Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH VARIASI SERBUK KAYU TERHADAP SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPOSIT Koilal Alokabel; Agustinus Deka Betan
TAPAK [Teknologi Aplikasi Konstruksi] : Jurnal Program Studi Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2019): Mei 2019
Publisher : Prodi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/tp.v8i2.951

Abstract

Limbah serbuk kayu pada dasarnya sebagai bahan buangan namun memiliki potensibesar untuk dijadikan material baru. Pada kesempatan ini dilakukan peenelitian denganmevariasikan berbagai limbah serbuk kayu kemiri, jati dan bayam sebagai penguatmaterial komposit dengan fraksi volume 5%, 10%, 15%. Tujuan penelitian inimemanfaatkan limbah serbuk kayu guna mengurangi penggunaan bahan baku baru (kayu)untuk kebutuhan papan. Hasil penelitian diperoleh kekuatan impak semakin meningkatseiring meningkatnya fraksi volume serbuk kayu. Kekuatan impak tertinggi terjadi padaserbuk kayu bayam dengan fraksi volume 15% sebesar 0,115 J/mm².Dari hasil penelitian temperatur yang baik untuk campuran aspal beton AC-BC adalahpada temperatur 1550 C, sesuai dengan spesifikasi Bina Marga 2010 ( revisi 3).
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRS-WC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi; Ferdinan Nikson Liem; Koilal Alokabel
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2017): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1699.794 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v2i1.124

Abstract

Jalan raya merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena jalan raya berfungsi menghubungkan sumber–sumber produksi serta berperan memperlancarkan mobilisasi dan arus transportasi darat pada daerah–daerah sekitarnya yang dapat mempermudah atau mempercepat perkembangan pembangunan baik itu infrastruktur maupun ekonomi suatu daerah. Agar jalan dapat berperan secara optimal, maka jalan harus berada pada keadaan baik, harus memenuhi kriteria konstruksi perkerasan yaitu tidak mudah aus, dan tidak terjadinya perubahan bentuk (Deformasi), sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Struktur lapis perkerasan jalan yang sekarang banyak digunakan adalah struktur lapis perkerasan lentur dengan campuran aspal panas yang disebut Hot Mix, salah satu jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah Lataston atau yang lebih di kenal dengan HRS (Hot Rolled Sheet), yang didesain untuk volume lalu-lintas ringan sampai berat. Perencanaan campuran aspal antara agregat kasar, agregat halus, filler (abu batu) dan aspal, di rancang sesuai dengan spesifikasi umum sehingga mendapatkan mutu yang diinginkan, dalam hal ini kedap air (Impermeability) dan mempunyai ketahanan terhadap gaya geser maupun menerima beban lalu- lintas.Untuk mendapatkan campuran aspal dengan karakteristik yang baik maka terlebih dahulu dibuat formula campuran kerja atau yang lebih dikenal dengan Mix Formula. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan Bagaimana pengaruh penggunaan nilai konstanta aspal rencana terhadap stabilitas pada campuran Lataston (HRS-WC). Tujuannya adalah untuk mengetahui konstanta yang ideal terhadap stabilitas pada campuran Lataston (HRS-WC). Maanfaatnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi Mix Design Campuran Lataston (HRS- WC) dan dapat mengetahui nilai konstanta yang baik untuk kadar aspal rencana dalam campuran Lataston (HRS-WC) dengan material dari Quarry Sumlili Kabupaten Kupang. Dari hasil pengujian Marshall menunjukkan semakin besar nilai konstanta pada aspal rencana maka kadar aspal yang digunakan semakin besar. Dimana semakin besar kadar aspal yang digunakan dalam campuran mengakibatkan nilai stabilitas dan flow naik. Angka pendekatan yang dapat digunakan dalam campuran Lataston baik dari nilai 2-3 yang ideal yaitu 2, dikarenakan parameter atau sifat – sifat campuran pada konstanta 2 saling terkait atau berhubungan dimana parameter (VIM, VMA, VFA dan VIM PRD) dapat menentukan nilai kadar aspal optimum (KAO).
KARAKTERISTIK KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAHAN TEMPURUNG KENARI (CANARIUM AMBONEINSES HOCHR) DARI KABUPATEN ALOR Koilal Alokabel; Welem Daga
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2017): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.086 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v2i1.120

Abstract

Kabupaten Alor merupakan satu-satunya penghasil tanaman kenari yang sangat besar di mana tanaman dimaksud tumbuh secara alami dan saat sekarang telah dibudidayakan. Bijinya digunakan sebagai bahan makanan dan tempurungnya dibuang begitu saja sehingga semakin banyak menumpuk akan merusak pemandangan sekitarnya, dengan demikian tempurungnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yakni sebagai bahan tambahan. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan yang diperoleh yaitu perlakuan III (64 % Kerikil + 34% Pasir + 2% Tempurung Kenari) dengan kuat tekan 282,83 kg/cm2, perlakuan IV (63 % Kerikil + 34% Pasir + 3% Tempurung Kenari) dengan kuat tekan 284,67 kg/cm2 dan perlakuan V (62 % Kerikil + 34% Pasir + 4% Tempurung Kenari) dengan kuat tekan 285,49 kg/cm2 ini menggambarkan bahwa banyaknya tempurung kenari yang akan di campurkan maka akan menghasilkan kuat tekan yeng lebih besar. Dengan demikian tempurung kenari layak digunakan sebagai bahan tambahan campuran beton karena memberikan pengaruh yang cukup berarti terhadap kakuatan tekan beton.
ANALISA KINERJA PERSIMPANGAN TAK BERSINYAL TIPE T PADA PERTEMUAN RUAS JALAN TIMOR RAYA DAN JALAN SURATIM DI KELURAHAN OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA KOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Koilal Alokabel
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 3 No 1 (2018): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.313 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v3i1.194

Abstract

Persimpangan sebagai salah satu tempat pertemuan ruas-ruas jalan dan tempat kendaraan melakukan perubahan arah pergerakan arah lalu lintas. Persimpangan dapat bervariasi dari persimpangan sederhana yang terdiri dari pertemuan dua ruas jalan sampai persimpangan kompleks yang terdiri dari pertemuan beberapa ruas jalan. Namun dengan tingkat pergerakan yang beragam dari berbagai jenis kendaraan, mengakibatkan kendaraan pada persimpangan, akan mengalami tundaan perjalanan yang cukup besar, sehingga biaya perjalanan akan menjadi lebih besar pula. Tidak dapat dibayangkan berapa banyak uang yang terbuang percuma karena kendaraan terperangkap dalam kemacetan dan berapa banyak uang yang dapat disimpan jika kemacetan dapat dihilangkan (dari segi biaya bahan bakar dan nilai waktu tundaan). Hal tersebut menyebabkan perlu dipikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah transportasi. Faktor lain penyebab kemacetan adalah meningkatnya kecenderungan para pemakai jasa transportasi untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan kendaraan umum. Akibat lebih jauh dari kecenderungan ini adalah menurunnya efisiensi penggunaan sarana maupun prasarana jaringan jalan yang semakin mempersulit upaya penanggulangan kemacetan. Hasil analisa kinerja persimpangan pada kondisi jam puncak (07.00-08.00 WITA) saat itu tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang lewat, karena dari beberapa parameter yang dianalisis untuk menentukan tingkat kinerja persimpangan pada kondisi saat ini tidak memenuhi, seperti kapasitas 1964 smp/jam, derajat kejenuhan 1,16, tundaan total rata-rata 28,46 detik/smp, tundaan rata-rata jalan utama 17,61detik/smp, tundaan rata-rata jalan minor 66,44 detik/smp, tundaan geometrik simpang adalah 3, tundaan simpang 31,46 detik/smp dan peluang antrian 54,62 – 110,28 %. Analisa terhadap nilai tundaan 31,46 detik/smp maka tingkat kinerja pada kondisi simpang saat ini dikategorikan dalam tingkat pelayanan D. Untuk meningkatkan kinerja persimpangan maka dilakukan pengaturan lalu lintas dengan lampu lalu lintas (traffic light). Peningkatan kinerja simpang tersebut dapat juga ditempuh dengan pelebaran lajur, menambah lajur ataupun memperlebar jalan.
PENENTUAN KELAS KUAT KAYU LOKAL DI PULAU TIMOR SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Koilal Alokabel; Yermias Elvis Lay; Tedy Wonlele
JUTEKS : Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 2 (2017): JUTEKS (Jurnal Teknik Sipil)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13317.274 KB) | DOI: 10.32511/juteks.v2i2.168

Abstract

Penggunaan kayu lokal sebagai bahan konstruksi di NTT umumnya dan Pulau Timor khususnya sering digunakan tidak hanya sebagai bangunan milik masyarakat tetapi juga pada bangunan negara atau proyek pemerintah. Jenis-jenis kayu lokal di Pulau Timor yang sering dipakai sebagai bahan konstruksi seperti Kayu Jambu Air, Kabesak, Johar, Mahoni, Ketapang Hutan, Jati Putih (Gamalina) dan beberapa jenis kayu lain yang banyak terdapat di Pulau Timor. Permasalahan yang sering timbul adalah klaim mutu kayu lokal yang tidak mudah dibuktikan oleh kontraktor karena sebagian besar kayu lokal belum masuk dalam daftar jenis mutu kayu dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 atau SNI Kayu Tahun 2002. Hal ini menyebabkan ketidakpastian hukum kontrak antara pengguna jasa (pemerintah) dan penyedia jasa (kontraktor) karena umumnya untuk konstruksi syarat kelas kuat kayu dan mutu kayu wajib dicantumkan. Disatu sisi pengguna jasa menginginkan kayu sebagai bahan konstruksinya harus dari kayu kelas II misalnya sedangkan disisi yang lain penyedia jasa atau kontraktor menggunakan kayu lokal yang menurutnya termasuk kayu kelas II, karena ketersediaan kayu kelas II di pasaran sulit diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tekan rata-rata kayu Gamalin adalah 30,39 Mpa, kayu Kabesak 34 Mpa, kayu Johar 62,18 Mpa, kayu Jambu Air 48,58 Mpa, kayu Ketapang Hutan 33, 07 Mpa, kayu Mahoni 30,49 Mpa. Kadar air kayu Gamalin adalah 18,30 %, kayu Kabesak 17,73 %, kayu Johar 18,83 %, kayu Jambu Air 19,90 %, kayu Ketapang Hutan 18,85 %, kayu Mahoni 18,73 %. Berat jenis kayu Gamalin adalah 0,54 kayu Kabesak 0,62, kayu Johar 0,85, kayu Jambu Air 0,67, kayu Ketapang Hutan 0,58, kayu Mahoni 0,54. Hasil ini menunjukkan bahwa kayu lokal Timor sangat kuat, mempunyai kadar air yang baik dan mempunyai berat jenis yang baik pula.