Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI MAHASISWA PADA MATA KULIAH HUKUM PERDATA Sumarto, Slamet
INTEGRALISTIK Vol 22, No 1 (2011): INTEGRALISTIK
Publisher : INTEGRALISTIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Belajar mandiri tidak sama dengan belajar sendiri. Dalam konsep belajarmandiri lebih menunjuk kepada kemandirian, yaitu sesuatu yang menandakan padaketidaktergantungan pada pengajar dalam pengambilan keputusan, penilaian,pendapat, dan pertanggungjawaban. Untuk mewujudkan kemandirian belajarmahasiswa dapat dilakukan dengan menciptakan situasi belajar mengajar yangmemungkinkan mahasiswa belajar secara mandiri. Salah satu upaya untukmenumbuhkan belajar mandiri mahasiswa dapat dilakukan melalui modelpembelajaran Problem Posing. Secara kuantitas, model ini dapat menumbuhkanketerlibatan secara aktif dalam menggunakan peluangnya untuk mengungkap kembalipermasalahan/bertanya maupun mengemukakan gagasannya, meskipun baru 25,5%dari jumlah mahasiswa peserta perkuliahan.Kata kunci: proble posing, belajar mandiri, permasalahan
PEMENUHAN HAK BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KABUPATEN SEMARANG MELALUI IMPLEMENTASI CONVENTION ON THE RIGHTS OF PERSONS WITH DISABILLITIES (CPRD) DALAM BIDANG PENDIDIKAN Lestari, Eta Yuni; Sumarto, Slamet; Isdaryanto, Noorochmat
Integralistik Vol 28, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/integralistik.v28i1.11804

Abstract

Perlindungan dan jaminan hak asasi tidak hanya perlu bagi warga negara yang normal tetapi juga bagi penyandang disabilitas, yaitu orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik.  Dalam kenyataan masih banyak penyandang disabilitas yang mendapatkan diskriminasi terkait dengan pemenuhan hak memperoleh pendidikan, pekerjaan, falisitas publik seperti transportasi, tempat ibadah, tempat hiburan, serta persamaan kedudukan di muka hukum. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah upaya pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Semarang, khususnya dalam bidang pendidikan; apa hambatan-hambatan yang dijumpai dalam upaya pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Semarang?; dan bagaimana implementasi  undang-undang tentang CPRD di Kabupaten Semarang?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan fokus studi pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas  melalui implementasi Convention on the Rights of Persons with Disabillities (CPRD) dalam bidang pendidikan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukan upaya pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas dilakukan dengan memberikan fasilitas pendidikan mulai dari jenjang pendidikan terendah Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah  Menengah Atas (SMA). Hambatan  yang dijumpai dalam upaya pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas adalah tidak adanya Balai Rehabilitas milik pemerintah, terbatasnya anggaran, kurangnya sumber daya manusia yang profesional, kurangnya kesadaran orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas, minimnya insfratruktur di sekolah untuk penyandang disabilitas.  Implementasi undang-undang tentang CPRD dilaksanakan melalui dinas Sosial dan Sekolah Luar Biasa dengan usaha memenuhi hak khususnya dalam bidang pendidikan.
Kinerja Birokrasi Pemerintah dalam Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dengan Aplikasi Quick Respone dan WEB Di Kantor Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Widayat, Aditya Putra; Munandar, Moh. Aris; Sumarto, Slamet
Unnes Political Science Journal Vol 1 No 2 (2017): July
Publisher : Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of technology in particular telecommunication multimedia and information technology when it’s going to change the order of the organization and social relationships. Change to the goverment a democratic, transparent and accountable are starting to be done to good governance or good government. Issues that are examined in this study is (1) How the utilization of the aplication of the Quick Response and WEB by village goverment KalisegorO the district Gunungpati city of Semarang? (2) How the quality of public complaints in complaint to the village Kalisegoro thr district Gunungpati city of Semarang? (3) How the performance of the village Kalisegoro the district Gunungpati city of Semarang to provide service to the public after the application of the Quick Response and WEB? As a result of this study is the utilization of the application of the Quick Response and WEB in the village Kalisegoro aims to bring convenience to people and exellent service conductes by the village to the public. The quality of the complaint the community through the Quick Response and WEB is still low, due the factors of human resources some communities are still low. Performance af the village Kalisegoro to make the application of the Quick Response and WEB, to the villages that have age in over 45 year still be hired and given training in using the application. Good advice presented in this study is the need for improvements to the implementation of the application Quick Response and WEB in the village Kalisegoro, to the addition of officer (admin) which handles complaints public, the addition of the computer for more data capacity by the application of the Quick Respone and WEB. There needs to be officials of the violence and thhoroughly to the village Kalisegoro as application of the Quick Respone and WEB to complaints given by the standards provided by the village Kalisegoro.
PENANAMAN NILAI TANGGUNGJAWAB MELALUI EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN DI SMP NEGERI 13 SEMARANG Trianawati, Penny; Rachman, Maman; Sumarto, Slamet
Unnes Civic Education Journal Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya penanaman nilai karakter kepada remaja sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi dirinya di masa depan. Tanggungjawab merupakan sikap dan perilaku yang penting dalam kehidupan karena dengan adanya tanggungjawab seseorang akan berhati-hati dalam melakukan suatu perbuatan, sehingga perbuatan yang dilakukannya akan bernilai positif baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Kepramukaan dapat dijadikan sebagai wadah penanaman nilai karakter bangsa. Sikap dan perbuatan tanggungjawab dalam kepramukaan tercantum jelas dalam Dasa Darma pramuka ke sembilan yaitu pramuka itu bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Objek penelitian ini adalah siswa anggota pramuka dan pembina pramuka di SMP Negeri 13 Semarang, serta metode penelitian yang digunakan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  macam-macam tanggungjawab yang ditanamkan melalui kepramukaan di SMP Negeri 13 Semarang adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri, tanggungjawab terhadap orang lain, tanggungjawab terhadap alam dan tanggungjawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Metode yang digunakan untuk menanamkan tanggungjawab adalah dengan metode penjernihan nilai (pemberian nasihat, pemberian hukuman dan pemberian penghargaan/reward), metode keteladanan (keteladanan pembina), metode siswa aktif (pemberian tugas dan pencapaian SKU dan SKK). Faktor pendukungnya adalah sikap, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh pembina, kesadaran dan motivasi diri siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler pramuka, dana, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan, dukungan dari orangtua siswa dan dukungan dari masyarakat sekitar. Faktor penghambat adalah kurangnya minat siswa dalam kegiatan pramuka, pengaruh dari teman yang mengajak siswa untuk membolos serta faktor cuaca. The importance of planting character value to adolescents as a handle to behave himself ideology developed in the future . Responsibility is the attitudes and behaviors that are important in life because of the presence of one's responsibilities will be careful in doing an act , the act of doing so will be positive both for themselves and for others . Scouting can be used as a container planting value of the nation's character . Attitudes and actions in the scouting responsibilities clearly stated in the Ten Dharma scout to scout the nine are responsible and trustworthy . Object of this study is the student member of the scout and scout leader in SMP Negeri 13 Semarang , as well as methods of research used qualitative methods . The results showed that the various responsibilities of the instilled through scouting in SMP Negeri 13 Semarang is the responsibility of self , responsibility for others , responsibility for nature and responsibility to God Almighty . The method used to instill responsibility is with the purification method value ( giving advice , and awarding punishment / reward ) , an exemplary method ( exemplary builder ) , method of active students ( giving tasks and achievements SKU and SKK ) . Supporting factor is the attitude , knowledge and experience possessed by the builder , self- awareness and motivation of students in participating in extracurricular scout , funds , facilities and infrastructure that support the activities , the support of parents and the support of the surrounding community . Inhibiting factor is the lack of student interest in the scouts , the influence of friends who invite students to play truant and weather factors 
PELAKSANAAN TRADISI NGEMBLOK DALAM PERKAWINAN (STUDI KASUS DI KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG) Ulfa, Kalimatul; Priyanto, At Sugeng; Sumarto, Slamet
Unnes Civic Education Journal Vol 1 No 1 (2015)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sale Community in Rembang adopts a ngunggahi ngunggah tradition of marriage, in which the woman proposed to or applying for a man who would marry. This tradition is locally called ngemblok. Ngemblok is one form of reverence to the relics of the past, a form of respect for the historical heritage. This tradition was passed on in people’s lives Rembang District especially among Sale community for generations through education in the family.
PEMANFAATAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT SEBAGAI SUMBER BELAJAR BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG Prestanti, Weni -; -, Setiajid -; Sumarto, Slamet -
Unnes Civic Education Journal Vol 1 No 2 (2015)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas mengenai pemanfaatan taman bacaan masyarakat oleh masyarakat serta hambatan yang dialami oleh pengelola Taman Bacaan Masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sumber data primer adalah wawancara dengan pengelola dan pengunjung taman bacaan masyarakat serta pengamatan terhadap aktivitas pengunjung ketika berada di taman bacaan masyarakat, sumber data sekunder berasal dari dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Objektivitas dan keabsahan data diuji dengan teknik triangulasi sumber. Data penelitian dianalisis dengan  analisis model interaksi Milles dan Huberman yang berpangkal dari empat kegiatan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang mengunjungi taman bacaan masyarakat melakukan aktivitas membaca buku, belajar, serta mengikuti kegiatan pendukung lainnya, serta bermain dan belajar komputer ataupun internet. Buku yang dibaca oleh pengunjung  adalah buku yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat seperti buku cerita, novel, dan majalah.  Pengunjung membaca buku tersebut karena mereka menyukai buku tersebut dan untuk menambah pengetahuan, wawasan. Pengunjung dapat menggunakan semua sarana dan prasarana yang tersedia untuk menunjang belajar. Hambatan yang dialami oleh pengelola TBM Warung Pasinaon adalah minat baca masyarakat sekitar yang tergolong masih rendah, belum adanya penjaga tetap. Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan operasional taman bacaan masyarakat sangat bergantung pada dana yang dimiliki pengelola yang terbatas.
PENGANGKATAN ANAK MENURUT HUKUM ADAT DI KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA (KARAKTERISTIK DAN KEDUDUKAN HUKUMNYA) Marthasari, Ian; Sumarto, Slamet; -, Makmuri
Unnes Civic Education Journal Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasangan suami isteri yang belum memiliki keturunan untuk mengatasinya kemudian melakukan berbagai usaha untuk mempunyai anak. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mempunyai anak adalah dengan mengangkat anak atau adopsi. Pelaksanaan pengangkatan anak di Indonesia setiap daerah satu berbeda dengan daerah yang lain karena dilakukan sesuai dengan hukum adat yang berlaku di daerah yang bersangkutan. Pengangkatan anak yang dilakukan di Kecamatan Mlonggo Kabupaten  Jepara berbeda dengan kebiasaan pada umumnya artinya bahwa pengangkatan anak itu tidak melalui pengadilan tetapi hanya melalui adat yakni kesepakatan kedua belah pihak yaitu antara keluarga orang tua anak angkat dengan orang tua anak kandung. Pengangkatan anak yang dilakukan di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara dengan alasan untuk meneruskan perkawinan, dan pancingan. Masyarakat Mlonggo pada umumnya mengangkat anak dari kalangan keluarga dekat. Kedudukan anak angkat di sini memiliki kedudukan yang sama dengan anak kandung, dimana memiliki hak dan kewajiban yang sama. Hal ini juga berlaku pada anak angkat terhadap orang tua kandung dimana anak angkat juga memiliki kewajiban terhadap orang tua kandung. Kehadiran anak angkat ini mempengaruhi tentang bagaimana warisan yang diterima kelak. Kebanyakan orang tua angkat berencana akan membagi harta warisan secara perdata yakni bagian laki-laki dan perempuan secara sama rata.
PENANAMAN KEDISIPLINAN MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN DI SMA N 1 KUTOWINANGUN Afiani, Yanuarini Esha; Sumarto, Slamet; Munandar, Moh. Aris
Unnes Civic Education Journal Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanaman kedisiplinan di sekolah ditujukan agar semua individu yang berada di dalamnya bersedia dengan suka rela mematuhi dan mentaati segala peraturan dan tata tertib yang berlaku tanpa paksaan. Apabila setiap siswa dapat mengendalikan diri dan mematuhi semua norma-norma yang berlaku maka hal itu dapat menciptakan lingkungan dan pengalaman yang positif pada siswa, agar proses pertumbuhan fisik, emosional, intelektual dan sosialnya dapat berlangsung dengan baik, sehingga menjadi manusia yang dewasa sesuai dengan umur, status dan lingkungan sekitar. Kesadaran untuk menanamkan kedisiplinan siswa dapat ditumbuhkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah salah satunya kegiatan kepramukaan. Kegiatan kepramukaan dapat membiasakan siswa untuk bertindak disiplin melalui kegiatan yang diadakan.
KADERISASI NILAI KONSERVASI MELALUI PEMBERDAYAAN WALI MURID TK AS SHOLIHAH BAWEN KABUATEN SEMARANG Lestari, Eta Yuni; Sumarto, Slamet
Indonesian Journal of Conservation Vol 8, No 1 (2019): June
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v8i1.22679

Abstract

Pemberdayaan kelompok wali murid pada sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) bisa dijadikan sebagai kegiatan untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. Terjadinya permasalahan sosial dan permasalahakan kerusakan lingkungan mengharuskan pemerintah hingga orang tua harus berperan serta dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pembangunan karakter bagi warga negara mulai sejak dini. Keluarga merupakan lingkungan belajar utama yang diperoleh anak dan akan menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk karakter setelah dewasa. Pembangunan karakter sesuai dengan program pemerintah atau yang di kenal dengan NAWACITA yaitu untuk melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Pendidikan karakter juga sesuai dengan Visi UNNES sebagai kampus konservasi baik konservasi sosial budaya dan lingkungan. Nilai-nilai konservasi meliputi inspiratif, humanis, peduli, innovatif, kreatif, sportif, jujur dan adil juga relevan juga diimplementasikan pada sekolah mitra atau pada masyarakat umum. Untuk mendukung upaya pemerintah sekaligus mendukung Visi UNNES sebagai kampus konservasi baik konservasi lingkungan maupun konservasi sosial budaya, pengabdi mendorong sekolah mitra untuk mengembangkan pelaksanaan pendidikan karakter. Mengingat sekolah mitra merupakan sekolah yang tergolong baru, maka masih membutuhkan masukan dan perbaikan khususnya dari perguruan tinggi. Solusi yang ditawarkan untuk mitra diantaranya: 1) membentuk  sentra karakter; 2) melaksanakan kegiatan parenting berfokus pada pendidikan karakter; 3) melaksanakan kegiatan pemilahan sampah; serta 4) melaksanakan kegiatan menghijaukan sekolah dengan gerakan menanam pohon.
Pemenuhan Hak Bekerja Bagi Penyandang disabilitas di Kota Semarang Lestari, Eta Yuni; Sumarto, Slamet
Integralistik Vol 32, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Civic Education Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/integralistik.v33i1.28731

Abstract

Kebijakan tentang perlindungan dan pemenuhan Hak untuk penyandang disabilitas yang diatur dalam undang-undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas harus dapat dipastikan terealisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis implementasi undang-undang dengan menganalisis proses implementasi, mengidentifikasi hambatan,  dan kesiapan pemerintah daerah dalam implementasi Undang-undang Penyandang Disabilitas di Kota Semarang. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menujukan bahwa pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas di Kota Semarang didasarkan pada Undang-undang No 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas khususnya dalam pasal 11. Upaya yang telah dilakukan oleh dinas Tenaga Kerja Kota Semarang dalam pemenuhan hak penyandang disabilitas terdiri dari, Melakukan pendataan jumlah penyandang disabilitas di Kota semarang melalui bantuan dari RT dan RW di Kota Semarang, Mengidentifikasi jenis penyandang disabilitas, Menyelenggarakan sosialiasi tentang pelaksanaan pelatihan untuk penyandang disabilitas di Kota Semarang, Membuat Web khusus untuk menampung jumlah penyandang disabilitas di Kota Semarang agar lebih efektif dalam pendataan jumlah penyandang disabilitas, Memberikan pelatihan untuk penyandang disabilitas agar penyandang disabilitas di Kota Semarang siap untuk bekerja,  Menggandeng organisasi-organisasi atau komunitas penyandang disabilitas di Kota Semarang, sebagai upaya untuk bekerjasama dalam upaya memenuhi hak bagi penyandang disabilitas di Kota Semarang