Anggraini, Merry Tiyas
2Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Medica Arteriana (Med-Art)

Hubungan Family Support System terhadap Kemandirian Activity Of Daily Living Anak Tunagrahita Di Kota Semarang Zaki Mubarok; Merry Tiyas Anggraini; Nina Anggraeni Noviasari
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.1.2022.26-31

Abstract

Latar belakang: Tunagrahita dapat didefinisikan sebagai disabilitas mental karena mempunyai hambatan dalam perkembangan mental, keterbatasan dalam hal intelegensi, bahasa, sosial dan motorik. Peran keluarga diperlukan sebagai support system untuk menanamkan kemandirian dalam memenuhi aktifitas hidupnya untuk mencegah ketergantungan anak tunagrahita sehingga akan mencegah timbulnya berbagai penyakit sejak dini. penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan peran keluarga sebagai support system terhadap aktifitas hidup (ADL) pada anak tunagrahita di kota Semarang.Metode: Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil memakai Teknik non probabbility sampling dengan consecutive sampling. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesinoer Perceived Social-family Scale dan kuesioner Indeks Barthel. Sampel adalah para murid tunagrahita di SLB Negeri Semarang tahun 2021 sebanyak 50 orang. Teknik analisis data menggunakan uji spearman rank.Hasil: Hasil uji korelasi spearman rank antara variabel Family support system terhadap variabel kemandirian Activity of daily living (ADL) pada anak tunagrahita menunjukan terselip hubungan diantara kedua variabel karena nilai p (<0,05). Hasil koefisien korelasi sebesar 0,854 menandakan korelasi yang sangat kuat diantara kedua variabel.Kesimpulan: Semakin besar family support system akan diikuti peningkatan kemandirian Activity of daily living (ADL) pada anak Tunagrahita di Kota Semarang.
Implementasi Program GERMAS pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Margoyoso II Merry Tiyas Anggraini; Aisyah Lahdji; Nina Anggraeni Noviasari; Nabila Min Amrina Rosyada
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.1.2021.28-33

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Program GERMAS yang digalakkan pemerintah meliputi kegiatan melakukan aktifitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Permasalahan yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II adalah tingginya jumlah lansia dan belum ada laporan tentang pelaksanaan program GERMAS pada lansia dengan baik. Meningkatnya jumlah lanjut usia akan menimbulkan masalah kesehatan jika tidak dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan gambaran implementasi program GERMAS pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II.Metode: Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomukti wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II pada bulan Januari-Februari tahun 2021 menggunakan desain penelitian observasional yang dianalisis secara deskriptif. Populasi adalah lansia di Desa Sidomukti di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II dengan besar sampel 43 orang. Pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah lansia berumur ≥ 60 tahun yang sehat dan kooperatif, serta bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusinya adalah lansia yang mengisi kuesioner tidak lengkap. Hasil: Mayoritas responden sebesar 51,2% sudah cukup baik dalam melakukan aktifitas fisik, 79,1% sudah baik dalam mengonsumsi sayur dan buah, 55,8 %  sudah cukup baik dalam kegiatan memeriksakan kesehatan rutin. 86% tidak merokok, 95,3% tidak mengonsumsi alkohol, 100% telah rutin membersihkan lingkungan, dan 97,7% sudah menggunakan jamban,Kesimpulan: Implementasi Program GERMAS pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Margoyoso II sudah berjalan dengan baik.
Keaktifan Mengikuti Prolanis Mempengaruhi Kestabilan Tekanan Darah pada Pasien Hiperetensi di Puskesmas Warungasem Muhammad Akhsin Atto’illah; Merry Tiyas Anggraini; Aisyah Lahdji; Hema Dewi Anggraheny
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 3, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.3.2.2021.75-86

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena penderita penyakit hipertensi tidak menyadari penyakit yang dideritanya sehingga apabila berlangsung dalam jangka waktu yang lama (kronik) akan menimbulkan berbagai komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner dan gagal ginjal. Hipertensi merupakan penyakit tidak menular bersifat kronis yang menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia. Program Pengelolaan Prnyakit Kronis (Prolanis) merupakan pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang mengutamakan kemandirian pasien sebagai upaya promotif preventif dan dilaksanakan secara terintegratif dengan melibatkan peserta, fasilitas kesehatan khususnya puskesmas, dan BPJS kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi penderita penyakit kronis guna mencapai kualitas hidup yang optimal khususnya kestabilan tekanan darah bagi penderita hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh keaktifan mengikuti Prolanis dengan kestabilan tekanan darah pada pasein hipertensi di Puskesmas WarungasemMetode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di Puskesmas Warungasem pada tahun 2020. Jumlah informan utama dalam penelitian ini sebanyak 4 orang dan informan triangulasi sebanyak 3 orang. Cara pengambilan sampel dengan metode snowball sampling.Hasil: Keaktifan Pasien dalam mengikuti Prolanis berkaitan dengan teori HL Blum yang memiliki beberapa faktor, yaitu faktor pelayanan kesehatan dan perilaku. Fasilitas kesehatan Puskesmas Warungasem memadai, tetapi juga harus ada perilaku dan kesadaran pasien yang baik guna tercapainya kestabilan tekanan darah.Kesimpulan: Keaktifan mengikuti Prolanis mempengaruhi kestabilan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Warungasem
Hubungan Gerakan Berulang dan Posisi Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja Fillet Ikan di Kota Tegal Ibro Tanderi Dwilago; Merry Tiyas Anggraini; Muhammad Riza Setiawan
Medica Arteriana (Med-Art) Vol 4, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/medart.4.2.2022.90-97

Abstract

Latar Belakang: Musculoskeletal Disorders (MSD) dikeluhkan apabila otot menerima beban statis secara terus menerus dan berulang dalam waktu yang lama serta posisi kerja tidak ergonomis maka dapat menimbulkan keluhan muskuloskeletal. Pekerja fillet ikan bekerja dalam posisi duduk yang lama dalam memfillet ikan yakni sekitar 4-8 jam perhari dan secara ber-kesinambungan melakukan gerakan berulang saat memfillet ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan gerakan berulang dan posisi,kerja,dengan keluhan Musculoskeletal Disorders pada pekerja fillet ikan di Kota Tegal.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasi analitik cross sectional. Responden penelitian sebanyak 38 pekerja, diolah dengan uji fisher’s exact. Kuesioner penelitian berupa lembar RULA untuk pengukuran posisi kerja, kuesioner NBM untuk penilaian keluhan MSD.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara keluhan MSD dengan posisi kerja (p=0,002, RP=1,083) dan tidak ada hubungan antara keluhan MSD dengan gerakan berulang (p= 0,081, RP=1,235). Terdapat 34 responden (89,5%) yang mengeluhkan MSD, diantaranya 26 responden (89,7%) mempunyai posisi kerja kurang baik dan 17 responden (81%) melakukan gerakan berulang >30x/menit saat memfillet ikan.Kesimpulan: Posisi kerja kurang baik 1 kali lebih besar mengalami MSD dibandingkan posisi kerja cukup baik yang mana posisi kerja menjadi faktor resiko keluhan MSD. Gerakan berulang >30 kali permenit 1 kali lebih besar mengalami MSD dibandingkan yang melakukan gerakan berulang ≤30 kali permenit pada pekerja fillet ikan di Kota Tegal yang mana gerakan berulang menjadi faktor resiko keluhan MSD.