Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan komoditi strategis yang dapat digunakan sebagai pengganti beras. Pada tahun 2014, produksi jagung nasional mengalami peningkatan sebesar 2,81%. Defoliasi dan detasseling merupakan teknik budidaya yang sudah dilakukan oleh petani secara turun menurun yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan pengetahuan lebih lanjut tentang pengaruh serta waktu defoliasi dan detasseling yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 – Maret 2016 di Desa Sumberarum, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu benih jagung varietas NK 99, pupuk urea, pupuk ponska dan pupuk petroganik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan defoliasi dan detasseling tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan pertumbuhan dan hasil, kecuali parameter diameter tongkol. Perlakuan yang diterapkan tidak memberikan pengaruh nyata karena waktu pelaksanaan defoliasi dan detasseling pada penelitian ini terlalu jauh dari fase tasseling. Sedangkan pada diameter tongkol disebabkan oleh morfologi bentuk tongkol jagung yang tidak seutuhnya bulat sehingga mempengaruhi hasil analisis ragam. Perlakuan defoliasi dan detasseling tidak menimbulkan efek negatif terhadap hasil tanaman jagung sehingga yang dilakukan petani selama ini sudah benar.