Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

FIELD WORK: ETNOGRAFI DAN ETNOGRAFI DIGITAL Mita Rosaliza; Hesti Asriwandari; Indrawati Indrawati
Jurnal Ilmu Budaya Vol. 20 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jib.v20i1.15887

Abstract

The presence of digital platforms increasingly permeates contemporary everyday culture, necessitating a re-evaluation of observational studies on social and cultural phenomena. Traditional qualitative research methods that rely on physical locations face challenges in the era of digital platforms. This article aims to explain the use of ethnography and digital ethnography in fieldwork, combining classic ethnographic methods with participant observations in locations where digital platforms are utilized. Technical exploration can uncover social and cultural assumptions embedded in interactions and interviews, as well as how their accessibility can create symbolic meanings. Meanwhile, participant observation focuses on the perspectives of digital platform users within a community. Referring to pioneering works in the field of "digital ethnography," this article critically explores the potential and challenges posed by new technologies that warrant attention. It can be concluded that a balanced combination of physical and digital ethnography not only provides researchers with diverse and intriguing methods but also allows for a better appreciation of respondents' voices. The development of digital ethnography as a research methodology, along with the challenges encountered in addressing classical concepts of fieldwork, participation, and representation, creates opportunities for digital ethnographers to gain professional recognition in conducting research related to society and culture.
Potensi Alam dan Budaya dalam Pengembangan Ekowisata Pulau Tilan Kepenghuluan Rantau Bais Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau Hesti Asriwandari; Swis Tantoro; Rindiani Nurfahima
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 7 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v7i2.28541

Abstract

Potensi alam dan budaya Pulau Tilan dapat dijadikan suatu tujuan wisata. Namun belum sepenuhnya dikelola dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah setempat. Perlu adanya modal sosial dalam pengembangan Ekowisata Pulau Tilan. Modal sosial yang tumbuh dalam masyarakat memberikan gambaran menyeluruh tentang semua tujuan bersama yang hendak dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui aktivitas masyarakat dalam pengembangan potensi wisata Pulau Tilan. 2) Mengetahui kekuatan dan kelemahan unsur modal sosial dalam pengembangan ekowisata Pulau Tilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan cara pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap unsur-unsur modal sosial dalam pengembangan Ekowisata Pulau Tilan masih lemah dan perlu diperkuat. Melihat kondisi dan temuan penelitian, jika tidak diperbaiki maka Ekowisata Pulau Tilan akan sulit dikembangkan tidak akan mengalami perubahan lebih baik. Mendorong pengembangan Ekowisata Pulau Tilan, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai, antara lain jalan yang lebih efesien dan transportasi yang cukup dan representative. Memperluas jaringan sosial dengan berbagai pihak secara terkoordinasi melalui pendekatan terpadu untuk kegiatan promosi dan pemasaraan ekowisata Pulau Tilan. Mengupayakan penerapan manajemen yang baik dalam pengembangan ekowisata Pulau Tilan sesuai dengan potensi alam dan budaya yang dimiliki, agar destiansi wisata tersebut dapat dimanfaatkan dan dikembangkan secara lestari sebagai aset, sehingga dapat terus berkembang secara berkelanjutan.   The natural potential and cultural heritage of Pulau Tilan can be developed into a tourist destination. However, it has not been fully managed well by the local community and government. There is a need for social capital in the development of Ecotourism on Pulau Tilan. Social capital that grows within the community provides a comprehensive picture of all shared goals to be achieved. This research aims to: 1) Determine the activities of the community in the development of tourism potential on Pulau Tilan. 2) Identify the strengths and weaknesses of social capital elements in the development of ecotourism on Pulau Tilan. This research uses a qualitative research approach with data collection methods including observation, interviews, and documentation. The results of this research indicate that every element of social capital in the development of Ecotourism on Pulau Tilan is still weak and needs strengthening. Considering the conditions and research findings, if not improved, Ecotourism on Pulau Tilan will be difficult to develop and will not experience positive changes. To promote the development of Ecotourism on Pulau Tilan, there is a need for support in terms of adequate infrastructure, including more efficient roads and reliable transportation. Expanding social networks with various parties in a coordinated manner through an integrated approach for promotion and marketing of Ecotourism on Pulau Tilan. Efforts should be made to implement good management practices in the development of Ecotourism on Pulau Tilan in line with the natural and cultural potential it possesses, so that the tourist destination can be utilized and developed sustainably as an asset, allowing it to continue growing in a sustainable manner.
Makna Tradisi Balimau Kasai di Desa Tanjung Berulak Kecamatan Kampar Hesti Asriwandari; Rina Susanti; Rian Hidayat
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 7 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v7i2.28629

Abstract

Kebudayaan selalui melekat pada suatu daerah kebudayan yang dilakukan secara turun temurun kemudian menjadi tradisi dan ciri khas suatu daerah. Tradisi balimau bakasai sebagai upacara penyambutan bulan suci ramadhan yang dilaksanakan 1 hari sebelum bulan suci ramadan dengan cara mandi bersama di sungai Kampar yang bertujuan untuk menyucikan diri dan bersilaturahmi saling memaafkan dalam menyambut bulan ramadhan. Seiring berjalannya waktu tradisi ini kian menipis dan habis keasliannya hal itu dikarenakan tujuan awal balimau kasai berubah dengan ajang mencari jodoh bagi anak muda , mabuk-mabukan dan perbuatan tercela lainnya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata laksana balimau kasai dan makna sosial, budaya dan ekonomi bagi masyarakat desa Tanjung Berulak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tata laksana tradisi balimau bakasai dimulai dari berziara h kubur, tablig akbar dan santunan anak yatim piatu. Adapun makna yang terkandung dalam tradisi balimau bakasai antara lain dijelaskan makna sosial balimau bakasai adalah sebagai suatu interaksi sosial antara masyarakat di Desa Tanjung Berulak dengan adanya silaturahmi dan gotong royong, selain itu juga terdapat makna budaya yang menyebutkan bahwa balimau kasai adalah budaya masyarakat di daerah tersebut dan rutin dilaksanakan setiap tahun dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang dipercaya masyarakat untuk pembersihan diri dari hadas kotor yang melekat dan adanya permainan-permainan rakyat seperti panjat batang pinang dan pacu goni. Terakhir dengan banyaknya antusias masyarakat untuk mengikuti tradisi balimau kasai juga membawa berkah untuk masyarakat yang berjualan di tempat.   Culture is always attached to a cultural area which is passed down from generation to generation and then becomes a tradition and characteristic of an area. The Balimau Bakasai tradition is a ceremony to welcome the holy month of Ramadan which is held 1 day before the holy month of Ramadan by bathing together in the Kampar river which aims to purify oneself and stay in touch to forgive each other in welcoming the month of Ramadan. As time goes by, this tradition becomes thinner and loses its authenticity, this is because the original purpose of balimau kasai has changed to finding a mate for young people, drinking and other despicable acts. This research aims to determine the management of balimau kasai and its social, cultural and economic meaning for the people of Tanjung Berulak village. This research uses descriptive qualitative research methods. Data collection was carried out using in-depth interview techniques and documentation. . The results of the research explain that the implementation of the balimau bakasai tradition begins with visiting graves, tablig akbar and providing compensation for orphans, then ends with bathing with balimau kasai in the Kampar river, bringing kasai, kaffir lime, lime and pandan as well as various potpourri flowers which are used as body fragrance with the aim of cleansing oneself from dirty hadas and as a form of mutual forgiveness before the month of Ramadan. The meaning contained in the balimau bakasai tradition, among others, explains the social meaning of balimau bakasai as a social interaction between the people in Tanjung Berulak village with friendship and mutual cooperation, apart from that there is also a cultural meaning which states that balimau kasai is the culture of the people in the area and is routinely carried out every year to welcome the holy month of Ramadan which is believed by the community to cleanse themselves of the dirty hadas that sticks to them. Besides that, there are also folk games such as climbing areca nut sticks and spurting jute. Lastly, the enthusiasm of many people to follow the Balimau Kasai tradition also brings blessings to the people who sell at that place with an increase in income of 400-1000,000 when the tradition lasts.
Objektifikasi Perempuan Dalam Relasi Kuasa (Studi Terhadap Empat Perempuan Pada Kasus Kekerasan Seksual Di Kota Pekanbaru) Wulan Junaini; Hesti Asriwandari; Achmad Hidir
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.4082

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kekerasan seksual terhadap empat orang perempuan yang ada di Kota Pekanbaru. Dalam tesis ini peneliti menekankan pembahasan pada aspek kekerasan struktural dan relasi kuasa sebagai penyebab terjadinya kasus kekerasan seksual dengan pendekatan feminis. Melalui pendekatan penelitian kualitatif, terutama melalui teknik observasi dan wawancara, tesis ini ditujukan untuk menggali informasi terkait penyebab utama kasus kekerasan seksual yang dialami oleh empat orang perempuan di Kota Pekanbaru.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa kasus kekerasan seksual yang dialami oleh para korban disebabkan karena adanya kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki oleh para pelaku yang membuat korban menjadi tidak berdaya. Posisi korban yang lemah ini dimanfaatkan oleh para pelaku untuk menekan korbannya. Kekerasan seksual tersebut juga melukai korban dalam hal identitas, kesejahteraan, dan kebebasan sebagaimana yang dikemukakan dalam teori Johan Galtung tentang kekerasan terhadap perempuan. Dalam aspek relasi kuasa dan feminisme, kasus kekerasan seksual yang dialami oleh para korban disebabkan karena posisi pelaku yang lebih tinggi dari korban dan memiliki kekuatan dari segi pengetahuan, jabatan, finansial, dsb, sehingga para korban yang mengalami kejadian tersebut tidak bisa berbuat apa-apa, sedangkan dalam teori feminisme korban kekerasan seksual disebabkan karena adanya budaya patriarki yang diskriminatif dan subordinatif terhadap perempuan. Para korban dianggap sebagai pihak yang lemah sehingga mudah mendapatkan perlakuan yang diskriminatif.
Modal Sosial Usaha Catering di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuing Kabupaten Indragiri Hilir Dira Atrika; Achmad Hidir; Hesti Asriwandari
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i5.5169

Abstract

Pada sektor industri seperti petambangan tentu akan adanya pengembangan usaha sebagai bagian pendorong kekuatan pembangunan ekonomi. Kegiatan perusaha juga mampu menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha. Salah satu kerjasama atau kemitraan antara perusahaan batu bara dengan masyarakat yaitu usaha catering makanan untuk karyawan perusahaan. Dalam usaha tentu membutuhkan modal seperti modal sosial yang dimana modal sosial merupakan suatu hal yang telah lama dikenal dimasyarakat meskipun dengan istilah dan bentuk yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis Unsur Modal Sosial Usaha Catering di Desa Batu Ampar Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian in menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif dengan teknik pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan purposive sampling.  Hasil penelitian mencoba menganalisis modal sosial usaha catering di Desa Batu Ampar yang mana tentunya memiliki kepercayaan yang sangat dijaganya ketika menjalankan usaha, namun tidak hanya itu jaringan pada usaha ini terlihat pada hasil penelitian ini yang tentu adanya peluang usaha dan kerja namun yang bekerja pada usaha catering ini mereka yang merupakan anggota keluarga ataupun kerabatnya saja dan peran norma sosial yang ada pada usaha ini tentu mereka medisplinkan pekerjaan untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Sehingga pada penelitian ini terletak pada jaringan usaha yang kurang optimal karena hanya memasarkan dengan pihak pertambangan saja.
Upaya Masyarakat Dalam Meningkatkan Perekonomian Melalui Limbah Kelapa Sawit Resdati; Hesti Asriwandari; T Romi Marnelly; Achmad Hidir; Yusmar Yusuf
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 5 (2024): May
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i5.5931

Abstract

This research was implemented in Sukamaju Village, Sub regency of Singingi Hilir, Regency of Kuantan Singingi to know the potential of palm oil waste that is used by the society of Sukamaju Village as the manure and to describe the society effort of Sukamaju Village in using the potential of palm oil waste for increasing the economy level and decreasing the bad environment impact because of the palm oil waste. For obtaining the accurate data, the method of descriptive qualitative research is used by collecting the data, using the deep interview technique, direct observation and documentation. The analyze result shows that there is a quiet big waste potential in Sukamaju Village then processed to be the valuable manure. Moreover, this manure manufacture process is obtained from the palm oil waste from two big factories namely PT. Surya Agro Reksa and PT. Agrolestari. The process of waste production of palm oil includes the manufacture from the waste ponds, where the first pond of waste still has the high level of acidity so that it has not been able to be used yet. So the level of middle pond of waste water has been able to be channeled to the agriculture for make the plant fertile, and in the last level of solid waste is used as the natural manure of the land fertilizer. The analyze result shows that the waste of the palm oil can increase the fertility of land and plant, so it decreases the budget outcome of chemical manure. The socialization effort is needed to pressure massively for the information distributing connected the right waste processing.