Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PELATIHAN PEMBUATAN MIKRO ORGANISME SEBAGAI BAHAN STARTER PENGOMPOSAN Endang Mawarsih; Catur Pramono; Sri Hastuti
Civitas Ministerium Vol 2, No 01 (2018): Civitas Ministerium
Publisher : Civitas Ministerium

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah menjadi persoalan lingkungan yang besar di manapun berada. Jumlah penduduk semakin banyak, konsumsi masyarakat melonjak, yang pada akhirnya akan mengakibat- kan jumlah sampah juga meningkat. Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan. Lebih jauh lagi, penanganan sampah yang tidak kompre- hensif akan memicu terjadinya masalah sosial, seperti pemblokiran fasilitas TPA. Tum- buhnya perekonomian dengan muncul berbagai minimarket maupun penjual makanan siap saji menjadikan kendala tersendiri dalam menangani persampahan. Oleh karena itu, perlu penanganan khusus guna meningkatkan kualitas lingkungan. Pelatihan pembuatan mikro organisme sebagai bahan starter pengomposan sangat berperan dalam menangani sampah organik agar benilai ekonomis. Tujuan penanggulangan sampah yaitu dapat mereduksi timbulan sampah organik. Hasil pengabdian ini yaitu masyarakat mampu mebuat mikroorganisme sebagai starter pengomposan secara mandiri.
PELATIHAN SABLON PAKAIAN Catur Pramono; Endang Mawarsih; Sigit Mujiarto
Civitas Ministerium Vol 2, No 01 (2018): Civitas Ministerium
Publisher : Civitas Ministerium

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usaha sablon pakaian merupakan peluang bisnis sampingan yang modalnya ringan namun untungnya bisa menjanjikan. Bisnis sablon manual maupun digital untuk kaos dan baju ini sangat cocok untuk semua kalangan yang ingin memulai usaha dirumah maupun di tempat lain. Bisnis ini cukup menjanjikan karena bisnis sablon bisa dibilang sangat mudah untuk dikerjakan dan tidak memerlukan modal cukup besar. Hal yang menarik adalah bisnis ini bisa dijalankan dengan resiko yang cukup kecil dengan cara memulai bisnis percetakan sablon kaos ini setelah ada pembayaran atau istilahnya pre order jadi indent sistem. Hal ini jelas akan menghilangkan faktor resiko biaya produksi yang sia sia. Oleh karena itu, sudah selayaknya pelatihan sablon pakaian di berikan untuk kalangan pemuda sehingga mampu memberikan bekal keterampilan di masa mendatang. Hasil pengabdian ini yaitu masyarakat mampu mempraktikkan sablon secara secara langsung pada saat pelatihan. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang sablon, jenis-jenis sablon dan teknik menyablon.
PENGARUH VARIASI KECEPATAN MESIN PENYUWIR DAGING TERHADAP HASIL AKHIR SUWIRAN Sri Widodo; Arif Wicaksono; Kun Suharno; Endang Mawarsih
Journal of Mechanical Engineering Vol 3, No 2 (2019): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v3i2.3373

Abstract

Daging merupakan salah satu jenis hasil ternak yang dapat diinovasikan dalam bidang industri pangan di Indonesia. Salah satu olahan makanan dari daging yaitu abon ayam. Pada umumnya proses untuk menyuwir daging dilakukan secara manual, yaitu dengan menumbuk menggunakan lumpang dan alu. Proses menyuwir daging dengan cara manual kurang efektif dan efisien. Selain itu dibutuhkan banyak tenaga untuk menyuwir daging. Beberapa pokok masalah tersebut memunculkan ide untuk menciptakan inovasi mesin penyuwir daging otomatis. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis meneliti tentang bagaimana pengaruh variasi kecepatan mesin penyuwir daging terhadap hasil akhir abon. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan variasi kecepatan penyuwiran 525 rpm, 600 rpm, dan 700 rpm dengan menggunakan batang penyuwir berjumlah 13 batang dengan diameter 12 mm. Jumlah pemasukan daging setiap pengujian 250 gram dengan waktu penyuwiran 30 detik. Penggerak mesin penyuwir daging menggunakan motor listrik dengan daya motor yaitu 0,5 HP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suwiran daging yang halus didapatkan dari variasi kecepatan 700 rpm. Sedangkan hasil suwiran yang kasar didapatkan dari pengujian dengan menggunakan variasi kecepatan 525 rpm. Kapasitas mesin penyuwir daging ini adalah 30 kg/jam.
ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN Catur Pramono; Endang Mawarsih; Hendi Kurniawan
Journal of Mechanical Engineering Vol 1, No 1 (2017): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v1i1.364

Abstract

Tempe merupakan makanan tradisional yang sudah lama dikenal di Indonesia. Industri rumahan keripik tempe masih menggunakan cara tradisional yang kurang efisien. Tujuan perancangan mesin ini adalah untuk meningkatkan produksi kripik tempe dengan variasi sudut pisau 10°, 20° dan 30°. Massa irisan tempe dikategorikan kriteria A (hasil irisan utuh 75-100%, kriteria B (hasil irisan setengah utuh 40-74%), kriteria C (hasil kurang dari setengah utuh <40%), kriteria D (tidak teriris). Mesin ini menggunakan 3 pisau yang bisa disetting sesuai tebal atau tipis irisan dan dengan variasi sudut pisau 10 °, 20 ° dan 30 °. Sudut pisau 30° lebih efektif daripada sudut pisau 10 ° dan 20 ° karena menghasilkan 258,854 gr kriteria A. Ketebalan potongan 2 mm menggunakan sudut pisau 30° lebih baik dalam hal kriteria irisan tempe teriris utuh namun kurang baik karena irisannya terlalu tebal.Kata kunci: mesin pengiris, sudut pisau, ketebalan
ANALISIS VARIASI FRAKSI VOLUME SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT TERHADAP KEKUATAN TARIK Xander Salahudin; Catur Pramono; Moh. Ibah Alfauzi; Endang Mawarsih
Journal of Mechanical Engineering Vol 4, No 1 (2020): Journal of Mechanical Engineering
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jom.v4i1.3400

Abstract

Komposit adalah material yang terdiri dari dua atau lebih yang disusun sedemikian rupa dalam skala makroskopik sehingga diperoleh kombinasi sifat fisik dan mekanik yang lebih  baik. Perkembangan teknologi komposit saat ini sudah mengalami pergeseran dari bahan komposit berpenguat serat sintetis atau glass menjadi komposit berpenguat serat alam. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui variasi fraksi volume serat ijuk sebagai bahan komposit terhadap kekuatan tarik. Material komposit yang digunakan dalam penelitian adalah serat ijuk sebagai penguat yang disusun secara acak dengan panjang serat 90 mm dan resin yang digunakan adalah resin polyester yang berfungsi sebagai pengikat serat ijuk, pembuatan komposit ini menggunakan metode hand lay up. Variasi fraksi volume serat ijuk yang dipakai adalah 35%, 40%, 45% dan 50%, pada penelitian komposit serat ijuk, metode pengujian yang digunakan adalah kekuatan tarik. Berdasarkan hasil penelitian didapat nilai kekuatan tarik tertinggi komposit serat ijuk yaitu pada fraksi volume serat 45% dengan nilai kekuatan tarik rata-rata 70,22  MPa, sedangkan nilai kekuatan tarik terendah komposit serat ijuk pada fraksi volume serat 35% dengan nilai kekuatan tarik rata-rata 46,4 MPa.
KARAKTERISTIK PROKSIMAT BRIKET KULIT SINGKONG DAN TEMPURUNG KELAPA DENGAN VARIASI PEREKAT TETES TEBU (MOLASE) Rizky Hermawan; Endang Mawarsih; Sigit Iswahyudi; Arif Rahman
JURNAL FOUNDRY Vol. 6 No. 2 (2023): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk meningkatkan nilai jualnya, limbah kulit singkong dapat diolah menjadi briket arang. Kulit singkong memiliki nilai kalori sebesar 3843,84 kal/gram, sehingga cocok digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan briket arang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen dengan membuat briket dari campuran kulit singkong dan tempurung kelapa dengan tetes tebu. Briket yang telah dicetak dengan variasi perekat yang telah ditentukan selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap nilai kalor, kadar air, kadar abu, volatile matters dan fixed carbon. Dari penelitian yang telah dilakukan menggunakan Variasi menggunakan perekat tetes tebu dengan variasi 5%, 7%, dan 9% didapatkan karakteristik briket Rata-rata nilai kalor yang paling rendah ada pada presentase perekat 7% dengan nilai rerata 5520,688% kal/g. Sedangkan Kadar air tertinggi briket kulit singkong dan tempurung kelapa paling tinggi didapat dalam presentase perekat 9% pada nilai 5,4823%. Kadar abu didapatkan didalam presentase perekat 5%, pada nilai 15,1314 %, Volatile matters briket memiliki rata-rata nilai paling rendah didapatkan pada konsentrasi perekat 7% dengan nilai 10,79211% , Volatile matters briket memiliki rata-rata nilai paling rendah didapatkan pada konsentrasi perekat 7% dengan nilai 10,79211%, fixed carbon kulit singkong dan tempurung kelapa memiliki ratarata nilai paling rendah didapatkan pada konsentrasi perekat 9% dengan nilai 67,3862%.