Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

ANALYSIS OF PROBLEMS AND STRATEGIES FOR IMPROVING THE SOCIO-ECONOMIC AGRICULTURE OF LUBUK KERTANG VILLAGE, LANGKAT REGENCY Mailina Harahap; Gustina Siregar; Fetra Venny Riza
Jurnal AGRISEP JURNAL AGRISEP VOL 22 NO 01 2023
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.283 KB) | DOI: 10.31186/jagrisep.22.01.29-48

Abstract

The role of the agricultural sector is inseparable from the existence of a village which is the smallest regional unit, one of the common characteristics of which is to do business in the agricultural sector. Lubuk Kertang Village is one of the 7 Villages in the District of West Berandan, Langkat Regency, which has large development potential, even more so with the assignment of Lubuk Kertang Village as a Mangrove Forest Ecotourism area. In its development, the village was also faced with various local problems. The research method used was a participatory approach, namely the Participatory Rural Appraisal (PRA) technique. Data analysis was performed statistically descriptive and qualitative. Problems in Lubuk Kertang Village, West Brandan District, Langkat Regency include: agriculture, water, human resource capacity, economy, health, law and morals and institutions. The village problems can be overcome with the development strategy of making the village of Lubuk Kertang an Agro-tourism destination.
EFESIENSI PRODUKSI OLAHAN DAUN KELOR DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SPINNER PADA KELOMPOK TANI KELORIA, DESA BANDAR LABUHAN Yudha Andriansyah Putra; Gustina Siregar; Arya Rudi Nasution; Syaiful Amri Saragih
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 4 (2023): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i4.49210

Abstract

Kelor merupakan tanaman super food yang dapat diolah untuk berbagai jenis suplemen seperti kapsul, teh celup,bubur, bahan kosmetik, sabun dan untuk keperluan kesehatan dan kosmetik. Saat ini mitra mengalami keterbatasan dalam melakukan proses produksi terutama dalam sistem pencucian daun kelor yang akan diolah menjadi berbagai produk turunan tersebut. Proses pencucian daun kelor masih dilakukan secara manual yaitu menggunakan  ember  dan  tanpa  saringan  sehingga  mengakibatkan  jumlah produksi ketika panen tidak sama dengan hasil akhirnya. Kegiatan kemandirian masyarakat  ini  berupaya  memecahkan  permasalahan  mitra,  yakni  dengan  rancang bangun mesin pencuci diharapkan menjadi solusi terhadap persolan mitra pada bidang produksi. Pada bidang pengelolaan kelompok, tim juga melakukan tambahan kegiatan berupa manajemen kelompok, manajemen keuangan, dan juga sistem budidaya yaitu teknik pemangkasan daun.Tim  pelaksana  telah  melakukan  proses  rancang  bangun  mesin  pencuci,  disertai dengan pelatihan manajemen mutu dan perawatan mesin sehingga mitra mampu melakukan proses produksi sesuai dengan standar perusahaan. Pelatihan operasional dan pemeliharaan mesin juga diberikan sehingga mitra mampu  mengoperasionalkan  mesin  sesuai  dengan penggunaannya  dan  mampu merawat mesin, sehingga mesin dapat digunakan untuk waktu jangka panjang. Hasil dari pengabdian ini adalah mesin pencuci daun yang juga disebut mesin Spiner yakni bentuk mesin pencuci dan peniris paling sederhana dengan kapasitas produksi yang relatif rendah sehingga mitra dapat memilih untuk dioperasikan secara manual atau sepenuhnya otomatis. Dengan penggunaan mesin ini nantinya dapat   meminimalisasi kehilangan daun akibat pencucian dan meningkatkan jumlah produksi atau penjualan dengan standar kebersihan yang diinginkan konsumen. Edukasi Standar Operasional Prosedur (SOP) dari mesin bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada  mitra  tentang  kesehatan  dan  kesalamatan  kerja  yang  baik diterapkan agar mitra tetap terjaga dan terhindar dari hal-hal yang berbahaya. Edukasi mengenai manajemen kelompok sehingga mitra dapat mengorganisir kinerja anggota dan sistem pengelolaan keuangan sederhana. Edukasi mitra terkait teknik pemangkasan  sehingga mitra dapat memproduksi daun kelor sesuai pertumbuhan tanaman.
Peranan Pendidikan Kewirausahaan dalam Menumbuhkan Intensi Kewirausahaan Mahasiswa Hafsah Hafsah; Lila Bismala; Susi Handayani; Lailan Safina Hasibuan; Gustina Siregar
Probisnis Vol 16, No 2: Agustus (2023)
Publisher : Universitas Amikom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35671/probisnis.v16i2.2141

Abstract

Perguruan tinggi saat ini berlomba-lomba dalam menggiatkan dan mengembangkan kewirausahaan di kampus, dengan banyak metode, seperti pendidikan dan pelatihan, pendampingan, mentoring, coaching dan berbagai metode lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan pendidikan kewirausahaan dalam menumbuhkan intensi kewirausahaan, sehingga penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian eksplanasi. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dengan jumlah sampel sebanyak 97 orang yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan dengan dimensi dosen/instruktur, materi, bahan ajar, metode pembelajaran, penugasan dan evaluasi memberikan pengaruh terhadap intensi kewirausahaan. Sementara dosen/instruktur, materi, bahan ajar, metode pembelajaran, dan penugasan berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan, namun evaluasi tidak memberikan pengaruh pada intensi kewirausahaan.
Correlation between the Performance of Agricultural Extension Workers and the Behavior of Vegetable Farmers in Terjun, Medan Marelan, North Sumatra, Indonesia Juita Rahmadani Manik; Gustina Siregar; Monika Ambarwati
Agriecobis : Journal of Agricultural Socioeconomics and Business Vol. 6 No. 02 (2023): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims at assessing the performance of agricultural extension services (also known as agricultural advisory services) and the behavior of vegetable farmers while examining the correlation between these two variables. Data were collected through direct interviews, discussions with farmers, and on-site observations conducted in the Terjun region of Medan Marelan, North Sumatra, Indonesia. A simple random sampling method was employed, with 48 samples selected without consideration of population strata. This research adopts a descriptive and quantitative qualitative research approach. The findings reveal two key performance indicators for agricultural extension workers. First, the assessment of visits and training indicated an average score of 146.2, with a 76.14% rating, categorizing it as 'good.' Second, the evaluation of the extension workers' performance yielded a similar score of 146.2, also categorized as 'good.' The correlation analysis between farmer behavior and the performance of agricultural extension workers yielded three distinct outcomes. Firstly, the correlation between farmers' knowledge and the performance of extension workers resulted in a value of 0.175, indicating a very weak correlation with a significance value exceeding 0.05. Secondly, the correlation between farmers' characteristics and the performance of extension workers showed a coefficient of 0.014, suggesting a very weak correlation with a significance value exceeding 0.05. Lastly, the correlation between farmers' skills and the performance of extension workers resulted in a coefficient of 0.166, denoting a very weak correlation with a significance value exceeding 0.05.