Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Suarni, Suarni; Haeruddin,, Haeruddin,; Dewi, Andi Imrah
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol 4, No 1 (2016): Junal Kreatif Tadulako Online
Publisher : Jurnal Kreatif Tadulako Online

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.466 KB)

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek tindakan dan pengamatan utama yaitu  peningkatan hasil belajar pada materi sifat cahaya mata pelajaran IPA siswa dengan menggunakan metode eksperimen. Permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa di SDN No. I Balukang. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat cahaya pembelajaran IPA di SDN No 1 Balukang dengan penerapan metode eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN No 1 Balukang, melibatkan 22 orang siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 40,90% dan daya serap klasikal 59,09. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 95,45% dan daya serap klasikal 82,95% Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai ketuntasan belajar klasikal minimal 80%.Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II yang nilainya sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa di SDN No.1 Balukang. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode eksperimen, Sifat Cahaya
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN IMPLIKASINYA PADA PEMAHAMAN BELAJAR SAINS DI SD/MI (Studi PTK di Kelas III MIN 3 WatesLiwa Lampung Barat) Fiteriani, Ida; Suarni, Suarni
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 3, No 2 (2016): TERAMPIL
Publisher : Institut Agama Islam Negeri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.785 KB)

Abstract

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)merupakan model yang sangat efektif dalam rangka meningkatkan pemahamansiswadalambelajar IPA di SD/MI. Dengantipebelajarkooperatifini, siswadidoronguntukaktifbelajarmelaluikelompok-kelompokkecil. Siswa salingmembantudanmerasabertanggungjawabterhadapkeberhasilantemannyabahkankesuksesankelompokditentukandarikeseluruhananggotakelompokmampumenguasaimateri yang dipelajari.Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan jenis penelitian tindakan kolaboratif. Model tindakanmenggunakanTeoriKemmis dan Taggart. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi sekaligusevaluasi  tindakan. Subjekpenelitianadalahsiswadi kelasIII yang berjumlah 29 orangpada tahun pelajaran2015/2016dan waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil. Teknik pengumpulan datadengan observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Instrument penelitiansebelumdigunakandilakukanujivaliditas (validity) danreliabilitas (reliability) denganbantuansoftware statistik SPSS for windows. Data yang terkumpul, kemudian diolah, disajikan, diinterpretasikan, dan disimpulkan menggunakan pendekatan kualitatifdankuantitatif. Kriteria pemahaman siswa, dilihatdariketuntasanbelajar yang dicapai, yaknimemenuhi KKM ≥70 sebanyak 80%. Hasil penelitian: (1) Pada siklus Isebanyak 18 orang siswa (62,06%) mampumencapaiketuntasanbelajardan 11 orang siswa (37,93%) masihbelummampu. (2) Padasiklus II sebanyak 24 orang siswa (82,75%)mampumencapaiketuntasanbelajardan 5 orang siswa (17,24%) masihbelummampu. Melihatketercapaianpadasiklus II ini yang telahmemenuhi target nilai (KKM) ≥70sebanyak 80 %, makapenelitiantindakandianggapberhasil.Kesimpulanpenelitianiniadalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)mampu meningkatkan pemahamansiswadalambelajar IPA di kelas III MIN 2 Lampung Baratpadapokokbahasan “Ciri-ciriMakhlukHidup (hewan).” 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN IMPLIKASINYA PADA PEMAHAMAN BELAJAR SAINS DI SD/MI (Studi PTK di Kelas III MIN 3 WatesLiwa Lampung Barat) FITERIANI, IDA; SUARNI, SUARNI
TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol 3, No 2 (2016): TERAMPIL
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.785 KB)

Abstract

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)merupakan model yang sangat efektif dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar IPA di SD/MI. Dengan tipe belajarkooperatif ini, siswa didorong untuk aktif belajar melalui kelompok-kelompok kecil. Siswa saling membantu dan merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilan temannya bahkan kesuksesan kelompok ditentukan dari keseluruhan anggota kelompok mampu menguasai materi yang dipelajari. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan jenis penelitian tindakan kolaboratif. Model tindakan menggunakan Teori Kemmis dan Taggart. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi sekaligus evaluasi  tindakan. Subjek penelitian adalah siswa di kelas III yang berjumlah 29 orang pada tahun pelajaran 2015/2016 dan waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil. Teknik pengumpulan data dengan observasi, tes, wawancara dan dokumentasi. Instrument penelitian sebelum digunakan dilakukan uji validitas (validity) dan reliabilitas (reliability) dengan bantuan software statistik SPSS for windows. Data yang terkumpul, kemudian diolah, disajikan, diinterpretasikan, dan disimpulkan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Kriteria pemahaman siswa, dilihat dari ketuntasan belajar yang dicapai, yakni memenuhi KKM ≥70 sebanyak 80%. Hasil penelitian: (1) Pada siklus Isebanyak 18 orang siswa (62,06%) mampu mencapai ketuntasan belajar dan 11 orang siswa (37,93%) masih belum mampu. (2) Pada siklus II sebanyak 24 orang siswa (82,75%) mampu mencapai ketuntasan belajar dan 5 orang siswa (17,24%) masih belum mampu. Melihat ketercapaian pada siklus II ini yang telah memenuhi target nilai (KKM) ≥70 sebanyak 80 %, maka penelitian tindakan dianggap berhasil. Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar IPA di kelas III MIN 2 Lampung Barat pada pokok bahasan “Ciri-ciri Makhluk Hidup (hewan).”
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) TERHADAP JAMUR PATOGEN Phytophthora palmivora PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO (Theobromae cacao L.) Suarni, Suarni; Panggeso, Johanes; Rosmini, Rosmini
AGROTEKBIS Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : AGROTEKBIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study aimed is to find out the inhibitation level of leaves extract of Ketepeng China (Cassia alata L.) insome concentrations on the growth of Phytophthora palmivora funguson cocoa fruit. This study was arranged in Complete Randomized Design, with the extract concentrations tested were 0,5%, 1%, 1,5%, 2% and 2,5% on the growth of Phytophthora palmivora fungus diameter. This study was conducted on September to October 2015 in Pest and Disease Department Laboratory, Agriculture Faculty, Tadulako University. The result showed that the average extract concentration of 2,5% can better inhibitate the growth of Phytophthora palmivora fungus diameter (30.18%), and based on the analysis using simple linear regression, it showed that the concentration 2,5% has the higest dependent variable value with 30,48%. Key Words : Cocoa, extract leave, Ketepeng China (Cassia alata L.), Phytophthora palmivora.
Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Suarni, Suarni; Haeruddin,, Haeruddin,; Dewi, Andi Imrah
Jurnal Kreatif Online Vol 4, No 1 (2016): Junal Kreatif Online
Publisher : Jurnal Kreatif Online

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.466 KB)

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek tindakan dan pengamatan utama yaitu  peningkatan hasil belajar pada materi sifat cahaya mata pelajaran IPA siswa dengan menggunakan metode eksperimen. Permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa di SDN No. I Balukang. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat cahaya pembelajaran IPA di SDN No 1 Balukang dengan penerapan metode eksperimen. Penelitian dilaksanakan di SDN No 1 Balukang, melibatkan 22 orang siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 40,90% dan daya serap klasikal 59,09. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 95,45% dan daya serap klasikal 82,95% Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan nilai ketuntasan belajar klasikal minimal 80%.Berdasarkan nilai rata-rata daya serap klasikal dan ketuntasan belajar klasikal pada kegiatan pembelajaran siklus II yang nilainya sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa di SDN No.1 Balukang. Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode eksperimen, Sifat Cahaya
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MOROWALI Suarni, Suarni
Katalogis Vol 4, No 8 (2016)
Publisher : Katalogis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.994 KB)

Abstract

The research objectives are: 1) to test and analyze the significant influence of leadership and work climate on civil servants’ performance in The Agency of Planning, Research, and Regional Development (Bappeda), Morowali Regency; 2) to test and analyze significant influence of leadership on civil servants’ performance; 3) to test and analyze significant influence of work climate on civil servants’ performance. This is a quantitative research that looking at the influence among variables by involving 39 respondents selected through census method. Multiple linear regressions test shows that: 1) leadership and work climate simultaneously have positive and significant influence on civil servants’ performance in The Agency of Planning, Research, and Regional Development, Morowaly Regency; 2) leadership has positive and significant influence on offcials’ performance; 3) work climate has positive and significant influence on civil servants’ performance. 
KECENDERUNGAN MEMAKAI CADAR DI KOTA BANDA ACEH DAN ACEH BESAR: KAJIAN LIVING HADIS Maizuddin, Maizuddin; Suarni, Suarni
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 9 No. 1 (2019): JUNI
Publisher : Program Studi Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.952 KB)

Abstract

The article aims at describing the tendency of wearing a veil in Banda Aceh City and Aceh Besar District, which has recently increased significantly. It employs living hadith as a concept with a qualitative method that seeks to explore hadiths that living in Muslim societies, how they are applied and made into traditions in daily life. The article argues that the use of the veil was more based on self-protection than on theological motivation. However, they still held that wearing veil is a sunna. This circumcision is then understood in a totalistic ideal typology, which leads to the implementation of Sunna in a higher level of application. Besides, women who wear a veil feel more filled with religious nuance, which manifests in the attitude of ?iffah (self-care), islah} (improvement of knowledge and behavior) and ?izzah (feeling noble). Also, the religiosity of a veiled female affects in two aspects: socio-morality and psychological aspect.
Ahruf Sab’ah Dan Qiraat Sab’ah Suarni, Suarni
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Forum Intelektual Qur'an dan Hadits Asia Tenggara (SEARFIQH) Kota Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.053 KB) | DOI: 10.22373/jim.v15i1.5457

Abstract

This study explains the difference between the meaning of ahruf sab'ah and qiraat sab'ah. These two terms are a discussion of the ulumul of the Qur'an. both terms have different meanings, but are interrelated. The discussion on the qiraat sab'ah can not be separated from the discussion of ahruf sab'ah. Because ahruf sab'ah is as a result of the emergence of sabah qiraat. But the term qiraat sab'ah appears not merely because of ahruf sab'ah, meaning the term Ahruf Sab'ah appears when the Qur'an is revealed to the Prophet Muhammad, while Qiraat sab'ah arises because of the emergence of various Imam readings Qurra in therecital of the Qur'an which is briefly the seven Imams.
AHRUF SAB’AH DAN QIRAAT SAB’AH Suarni, Suarni
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Forum Intelektual Qur'an dan Hadits Asia Tenggara (SEARFIQH) Kota Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.889 KB) | DOI: 10.22373/jim.v15i2.5293

Abstract

This study explains the difference between the meaning of ahruf sab'ah and qiraat sab'ah. These two terms are a discussion of the ulumul of the Qur'an. both terms have different meanings, but are interrelated. The discussion on the qiraat sab'ah can not be separated from the discussion of ahruf sab'ah. Because ahruf sab'ah is as a result of the emergence of sabah qiraat. But the term qiraat sab'ah appears not merely because of ahruf sab'ah, meaning the term Ahruf Sab'ah appears when the Qur'an is revealed to the Prophet Muhammad, while Qiraat sab'ah arises because of the emergence of various Imam readings Qurra in the recital of the Qur'an which is briefly the seven Imams.
PERAN KEPEMIMPINAN INFORMAL PU’UTOBU DALAM PENYELESAIAN SENGKETA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SUKU TOLAKI Suarni, Suarni; Moita, Sulsalman; Syahrun, Syahrun
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.413 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6612

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui peran informal Pu’utobu dalam peneyelesaian sengketa sosial budaya masyarakat Suku Tolaki di Kecamatan Meluhu kabuapaten konawe. Peran informal kepemimpinan Pu’utobuadalah sebagaipemerintahan wilayah yang masing-masing  wilayah ini dikuasai dan bertanggung jawab kepada pemerintahan Siwole Mbatohu yaitu empat penjuru pemerintahan daerah yang telah diuraikan sebelumnya. Pemerintahan Pu’utobu ini merupakan pemerintahan perantara antara pemerintahan wonua melalui Siwole Mbatohu kemudian diteruskan kepada pemerintahan desa (napo) yang disebut o’napo. Pemerintahan Pu’utobu berkewajiban menyambaikan segala perintah dari pemerintahan wonua kepada pemerintahan o’napo yang berada di wilayah kekuasaannya.Pu’utobu mempunyai kewajiban untuk meneruskan segala usul permintaan dari pemerintahan napo kepada pemerintahan siwole mbatohu, dan diteruskan lagi kepada pemerintahan wonua yang dipimpin oleh seorang mokole (kepala negeri).Seorang Pu’utobu sebagai kepala wilayah mempunyai aparat pemerintahan di tingkat wilayahnya, yaitu tingkat pabitara, tolea, posudo dan tamalaki yang ditunjuk dan diangkat dari salah seorang yang menonjol prestasinya dari aparat pemerintahan di bawahnya.Tugas-tugas yang dilaksanakan aparat pemerintahan Pu’utobu ini adalah segala masalah perselisihan yang tidak dapat diselesaikan oleh pemerintahan onapo, dan atau segala perselisihan yang terjadi antara pemerintahan o’napo dalam wilayah kekuasaannya.Kata kunci: kepemimpinan, Pu’utobu, sengketa, sosial budaya, masyarakat