9.16%, P3 8.41%, P2 7.36%, P1 0%. Fecundity P3 11057.54 items, P4 9351.43 items, P2 9210.0 items, P1 0 items. The degree of conception P4 96.00%, P3 95.33, P2 80.33, P1 0%. And the degree of hatching P4 97.93%, P3 92.74, P2 91.70, P1 0%. However, it did not significantly affect the increase in absolute weight P1 4.00 g, P4 3.50 g, P3 and P2 have the same value, namely 3.33 m. Egg diameter P1 0.36 mm, P2 0.33 mm, P2 0.32 mm and 0.29 mm.