Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PELATIHAN CNC MILLING RICHON GSK 218 MC DI SMK N4 SUKOHARJO Burhanudin Burhanudin; Ignatius Henry Adi Nagoro; Heru Susanto; Oppie Oppie
Abdi Masya Vol 1 No 3 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i3.153

Abstract

Penguasaan kompetensi pengoperasian dan pemograman CNC Milling bagi Guru-guru Teknik Pemesinan di SMK N4 Sukoharjo adalah syarat untuk bisa menjelaskan penguasaan CNC kepada peserta didik. Keterbatasan akses penguasaan kompetensi dan pemograman CNC Milling Guru-guru Pemesinan di SMK N4 Sukoharjo dikarenakan kurangnya sumber informasi yang kompeten menyebabkan Guru-guru Pemesinan di SMK N4 Sukoharjo banyak yang memiliki kompetensi tentang CNC yang masih sangat terbatas. Maka dari itu untuk meningkatkan kompetensi pengoperasian dan pemograman CNC Milling bagi Guru-guru Teknik Pemesinan di SMK N4 Sukoharjo diperlukan hadirnya sumber informasi yang benar-benar menguasai pengoperasian dan pemograman CNC untuk bisa digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal ini bentuk kegiatan yang bisa direalisasikan adalah Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengoperasian dan Pemograman CNC untuk Guru Pemesian di SMK N4 Sukoharjo yang dikemas dalam bentuk Pelatihan.. Kegiatan Pelatihan ini telah terlaksana selama dua hari di Laboratorium CNC SMK N4 Sukoharjo yang diikuti oleh Guru dan Toolmant SMK N4 Sukoharjo. Hasil dari pelatihan ini diperoleh 20% peserta pelatihan menjadi sangat menguasai dan sebanyak 50% dari peserta memiliki kompetensi menguasai pengoperasian dan pemograman CNC Milling.
Pengaruh Modifikasi Cutting Lips Twist Drill dengan Pemberian Splitting Nicks pada Proses Pengeboran Dalam Burhanudin Burhanudin; Edy Suryono; Tri Widodo Besar Riyadi
Creative Research in Engineering Vol 1, No 2 (2021): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.769 KB) | DOI: 10.30595/cerie.v1i2.10865

Abstract

Pada proses pengeboran tatal sangat mempengaruhi kekasaran permukaan lubang hasil pengeboran. Morfologi tatal yang mudah dalam perjalanan akan menyebabkan proses pemesinan lebih mudah dan hasil yang lebih baik. Morfologi tatal yang sulit dievakuasi akan menyebabkan beban spindel yang semakin berat dan akan menggores dinding permukaan pengeboran. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh splitting nick pada twist drill terhadap morfologi tatal yang dihasilkan. Eksperimen dilakukan dengan pengeboran dalam dengan lebih dari lima kali diameter mata bor pada material S45C sedalam 75 mm dengan mata bor twist drill 14 mm tanpa diberikan splitting nickdan dengan mata bor dengan diberikan 2 splitting nick pada ke-2 cutting lips . Parameter potong yang digunakan dengan feeding 150 mm/menit putaran spindel 454 rpm sehingga feed yang dihasilkan per gigi 0,165 mm/ gigi . Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada pengeboran dalam kecil splitting nick pada bor twist drill menghasilkan bentuk morfologi chip yang kehilangan sudut panjang chip heliks dengan lebar yang lebih besar sehingga lebih mudah dilakukan hal ini mempengaruhi penurunan beban spindel/ spindel pada saat proses pengeboran rata-rata sebesar 1% di setiap kedalaman pengeboran.
Pelatihan Pemograman CNC Berbasis Simulator Untuk Guru-Guru SMK Rumpun Teknik Pemesinan Edy Suryono; Burhanudin Burhanudin
Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v5i2.3116

Abstract

Computer Numerical Control (CNC) merupakan alat yang banyak digunakan di dunia manufaktur. Sehingga lulusan siswa SMK dituntut untuk menguasai dengan baik pemograman CNC. Maka, penyiapan pengajar di SMK dalam hal ini adalah guru SMK, haruslah memiliki bekal yang cukup dalam pemograman CNC. Masalah lain yang dihadapi SMK adalah kurangnya sarana pendukung pembelajaran CNC. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya unit CNC sebagai sarana pembelajaran. Maka untuk menjembatani masalah ini adalah dengan menggunakan software pendukung pembelajaran CNC. Software sebagai sarana pembelajaran untuk menggantikan unit CNC yang belum tersedia. Dalam rangka meningkatkan kemampuan guru SMK, maka tim Pengabdian melakukan kegiatan berupa pelatihan pemrograman berbasis simulator. Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta dari berbagai SMK se Surakarta. Pelatihan dilakukan di laboratorium Training Center STT Warga Surakarta.  Pelaksanaan pelatihan meliputi; pemahaman dasar CNC, pengenalan dan aplikasi software simulator CNC, pemrograman CNC secara manual maupun dengan software simulator serta latihan dan tugas mandiri. Hasil pelatihan berupa kemampuan peserta input program, editing program, simulasi program serta berlatih logika pemograman CNC yang terbantu dengan adanya software simulator. Hal ini terlihat dari hasil kuisioner pelatihan CNC berbasis simulator meliputi penilaian sangat baik sebesar 36,11%, baik sebesar 61,11%, cukup sebesar 2,78% dan kurang sebesar 0%.
Efek Perbaikan Las Berulang (Multilayer Repair Welding) pada Baja Carbon SS400 terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Burhanudin Burhanudin; Moch Chamim; Fatimah Nur Hidayah; Bagus Radiant Utomo; Radik Syamsul Erfan; Nugroho Tri Atmoko
Creative Research in Engineering Vol 2, No 1 (2022): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/cerie.v2i1.14050

Abstract

Salah satu metode untuk menghilangkan cacat pada hasil pengelasan adalah dengan melakukan perbaikan las ( repair welding ). Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi karakteristik material baja carbon tipe SS400 sebelum dan sebelum mengalami perbaikan las (repair welding). Pengelasan dilakukan menggunakan metode Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan elektroda jenis LB-52U E7016 yang memiliki diameter 2,6 mm. Sebelum dilakukan perbaikanlas ( repair welding ), dilakukan pengelasan lapisan ( multilayer weld ing ) pada spesimen sebanyak tiga kali lapisan yakni lapisan rootpass , hotpassdan caping. Kemudian spesimen yang telah mengalami pengelasan berlapis ( multilayer welding ) dilakukan perbaikan las ( repair welding ) pada daerah kawah lasan ( weld ). Spesimen selanjutnya dianalisa terhadap perubahan struktur mikro menggunakan pengujian morfologi berupa foto mikro serta sifat mekanik menggunakan uji kekerasan Vickers disetiap daerah lasan yakni logam induk ( base metal ), Heat Affected Zone (HAZ) dan daerah pengelasan ( weld ) pada spesimen sebelum dan sebelum perbaikan las berulang ( pengelasan perbaikan multilayer ).Hasil dari Analisis menunjukkan bahwa struktur mikro spesimen sebelum dan sebelum perbaikan las terdapat 2 fasa yang terlihat yakni fasa ferit dan fasa perlit. Pada daerah base metal fasa ferit lebih mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada spesimen sebelum dan sebelum perbaikan las. Sedangkan pada daerah HAZ terlihat pengkasaran butir ( grain
Efek Perbaikan Las Berulang (Multilayer Repair Welding) pada Baja Carbon SS400 terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Burhanudin Burhanudin; Moch Chamim; Fatimah Nur Hidayah; Bagus Radiant Utomo; Radik Syamsul Erfan; Nugroho Tri Atmoko
Creative Research in Engineering Vol 2, No 1 (2022): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/cerie.v2i1.13899

Abstract

Salah satu cara untuk menghilangkan cacat las adalah dengan memperbaiki las. Penelitian ini akan menyajikan karakteristik material baja karbon tipe SS400 sebelum dan sebelum menjalani proses perbaikan pengelasan. Pengelasan dilakukan dengan menggunakan metode Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan elektroda tipe LB-52U E7016 yang memiliki diameter 2,6 mm. Sebelum dilakukan pengelasan, menjalani pengelasan multilayer tiga kali yaitu rootpass, layer dan caping.Setelah dilakukan perbaikan lasan, spesimen dianalisa perubahan struktur mikronya dengan pengujian morfologi berupa foto mikro dan sifat mekanik menggunakan uji kekerasan Vickers pada setiap bagian zona pengelasan yaitu logam dasar Heat Affected Zone (HAZ) dan area pengelasan pada spesimen sebelum dan sebelum pengelasan perbaikan multilayer. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada struktur mikro benda uji sebelum dan sebelum dilakukan perbaikan las terdapat 2 fasa yang tampak yaitu fasa ferit dan fasa perlit. Pada logam dasar fasa ferit mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada benda uji sebelum dan sebelum dilakukan las. Sementara itu, di wilayah HAZ terlihat butirannya kasar.Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. yaitu fase ferit dan fase perlit. Pada logam dasar fasa ferit mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada benda uji sebelum dan sebelum dilakukan las. Sementara itu, di wilayah HAZ terlihat butirannya kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar.Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. yaitu fase ferit dan fase perlit. Pada logam dasar fasa ferit mendominasi dengan batas butir yang cenderung besar pada benda uji sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan las. Sementara itu, di wilayah HAZ terlihat butiran kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada lasan yaitu 177,53 HVN pada saat spesimen belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. di wilayah HAZ terlihat butiran kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167,06 HVN. di wilayah HAZ terlihat butiran kasar. Hasil foto mikro pada lasan setelah dilakukan perbaikan las didominasi oleh fasa perlit dengan ukuran butir yang cenderung lebih besar. Hasil uji kekerasan Vickers menunjukkan bahwa kekerasan tertinggi terdapat pada las yaitu 177,53 HVN pada saat benda uji belum diperbaiki, sedangkan setelah mengalami perbaikan nilai kekerasan pada lasan sebesar 5,8% menjadi 167.06 HVN.
PENGARUH MODIFIKASI SPLITTING NICKS TOOL DRILL TERHADAP SPINDLE LOADS DAN WAKTU PROSES DRILLING MATERIAL S45C Nanda Hadi Pranata; Edy Suryono; Burhanudin; Bambang Margono
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.414 KB)

Abstract

Splitting nicks adalah modifikasi pada mata potong sebuah tool drill yang bertujuan untuk memotong chips ketika proses drilling. Penelitian ini membandingkan antara tool drill standar dan tool drill modifikasi pada proses drilling terhadap waktu proses dan spindle load. Parameter urama berupa kecepatan putaran spindel sebesar 530 RPM dan feeding sebesar 199,2 mm/min. Variasi yang digunakan adalah depth of cut pada 1 mm, 2 mm, dan 3 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tool drill modifikasi memiliki waktu proses yang relative lebih singkat dibanding tool drill standart. Waktu proses drill terlama terjadi pada parameter depth of cut 1 mm untuk mata bor standar, yaitu sebesar 130.51 detik. Sedangkan waktu proses tercepat terjadi pada depth of cut 3 mm untuk mata bor termodifikasi, yaitu sebesar 70.27 detik. Parameter depth of cut yang digunakan memberikan hasil yang berbanding terbalik terhadap waktu prosesnya, semakin  besar depth of cut yang digunakan maka waktu prosesnya akan semakin cepat. Tool drill dengan splitting nicks memiliki waktu proses yang lebih cepat sebesar 2.6% dibandingkan menggunakan mata bor yang standar. Spindle loads terbesar terjadi pada depth of cut 3 mm untuk mata bor standar, yaitu sebesar 85%. Sedangkan spindle loads terendah terjadi pada depth of cut 1 mm untuk mata bor modifikasi, yaitu sebesar 58%. Selain itu modifikasi tool drill dengan splitting nicks berhasil menurunkan spindle loads sebesar 14.03% dibanding spindle load pada tool standart.
PERBANDINGAN CHIPS MORFOLOGI DAN TINGKAT KEAUSAN PADA PROSES DRILLING DENGAN TWIST DRILL STANDAR DAN TWIST DRILL BER SPLITTING NICKS Muhammad Nur Askhuri.; Edy Suryono; Burhanudin
Teknika Vol 6 No 4 (2020): September 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.701 KB)

Abstract

Splitting nicks merupakan sebuah profil yang dibuat pada twist drill. Splitting nicks bertujuan untuk memecah chips dan mempermudah chips keluar yang dihasilkan dari proses drilling. Selain itu pembuatan profil splitting nicks mampu mengurangi tingkat keausan twist drill. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara twist drill standar dengan twist drill berprofil splitting nicks. Parameter utama yang digunakan adalah kecepatan putaran spindel sebesar 530 rpm, kecepatan pemakanan 199,2 mm/min. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi depth of cut pada proses drilling yaitu 1 mm, 2 mm, dan 3 mm. Chips yang dihasilkan dari twist drill ber splitting nicks berbentuk kecil, panjang dan cenderung lurus. Sedangkan twist drill standar mempunyai bentuk chips spiral dan cenderung kesulitan untuk keluar melalui flutes. Selain itu pemberian profil splitting nicks juga berpengaruh pada menurunnya  tingkat keausan twist drill sebesar 49,6% dan menurunkan jumlah puntiran chips sebesar 68,3%.