Herniwati Herniwati
Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA “MEMAKAI “PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI Nurrakhman, Denny Kusno; Herniwati, Herniwati; Rasiban, Linna Meilia
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i1.2650

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang analisis kesalahan  penggunaan verba bahasa Jepang yang bermakna memakai yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis kesalahan apa yang dilakukan mahasiswa dalam penggunaan verba bahasa Jepang yang bermakna memakai dan faktor apa  yang menyebabkan terjadinya kesalahan, serta bagaimana solusi untuk mengatasi kesalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif jenis. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yaitu instrumen tes dan angket. Teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik one shoot model, yaitu dengan pengambilan data dilakukan satu kali dalam satu waktu. Sampel dalam penelitian ini yaitu mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Sastra Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kesalahan penggunaan makna mencapai 64% terutama pada verba maku dengan 84% kesalahan, shimeru dengan 75% kesalahan, dan kakeru dengan 67% kesalahan. Faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan verba bahasa Jepang yang bermakna memakai adalah banyaknya jenis verba bahasa Jepang yang bermakna memakai dan ragam makna pada satu jenis verba bahasa Jepang yang bermakna memakai. Selain itu kurangnya pemahaman dan pengalaman belajar menjadi salah satu faktor terjadinya kesalahan.  Kata kunci: analisis kesalahan, verba bermakna memakai  ABSTRACT This research discusses the use of error analysis Japanese verb which means to ‘use’ conducted by students of the second level of the Japanese Language Education Department of Education Language and Literature Faculty of Education University of Indonesia. The purpose of this study was to determine what kind of mistakes which students in the use of Japanese verb which means to ‘use’ and what factors caused the error, and how to solve the error. The method used in this research is descriptive method types. The instrument used to obtain the data and test instrument questionnaires. Data collection technique that is used is "one shoot model",  with data retrieval done once at a time. The sample in this research is a student level II Department of education faculty of education Japan Language language and Literature University of Education Indonesia as many as 30 people. Based on the results of the research, the use of error meaning achieving 64% especially in verbs maku with 84% error, shimeru with 75% of the error, and kakeru with 67% error. Factors cause the occurrence of mistakes Japan language verbs use meaningful ‘use’ is the number of types of Japan language verbs which means ‘use’ and multiform meanings on one type of language the verb meaning Japan ‘use’. In addition the lack of understanding and the learning experience to become one of the factors for error.  Keyword: error analysis, verb meaning ‘use’
TEKNIK SHADOWING DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (Penelitian Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat II Tahun Akademik 2014/2015 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI) Puspita, Lanni Anggun; Judiasri, Melia Dewi; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i3.5940

Abstract

Penelitian ini mencoba menerapkan teknik shadowing dalam pembelajaran kaiwa, terhadap mahasiswa tingkat II bahasa Jepang UPI. Bagi pembelajar bahasa Jepang, berbicara bahasa Jepang dengan lancar cukup menyulitkan karena perlu pembiasaan. Selain itu, saat berbicara perlu memperhatikan beberapa hal seperti, aksen, intonasi, panjang pendeknya pengucapan, juga pelafalan konsonan rangkap. Mengacu pada hal tersebut, teknik shadowing diterapkan agar mahasiswa terbiasa melatih mulutnya mengucapkan kata-kata dalam bahasa Jepang, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara dan juga dapat menciptakan situasi kelas yang aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil tentang keefektivitasan dan tanggapan mahasiswa terhadap teknik shadowing untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam pembelajaran kaiwa. Kemudian, desain penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design, yaitu dengan jenis yang dipilih one group pre-test – post-test design. Sampel penelitian berjumlah 10 orang mahasiswa tingkat II tahun akademik 2014/2015 dengan teknik nonprobability purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan ialah tes lisan (oral) dan angket. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini ialah nilai mean pre-test 39 dan nilai mean post-test 70. Sehingga terdapat peningkatan setelah diberikan treatment sebesar 31.  Dari hasil tersebut didapat nilai thitung 11,2 dengan db= 9. Maka, dapat disimpulkan bahwa ttabel 2,26 thitung 11,2 untuk taraf signifikansi 5% dan nilai ttabel 3,25 thitung 11,2 untuk taraf signifikansi 1%. Kemudian hasil dari analisis angket dapat dikatakan bahwa respon mahasiswa positif dan teknik shadowing menarik juga menyenangkan diterapkan dalam pembelajaran kaiwa. Dengan demikian, teknik shadowing dirasa perlu diterapkan dalam pembelajaran kaiwa di kelas.  This study tried to apply shadowing techniques in kaiwa learning, toward the II degree Japanese students of FPBS UPI. For Japanese language learners, speaks Japanese fluently quite difficult because it needs to habituation. Additionally, when speaking need to consider several things like, accent, intonation, pronunciation short length, the pronunciation of consonant cluster. Referring to these, shadowing techniques applied to ensure that the students get used to train his mouth out the words in Japanese, so it can help improve the ability to speak and create a situation of active class. The purpose of this study is to obtain results about the effectiveness and student responses to the shadowing technique in enhancing the ability to speak in kaiwa learning. Then, the design of the study was used pre-experimental design, with the selected type one group pre-test - post-test design. These samples included 10 students II degree academic year 2014/2015 with nonprobability purposive sampling technique. The research instrument was used oral tests and questionnaires. The results of analysis of data obtained from this study are the mean value of pre-test 39 and mean value of post-test 70. So there was increased after being given treatment for 31. From the results obtained with tcount 11.2 db = 9. Thus, it can be concluded that ttable 2.26 tcount 11.2 for a significance level of 5% and value ttable 3.25 tcount 11.2 to 1% significance level. Then the results of the analysis of the questionnaire can be said that the students had positive response and shadowing techniques are also fun exciting applied in kaiwa learning. Thus, it is necessary shadowing techniques applied in kaiwa learning in the class.
THE EFFECTIVENESS OF USING MEGURO LANGUAGE CENTER FLASH MEDIA IN JAPANESE INTRANSITIVE AND TRANSITIVE VERB PAIRS LEARNING (True Experimental Research for Second Grade Students of UPI’s Japanese Language Education Departement) Haryani, Nia; Aneros, Noviyanti; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3839

Abstract

Abstract. Japanese intransitive and transitive verb pairs (jidoushi and tadoushi pairs) are still one of difficult things for Japanese language learners. Results of questionnaire mentioned that difficulties experienced by a student are distinguish between intransitive and transitive verb pairs, and use of intransitive and transitive verb pairs in Japanese sentence. Therefore, we have to use an effective media on intransitive and transitive verb pairs learning, on purpose to decrease that difficulties. The purpose of this research are (1) to know any significant difference in learners ability in intransitive and transitive verb pairs vocabulary and know how to using intransitive and transitive verb pairs in Japanese sentence before and after using Meguro language center (MLC) flash media; (2) to determine the effectiveness of using MLC flash media in intransitive and transitive verb pairs learning; (3) to determine learners response of using MLC flash media in intransitive and transitive verb pairs learning. This research use the true experiment design, and also use the test and questionnaire to get some data’s. The research object is second grade students of UPI’s Japanese language education departement of the academic year 2015/2016, and the samples are students at 4B as experimental group and students 4C as control group. From the result of data analysis obtained that value is 2,46 and value is 2,07 at 5% significance level. Because is greater than so Hk accepted. Then from normalized gain mean, experimental group gained 0,67 is approving of MLC flash media is more effective as compared with text media. In addition, analysis of questionnaire showed that student has given a positive response to application of MLC flash media. Keywords : Japanese intransitive and transitive verb pairs, jidoushi and tadoushi pairs, learning media, flash, Meguro language center  Abstrak. Bagi pembelajar bahasa Jepang, jidoushi dan tadoushi berpasangan masih menjadi hal yang sulit. Hasil angket menyebutkan bahwa kesulitan yang dialami pembelajar adalah kesulitan dalam membedakan jidoushi dan tadoushi berpasangan dan kesulitan dalam penggunaan kedua verba tersebut dalam suatu kalimat. Diperlukan suatu media yang efektif dalam pembelajaran jidoushi dan tadoushi berpasangan agar kesulitan tersebut dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan mengenai kemampuan pembelajar dalam menguasai kosakata dan memahami penggunaan jidoushi dan tadoushi berpasangan sebelum dan sesudah proses pembelajaran menggunakan media flash Meguro language center (MLC); (2) untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan media flash MLC terhadap kemampuan pembelajar dalam menguasai kosakata dan memahami penggunaan jidoushi dan tadoushi berpasangan; (3) untuk mengetahui tanggapan pembelajar terhadap penggunaan media flash MLC dalam pembelajaran jidoushi dan tadoushi berpasangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen murni. Adapun instrumen yang digunakan, yaitu tes dan angket. Sampel yang digunakan yaitu mahasiswa tingkat II Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2015/2016 kelas 4B sebagai kelompok eksperimen dan kelas 4C sebagai kelompok kontrol yang masing-masing kelas diambil sebanyak 12 orang. Dari hasil analisis data setelah melakukan penelitian, diperoleh nilai sebesar 2,46 dan nilai 2,07 pada taraf signifikansi 5%. Karena hasil lebih besar dari  maka Hk diterima. Kemudian dari nilai rata-rata normalized gain kelas eksperimen yaitu sebesar 0,67 membuktikan bahwa menggunakan media flash MLC lebih efektif dibandingkan dengan media teks. Kemudian berdasarkan pengolahan angket menunjukan bahwa pembelajar memberikan respon yang positif terhadap penggunaan media flash MLC. Kata kunci : Jidoushi dan tadoushi berpasangan, media pembelajaran, flash,  Meguro language center
ANALISIS MAKNA KOTOWAZA(PERIBAHASA) BAHASA JEPANG DALAM ANIME JUNJOU ROMANTICA 1 DAN 2 Saputra, Aa; Aneros, Noviyanti; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 3 (2016): December 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i3.5567

Abstract

Peribahasa dalam bahasa Jepang disebut dengan kotowaza. Kotowaza dalam bahasa Jepang sendiri adalah kata-kata pendek yang diceritakan secara turun temurun sejak dahulu kala, yang berisi kebenaran, sindiran, satire, dan pelajaran moral. Dalam penelitian kali ini penulis menitik beratkan pada kotowaza yang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna konotatif atau makna denotatif yang terkandung dalam kotowaza yang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2serta mencari tahu termasuk kedalam klasifikasi peribahasa manakah kotowaza tersebut. Kemudian mencari tahu apakah kotowaza tersebut memiliki padanan makna dengan peribahasa Indonesia.Hasil dari penelitian ini terdapat 24 kotowazayang ada dalam anime Junjou Romantica 1 dan 2. Semua kotowazamengandung makna denotatif dan hanya empat kotowazayang mengandung makna konotatif, yaitu 叩けよさらば開かれん (tatakeyosaraba hirakaren), 袖すりあうも他生の縁 (sode suriau mo tashou no en), 月に叢雲花に風 (tsuki ni murakumo hana ni kaze), dan 縁は異なもの (en wa inamono). Kemudian terdapat tiga kotowaza yang tidak memiliki padanan makna dengan peribahasa Indonesia, yaitu旅の恥は掻き捨て (tabi no haji wa kakisute), 一度あることは二度ある (ichido aru koto wa nido aru), dan二度あることは三度ある (nido aru koto wa sando aru). A proverb in Japanese language is called as kotowaza. Kotowaza in Japanese language itself is used as advice, satire, warning, moral lesson as well as life motivation. In this study, the researcher focuses on kotowaza in anime called Junjou Romantica 1 and 2. This study aims to find out if there are any connotative or denotative meaning contained in anime  Junjou Romantica 1 and 2as well as to find out its proverb classification. Finally, this study also tries to find out whether the proverb has an equivalent in Indonesian proverb or not. The result shows that there are 24 proverbs found in anime Junjou Romantica1and 2. All the proverbs have denotative meanings and only four proverbs have connotative meanings,such as叩けよさらば開かれん (tatakeyosaraba hirakaren), 袖すりあうも他生の縁 (sode suriau mo tashou no en), 月に叢雲花に風 (tsuki ni murakumo hana ni kaze), 縁は異なもの (en wa inamono). And there are only three proverbs that do not have any equivalents in Indonesian proverbs, such as 旅の恥は掻き捨て (tabi no haji wa kakisute), 一度あることは二度ある (ichido aru koto wa nido aru),and二度あることは三度ある (nido aru koto wa sando aru).
TRANSFORMATION OF JAPANESE CULTURE FOR INCREASING JAPANESE COMMUNICATIVE COMPETENCE Herniwati, Herniwati; Aneros, Noviyanti
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 3, No 1 (2018): JAPANEDU Volume 3 Issue 1, June 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v3i1.11240

Abstract

This study aims to assess the preparation of the design model of learning, teaching materials conversational skills for intermediate level, which focuses on the transformation of Japanese culture as innovation and efforts to improve speaking skills in learning Chukyu Kaiwa. This research uses the Research and Development (R D) and experiment. The result shows asignificant increase in students’ Japanese speaking skills and their understanding of Japanese culture. The transformation of Japanese culture is able to attract the students to compare and find similarities with Indonesian culture.
ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO PADA MAHASISWA TK.I S.D IV PEMOKUSAN PADA GAIRAIGO BAHASA INGGRIS Pratama, Septian Eka; Herniwati, Herniwati; Renariah, Renariah
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 1, No 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v1i2.3289

Abstract

AbstrakPenelitian yang diberi judul “Analisis Kesalahan Penulisan Gairaigo pada Mahasiswa TK.I s.d TK.IV Pemokusan Pada Gairaigo Bahasa Inggris” bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penulisan katakana yang terjadi pada mahasiswa. Dalam kosakata bahasa jepang ada yang disebut Gairaigo yaitu kata serapan yang digunakan dalam bahasa jepang. Kata serapan dalam bahasa jepang dewasa ini hampir 80 persen menggunakan bahasa Inggris. Penelitian terdahulu yang dilakukan menunjukan mahasiwa asih mengalami kesulitan dalam menulis gairaigo dalam huruf katakana. Maka faktor – faktor yang dianggap mempengaruhi mahasiswa dalam penulisan katakana adalah: (1) Tingkat di jurusan , (2) Level JLPT, (3) Apakah kata gairaigo tersebut familiar (4) Apakah ada ciri khas pelafalan, (5) Panjang pendeknya suatu kata. Dari hasil analisis tidak pengaruh antara lamanya belajar dan kemampuan bahasa jepang dengan menulis kata gairaigo. Mahasiswa kesulitan pada kata yang kurang familiar dan terdapat bunyi panjang atau chouon pada kosakata gairaigo. Dengan demikian sering melihat atau menggunakan kosakata itu dan apakah ada kekhasan pelafalan pada sebuah kata gairaigo memiliki pengaruh yang kuat. Kata Kunci :Katakana, Gairaigo, Kesalahan penulisan  AbstractThis research “An Analysis on Focusing Katakana English Loanwords Writing Errors of Japanese Student in Indonesia University of Education” has purpose to find many factors in loanword writing error.  Gairaigo means loanwords in Japanese language are almost 80 percent from English. Many scholars pointed about Katakana Loanword writing rules. Many facts the Japanese loanwords are difficult for beginner Japanese foreigner learner. To get know why writing katakana words is hard. Ou said that he found that many Chinese native Japanese learners have many difficulties about Japanese Loanwords. The loanwords from American or Europe languages seem hard to recognize by Chinese Japanese learners even French Japanese learners. There are some reasons, but one of them is the differences of pronunciation from the origin words I tried to find one of numerous factors about that. Many factor related on this research such as JLPT, grade in college, characteristic of its loanwords, familiar and non-familiar words etc. One of the factors was found is about the characteristic about the Japanese loanword itself. The other is japanese system long vowel –toned in unfamiliar word by students. Keyword : Effectiveness, Strategy Quick On The Draw, Vocabulary
KEPOLISEMIAN VERBA TSUKERU: KAJIAN LINGUISTIK KOGNITIF Suciaty, Prisyanti; Sutedi, Dedi; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 2, No 1 (2017): JAPANEDU Volume 2 Issue 1, June 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v2i1.6791

Abstract

Polisemi merupakan salah satu tema yang dibahas ketika berbicara mengenai makna sebuah kata. Kata yang berpolisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Penelitian ini meneliti makna verba tsukeru yang berpolisemi. Verba tsukeru dianalisis dengan menggunakan kajian linguistik kognitif. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan makna dasar, mengklasifiksikan makna perluasan, serta mendeskripsikan hubungan antara makna dasar dan makna perluasan dari verba tsukeru. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang digunakan yaitu  jitsurei yang diperoleh dari korpus BCCWJ (Balanced Corpus of Contemporary Written Japanese) yang bersumber dari dokumen, majalah, koran, buku pelajarann, buletin, dan yahoo yang terbit antara tahun 2000-2008.  Selanjutnya dicatat dalam bentuk kartu data. Kemudian dilanjutkan dengan mengklasifikasikan data ke dalam makna dasar dan makna perluasan,dan menganalisis hubungan makna dasar dan makna perluasan menggunakan kajian linguistik kognitif yakni menurut majas metafora, metonimi, dan sinekdoke. Hasil penelitian yang ditemukan adalah verba tsukeru memiliki makna dasar memasang. Kemudian ditemukan 15 makna perluasan yaitu memberi, menempatkan, menambahkan, merendam, mencampurkan, menyalakan, mengoles, mengawasi yang masuk kepada perluasan metafora, selanjutnya menetapkan, mempekerjakan, dan menulis masuk ke peluasan metonimi, terakhir menggores, mengenakan, dan menghentikan perluasan makna sinekdoke. Selain itu ditemukan juga makna idiomatikal seperti membatasi, terbiasa, bertengkar, menuduh, lepas tangan, berhati-hati, memandang, mengerjakan, dan melengkapi diri.This paper present an analysis of tsukeru verb which have multiple meanings and in which the mulitple meanings of a word may be connected or related. While this analysis based on cognitive linguistics. The goal of this analysis is describe basic meaning and another meanings of tsukeru verb, and also describe relation of basic meaning and another meanings, and the last present meanings structure of tsukeru verb. The analysis using data form  Balanced Corpus of Chunagon contemporary Written Japanese corpus presented by National Institute for Japanese Language and Linguistics. Sentence data in this paper based on document, magazine, newspaper, study books, bulletin, and yahoo at 2000-2008. This data clasification using data card  (table data). Decription of relation basic meaning and another meanings using cognitive linguistics analysis which is metaphor, metonymy , and synecdoche. The result of this research is tsukeru verb have basic meaning is put on, and then founded 15 another meanings. Result are follow including metaphor are give, put, adding, soaking, mix, ignite, spreading, watching, including metonymy are decide, hiring, writing, and the last is including synecdoche are slash, dress, stop. Furthermore, fouded idiom meanings such as define, common, quarrel, accuse, hands off, be careful, starring at, doing, acquire.
Using Vlog in Shokyu Kaiwa's Course to Improve Students’ Speaking Ability Judiasri, Melia Dewi; Aneros, Noviyanti; Herniwati, Herniwati
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 4, No 2 (2019): JAPANEDU Volume 4 Issue 2, December 2019
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v4i2.19534

Abstract

The evaluation of Shokyu Kaiwa1 and Shokyu Kaiwa2 courses (basic speaking level 1 and 2) were mainly conducted using role play method, where students in pairs conducted a conversation about a theme within a predetermined duration of time. It is known that this kind of evaluation is considered to be less optimal to explore students' speaking abilities. Conversational material only revolves around simple everyday conversations that have been memorized before, and it is possible that they only memorize certain parts of the conversation. With this background, in this research, a method of evaluation that is approximated to be able to explore the ability to speak more optimally is done through vlog (video blogging) which has recently become a popular thing, especially among young people. This research is a descriptive study, with a sample of the Japanese language students major in the second semester of the year 2018 in Universitas Pendidikan Indonesia. The step taken in this study was stimulating students to prepare what must be discussed first, such as giving a variety of material relating to Japanese culture or Japanese habits. The results of this study showed that the students' speaking ability is increased, and students are conveying the conversation materials more freely. The sentence patterns used by students was not limited to the material that has been taught, but exceeded the sentence patterns given in the second semester. Further, students are able to develop the story materials given previously. Thus, it is known that the use of vlogs in evaluating the learning of the Shokyu Kaiwa course had a positive impact on improving the speaking skills of Japanese Language Education students.
Error Analysis of Japanese Toritatejoshi Nanka, Nante, Nado, and Kurai J.D.L, Deajeng Dinda; Herniwati, Herniwati; Dewi J., Melia
JAPANEDU: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Bahasa Jepang Vol 5, No 2 (2020): JAPANEDU Volume 5 Issue 2, December 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (Indonesia University of Education)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/japanedu.v5i2.23585

Abstract

Hyouka no toritatejoshi or known as an evaluation of toritate particle is very important in Japanese language. But there are many toritate particles with similar function and meaning, which cause some difficulties for learners to differentiate. This study aimed to analyse the error of four Japanese toritate particles namely nanka, nante, nado, and kurai, evaluating the percentage of errors, type of errors, and identify the factors that caused error in using four toritate particles. The participants of this research were 45 Japanese language students. The instruments used in this study including interview, questionnaire, and a test. The results of this study showed that the error of toritatejoshi nado which shows quotation markers in sentences was the most common type of error. While the error of toritatejoshi kurai mostly when kurai particles combined with the other toritate particles (such as ~kurainara) was the least type of error. The factors that caused errors in using those toritatejoshi were mainly overgeneralization, followed by incomplete application of rules, false concept hypothesized, and the other special factors, respectively.
Tatakrama Manner Di Jepang Sebagai Upaya Pemahaman Budaya Jepang M.Hum., Dr. Herniwati S.Pd.; Risda, Dianni; Judiastri, Melia Dewi
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 9 No 1 (2021): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v9i1.43013

Abstract

Abstrak Dalam pembelajaran bahasa Jepang, pemahaman pengetahuan budaya Jepang sangatlah dibutuhkan. Kebiasaan masyarakat, tata krama, dan aturan-aturan yang berlaku di negara tersebut akan menimbulkan Cultureshock pada pembelajar saat ia berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang Jepang karena kekuranganpahaman akan aturan budaya mereka. Juga akan lebih terasa ketika orang Indonesia harus tinggal di Jepang untuk belajar atau bekerja.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman mahasiswa mengenai manner, tata krama, dan aturan di negara Jepang sebagai salah satu upaya dalam pemahaman budaya Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan angket yang disebarkan pada 82 orang mahasiswa.Berdasarkan hasil angket pada 82 responden, yang 81% menyatakan mengalami gap komunikasi dan kekeliruan ketika berkomunikasi dengan orang Jepang baik secara lisan maupun tulisan juga tindakan aktivitas ketika berhadapan dengan orang Jepang yang diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan dan pemahaman budaya Jepang. Seperti saat wawancara, ojigi, bertukar kartu nama, budaya memberikan cinderamata/omiyage, dan kebiasaan sehari-hari di Jepang lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa diberikan materi-materi ajar yang terdapat dalam “Daily life manner in Japan” yang di dalamnya memuat referensi manner, kebiasaan, serta aturan-aturan orang Jepang yang disajikan pada perkuliahan daring/online. Luaran hasil penelitian ini diperoleh bahwa pemahaman mahasiswa meningkat mengenai pengetahuan manner Jepang yang berhubungan dengan tata krama dan kebiasaan dalam kehidupan sehari hari Jepang seperti Pengetahuan macam-macam ojigi, aturan tukar kartu nama (meishikoukan), aturan saat wawancara (mensetsu), dan ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang berkaitan saat memberikan omiyage, berkunjung kerumah orang Jepang, dan lainnya. Pemahaman yang baik mengenai budaya Jepang memudahkan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang Jepang sesuai dengan tata krama dan manner dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Abstract In learning Japanese, understanding Japanese cultural knowledge is very needed. The habits of society, manners, and the rules that apply in the country will cause a culture shock in the learner when he communicates and interacts with Japanese people because of a lack of understanding of their cultural rules. It will also be more pronounced when Indonesians have to live in Japan to study or work.The purpose of this study was to determine students' understanding of manners, habits, and rules in Japan as an effort to understand Japanese culture. The research method used is a descriptive method with a questionnaire distributed to 82 students. Based on the results of a questionnaire on 82 respondents, 81% stated that they experienced communication gaps and mistakes when communicating with Japanese people both verbally and in writing as well as activities when dealing with Japanese people due to lack knowledge and understanding of Japanese culture. Like during interviews, bowing ojigi, exchanging business cards, the culture of giving souvenirs, and other daily habits in Japan. To overcome these problems students are given teaching materials contained in "Daily life manner in Japan" which contains references to Japanese manner, habits, and rules presented in online / online lectures. The results of this study indicate that understanding students increase knowledge of Japanese mannerisms related to Japanese manners and habits such as knowledge of various ojigi, business card exchange rules (meishikoukan), rules during interviews (mensetsu), and Japanese phrases related to giving omiyage, visiting Japanese homes, and others. A good understanding of Japanese culture makes it easier for students to communicate and interact with Japanese people according to manners and manners in everyday life in Japan.