Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MODEL PEMBELAJARAN RENANG PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI AQUA-PHOBIA (Studi pada Mahasiswa S1 Angkatan 2008 Jurusan Pendidikan Olahraga FIK–Unesa yang memprogram mata kuliah Renang I di semester Genap 2009) Fifukha Dwi Khory,
Ordik Vol 7, No 3 (2009)
Publisher : Ordik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Renang merupakan olahraga yang sangat digemari oleh banyak orang, ini terbukti semakin banyak kolam renang yang dibangun di tempat-tempat rekreasi yang bernuansa air. Tetapi, meskipun banyak orang yang gemar berenang namun tidak sedikit pula orang yang menghindari berenang, hal ini dikarenakan resiko dari berenang bisa berakibat fatal yaitu tenggelam, apalagi jika orang tersebut tidak bisa berenang atau bahkan mempunyai fobia air (aqua-phobia) yaitu semacam ketakutan air yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang model pembelajaran renang pada individu yang mengalami aqua-phobia, sehingga para guru atau pelatih bisa memberikan pembelajaran renang dengan tepat pada individu yang mengalami aqua-phobia. Penelitian ini dilakukan pada 32 orang mahasiswa angkatan 2008 yang memprogram mata kuliah Renang I di semester Genap 2009 S1 Jurusan Pendidikan Olahraga FIK–Unesa yang mempunyai karakteristik belum bisa berenang dan mempunyai kategori aqua-phobia. Teknik pengambilan sampelnya dengan cara nonprobability purposive random sampling dan untuk analisis data statistik menggunakan uji t sampel bebas. Hasil penelitian ini didapatkan nilai P Value untuk uji Lavene’s (uji homogenitas antar kelompok) 0.991, artinya dua kelompok tersebut memiliki varian yang sama (homogen). Sementara hasil uji t didapatkan nilai P Value 0.226, berarti pada taraf signifikasi 0,05 tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kemampuan renang antara kelompok model AP dan kelompok model K, kemudian untuk hubungan antara model pembelajaran dengan level aqua-phobia dari hasil analisis di dapatkan nilai χ² = 3.606, df = 2, n = 30 dan nilai P Value = 0.165, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perubahan level aqua-phobia setelah diberikan perlakuan model AP dan model K. Namun dari hasil pengamatan dalam perkembangan penelitian ternyata pemberian perlakuan dengan waktu yang lebih lama sampai pada akhir perkuliahan akan menghasilkan kemampuan berenang yang berbeda dari masing-masing subyek penelitian yaitu pada perlakuan model AP subyek penelitian mampu berenang sampai 3 gaya dengan jarak 50 meter, sedangkan untuk perlakuan model K subyek penelitian hanya bisa berenang 2 gaya dengan jarak 50 meter. Jadi bisa dipastikan bahwa hasil dari perlakuan model AP lebih baik dibandingkan perlakuan model K dalam hal kemampuan berenangnya.
PERBANDINGAN PEMBELAJARAN RENANG GAYA BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN ALAT DAN TANPA ALAT BANTU Fifukha Dwi Khory,
Ordik Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Ordik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini tentang perbandingan antara pembelajaran renang gaya bebas  dengan menggunakan alat dan tanpa alat bantu pada siswa putri di Sekolah Menengah Kejuruan Antartika 2 Sidoarjo yang mengikuti ekstrakurikuler renang tahun ajaran 2009. Subjek penelitian ini berjumlah 38 orang siswa yang harus  mengikuti tes awal kemudian proses pembelajaran renang gaya bebas dan tes akhir renang gaya bebas. Peneliti menduga terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran renang gaya bebas dengan menggunakan alat dan tanpa menggunakan alat bantu pada siswa putri di Sekolah Menengah Kejuruan Antartika 2 Sidoarjo yang mengikuti ekstrakurikuler renang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata skor hasil pengujian hipotesis nol () diterima apabila lebih kecil dari . Uji hipotesis ini untuk taraf siginifikan α = 0,05 dengan db = 38 maka didapatkan  1,684. Karena   lebih besar dari  (29,24 > 1,684) maka hipotesis nol () ditolak dan hipotesis alternatif () diterima. Berarti terdapat perbedaan rata-rata hasil pembelajaran renang gaya bebas dengan menggunakan alat bantu lebih besar dari pada hasil pembelajaran renang gaya bebas tanpa menggunakan alat bantu pada siswa putri di Sekolah Menengah Kejuruan Antartika 2 Sidoarjo berbeda secara signifikan.  
Pengaruh pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia Pamungkas, Galih Sheindow; Khory, Fifukha Dwi
Bima Loka: Journal of Physical Education Vol 1, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bimaloka.v1n1.p40-45

Abstract

Pengenalan air merupakan aktivitas di air yang dilakukan untuk beradaptasi dengan air. Pengenalan air dengan permainan memberikan dampak yang menyenangkan. Dengan memanfaatkan alat-alat main di air, dapat membuat modifikasi permainan yang dapat dilakukan di air. Tidak diperlukan peraturan yang baku, namun tetap memiliki cara untuk melakukan permainan. Setiap alat bermain memiliki fungsi berbeda-beda untuk membantu siswa dalam menurunkan aquaphobia. Permainan yang digunakan telah dipilih sesuai dengan fungsi yang akan diberikan pada siswa untuk menurunkan aquaphobia. Tujuan dari pengenalan air adalah agar siswa dapat beradaptasi dengan air, serta dapat menurunkan tingkat aquaphobia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Sidoarjo. Pemilihan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel yang terpilih adalah 22 siswa kelas X IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan 19 siswa kelas X IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, desain penelitian static group pretest-posttest design. Proses pengambilan data dengan menggunakan aquaphobia online test. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai 0,62 > 0,05 dan pada kelompok kontrol diperoleh nilai signifikan 0,20 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia. Namun berdasarkan nilai mean terdapat penurunan tingkat aquaphobia, dapat dibuktikan yang menyatakan hasil penurunan 0,45 dari hasil pretest-posttest kelompok eksperimen.
EVALUASI SISTEM PENILAIAN PERFORMA RENANG MAHASISWA PROGRAM PEMBELAJARAN AKUATIK Nugraha, Testa Adi; Hartoto, Setiyo; Djawa, Bernard; Khory, Fifukha Dwi; Prakoso, Bayu Budi
Bravo's : Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Vol 9, No 1 (2021): MARET 2021
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32682/bravos.v9i1.1834

Abstract

Penilaian hasil belajar menjadi salah satu bagian penting dalam sistem pembelajaran. Hasil penilaian selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi untuk digunakan bahan tindaklanjut pembelajaran guna memperbaiki hasil belajar mahasiswa selanjutnya. Penggunaan penilaian process oriented dan product oriented dalam pembelajaran masih menjadi perdebatan. Untuk itu, artikel ini bertujuan untuk menganalisis sistem evaluasi pada proses perkuliahan pembelajaran akuatik yang menggunakan kedua model penilaian tersebut. Artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian model deskriptif dengan sumber data dari mahasiswa program matakuliah pembelajaran akuatik. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan sebanyak 136 mahasiswa (p= 55 dan L= 81). Data hasil penilaian performa renang dianalisis menggunakan teknik statistik, korelasi, dan Anova. Hasil menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara penilaian berbasis product dan process (r= -0.283, p= 0.000). Terdapat perbedaan signifikan nilai performa mahasiswa secara progresif mulai awal tes sampai pada tes akhir (F= 158.77, p= 0.000). Artinya, hasil belajar mahasiswa berdasarkan penilaian process oriented dan product oriented layak digunakan. Selain itu, penilaian process oriented yang dilakukan secara progresif mendukung tercapainya hasil belajar mahasiswa.
Pengaruh pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia Galih Sheindow Pamungkas; Fifukha Dwi Khory
Bima Loka: Journal of Physical Education Vol 1 No 1 (2020): November
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan Jasmani, FIKK, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/bimaloka.v1n1.p40-45

Abstract

Pengenalan air merupakan aktivitas di air yang dilakukan untuk beradaptasi dengan air. Pengenalan air dengan permainan memberikan dampak yang menyenangkan. Dengan memanfaatkan alat-alat main di air, dapat membuat modifikasi permainan yang dapat dilakukan di air. Tidak diperlukan peraturan yang baku, namun tetap memiliki cara untuk melakukan permainan. Setiap alat bermain memiliki fungsi berbeda-beda untuk membantu siswa dalam menurunkan aquaphobia. Permainan yang digunakan telah dipilih sesuai dengan fungsi yang akan diberikan pada siswa untuk menurunkan aquaphobia. Tujuan dari pengenalan air adalah agar siswa dapat beradaptasi dengan air, serta dapat menurunkan tingkat aquaphobia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Sidoarjo. Pemilihan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel yang terpilih adalah 22 siswa kelas X IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan 19 siswa kelas X IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, desain penelitian static group pretest-posttest design. Proses pengambilan data dengan menggunakan aquaphobia online test. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari penerapan pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai 0,62 > 0,05 dan pada kelompok kontrol diperoleh nilai signifikan 0,20 > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan pengenalan air terhadap tingkat aquaphobia. Namun berdasarkan nilai mean terdapat penurunan tingkat aquaphobia, dapat dibuktikan yang menyatakan hasil penurunan 0,45 dari hasil pretest-posttest kelompok eksperimen.
HUBUNGAN TINGKAT PERCAYA DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BERENANG Fifukha Dwi Khory; Setiyo Hartoto; Bayu Budi Prakoso
Bravo's : Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Vol 8, No 3 (2020): SEPTEMBER 2020
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32682/bravos.v8i3.1495

Abstract

Cabang olahraga renang merupakan satu dari banyak cabang olahraga yang menjadi isi dalam kurikulum sekolah. Mahasiswa calon guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) wajib mendapatkan pengalaman belajar dan mengajar renang saat belajar di universitas. Tetapi tidak jarang mereka menghadapi kesulitan dalam belajar renang sehingga membuat sebagian dari mereka tidak tuntas dalam belajar renang. Aspek kejiwaan diyakini menjadi salah satu faktor yang turut menentukan ketuntasan belajar mereka. Untuk itu, artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara aspek kejiwaan berupa tingkat percaya diri dengan hasil belajar mahasiswa dalam belajar renang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi. Sebanyak 117 mahasiswa (75 laki-laki dan 42 perempuan) tuntas mengisi angket percaya diri dan mengikuti tes berenang. Analisis data menggunakan deskriptif statistik, korelasi, dan anova-linearity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki tingkat percaya diri yang tinggi (mean= 38.9, SD= 5.806). Terdapat korelasi negatif antara percaya diri dan waktu tempuh renang [r(117)= -0.405, p= 0.000], semakin tinggi tingkat percaya diri semakin cepat mahasiswa berenang. Kontribusi percaya diri terhadap hasil belajar sebesar 16.4%. Hubungan keduanya terjadi secara linear (F= 23.118, p<0.05). Disimpulkan bahwa percaya diri berhasil menjadi prediktor linear untuk hasil belajar renang mahasiswa.
MOTIVASI SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI SMA AL-FALAH PAMEKASAN Fikratinnisa Fikratinnisa; Fifukha Dwi Khory
Berajah Journal Vol. 2 No. 3 (2022): August
Publisher : Berajah Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47353/bj.v2i3.137

Abstract

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran. Untuk mengikuti ekstrakurikuler setiap siswa memerlukan motivasi untuk mendorong dan membangkitkan semangat dirinya mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat motivasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Al-Falah Pamekasan. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner motivasi yang terdiri dari 2 indikator pernyataan motivasi intrinsik dengan sub indikator fisik, bakat, minat, dan motif serta indikator pernyataan ekstrinsik dengan sub indikator lingkungan, keluarga, sarana prasarana, dan pelatih, pengambilan data dilakukan secara online melalui google form yang di sebar melalui aplikasi whatsapp. Subjek penelitian ini diambil secara purposive sampling. Subjek penelitian berjumlah 30 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMA Al-Falah Pamekasan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai angka validitasnya 0,361 dan angka reliabilitasnya 0,946. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS version 25. Dari hasil analisis data diperoleh data motivasi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat di SMA Al-Falah Pamekasan yaitu motivasi intrinsik sebesar 51% dengan kecondongan sub indikator yang paling berpengaruh yaitu fisik dengan skor 410. Sedangkan persentase motivasi ekstrinsik sebesar 49% dengan kecondongan sub indikator yang paling berpengaruh yaitu pelatih dengan skor 402.
A Content Analysis of Sports Summer Camp Curriculum for Elementary School Students by the Perspective of Multiple Intelligence Theory Muchamad Arif Al Ardha; Chung Bing Yang; Wei Jhe Lin; Nurhasan Nurhasan; Setiyo Hartoto; Nanik Indahwati; Dwi Cahyo Kartiko; Heryanto Nur Muhammad; Fifukha Dwi Khory; Kolektus Oky Ristanto; Ainun Zulfikar Rizki
Studies in Philosophy of Science and Education Vol. 3 No. 1 (2022): March
Publisher : Indonesia Approach Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46627/sipose.v3i1.158

Abstract

Sedentary behavior and obesity are becoming international concerns. Children spent less time in physical activity and sports due to several reasons. Changing children’s behavior should involve a holistic approach. Furthermore, multiple intelligence could contribute to promoting active children's behavior. This study aimed to evaluate the content of the sports summer camp curriculum which was developed by multiple intelligence theory. Moreover, the effect on children's behavior was observed in the implementation of the curriculum. This research was conducted by a qualitative-quantitative combination research design (mixed method). There were 82 elementary school students (age 9.70 ± 1.18 years old) who participated as a research sample with the approval of their parents. As a result, there were eight intelligence profiles that were implemented into this curriculum. The intelligence was bodily-kinesthetic, linguistic, logical-mathematical, musical, visual-spatial, interpersonal, intrapersonal, and naturalist. Furthermore, based on their multiple intelligence profile, bodily-kinesthetic performed excellently in every activity. In addition, there is no significant difference in students’ involvement among multiple intelligence groups during the summer camp (Sig. >0.05). In conclusion, each intelligence was involved in the activity. Furthermore, each multiple intelligence group could involve in every activity.
Web-based instruments for national competences of physical education teachers Suroto Suroto; Bayu Budi Prakoso; Anung Priambodo; Fifukha Dwi Khory; Vega Candra Dinata
Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol 41, No 3 (2022): Cakrawala Pendidikan (October 2022)
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v41i3.48911

Abstract

Several studies believe that the use of national standards as a benchmark for teacher quality can align education services to achieve national goals. In addition, the number of years of teaching experience can determine teacher productivity during the course of their profession. This article explores the results of developing a teacher competency measurement instrument based on the Indonesian national standards, and evaluating teacher competency based on gender, grade, and working period. A total of 277 Physical Education (PE) teachers participated in an online survey via the web http://risetpjokindonesia.com/ to measure teacher competency. The measurement results were analyzed using confirmatory factor analysis and Cronbach's alpha to test validity and reliability. T-test and one-way ANOVA were used to evaluate teacher competency based on gender, grade, and working period. The findings show that the measurements made are valid and reliable, so they can be used for similar measurements in the future. Gender, grade, and working period were found to affect teacher competency. The development of teacher competency based on working period provides input in the form of accuracy of the teacher professional development carried out and the limitation of the productive period of the teacher in carrying out his or her profession.
Implementation Of Physical Literacy Model In Physical Education, Sport And Health (PJOK) Learning In Elementary School Fifukha Dwi Khory; Ali Maksum; Rini Ismalasari; Testa Adi Nugraha; Mohammad Fathur Rohman
JUARA : Jurnal Olahraga Vol 8 No 1 (2023): JUARA: Jurnal Olahraga
Publisher : STKIP Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33222/juara.v8i1.2478

Abstract

The specific objective to be achieved in this study is to apply the physical literacy model in learning physical education, sports, and health in elementary schools (PJOK SD). With the implementation of the physical literacy model in PJOK SD learning, it is hoped that there will be an increase in the quality of physical activity with moderate to high intensity (MVPA/Moderate to Vigorous Physical Activity) with the added value of specific goals from physical literacy. The research method to achieve the research objectives was an experimental pretest-posttest control group design. The research subjects to develop instruments for implementing the physical literacy model for SD PJOK learning were physical education experts, student development experts, sports coaching experts, and Physical Education teachers. While the research subjects to test the instrument's reliability were fifth-grade elementary school students in the Surabaya area. Research data collection used tools developed based on literature studies on physical literacy models, FGD (Focus Group Discussion), and trials. Data analysis based on the nature and descriptive statistical research design, paired sample t-test, and independent sample test t-test. The results of this study showed that there was a significant difference between the pretest and posttest results in the control group. There was a substantial difference between the pretest and posttest results in the experimental group. There was no significant difference between the pretest results of the control group and the experimental group. However, looking at the mean between the control and experimental groups, there tends to be an increase in the experimental group. These results can help parents, trainers, and educators, especially PJOK SD teachers, conduct coaching and movement education for elementary school students. In addition, it is expected to be able to develop the competence of elementary school students as a whole.