Cucu Arum Dwi Cahya
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

EFEKTIFITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SAWI HIJAU (BRASSICA RAPA VAR. PARACHINENSIS) SEBAGAI PELEMBAB KULIT DENGAN SEDIAAN MASKER PEEL-OFF Cucu Arum Dwi Cahya; Aminah Syarifuddin; Ahmad Syukur Syukur
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.482 KB) | DOI: 10.35451/jfm.v2i1.292

Abstract

Green mustard plants can be formulater into peel-off masks to moisturize the skin, because based on previous research green mustard leaves cointain flavonoids as antioxidants which can moisturize the skin. The purpose of this study was to find out green mustard leaves can be formulated into peel-off mask preparations and to find out the preparation and to find out the preparation off peel off mask with etanol extract of green mustard leaves can moisturize the skin. This study uses an experimental method. Green mustard leaves are extracted by maceration. In this study, a skin analyzer was usee as a mesure of skin moisture level after using peel off mask from a variety of dosage formulations which were divided into 5 preparations, blank (without mask, 3%,4%,5%), postive control (using peel off masks on the market). The Anova test results show a sig value of 0,000 or p<0,005 so it is concluded that the variabel has a difference. The conclusion of this study proves that the ethanol extract of green mustard leaves can be used as a peel-off mask for skin moisturizer, where the higher the concentration of mustard leaf extract, the higher the moisture vlue of the skin.
EFEKTIFITAS IMUNOSTIMULAN DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (ANNONA MUCIRATA) PADA TIKUS JANTAN DENGAN METODE HYPERSENSITIVITAS TIPE LAMBAT Suci Wulandari; Ahmad Syukur Hasibuan; Cucu Arum Dwi Cahya
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.27 KB) | DOI: 10.35451/jfm.v2i1.304

Abstract

Penelitian pada skripsi ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas imunostimulan dari ekstrak etanol daun Sirsak (Annona mucirata), dengan empat varian dosis. Penelitian ini menggunakan hewan tikus putih jantan sebanyak 18 ekor dengan BB 200 gram yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Tikus diinduksikan dengan bakteri Escherichia coli selama 7 hari berturut turut secara intra peritoneum, kemudian pada hari ke 7 beri tanda di kaki tikus yang sudah diukur (V0). Ekstrak etanol daun Sirsak (Annona mucirata), dengan varian dosis 50mg/kgBB, 100mg/kgBB, 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, suspense CMC Na 0,5%, dan suspensi STIMUNO 25 mg/kgBB sebagai kontrol positif siberikan secara oral pada hari ke 8, setelah 24 jam setelah pemberian kemudian kaki tikus diukur kembali volumenya (Vt).catat hasil, selanjutnya seluruh data masing-masing kelompok diolah menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun benalu kopi terbukti efektifbagai imunostimulan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan volume pembengkakan kaki tikus yang diuji dengan metode hipersensitifitas tipe lambat. Dikatakan efektif karena memiliki nilai mendekati control positif yaitu stimuno 25 mg dimulai dari dosis 200mgkg/bb sampai 400mgkg/BB. Dengan nilai rata-rata penurunan volume pembengkakan 1,4mm untuk dosis 400mgkg/BB dan 1,2mm untuk dosis 200mgkg/BB.
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP DARI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Nur Ulina M. Br. Turnip; Nurdianti .; Cucu Arum Dwicahya
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v2i2.373

Abstract

Salah satu penyebab infeksi adalah bakteri, seperti Staphylococcus aureus. Daun kersen telah banyak digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Daun kersen telah diteliti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini: membuat formulasi sediaan salep ekstrak daun kersen, dan melihat apakah sediaan salep memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat True experimental, meliputi tahapan: pembuatan ekstrak daun kersen dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, formulasi salep dibuat dengan dasar salep: vaselin, adeps lanae, dan propilen glikol. Dibuat dalam tiga konsentrasi yaitu: F I dengan 100 mg, F II dengan 200 mg, dan F III dengan 300 mg. Selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan berupa evaluasi stabilitas fisik dan homogenitas, dan uji aktivitas dengan bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Hasil menunjukkan bahwa salep memiliki kestabilan fisik dan homogenitas yang baik selama 10 hari penyimpanan pada suhu kamar. Uji aktivitas antibakteri sediaan salep menunjukkan bahwa diameter hambat F I memiliki rata-rata 14,35 mm, F II memiliki rata-rata 16,50 mm dan F III memiliki rata-rata 19,29 mm. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sediaan salep ekstrak daun kersen memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pada peneliti selanjutnya diharapkan agar memperhatikan daerah tumbuh daun kersen yang akan digunakan sebagai sapel penelitian dan melakukan perbandingan pengujian aktivitas antibakteri antara daun kersen dengan daun yang lainnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LABU SIAM (SECHIUM EDULE (JACQ.) SWARTZ) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Cucu Arum Dwi Cahya; Ayunda Priasa; Nur Ulina M. Br. Turnip
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v3i1.499

Abstract

Labu siam merupakan tumbuhan jenis labu-labuan yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan labu siam mengandung senyawa metabolit sekunder antara flavonoid, alkaloid, saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun labu siam (Sechium edele (Jacq.) Swartz) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental murni. Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi dengan kertas cakram. Konsentrasi yang digunakan pada ekstrak daun labu siam terdiri dari konsentrasi 20%, 40%,dan 60%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstak daun labu siam mengandung saponin, flavonoid, dan tanin. Pengaruh pemberian ekstrak daun labu siam terhadap Staphylococcus aureus ditandai dengan terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 20%, 40%, dan 60% secara berurutan dengan rerata diameter sebesar 6,6 mm; 8,5 mm; 10,3 mm. Hasil uji One-Way ANOVA didapatkan nilai sig 0,000 (sig<0,05) dan berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak daun labu siam terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi 60% yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan potensi kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan mengunakan metode difusi. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji aktivitas antibakteri pada bagian tumbuhan yang lain seperti bunga, batang dan akar.
FORMULATION OF RED SPINNING LEAVES (AMARANTHUS) TRICOLOR L. AS NATURAL DYES IN PREPARATIONS EYESHADOW COMPACT POWDER Cucu Arum Dwi Cahya; Mega Silalahi
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v4i2.1015

Abstract

Berbagai jenis kosmetik yang sering kali diminati bagi para wanita yaitu eye shadow. Pada sebagian produk eye shadow masih terdapat penyalahgunaan pewarna tekstil yang berbahaya jika digunakan bagi tubuh. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mempunyai pigmen betasianin yang dapat dijadikan pewarna alami pada sediaan eye shadow compact powder. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan eye shadow compact powder dengan menggunakan ekstrak daun bayam merah sebagai pewarna alami serta memenuhi persyaratan mutu fisik dan tidak mengiritasi kulit.Daun bayam merah segar dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dan ditambahkan asam sitrat, kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator pada suhu 50°C, kemudian dipekatkan dengan waterbath (penangas air) pada suhu 78°C sampai didapatkan ekstrak kental. Kemudian diformulasikan ke dalam bentuk sediaan eye shadow compact powder dengan menggunakan kaolin, zink stearat, nipagin, isopropyl miristat, lanolin, oleum rosae, dan talkum. Dengan variasi konsentrasi ekstrak daun bayam merah F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%). Kemudian campuran serbuk dicetak dengan alat press. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan persyaratan mutu fisik sediaan eye shadow compact powder yaitu uji dispersi warna (homogenitas), uji poles, uji kerapuhan, dan uji stabilitas terhadap bentuk,warna dan aroma pada penyimpanan suhu kamar selam 30 hari, serta uji iritasi terhadap sediaan F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%). Berdasarkan hasil yang diperoleh semua sediaan F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%) homogen terdispersi merata, tidak rapuh, stabil dalam penyimpanan suhu kamar selama 30 hari, dan tidak mengiritasi kulit. Namun pada pemeriksaan uji oles pada sediaan F3 (18%) memiliki daya oles yang kurang baik dikarenakan perlu 5 kali pengolesan agar warna terlihat jelas menempel pada kulit sedangkan pada sediaan F0 (Blanko), F1 (8%) dan F2 (12%) cukup dengan 3 kali pengolesan warna sudah terlihat dan menempel.
SEMINAR PEMBUATAN SEDIAAN EYESHADOW COMPACT POWDER DENGAN EKSTRAK DAUN BAYAM MERAH (Amaranthus tricolor L.)SEBAGAI PEWARNA ALAMI Cucu Arum Dwi Cahya; Mega Silalahi; Romauli Anna Teresia Marbun
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.058 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v1i2.896

Abstract

Berbagai jenis kosmetik yang sering kali diminati bagi para wanita yaitu eye shadow.Pada sebagian produk eye shadow masih terdapat penyalahgunaan pewarna tekstil yang berbahaya jika digunakan bagi tubuh.Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mempunyai pigmen betasianin yang dapat dijadikan pewarna alami pada sediaan eye shadow compact powder. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan eye shadow compact powder dengan menggunakan ekstrak daun bayam merah sebagai pewarna alami serta memenuhi persyaratan mutu fisik dan tidak mengiritasi kulit.Daun bayam merah segar dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dan ditambahkan asam sitrat, kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator pada suhu 50°C, kemudian dipekatkan dengan waterbath (penangas air) pada suhu 78°C sampai didapatkan ekstrak kental. Kemudian diformulasikan ke dalam bentuk sediaan eye shadow compact powder dengan menggunakan kaolin, zink stearat, nipagin, isopropyl miristat, lanolin, oleum rosae, dan talkum. Dengan variasi konsentrasi ekstrak daun bayam merah F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%). Kemudian campuran serbuk dicetak dengan alat press. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan persyaratan mutu fisik sediaan eye shadow compact powder yaitu uji dispersi warna (homogenitas), uji poles, uji kerapuhan, dan uji stabilitas terhadap bentuk,warna dan aroma pada penyimpanan suhu kamar selam 30 hari, serta uji iritasi terhadap sediaan F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%). Berdasarkan hasil yang diperoleh semua sediaan F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%) homogen terdispersi merata, tidak rapuh, stabil dalam penyimpanan suhu kamar selama 30 hari, dan tidak mengiritasi kulit. Namun pada pemeriksaan uji oles pada sediaan F3 (18%) memiliki daya oles yang kurang baik dikarenakan perlu 5 kali pengolesan agar warna terlihat jelas menempel pada kulit sedangkan pada sediaan F0 (Blanko), F1 (8%) dan F2 (12%) cukup dengan 3 kali pengolesan warna sudah terlihat dan menempel.
SEMINAR UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL SABUT PINANG ( Areca catechu L.) TERHADAP Escherichia coli Asti Pratiwi; Cucu Arum Dwi cahya; Yosi Darmirani
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.431 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v1i2.904

Abstract

Diarrhea one of the major diseases that still being a public health’s problem in Indonesia because of it’s high morbidity and mortality. The common agent of diarrhea is Escherichia coli. One of the many plants that are empirically is Areca catechu L. Coir nut is extracted macerating with ethanol solvent. Extracts obtained by phytochemical screening and this study consisted of 5 treatment groups: extract concentration 30 mg / ml, 60 mg / ml, 90 mg / ml, positive control (Amoxicilin) ​​and negative control (DMSO), with 3 repetitions, antibacterial was performed by the Kirby-Bauer disc diffusion method. Ethanol extract of arco nut contains flavonoid and tannin compounds. Ethanol extract of arco nut has antibacterial activity at concentrations of 30 mg / ml, 60 mg / ml, and 90 mg / ml against Escherichia coli with mean inhibitory zone diameter 14.35 mm, 16.50 mm, 18.17 mm. The result of data analysis using Kruskal-wallis and continued with LSD test (p <0,05) showed that ethanol extract of areca nut had antibacterial activity which was significant to Escherichia coli and the higher concentration, the more area of ​​inhibition zone was produced.
WORKSHOP OF FORMULATION AND EVALUATION BLUSH ON PREPARATION FROM RED ROSE EXTRACT (ROSA DAMASCENE MILL) Cucu Arum Dwi Cahya; Rahmah Tusyifa
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.586 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v2i1.1116

Abstract

Blush On is a cosmetic preparation that can be used to color the cheeks and aims to produce a tapered and fresher accent on the face. Roses (Rosa damscene Mill) is known to have anthocyanin content that serves as a natural dye and as a bioactive compound that can act as a free radical catching material. The purpose of this study is to make use of red roses as a natural dye on cosmetic preparations namely blush. The extract is obtained by maceration using aquadest and citric acid, blush on formulation made dye from red rose extract with a concentration of 2%, 4% with talcum, zinc oxide, kaolin and nipagin ingredients. Tests conducted include: homogeneity test, organoleptic test, pH test, oles test, irritation test, and crack test. The results of the study with a concentration of 2% and 4% produced a homogeneous blush, pH preparations ranging from 5.0 – 5.5, not cracked when dropped from a height of 8-10 inches, preparations do not irritate. The conclusion of this study shows that red rose extract (Rosa damscene Mill) can be used as a dye in blush preparations. the higher the concentration of the extract used, the darker the pigment color on the preparation.
WORKSHOP OF FORMULATION ON PREPARATION GEL (ALEURITES MOLUCCANA) AS ANTICEPTIC HAND SANITIZER AGAINST BACTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Cucu Arum Dwi Cahya; Devi Febby Yola Lubis
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol 2 No 2 (2022): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.541 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v2i2.1431

Abstract

Salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan menjaga kebersihan, salah satunya adalah kebersihan tangan. Salah satu bakteri yang paling sering mengkontaminasi kulit tangan adalah Staphylococcus aureus. Penggunaan gel antiseptik (Hand sanitizer) yang mudah dan praktis semakin diminati masyarakat. Kebanyakan produk gel antiseptik tangan menggunakan alkohol sebagai antibakteri. Kemiri adalah salah satu tumbuhan dengan berbagai manfaat pada setiap bagian pohonnya. Kemiri dapat dimanfaatkan baik sebagai obat-obatan tradisional, bahan makanan, bahan pewarna, penerangan dan berbagai kegunaan lain. Namun belum ada studi yang meneliti apakah formulasi sediaan Gel Hand sanitizer minyak kemiri (Aleurites moluccana) efektif sebagai antibakteri. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak kemiri terhadap bakteri Staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam sediaan gel Hand sanitizer pada 3 formula dengan konsentrasi F1=5%, F2=10% dan F3=15%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Untuk mengetahui efektivitas anti bakteri minyak kemiri (Aluerites moluccana) terhadap bakteri Staphylococcus. aureus setelah diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada formulasi F3 dengan kosentrasi 15% dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat sebesar 19 mm dengan hasil sediaan gel yang homogen, pH sebesar 5 mendekati pH kulit, tidak mengiritasi kulit dan daya sebar menunjukkan hasil yang merata ke seluruh permukaan kulit yaitu 5 cm. Terdapat penghambatan bakteri Staphylococcus aureus setelah minyak kemiri (Aleurites moluccana) diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer.
EFFECTIVENESS TEST ON PREPARATION GEL (Aleurites moluccana) AS ANTICEPTIC HAND SANITIZER AGAINST BACTERIA Staphylococcus aureus Cucu Arum Dwi Cahya; Devi Febby Yola Lubis
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v5i2.1258

Abstract

Salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan menjaga kebersihan, salah satunya adalah kebersihan tangan. Salah satu bakteri yang paling sering mengkontaminasi kulit tangan adalah Staphylococcus aureus. Penggunaan gel antiseptik (Hand sanitizer) yang mudah dan praktis semakin diminati masyarakat. Kebanyakan produk gel antiseptik tangan menggunakan alkohol sebagai antibakteri. Kemiri adalah salah satu tumbuhan dengan berbagai manfaat pada setiap bagian pohonnya. Kemiri dapat dimanfaatkan baik sebagai obat-obatan tradisional, bahan makanan, bahan pewarna, penerangan dan berbagai kegunaan lain. Namun belum ada studi yang meneliti apakah formulasi sediaan Gel Hand sanitizer minyak kemiri (Aleurites moluccana) efektif sebagai antibakteri. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak kemiri terhadap bakteri Staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam sediaan gel Hand sanitizer pada 3 formula dengan konsentrasi F1=5%, F2=10% dan F3=15%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Untuk mengetahui efektivitas anti bakteri minyak kemiri (Aluerites moluccana) terhadap bakteri Staphylococcus. aureus setelah diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada formulasi F3 dengan kosentrasi 15% dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat sebesar 19 mm dengan hasil sediaan gel yang homogen, pH sebesar 5 mendekati pH kulit, tidak mengiritasi kulit dan daya sebar menunjukkan hasil yang merata ke seluruh permukaan kulit yaitu 5 cm. Terdapat penghambatan bakteri Staphylococcus aureus setelah minyak kemiri (Aleurites moluccana) diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer.