Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Pengaruh Dosis Probiotik Em-4 (Effective Mikroorganisme-4) dalam Pakan Komersil terhadap Peningkatan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin Siam (Pangasisus hypophthalmus) Santy Desima Simamora; Suri Purnama Febri; Rosmaiti Rosmaiti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 3 (December, 2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v8i3.5849

Abstract

There are several types of catfish, one of which is siamese catfish which has a scientific name (Pangasius hypopthalmus). Often the farmers spend money on fish feed there are not many farmers who are able to find out how to give to fish without hugging the feed that many of them are adding probiotics EM-4 The purpose of this study is to analyze the influence of probiotic feed EM-4 on feed to the growth and survival of fish siamese catfish. This study was conducted in Green House Universitas Samudra using RAL consisting of 4 treatments and 5 replays is P1 (probiotic administration EM-4 0ml/kg), P2 (probiotic administration EM-4 10ml/kg), P3 (probiotic Administration 15ml/kg), P4 (probiotic administration 20ml/kg). The meters observed are SR, weight growth, long growth, daily growth rate, FCR, feed efficiency, water quality. The results of this study showed that the treatment of the addition of EM-4 probiotics in catfish had a noticeable effect on the growth of absolute weight, absolute length growth, daily growth rate, and had no noticeable effect on SR, FCR, feed efficiency. The highest weight growth and length was in the P3 treatment (dose addition 15ml/kg) with a total weight of 8.5 gr and length 5.6 cm.Keywords: Probiotic Em-4, Pangasius hypopthalmus, Growh, Survival
Adaptasi waktu pencahayaan sebagai strategi peningkatan pertumbuhan ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) Suri Purnama Febri; Antoni Antoni; Riza Rasuldi; Agustinus Sinaga; Teuku Fadlon Haser; Muhammad Syahril; Suraiya Nazlia
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 7: No. 2 (October, 2020)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v7i2.2509

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan bawal yang diberi perlakuan cahaya pada malam hari. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pada setiap perlakuan dengan waktu pencahayaan selama P1=12 jam, P2=16 jam, P3=20 jam, dan P4=24 jam. Hasil dari perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan, bobot mutlak, panjang mutlak, dan rasio konversi pakan (FCR). Sedangkan pada sintasan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Laju pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada P4 sebesar 5,30%, sedangkan laju pertumbuhan yang terendah terdapat pada P1 sebesar 4,47%. Berat mutlak tertinggi didapat pada P4 sebesar 25,40 gr, sedangkan berat mutlak terendah pada P1 sebesar 17,91 gr. Selanjutnya pada parameter panjang mutlak yang tertinggi juga pada P4 sebesar 4,66 cm, sedangkan yang terendah pada perlakuan P1 sebesar 3,66 cm. Pada rasio konversi pakan memiliki nilai tertinggi pada P1 sebesar 1,69±0,02  dan  terendah pada P2 sebesar 1,45±0,12. Dari hasil perekayasaan dengan waktu pencahayaan pada lingkungan budidaya, semakin lama waktu pencahayaan yang diberikan maka pertumbuhan yang dihasilkan memiliki kategori semakin baik.Kata kunci: ikan bawal; lampu pijar; pertumbuhan; rekayasa cahayaAbstractThis study aims to determine the growth rate of pomfret, which is treated with light at night. The method used in this study is an experimental method with 4 treatments and 3 replications. At each treatment with lighting times for P1 = 12 hours, P2 = 16 hours, P3 = 20 hours, and P4 = 24 hours. The results of these treatments significantly influence the growth rate, absolute weight, absolute length, and feed conversion ratio (FCR), whereas the survival does not have a significant difference. The highest daily growth rate is in P4 of 5.30%, while the lowest growth rate is at P1 of 4.47%. The highest total weight in P4 of 25,40 gr, while the lowest total weight at P1 is 17.91 gr. Furthermore, the highest absolute parameter is P4 of 4.66 cm, while the lowest in the first step is 3.66 cm. The feed conversion ratio has the highest value at P1 at 1.69 ± 0.02 and the lowest at P2 at 1.45 ± 0.12. From the results of engineering with the lighting time in the aquaculture environment, the longer the lighting time is given, the better the resulting growth has been.Keywords: pomfret; incandescent bulbs; growth; light modification
Efektivitas Penambahan Astaxanthin pada Pakan Komersil untuk Meningkatkan Kecerahan Warna, Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Komet (Carassius auratus) Zulfahmi Phonna; Suri Purnama Febri; Hannisah Hanisah
MAHSEER: Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Vol 4 No 1 (2022): Januari : Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Publisher : Universitas Gajah Putih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.056 KB) | DOI: 10.55542/mahseer.v4i1.123

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of adding Astaxanthin to commercial feed to increase color brightness, growth and survival rate of comet fish. This study used a completely randomized design (RAL) with 4 treatments and 3 replications. The treatment given was (P1) = without Astaxanthin; (P2)= 250 mg Astaxanthin /1/2 kg of feed; (P3)= 500 mg Astaxanthin /1/2 kg feed; (P4) 750 mg Astaxanthin/1/2 kg feed. Parameters observed were color brightness, absolute length growth rate, absolute weight growth, daily growth rate, survival rate, and FCR. The results showed that the effectiveness of adding Astaxanthin to commercial feed did not have a significant effect (Fhit<Ftab) on increasing color brightness, absolute length growth, daily growth rate, survival rate and had a significant effect (Fhit>Ftab) on absolute weight growth, FCR. The additional dose of Astaxanthin P4 (750 mg) was the best dose for absolute weight growth and FCR.
Aplikasi Turbin Savonius sebagai Penggerak Aerator: Sebuah Alternatif Penyelesaian Permasalahan Petani Tambak Tradisional di Rantau Selamat, Aceh Timur Suri Purnama Febri; Syarizal Fonna; Syifaul Huzni; Darwin Darwin
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 1 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i1.4244

Abstract

Kualitas air tambak menjadi menurun akibat penumpukan kotoran udang, aktivitas bakteri, ganggang, dan lain-lain, sementara penggantian air baru juga memiliki risiko yang tinggi dengan tingginya kemungkinan masuknya virus berbahaya ke dalam tambak. Salah satu cara untuk menjaga kualitas air tambak adalah dengan melakukan aerasi secara teratur. Ketersediaan listrik menjadi kendala untuk areal tambak udang di Desa Alue Kumba akibat belum terkoneksinya jaringan listrik PLN. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efektivitas kincir angin sebagai solusi penyediaan oksigen terlarut pada tambak udang tradisional di Desa Alue Kumba serta dapat menjaga kualitas air selama pemeliharaan udang yang dapat berujung pada peningkatan produktivitas tambak. Perlakuan yang diterapkan merupakan kombinasi konstruksi kincir angin dan air tambak dengan sistem kecepatan angin oleh turbin savonius yang ditimbulkan untuk menggerakkan bagian kipas yang memunculkan tenaga pembangkit gelembung pada kolam tanah (tambak). Hasil kombinasi kincir yang dilakukan efektif dalam menghasilkan oksigen terlarut dalam tambak tradisional di Desa Alue Kumba Kecamatan Rantau Selamat Kabupaten Aceh Timur.
PELATIHAN PENERAPAN SISTEM “APARTEMENT” BAGI BUDIDAYA CACING SUTRA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN CUPANG DI DESA KAMPUNG BARU, KECAMATAN LANGSA LAMA, KOTA LANGSA Suri Purnama Febri; Teuku Fadlon Haser; Andri Yusman Persada; Kartika Aprilia Putri; Herlina Putri Endah Sari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6466

Abstract

ABSTRAKCacing sutra merupakan pakan hidup yang disukai ikan khususnya larva ikan. Hal ini karena ukurannya yang kecil sehingga mudah dimakan. Kesesuaian pakan hidup yang diberikan akan semakin membuat besar larva ikan hidup dan tumbuh. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu membantu mitra untuk meningkatkan hasil produksi ikan cupang dengan pemberian cacing sutra yang dibudidayakan dengan sistem apartement. Metode yang digunakan melalui beberapa tahap, yaitu sosialisasi, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih jelas tentang maksud dan tujuan tim mengadakan pelatihan penerapan sistem Apartement. Pendampingan dilakukan berupa pembuatan sistem apartemen dan pembuatan pakan cacing sutra dengan menggunakan ampas tahu yang difermentasikan menggunakan larutan EM 4 dan molase selama 3 hari, kemudian pakan siap digunakan. Hasil monitoring dan evaluasi mitra mampu serta terampil membuat wadah sistem apartemen serta pakan cacing sutra dari ampas tahu. Selanjutnya mitra juga sudah sangat faham bagaimana pola kerja dalam melakukan budidaya cacing serta dengan menggunakan sistem apartemen.  Kata kunci: cacing sutra; sistem apartement; ikan cupang; desa kampung baru. ABSTRACTTubifex sp. are live food that is preferred by fish, especially fish larvae. This is because of its small size so it is easy to eat. The suitability of the live feed given will make the larger fish larvae live and grow. The purpose of this community service activity is to help partners to increase the production of betta fish by giving silk worms that are cultivated with the apartment system. The method used goes through several stages, namely socialization, mentoring, monitoring and evaluation. The socialization was carried out to provide clearer information about the goals and objectives of the team holding training on the application of the Apartment system. Assistance is provided in the form of building an apartment system and making feed for Tubifex sp. by using tofu dregs which was fermented using EM 4 solution and molasses for 3 days, then the feed was ready for use. The results of monitoring and evaluation of partners are capable and skilled in making apartment system containers and tubifex sp. feed. from tofu dregs. Furthermore, partners also understand very well how the work pattern in cultivating Tubifex sp. using the apartment system. Keywords: tubifex sp. apartment system; Betta splend; kampung baru village.
Pengaruh Dosis Probiotik Em-4 (Effective Mikroorganisme-4) dalam Pakan Komersil terhadap Peningkatan Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin Siam (Pangasisus hypophthalmus) Santy Desima Simamora; Suri Purnama Febri; Rosmaiti Rosmaiti
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 3 (December, 2021)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v8i3.5849

Abstract

There are several types of catfish, one of which is siamese catfish which has a scientific name (Pangasius hypopthalmus). Often the farmers spend money on fish feed there are not many farmers who are able to find out how to give to fish without hugging the feed that many of them are adding probiotics EM-4 The purpose of this study is to analyze the influence of probiotic feed EM-4 on feed to the growth and survival of fish siamese catfish. This study was conducted in Green House Universitas Samudra using RAL consisting of 4 treatments and 5 replays is P1 (probiotic administration EM-4 0ml/kg), P2 (probiotic administration EM-4 10ml/kg), P3 (probiotic Administration 15ml/kg), P4 (probiotic administration 20ml/kg). The meters observed are SR, weight growth, long growth, daily growth rate, FCR, feed efficiency, water quality. The results of this study showed that the treatment of the addition of EM-4 probiotics in catfish had a noticeable effect on the growth of absolute weight, absolute length growth, daily growth rate, and had no noticeable effect on SR, FCR, feed efficiency. The highest weight growth and length was in the P3 treatment (dose addition 15ml/kg) with a total weight of 8.5 gr and length 5.6 cm.Keywords: Probiotic Em-4, Pangasius hypopthalmus, Growh, Survival
Adaptasi waktu pencahayaan sebagai strategi peningkatan pertumbuhan ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) Suri Purnama Febri; Antoni Antoni; Riza Rasuldi; Agustinus Sinaga; Teuku Fadlon Haser; Muhammad Syahril; Suraiya Nazlia
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 7: No. 2 (October, 2020)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v7i2.2509

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan bawal yang diberi perlakuan cahaya pada malam hari. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pada setiap perlakuan dengan waktu pencahayaan selama P1=12 jam, P2=16 jam, P3=20 jam, dan P4=24 jam. Hasil dari perlakuan tersebut berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan, bobot mutlak, panjang mutlak, dan rasio konversi pakan (FCR). Sedangkan pada sintasan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Laju pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada P4 sebesar 5,30%, sedangkan laju pertumbuhan yang terendah terdapat pada P1 sebesar 4,47%. Berat mutlak tertinggi didapat pada P4 sebesar 25,40 gr, sedangkan berat mutlak terendah pada P1 sebesar 17,91 gr. Selanjutnya pada parameter panjang mutlak yang tertinggi juga pada P4 sebesar 4,66 cm, sedangkan yang terendah pada perlakuan P1 sebesar 3,66 cm. Pada rasio konversi pakan memiliki nilai tertinggi pada P1 sebesar 1,69±0,02  dan  terendah pada P2 sebesar 1,45±0,12. Dari hasil perekayasaan dengan waktu pencahayaan pada lingkungan budidaya, semakin lama waktu pencahayaan yang diberikan maka pertumbuhan yang dihasilkan memiliki kategori semakin baik.Kata kunci: ikan bawal; lampu pijar; pertumbuhan; rekayasa cahayaAbstractThis study aims to determine the growth rate of pomfret, which is treated with light at night. The method used in this study is an experimental method with 4 treatments and 3 replications. At each treatment with lighting times for P1 = 12 hours, P2 = 16 hours, P3 = 20 hours, and P4 = 24 hours. The results of these treatments significantly influence the growth rate, absolute weight, absolute length, and feed conversion ratio (FCR), whereas the survival does not have a significant difference. The highest daily growth rate is in P4 of 5.30%, while the lowest growth rate is at P1 of 4.47%. The highest total weight in P4 of 25,40 gr, while the lowest total weight at P1 is 17.91 gr. Furthermore, the highest absolute parameter is P4 of 4.66 cm, while the lowest in the first step is 3.66 cm. The feed conversion ratio has the highest value at P1 at 1.69 ± 0.02 and the lowest at P2 at 1.45 ± 0.12. From the results of engineering with the lighting time in the aquaculture environment, the longer the lighting time is given, the better the resulting growth has been.Keywords: pomfret; incandescent bulbs; growth; light modification
PELATIHAN BUDIDAYA (Daphnia sp.) UNTUK PAKAN ALAMI SEBAGAI LAPANGAN PEKERJAAN POTENSIAL BAGI KELOMPOK PEMUDA DESA PAYA BUJOK SEULEUMAK, KOTA LANGSA Kartika Aprilia Putri; Rahmawati Rahmawati; Suri Purnama Febri; Andri Yusman Persada; Teuku Fadlon Haser
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i3.1088-1093

Abstract

This community service activity aims to train the community, especially youth groups in the village of Paya Bujok Seuleumak in the cultivation of Daphnia sp. for natural betta fish feed by utilizing chicken manure waste as an alternative potential employment. The training activity was carried out for 3 times and was attended by 20 participants. The participants of the activity were creative youths in the village of Paya Bujok Seuleumak, Langsa City, Aceh. The method used in this activity is the direct approach method, practice, and lectures. The results achieved in this activity are the cultivation of natural feed (Daphnia sp.) using chicken manure which can increase economic value. From the results of post-activity monitoring and evaluation, it is known that all participants can apply and re-apply independently and can produce their own Daphnia sp., so as to get optimal results.
Mangrove Molluscs as an Alternative Sovereign Food Source Antoni Harahap; Suri Purnama Febri
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.517 KB) | DOI: 10.33059/jisa.v1i1.363

Abstract

Kedaulatan pangan adalah hak dimana masyarakat memiliki akses terhadap makanan yang sehat dan dianggap layak sesuai dengan budaya di tempat mereka tinggal. Kedaulatan pangan merupakan konsep yang meletakkan petani (produsen), distributor dan konsumen sebagai aktor yang menentukan proses produksi pangan secara keseluruhan. Kedaulatan pangan juga lebih mengedepankan kepentingan generasi yang akan dibandingkan kepentingan pasar atau korporasi. Dalam rangka mencapai status kedaulatan pangan, Indonesia sebagai negara archipelago harus mencari alternatif sumber pangan yang berasal dari ekosistem akustik daripada hanya bergantung pada sumber makanan di daratan. Oleh karena itu, tujuan artikel ilmiah ini adalah; (1) mencari alternatif sumber pangan yang berasal dari daerah perairan, (2) meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya alternatif sumber pangan, (3) memperkenalkan moluska bakau atau mangrove sebagai sumber pangan yang memiliki gizi tinggi. Moluska bakau dapat dijadikan solusi dalam menangani isu kedaulatan pangan di Indonesia. Salah satu contoh dari moluska bakau yang menunjukkan kandungan nutrisi tinggi adalah Telescopium telescopium atau lebih dikenal sebagai Horn snail. Kandungan proteinnya mencapai 16,8 gram 8,5 gram karbaohidrat, 1,2 gram lemak dan 802 mg kalsium. Oleh karena itu, konsumsi moluska bakau sebagai alternatif pangan sangatlah baik sebagai pemenuhan kebutuhan gizi.
Condition of Mangrove Forest Vegetation Kuala Langsa, Langsa City, Aceh Suri Purnama Febri; Andika Putriningtias; Teuku Muhammad Faisal
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.922 KB)

Abstract

Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua (Spalding et al., 2010). Mangrove adalah tumbuhan berkayu yang hidup diantara daratan dan lautan daerah pasang surut, kondisi tanah berlumpur dan salinitas tinggi di daerah tropis dan subtropis (Duke et al., 2007). Ekosistem Mangrove merupakan suatu ekosistem khas pada daerah pantai yang memiliki produktivitas tinggi dan berperan sebagai fungsi fisik, ekologis dan ekonomis. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui kondisi vegetasi hutan mangrove di Kuala Langsa, Kota Langsa. Metode pengambian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara Purposive Sampling. Pengamatan terdiri atas 3 stasiun, pada tiap stasiun ditentukan 3 transek/plot. Transek dimulai dari arah laut menuju ke daratan dan tegak lurus garis pantai. Pengukuran dilakukan terhadap pohon (20mx20m), pancang (5m x5m), dan semai (2m x2m) yang meliputi inventarisasi jenis, jumlah individu, diameter dan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi di hutan mangrove Kuala Langsa didominasi jenis R.apiculata, baik pada tingkat semai, pancang dan pohon. Selanjutnya pada kawasan hutan magrove Kuala Langsa diperoleh 5 jenis mangrove sejati dan 2 jenis komponen mangrove ikutan.
Co-Authors Ade Maya Riski Agustinus Sinaga Ainul Yusna Harahap Amirul Fikri Amirul Fikri Andika Putriningtias Andini Fadila Tanjung Andri Yusman Persada Andri Yusman Persada Antoni Antoni Antoni Harahap Antoni Harahap Antoni Harahap Asha Annur Chairil Anwar Cut Mulyani Darsiani Darsiani Darwin Darwin Dini Islama Fadhliani Fadhliani Fauziah Azmi Fazri Amir Fitriani Fitriani Fonna, Syarizal Fradira Allaik Purba H. Hamdani Hanisah Hanisah Herlina Putri Endah Sari Ika Rezvani Aprita Ika Rezvani Aprita Ika Rezvani Aprita Irhami Iwan Hasri Juliati Juliati Kartika Aprilia Putri Kartika Aprilia Putri Khoiriah Harahap Komariyah, Siti Meri Andriani Muhammad Fauzan Isma Muhammad Imam Al-ikhlas Arisfa Muhammad Rizki Meizanu Muhammad Syahril Muhammad Syahril Mulla Kemalawaty Mustafa Sabri Mutia Ika Wilianti Mutiara Anggun Fathin Adillah Nanda Putri Ranggayoni Nurdin, Muh Saleh Nurhayati Nurhayati Putriningtias, Andika Radhiah Radhiah Rahmawati, Rahmawati Raja Muhammad Fadir Raja Muhammad Fadir Rianjuanda Djamani Rinaldi Rinaldi Risdian Syahputra Riza Rasuldi Riza Rasuldi Rosmaiti, Rosmaiti Safrida Afriana Santy Desima Simamora Serli Marlina Simbolon Siti Komariyah Sorbakti Sinaga Suheri - Suheri Suraiya Nazlia Suraiya Nazlia Suraiya Nazlia Syahriandi Syahriandi Syauqi Adithiya Syifaul Huzni Teuku Fadlon Haser Teuku Fadlon Haser Teuku Fadlon Haser Teuku Muhammad Faisal Tri Heru Prihadi Tri Heru Prihadi Wahdaniah Wahyudi Wahyulia Cahyanti Wahyulia Cahyanti Zainal Arif Zulfahmi Phonna Zuraidah Zuraidah