Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Clustering and Principal Component Analyses of Constraints in Smallholding Pig Keeping Systems in Manokwari, Indonesia Iyai, DA; Woran, D; Sumpe, I
ANIMAL PRODUCTION Vol 12, No 3 (2010): September
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.957 KB)

Abstract

The research was aimed at identifying clusters and constraints on small holding pig keeping systems in Manokwari, Papua.  A total of 50 pig farmers were selected purposively from 15 villages in urban and rural areas of Manokwari. Questions were focused on the constraints of small holding pig keeping systems development in Manokwari. To classify constraints, a total of seven constraints have been noted.  Agglomerative hierarchical clustering (AHC) and principle component analysis (PCA) were used for clustering analysis and grouping based on components of constrains. Feeding and breeding had Eigen values of 9487 and 2010, respectively. Furthermore, Feeding and breeding had higher variability compared with other components that were 63.250 and 13.397%, respectively (Cumulative axis 1 and 2 were 76.65%). Feeding and breeding had a positive coefficient correlation (Pearson n) rF1 that could be found in some farmers in urban and rural of Manokwari. (Animal Production 12(3): 199-206 (2010) Key Words: pig, small holding systems, clustering, component analysis, development constraints, Papua
UJI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI KOTA MANOKWARI Kasmiati, .; Lumatauw, Sintje; Sumpe, Iriani
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 8 No 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.287 KB) | DOI: 10.30862/jipvet.v8i1.28

Abstract

A study was conducted to evaluate table eggs in Manokwari city. A total of 300 eggs were examined for external and internal qualities. The eggs were gathered from different places: local farmer for local eggs (1 respondent), markets for imported eggs (2 respondents)), supermarkets (4 respondents), egg distributors (1 respondent), and stalls (10 respondents)). The egg examinations were done twice, first was the time when no ship for egg transport came to Manokwari (period 1) to assume that the eggs had been kept for quite long before reached the consumers and second was the time when ship for egg transport that just arrived to Manokwari with the assumption that he eggs were still relatively fresh (periode 2). Results showed that the majority of table eggs in Manokwari had brown shells followed by spotted and light brown, all with oval shapes. Eggs gathered at period 2 were larger than those of period 1; local eggs were significantly heavier than imported eggs due to the difference of egg freshness. The local eggs of period 2 showed a very good air sac with AA quality, while the imported eggs had the air sac quality for A and B. The highest yolk score (8.88) were observed at local eggs at period 2.
ANALYSIS OF PIG PROFILES ON SMALL-SCALE PIG FARMERS IN MANOKWARI-WEST PAPUA Iyai, D.A.; Rahayu, B.W.I.; Sumpe, I.; Saragih, D.
Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture Vol 36, No 3 (2011): (September)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitaa.36.3.190-197

Abstract

This study was aimed to determine the profiles of pig farming systems. Participatory situationanalysis was employed to gain data relating to pig profiles in the urban and rural areas of Manokwari.Due to the interests of combining many correlated data, multivariate analysis using Principal ComponentAnalysis (PCA) was performed. Cluster Analysis using Agglomerative Hierarchical Clustering wasapplied for analysis of merge samples based on similarity in components’ composition across sites.There were various twelve classes of pig profiles in Manokwari. In principal component of the first axiscorrelation of several components shows strong positive relation e.g. in piglets, sows, and total herd size.Status of region in the first axis of PCA (P1) through which pigs were raised had negative correlation,including grower, household member and pig production. In the second axis (P2), negative correlationswere shown in piglets, grower, boars, total herd size and the Pig Production Potential (PPP). Status ofregion has underpinned profiles of pigs. Several farmers were able to manage their farm continuity in asteady composition. Selling pigs was the main aim and few farmers play a role as pure breeder.
Renovasi Kandang Kelompok dan Handling Sapi ke Kandang Kelompok di Pilot Project Kampung Jenderau Distrik Kebar Timur Palulungan, John Arnold; Seseray, Daniel Yohanes; Sumpe, Iriani; Ollong, Abdul Rahman; Baaka, Alnita; Purwaningsih, Purwaningsih
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i2.191

Abstract

ABSTRACT The biogas program implemented in Jandurau Village has an impact on the community. The community began to renovate the old cattle sheds in the village of Jandurau and herded wild cattle from the forest to be kept in said sheds. The construction of the sheds involved the Jandurau community by utilizing equipment and materials owned by the community along with assistance from Bank Indonesia (BI) West Papua. A supervising team from the Faculty of Animal Husbandry, University of Papua assisted to ensure the activity went smoothly. Keywords: Cage, Biogas, Jandurau village, Cattle ABSTRAK Program biogas yang dilaksanakan di Kampung Jandurau memberi dampak kepada masyarakat. Masyarakat mulai melakukan renovasi kandang lama yang ada di kampung Jandurau, selain itu masyarakat mulai mengumpulkan ternak-ternak sapi yang awalnya diliarkan di hutan untuk di kandangkan. Pembangunan kandang melibatkan masyarakat Jandurau dengan memanfaatkan peralatan dan bahan yang dimiliki oleh masyarakat dan juga bantuan dari Bank Indonesia (BI) Papua Barat. Tim pendamping dari Fakultas Peternakan Universitas Papua mendampingi hingga Kegiatan ini berjalan dengan baik. Kata kunci: Kandang, Biogas, Kampung Jandurau, Ternak sapi
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha ternak babi di Teluk Doreri Kabupaten Manokwari Trisiwi Wahyu Widayati; Iriani Sumpe; Bernadeta Wahyuni Irianti; Denny Angelus Iyai; Sangle Yohanes Randa
Agrika Vol 12, No 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.586 KB) | DOI: 10.31328/ja.v12i1.546

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas usaha ternak babi di Teluk Doreri, Manokwari Papua Barat. Data diambil dari 33 peternak babi yang bermukim di sekitar Teluk Doreri, Manokwari. Data yang dikumpulkan berupa data primer, antara lain karakterisktik petani, terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman beternak babi, dan berupa data yang terkait dengan produksi usaha ternak babi, antara lain jumlah dan tipe pakan sumber energi dan protein, jumlah induk yang dimiliki peternak, bobot badan rata-rata induk babi, dan lahan yang dimiliki peternak untuk usaha ternak babi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pakan sumber energi dan protein, curahan waktu kerja peternak untuk beternak babi, bobot induk babi dan lahan yang dimiliki petani untuk usaha ternak babi berpengaruh positif terhadap produksi ternak babi di Teluk Doreri, Manokwari. Dengan diketahui faktor-faktor penentu produksi tersebut maka dapat dijadikan sebagai bagian penting dan yang diperhatikan untuk meningkatkan produksi usaha ternak babi di Teluk Doreri, Manokwari. Kata Kunci : Manokwari, Papua Barat, produksi, Teluk Doreri, usaha ternak babi
PEMANFAATAN LIMBAH PENGOLAHAN BUAH MERAH PADA SISTEM PEMELIHARAAN BABI SECARA PASTURA Diana Sawen; Bernaddeta Wahyuni Irianti Rahayu; Iriani Sumpe
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 4 No 1
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.988 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v04.i01.p08

Abstract

Suatu penelitian telah dilakukan pada bulan April 2013, untuk mengetahui pemanfaatan limbah hasil pengolahan buah merah pada sistem pemeliharaan ternak babi secara pastura di Kampung Umpakalo Jayawijaya. Bagi masyarakat suku Dani di Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya, babi memiliki nilai penting secara sosial budaya dan ekonomi. Babi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian mereka secara turun temurun. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan percobaan lapangan untuk mengukur pertambahan bobot badan. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari tiga perbedaan pakan tambahan menggunakan limbah buah merah (kontrol, biji buah merah dan biji + sari buah merah). Jumlah sampel ternak sebanyak 15 ekor babi lokal fase grower. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kecenderungan peningkatan berat badan pada perlakuan dengan penambahan biji + sari buah merah. Pertambahan bobot badan harian yang diperoleh dari semua perlakuan adalah 0,41 kg. Hal ini karena sari buah merah mengandung betakaroten dan tokoferol yang lebih tinggi sehingga sangat membantu dalam pertumbuhan ternak di samping pakan lainnya yang dikonsumsi. Limbah buah merah sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pakan
PRODUKSI PADANG PENGGEMBALAAN ALAM DAN POTENSI PENGEMBANGAN SAPI BALI DALAM MENDUKUNG PROGRAM KECUKUPAN DAGING DI PAPUA BARAT Onesimus Yoku; Andoyo Supriyantono; Trisiwi Widayati; Iriani Sumpe
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 3 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.46 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v03.i02.p11

Abstract

Papua Barat merupakan daerah yang sangat potensial bagi pengembangan ternak sapi potong karena daya dukung wilayah cukup luas. Ketersediaan sumberdaya alam tesebut memberikan peluang besar bagipengembangan usaha peternakan sapi bali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi botanis, kapasitas tampung, dan potensi produksi hijauan pakan di dataran Kebar Kabupaten Tambraw Provinsi PapuaBarat. Komposisi botanis dianalisis dengan metode ranking (dry weight rank) yaitu dengan mengobservasi hanya tiga jenis hijauan yang mempunyai kontribusi besar, dan menetapkannya sebagai ranking 1, 2,dan 3 berdasarkan bahan kering, sedangkan produksi hijauan pakan diestimasi dengan metode cuplikan menggunakan kuadrat berukuran 1 m2 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir 100% hijauan padapadang penggembalaan didominasi jenis rumput; kapasitas padang penggembalaan alam sangat rendah yaitu 0,48-1,70 UT/ha/tahun; dan produksi hijauan pada padang penggembalaan alam sangat tidak potensial untuk rencana pengembangan ternak sapi bali dan/atau sapi potong untuk mendukung program kecukupan daging sapi di Provinsi Papua Barat.
KOMPOSISI BOTANI DAN PERSEBARAN JENIS-JENIS HIJAUAN LOKAL PADANG PENGEMBALAAN ALAM DI PAPUA BARAT Onesimus Yoku; Andoyo Supriyantono; Trisiwi Widayati; Iriani Sumpe
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 4 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.76 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2015.v04.i02.p02

Abstract

Papua Barat merupakan daerah yang sangat potensial bagi pengembangan ternak sapi potong dan/atau usaha peternakan sapi bali karena wilayahnya yang luas dan cukup tersedia sumberdaya hijauan lokal sebagai pakan ternak. Padang penggembalaan alam merupakan sumber hijauan pakan bagi ternak ruminansia terutama oleh peternakan rakyat di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi botani dan persebaran jenis-jenis hijauan lokal di areal padang penggembalaan alam di dataran Kebar kabupaten Tambraw provinsi Papua Barat. Komposisi botani dianalisis dengan metode dry weight rank yaitu menaksir komposisi botani bahan kering tanpa melakukan pemotongan dan pemisahan spesies hijauan dan mengobservasi hanya tiga jenis hijauan yang mempunyai kontribusi besar, dan menetapkannya sebagai ranking 1, 2, dan 3. Persebaran jenis-jenis hijauan lokal dengan menginventarisir semua spesies yang ditemukan, dihitung frekuensi mutlak dan frekuensi relatif jenis. Komposisi botani dan persebaran jenis ditetapkan dengan metode cuplikan menggunakan kuadran berukuran 1 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padang penggembalaan alam dengan komposisi botani sekitar 82 – 87% rumput, 1% legum dan hijauan yang dapat dikonsumsi dan 12 - 17% hijauan lain yang tidak dapat dikonsumsi ternak. Ditemukan sebanyak 40 spesies hijauan pada padang penggembalaan alam di dataran Kebar.
Renovasi Kandang Kelompok dan Handling Sapi ke Kandang Kelompok di Pilot Project Kampung Jenderau Distrik Kebar Timur: Group’s Cattleshed Renovation and Cattle Herding in Kampung Jenderau Pilot Project, Kebar Timur District John Arnold Palulungan; Daniel Yohanes Seseray; Iriani Sumpe; Abdul Rahman Ollong; Alnita Baaka; Purwaningsih Purwaningsih; Rinetha Stella Suabey
IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2021): IGKOJEI: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/igkojei.v2i2.191

Abstract

ABSTRACT The biogas program implemented in Jandurau Village has an impact on the community. The community began to renovate the old cattle sheds in the village of Jandurau and herded wild cattle from the forest to be kept in said sheds. The construction of the sheds involved the Jandurau community by utilizing equipment and materials owned by the community along with assistance from Bank Indonesia (BI) West Papua. A supervising team from the Faculty of Animal Husbandry, University of Papua assisted to ensure the activity went smoothly. Keywords: Cage, Biogas, Jandurau village, Cattle ABSTRAK Program biogas yang dilaksanakan di Kampung Jandurau memberi dampak kepada masyarakat. Masyarakat mulai melakukan renovasi kandang lama yang ada di kampung Jandurau, selain itu masyarakat mulai mengumpulkan ternak-ternak sapi yang awalnya diliarkan di hutan untuk di kandangkan. Pembangunan kandang melibatkan masyarakat Jandurau dengan memanfaatkan peralatan dan bahan yang dimiliki oleh masyarakat dan juga bantuan dari Bank Indonesia (BI) Papua Barat. Tim pendamping dari Fakultas Peternakan Universitas Papua mendampingi hingga Kegiatan ini berjalan dengan baik. Kata kunci: Kandang, Biogas, Kampung Jandurau, Ternak sapi
UJI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI KOTA MANOKWARI: Table Egg Quality in Manokwari City . Kasmiati; Sintje Lumatauw; Iriani Sumpe
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 8 No. 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/jipvet.v8i1.28

Abstract

A study was conducted to evaluate table eggs in Manokwari city. A total of 300 eggs were examined for external and internal qualities. The eggs were gathered from different places: local farmer for local eggs (1 respondent), markets for imported eggs (2 respondents)), supermarkets (4 respondents), egg distributors (1 respondent), and stalls (10 respondents)). The egg examinations were done twice, first was the time when no ship for egg transport came to Manokwari (period 1) to assume that the eggs had been kept for quite long before reached the consumers and second was the time when ship for egg transport that just arrived to Manokwari with the assumption that he eggs were still relatively fresh (periode 2). Results showed that the majority of table eggs in Manokwari had brown shells followed by spotted and light brown, all with oval shapes. Eggs gathered at period 2 were larger than those of period 1; local eggs were significantly heavier than imported eggs due to the difference of egg freshness. The local eggs of period 2 showed a very good air sac with AA quality, while the imported eggs had the air sac quality for A and B. The highest yolk score (8.88) were observed at local eggs at period 2.