Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Keragaan Ekonomi Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Pengolahan Opak Singkong Di Desa Tuntungan II Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Mailina Harahap; Siti Mujiatun
Ekonomikawan: Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol 16, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.119 KB) | DOI: 10.30596/ekonomikawan.v16i2.946

Abstract

Komoditi pertanian sebagian besar adalah komoditi yang cepat rusak apabila tidak langsung dikonsumsi ataupun dilakukan proses pengolahan lanjut. Adapun dengan pengolahan lanjut, mampu memberikan nilai tambah (value added) terhadap komoditi pertanian. Hal tersebut ditunjukkan dengan Usaha Kecil dan Menengah Masyarakat (UKM) yang mampu mengakomodasi keberadaan sumberdaya manusia. Sebagaimana Harahap, Mailina (2013) mengemukakan bahwa UKM mempunyai potensi untuk dapat menimbulkan dampak pembangunan yang strategis dalam ekonomi terutama dalam aspek peningkatan nilai tambah, aspek pemerataan kesempatan kerja dan penyerapan tenaga kerja dalam mengatasi pengangguran, kemiskinan dan urbanisasi.Sampel penelitian adalah pengusaha UKM Opak Singkong di desa Tuntungan II Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memproduksi Opak Singkong, pengusaha menggunakan biaya tetap (fixed cost) Rp.644.497,5 dan biaya berubah (variable cost) Rp.3.379.450,01. Adapun biaya implisit sebesar Rp.13.010,07. Sehingga rata-rata biaya total (total cost) untuk setiap produksi Opak Singkong adalah Rp. 4.036.957,58. Penggunaan biaya yang besar terdapat pada pembelian bahan baku utama yaitu Singkong dengan penggunaan biaya sebesar Rp.3.173.166,67. Untuk setiap produksi Singkong yang digunakan rata-rata 2,4 ton.Penerimaan pengusaha dari setiap produksi Opak adalah Rp.5.067.550,00 dengan jumlah produksi rata-rata 785,67 Kg dengan harga Rp.6.450,00/Kg. Dengan demikian rata-rata keuntungan yang diperoleh pengusaha pada setiap produksi Opak adalah Rp.1.030.592,42. Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa R/C sebesar 1,26. Dengan demikian kegiatan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Opak Singkong layak untuk dilanjutkan. Pola pemasaran Opak Singkong adalah pengusaha Opak selain sebagai produsen juga sebagai penjual kepada pabrik cemilan di Jakarta, Palembang dan Tanjung Morawa. Informasi pemasaran Opak tidak jelas diketahui sehingga margin keuntungan pemasaran Opak Singkong di desa Tuntungan II Kabupaten Deli Serdang tidak diketahui. 
Hubungan Modal Sosial Dengan Produktivitas Petani Sayur (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Barokah Kelurahan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan) Mailina Harahap; Surna Herman
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 21, No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.444 KB) | DOI: 10.30596/agrium.v21i2.1875

Abstract

Modal social (social capital) yang terdapat pada masyarakat tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Modal social yang terbangun pada interaksi petani dalam wadah kelompok tani merupakan modal yang terus mengalami perubahan.Dengan demikian kedinamisan petani sayur dalam melaksanakan kegiatan usaha tani tidak terlepas dari modal social yang terbangun pada kehidupan petani sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana modal social yang terdapat pada petani sayur yang dapat di tinjau dari aspek; partisipasi aktif petani, kepercayaan petani, norma social dan tanggung jawab. Sampel penelitian adalah petani sayur dalam Kelompok Tani Barokah Kelurahan Tanah Enam Ratus. Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dan data sekunder. Metode analisis data adalah tabulasi dan analisis deskriptif dengan membuat tabulasi frekuensi dari unsur modal social yang diteliti. Hasil hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh aspek yang di analisis pada modal social yang terdiri dari partisipasi aktif, kepercayaan, norma social dan tanggung dominan adalah tinggi. Dengan demikian modal social yang terdapat pada kelompok tani Barokah yang merupakan sampel penelitian merupakan modal social yang membangun untuk pengembangan pertanian di lokasipenelitian.
ECONOMIC DIVERSITY AND MARKETING PATTERN OF VEGETABLE FARM BUSINESS IN DISTRICT OF MEDAN MARELAN Sri Endang Rahayu; Mailina Harahap
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 19, No 3 (2015)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.506 KB) | DOI: 10.30596/agrium.v19i3.387

Abstract

Economic development is increasingly pushing human necessities of life so that agricultural development is directed to agribusiness activities. As the Government of the city of Medan set area agribusiness and one of them is Medan Marelan flagship commodities with vegetable soup. The study aimed to find out how the economic diversity  and marketing pattern of vegetable farmer. Sample research are farmers vegetable soup in Medan Marelan taken in purposive sampling. Note the average age of respondents 57 years of age, educational level or equivalent to 8 years class II middle school (Junior High School), the number of members of the family of 4 people, the experience of the farmer of 12.8 years, extensive farm farmer 800 m2 as for the respondent's own tenure with 26 respondents and land annual rent 14 respondents.Types of vegetables planted are spinach, Kale, mustard greens, sweet Pakchoy, Kai-and long beans. Financially is known to the average farmer cost IDR 4,957,750 average total acceptance of farmer respondents from all commodity vegetable is IDR 13,472,102 and the average profit earned farmers at one time production of vegetables is IDR 8,514,352 Vegetable marketing agencies in the know:a). Farmers directly as traders retailer – Consumer, b).Farmers – Traders collecting sub – Central Market – Traders Retailer-consumer, c).Farmers – Traders collecting sub – Super market-consumerKeyword: vegetable farmer, economic diversity, the pattern of marketing
Development Of Business Analysis Learning Model Using The Microsoft Excel Application Khairunnisa Rangkuti; Mailina Harahap
JASc (Journal of Agribusiness Sciences) Vol 3, No 2 (2020): "JASc" JOURNAL OF AGRIBUSINESS SCIENCES
Publisher : JASc (Journal of Agribusiness Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.338 KB) | DOI: 10.30596/jasc.v3i2.4609

Abstract

In the learning process, it is found that there are many students who do not master and understand farming analysis. So that their mastery in responsible for the results of their research when the thesis session on the topic of farming analysis is experiencing many difficulties. The results of research on students' opinions on the problems of learning media and learning implementation show that manual farming calculations are no longer relevant, not interesting and not representative anymore. Utilization of Microsoft Excel program technology produces innovative, professional students so students are able to contribute in the world of work of the industrial revolution 4.0. Stages of farming analysis using Microsoft Excel applications that will be carried out are; 1). Input data from farmers to be analyzed in their farming, 2). Identify and calculate farming costs, namely fixed costs and variable costs, 3). Calculating farm receipts, 4). Calculating farm income, 5). Conduct R / C analysis and B / C, 6). Make interpretations and conclusions from the results of the analysis obtained.
Mapping The Potential Of Village Agricultural Social Economic Improvement Efforts In Lubuk Kertang Village Kecamatan Berandan Barat Kabupaten Langkat Mailina Harahap; Gustina Siregar; Fetra Venny Riza
JASc (Journal of Agribusiness Sciences) Vol 4, No 1 (2020): "JASc" JOURNAL OF AGRIBUSINESS SCIENCES
Publisher : JASc (Journal of Agribusiness Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jasc.v4i1.6267

Abstract

Increasing the utilization of village resource potential is a part that cannot be separated from sustainable agriculture and rural development (Sustainable Agriculture and Rural Development). The various resources found in the village are production factors to produce a number of agricultural products or commodities. How much the value of the resources used will determine the yield of agricultural commodities both quantitatively and qualitatively. The ability of the village to provide various infrastructure and facilities and utilize the village's potential optimally is largely determined by the village's ability to fulfill funding for village development. The research method is a participatory approach, namely the Participatory Rural Appraisal (PRA) technique. Data analysis was statistically descriptive and qualitative. The potential of Lubuk Kertang village, among others; Resources and agricultural potential of rainfed lowland rice, ponds. potential natural resources of mangrove forests, Purun plants, human resources, artificial resources, social and institutional resources. The mapping of agricultural-based village potential can be grouped into the agricultural sector, which consists of livestock, rice farming, horticulture, mangrove forests and coastal areas (aquaculture and capture fisheries) which are closely related and mutually supportive for their sustainability.
Model Peningkatan Daya Saing Petani Dengan Pendekatan Koperasi Agribisnis di Kota Medan Sri Endang Rahayu; Mailina Harahap
JASc (Journal of Agribusiness Sciences) Vol 2, No 1 (2018): "JASc" JOURNAL OF AGRIBUSINESS SCIENCES
Publisher : JASc (Journal of Agribusiness Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.286 KB) | DOI: 10.30596/jasc.v2i1.2590

Abstract

Potensi pertanian di Kecamatan Marelan meskipun dalam skala usaha kecil yang dikelola oleh rumahtangga petani, perlu untuk dikembangkan. Apabila petani memiliki daya saing tinggi maka tingkat pendapatan petani akan meningkat. Sehingga diperlukan sebuah wadah yang mendorong petani untuk lebih meningkatkan produktifitasnya dalam rangka menghasilkan produk yang memiliki daya saing. Disamping itu perlu adanya jaminan pasar yang memberikan tingkat harga menguntungkan bagi petani. Koperasi merupakan salah satu alternatif dalam menyikapi lemahnya akses petani pada berbagai sumberdaya produktif, yaitu modal, teknologi dan informasi pasar.Penelitian ditujukan untuk merumuskan model peningkatan daya saing petani dengan pendekatan koperasi agribisnis. Sampel penelitian adalah petani sayur mayur di Kecamatan Medan Marelan yang diambil secara purposive sampling. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis SWOT dan analisis The House Model. Model peningkatan daya saing petani sayur dapat dilaksanakan dengan memperhatikan aspek faktor internal dan eksternal yang selanjutnya dapat ditetapkan sebuah visi dalam peningkatan daya saing petani yaitu; “Dengan Koperasi Agribisnis Petani Produktif dan Berdaya Saing”. Adapun aspek yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut adalah aspek komoditi sayur petani, aspek kelembagaan dan aspek komunitas.
The Role of Agriculture Instructor in Farmer Group Development Coffee Plant (Caffea) (Case Studies: in Jongok Raya Village Bandar Subdistrict Bener Meriah Regency) Khairunisa Rangkuti; Mailina Harahap; Wien Rezeki
JASc (Journal of Agribusiness Sciences) Vol 1, No 2 (2018): "JASc" JOURNAL OF AGRIBUSINESS SCIENCES
Publisher : JASc (Journal of Agribusiness Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.299 KB) | DOI: 10.30596/jasc.v1i2.1964

Abstract

This study aims to examine the role of agricultural extension field in the development of the coffee crop farmer groups and to examine how the development of farmer groups who do agricultural extension to farmers' groups coffee plants. using saturated sample method is by taking the entire population to sampled with a total of 27 respondents. The analytical method used is using the scoring system and descriptive. The results showed that the role of agricultural extension in the development of farmer groups categorized coffee plants already Enough role in carrying out its duties as a teacher, adviser, Analyser and the Organizer. Where the category and the results overall score educator role of farmer groups in the development of the coffee crop farmer group is 1107. The results regarding the development of farmer groups who do agricultural extension to farmers' groups in the village coffee plants belonging Pretty Good Jongok Kingdom where 26 farmers, or 96.3% category Good enough to accept innovation and capability in carrying out activities in the given extension, only 1 or 3.7% of respondents were classified as Less Good was also due to less active in farmer groups.
SOCIAL CAPITAL REVIEW ON VEGETABLE FARMING (CASE STUDY AT BAROKAH FARMER GROUP SUB-DISTRICT OF TANAH ENAM RATUS SUB DISTRICT OF MEDAN MARELAN) Mailina Harahap; Surna Herman
JASc (Journal of Agribusiness Sciences) Vol 1, No 1 (2017): "JASc" JOURNAL OF AGRIBUSINESS SCIENCES
Publisher : JASc (Journal of Agribusiness Sciences)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.928 KB) | DOI: 10.30596/jasc.v1i1.1547

Abstract

Social capital that existed in the community to grow and develop along with the development of human.Modal social built in the interaction of farmers in the container farmer group is a capital that continues to undergo change.Dengan dynamics of vegetable farmers in carrying out farm activities can not be separated from the capital social is built on the life of vegetable farmers. This study aims to find out how social capital contained in vegetable farmers who can be reviewed from the aspect; the farmer's active participation, farmer's belief, social norm and responsibility. Samples of research are vegetable farmer in Barokah Farmer Group of Land Land of Six Ratus.Penelitian use primary data obtained from direct interview with respondent and secondary data. Method of data analysis is tabulation and descriptive analysis by tabulating the frequency of elements of social capital under study. The result of the research shows that all aspects analyzed in social capital consisting of active participation, trust, social norm and dominant responsibility are high. Thus the social capital contained in the Barokah farmer group which is a research sample is a social capital that builds for agricultural development in the research location.Keywords: Social Capital, Farming, Vegetable, Farmer Group
Faktor-Faktor Budaya yang Mempengaruhi Masyarakat Kota Medan dalam Mengonsumsi Kunyit di Masa Pandemi Covid-19 Akbar Habib; Mailina Harahap; Dian Retno Intan
Jurnal SOMASI (Sosial Humaniora Komunikasi) Vol. 2 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : CERED Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53695/js.v2i2.601

Abstract

Penanggulangan terhadap pandemic COVID-19 telah dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari penciptaan berbagai macam vaksin penerapan sampai dengan penerapan gaya hidup new normal. Cara lain yang dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan menjaga imunitas tubuh. Hal ini dilakukan dengan menjaga pola makan, berolahraga, dan mengonsumsi vitamin dan mengonsumsi obat herbal. Ada berbagai macam obat herbal terutama yang berasal dari tumbuhan yang mudah ditemukan di Indonesia. Salah satunya adalah tanaman kunyit (Curcuma domestica) yang sangat baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor budaya yang mempengaruhi pembelian kunyit oleh konsumen di Pasar MMTC. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang yang merupakan konsumen kunyit. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dan analisis dilakukan secara deksriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor budaya, yaitu kesadaran diri dan ruang, makanan dan kebiasaan makan, faktor hubungan keluarga dan lingkungan eksternal serta kepercayaan dan sikap sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengonsumsi kunyit di masa pandemic COVID-19. 
PERSEPSI PETANI SAYUR TERHADAP KEBERADAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) SUKADAME DI KELURAHAN SUKADAME KECAMATAN SIANTAR UTARA KOTA PEMATANG SIANTAR Mailina Harahap; Gustina Siregar; Nursamsi; Ahmad Yuda
JURNAL MARITIM Vol 3 No 1 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : Prodi Manejemen Kepelabuhan dan Pelayaran, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Karimun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51742/ojsm.v3i1.415

Abstract

Sub Terminal Agribisnis (STA) pada hakikatnya merupakan pasar tempat kegiatan transaksi hasil-hasil pertanian (tanaman pangan hortikultura, peternakan maupun perikanan) dari para produsen kepada pedagang di dalam pasar modern yang dilengkapi dengan mutu produk, sistem informasi, promosi, perlakuan sortasi, grading dan packing, eksportir untuk selanjutnya di distribusikan kepada konsumen. Lokasi penelitian dilakukan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Sukadame Kota Pematang Siantar. Sampel penelitian adalah petani sayur yang menjual hasil panenya ke STA Sukadame Pematang Siantar berjumlah 25 petani sayur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan persepsi petani terhadap keberadaan STA Sukadame berada pada kreteria positif dengan skor penilaian sebesar 63% >50. Yang artinya bahwa sebesar 63% petani berpersepsi positif terhadap keberadaan STA Sukadame. Dari hasil penelitian mayoritas faktor– faktor yang membentuk persepsi petani terhadap keberadaan STA adalah manfaat yang diperoleh petani dari keberadaan STA, yaitu memperlancar kegiatan pemasaran dan meningkatkan efisiensi pemasaran komoditas sayuran, meningkatkan pendapatan petani sayur, mempermudah pembinaan mutu hasil sayuran dan lay out pasar yang baik sehingga petani sayur merasa nyaman dengan keberadaan STA Sukadame.