Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN VARIABEL PENCIRI HUTAN RAKYAT Hardjanto, Hardjanto; Purnomo, Herry; Lastini, Tien; Suhendang, Endang; Jaya, I Nengah Surati
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 3 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERTUMBUHAN TEGAKAN KAYU BAWANG (Disoxylum mollissimum Bl.) PADA BERBAGAI POLA TANAM DAN KERAPATAN TEGAKAN Siahaan, Hengki; Suhendang, Endang; Rusolono, Teddy; Sumadi, Agus
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 4 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MODEL PRODUKSI DAUN PADA HUTAN TANAMAN KAYU PUTIH ( Melaleuca cajuputi Subsp cajupti. POWELL) SISTEM PEMANENAN PANGKAS TUNAS utomo, Pudja Mardi; Suhendang, Endang; Syafii, Wasrin; Simangunsong, Bintang C H
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.865 KB)

Abstract

ABSTRACTCajuput oil is one of important non-timber forest product in Indonesia, which is resulted from processing of kayuputih ( Melaleuca cajuputi Subsp. cajuputi Powell) leaves. Perum Perhutani is now managing about 24,000 hectarsof kayu putih plantation in Java and 10 units of leaves processing mills with installed capacity of 53,760 tonnes peryear. However, these mill were not optimally operation due to low leaves kayu putih production. The objective of thisstudy were: (1) to develop kayu putih leaves production model, for one leaves harvesting rotation, and (2) to developkayu putih leaves production model for one biological rotation, to determine a silviculture rotation age of kayu putihstand. Subject to field condition, number of tree, stand density, and biomass by part of tree from36 temporary sampleplot (TSP) of Age Class II at BKPH Sukun were then measured to develop kayu putih leaves production model andfrom 24 TSP of all Age Class (Age Class I - VIII) at BKPH Sukun were measured to determine a biological rotationage. The result show that Morgan-Mercer-Flodin (MMF) equation was the best model representing kayu putih leavesproduction model, with option sprout age of 7 months. Polynomial equation was a model inrepresenting kayu putihleaves production model. Abiological rotation age was estimated around 25 years (with Age Class V).ABSTRAKKayu putih merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang penting di Indonesia. Hutan tanaman kayu putih di Jawacukup besar, diperkirakan Perum Perhutani mengelola sekitar 24.000 ha areal produktif jenis ini dan memiliki 10Pabrik Pengolahan Minyak Kayu Putih (PMKP). Namun Pengelolaannya belum optimal karena sampai saat iniproduksi daun kayu putih masih jauh dari kapasitas terpasang pabrik, yaitu sebesar 53.760 ton daun kayu putih pertahun. Tujuan penelitian adalah: (1) mengetahui model produksi daun tanaman kayu putih dalam satu periodepemangkasan dan (2) mengetahui model produktivitas daun tanaman kayu putih dalam satu daur biologis. Hasilmodel yang diperoleh digunakan untuk menentukan saat daun dipanen dan saat tanaman kayu putih diganti dengantanaman baru. Metode pengambilan data dilakukan dengan survey, pengamatan langsung di lapangan denganpengukuran plot-plot ukur sementara (PUS). Plot ukur untuk pembuatan model dalam satu daur panen dibuatsebanyak 36 PUS dan 24 PUS untuk pembuatan model dalam satu daur biologis. Model produksi daun kayu putihterbaik dalam satu daur panen adalah Morgan-Mercer-Flodin model (MMF) dan pemangkasan optimum adalah padaumur tunas 7 bulan, dimana kurva laju pertumbuhan rata-rata bulanan maksimum berpotongan dengan kurvapertumbuhan bulan berjalan. Model produktivitas dalam satu daur silvikulktuyr adalah model polinomial. Daurbiologis atau saat tanaman diganti dengan tanaman baru diperkirakan pada umur 25 tahun (kelas umur V), dimanaproduk-tivitas setelah umur ini menurun.
KERAGAAN HUTAN DIPTEROCARPACEAE DENGAN PENDEKATAN MODEL STRUKTUR TEGAKAN Susanty, Farida Herry; Suhendang, Endang; Jaya, I Nengah Surati; Kusmana, Cecep
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 10, No 4 (2013): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

MODEL PERTUMBUHAN MATRIK TRANSISI UNTUK HUTAN ALAM BEKAS TEBANGAN DI KALIMANTAN TENGAH Krisnawati, Haruni; Suhendang, Endang; Parthama, I.B. Putera
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.323 KB)

Abstract

ABSTRAK Model-model pertumbuhan matriks transisi telah  disusun dari  data  hasil  pengukuran ulang petak ukur permanen yang dikumpulkan dari empat blok kawasan hutan bekas tebangan di Kalimantan Tengah. Pohon- pohon dalam setiap petak dikelompokkan ke dalam 13 kelas diameter dengan lebar kelas lima cm dari 10 sampai 72,5+ cm dan tiga kelompok jenis: komersial Dipterocarpaceae, komersial Non-Dipterocarpaceae, dan non-komersial. Di dalam model pertumbuhan matriks ini, jumlah pohon dalam tegakan dan jumlah pohon pada setiap kelas diameter dari suatu kelompok jenis dimodelkan sebagai fungsi dari waktu. Model- model yang tersusun terdiri atas tiga komponen, yaitu model alih tumbuh, tambah tumbuh, dan kematian. Hasil pendugaan model menunjukkan bahwa alih tumbuh suatu jenis dipengaruhi secara positif oleh jumlah pohon jenis yang bersangkutan dan secara negatif oleh luas bidang dasar tegakannya. Peluang transisi (tambah tumbuh) dan kematian pohon suatu jenis dipengaruhi oleh luas bidang dasar tegakan dan diameter pohon. Dugaan jumlah pohon pada setiap kelas diameter kemudian diuji dengan data aktual. Hasil pengujian dengan data aktual menunjukkan bahwa dugaan struktur tegakan (distribusi diameter) dalam enam tahun tidak berbias.
DAUR PATOLOGIS TEGAKAN HUTAN TANAMAN Acacia mangium Willd. Nuhamara, Simon Taka; Hadi, Soetrisno; Suhendang, Endang; Suhartono, Maggy T; Syafii, Wasrin; Achmad, Achmad
BERITA BIOLOGI Vol 9, No 1 (2008)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.66 KB) | DOI: 10.14203/beritabiologi.v9i1.804

Abstract

Heart rot on Acacia mangium Willd. forest stand is critical especially for mechanical or construction wood based purposes. Failure on understanding the nature and the way it get established into the tree stem may cause high economic consequences.Anticipating such a worse condition, studies on cull factor in relation to age was initiated. Eventually the study is aimed at healthy cutting cycles of the clear and purposely stand establishment. The study had been carried out at BKPH Parung Panjang, KPH Bogor. Following the cull factor measurement technique combined with the pathological rotation estimation procedures, it was found that the healthy volume was 0.0623 m and the cull factor was 31.25 %.The figures were at the age of nine years. Therefore, the pathological rotation cycle for the A. mangium stand in the area could be fitted at eight years, as being adopted so far.This is true, when the plantation is established for the production of wood, provided that the tending operation is optimal. Applying the United States Department of Agriculture (USDA) Forest Health Monitoring (FHM) indices, the general performance of the A. mangium forest stand in Parung Panjang is found to be in healthy criteria. The damage indices for all stand ages investigated varied from 2.77 (lowest) to 5.16 (highest) as compared to the 21.18 value, the possible highest FHM tree index.