Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

LITERASI SEJARAH MELALUI BEDAH DAN DISKUSI FILM SEJARAH Kurniawati Kurniawati; Djunaidi Djunaidi; Ayuningtyas Rahman; Pamela Ayesma
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 4, No. 1, April 2021
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um032v4i1p26-29

Abstract

Artikel ini bertujuan memasyarakatkan literasi sejarah khususnya di kalangan guru sejarah dan siswa. Penerapan literasi sejarah bertumpu pada kemampuan pedagogik dan profesional guru. Guru juga perlu mengasah kreativitas agar siswa tertarik belajar sejarah salah satunya melalui film sejarah. Namun begitu, ternyata seringkali guru mengalami hambatan dalam memutar film sejarah antara lain karena keterbatasan waktu. Maka pemutaran film sejarah di luar jam pelajaran sejarah menjadi alternatif solusi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan adalah memutarkan film sejarah dan kemudian mendiskusikannya dengan mengundang narasumber yang bergerak dalam film. Hasilnya adalah bertambahnya wawasan kesejarahan peserta mengenai tokoh Wage Rudolp Supratman, proses terciptanya lagu Indonesia Raya, konteks zaman yang melatarbelakangi kehidupan Wage. Tidak hanya menambah wawasan kesejarahan, kegiatan ini  menambah wawasan peserta mengenai aspek film khususnya film sejarah dan kaitannya dengan  pembelajaran sejarah. Dapat disimpulkan bahwa film sejarah dapat menjadi media yang digunakan oleh guru sejarah dengan pemilihan film yang hati-hati. Guru harus memilih film secara hati-hati karena film pada dasarnya mengikat fakta dari suatu peristiwa sejarah sehingga unsur subjektivitas menjadi dominan. Guru yang mempunyai wawasan dan pemahaman sejarah yang baik dapat memilih dan memilah film sejarah yang tepat bagi siswanya.
E-Modul Berbasis Hypercontent: Upaya untuk Mengatasi Kesulitan Pembelajaran Sejarah di Masa Pandemi Covid-19 Nuraeni Marta; Djunaidi Djunaidi; Corry Iriani
Tarikhuna: Journal of History and History Education Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/thje.v4i1.4275

Abstract

This article aims to review efforts to overcome the difficulties of learning history during the COVID-19 pandemic through teaching materials in the form of hyper-content-based e-modules.  The Research qualitative methods, the main data is obtained from the results of in-depth interviews with key and core informants. Since mid-March 2020, face-to-face learning has been abolished and replaced by distance learning online. Teachers and students are forced to suddenly switch and adapt to using digital devices. This sudden change resulted in "uncertainty" in the process of implementing history learning. One of the reasons is that there are still many technologically stuttering students and teachers. For history teachers, one of the difficulties encountered during the pandemic was the difficulty of teaching the material completely. They also find it difficult to develop varied learning methods so that the material can be comprehensively understood so that students are able to interpret and use it in life. This is exacerbated by the difficulties and technical constraints often encountered in online learning. Alternative learning aids are needed to overcome this problem, especially regarding material and technical constraints. The development of hyper-content-based e-modules can be an alternative solution. Teaching materials in the form of hyper content-based e-modules are teaching materials consisting of text, images, sounds and hyperlinks packaged with a digital platform. Hypercontent-based e-modules have advantages: lightweight and easy access, so students can learn the material without being limited by space and time. In addition, hyper-content e-modules that are packaged are not only in the form of text but also include sound and images, making it easier for students to understand the material. The results showed that hyper content-based e-modules help students learn independently, can be done anytime and anywhere and lighten the burden of student learning.
Eksistensi Musik Death Metal Di Jakarta (1989-2000) Muhammad Safani; Nur'aeni Marta; Djunaidi Djunaidi
PATTINGALLOANG Vol. 9, No 2, Agustus 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jp.v9i2.35480

Abstract

Penelitian dengan judul Eksistensi Musik Death Metal Di Jakarta 1989-2000 bertujuan untuk mengetahui mengenai perkembangan aliran musik death metal di Jakarta. Dalam penelitian ini digunakan metode historis dengan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa eksistensi musik death metal di Jakarta dimulai sejak berdirinya band Grausig pada tahun 1989. Kemudian dari tahun 1991-1998 terbentuk sebanyak 23 band beraliran death metal. Pada awal berdirinya band-band tersebut masih memainkan lagu-lagu milik band death metal mancanegara. Pada tahun 1993 berdiri tempat bersejarah bernama Poster Café yang menjadi venue rutin diselenggarakannya penampilan band-band death metal di Jakarta. Selama periode tersebut juga banyak sekali event-event perguruan tinggi dan sekolah yang menghadirkan band-band beraliran death metal. Kelahiran fanzine di Jakarta ditandai oleh beredarnya fanzine bernama Brainwashed Zine sejak  September 1996. Pada tahun 1999 terjadi perubahan arah penulisan lirik lagu-lagu death metal, yang sebelumnya membahas “setan”, menjadi lagu-lagu bertemakan kritik sosial-politik. Perubahan tersebut terjadi akibat pemerintah otoriter Orde Baru. Pada tahun 2000 terbentuk label rekaman Rottrevore Records. Label tersebut melahirkan standard baru bagi eksistensi musik death metal di Jakarta. Standard baru tersebut adalah label rekaman harus menjadi wadah yang profesional bagi band-band death metal yang dinaunginya.  Dapat disimpulkan bahwa lirik-lirik lagu death metal di Jakarta tidak hanya bertemakan “setan”, tetapi ada juga lirik-lirik lagu yang bertemakan kritik sosial-politik.Kata kunci : Eksistensi, Musik, Death Metal di Jakarta Abtract The research entitled The Existence of Death Metal Music in Jakarta 1989-2000 aims to find out about the development of death metal music in Jakarta. In this research, the historical method is used with heuristic stages, source criticism, interpretation, and historiography. The results of this study inform that the existence of death metal music in Jakarta began with the founding of the band Grausig in 1989. Then from 1991-1998 formed as many as 23 death metal bands. At the beginning of their establishment, these bands still played songs belonging to foreign death metal bands. In 1993, a historic place called Poster Café was established, which is a regular venue for performances by death metal bands in Jakarta. During this period, there were also many college and school events that featured death metal bands. The birth of a fanzine in Jakarta was marked by the circulation of a fanzine called Brainwashed Zine since September 1996. In 1999 there was a change in the direction of writing lyrics for death metal songs, which previously discussed “devil”, into songs with the theme of socio-political criticism. These changes occurred as a result of the authoritarian New Order government. In 2000 the record label Rottrevore Records was formed. The label gave birth to a new standard for the existence of death metal music in Jakarta. The new standard is that record labels must become a professional forum for death metal bands under their umbrella.  It can be concluded that the lyrics of death metal songs in Jakarta are not only themed "devil", but there are also song lyrics with the theme of socio-political criticism.Keywords : death metal, poster café, rottrevore records 
WORKSHOP PEMBUATAN MEDIA ADOBE FLASH CS6 PAUD KAMBOJA BERSERI HALIM JAKARTA TIMUR Djunaidi Djunaidi; Ratu Husmiati; Sri Martini; Atikah Afrizal; Widya Putri
BUGUH: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 2 No. 4 (2022)
Publisher : Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/buguh.v2n4.1226

Abstract

Beralihnya platform pembelajaran ke ranah digital (PJJ daring) akibat pandemic Covid-19 menjadi permasalahan sekaligus tantangan tersendiri bagi guru-guru PAUD Kambojan Berseri, Halim, Jakarta Timur, terutama dalam memilih, merancang, dan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi (IT), serta meningkatkan kembali kmotivasi dan keceriaan belajar siswa. Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberi wawasan dan keterampilan mengembangkan media pembelajaran Adobe Flash CS6. Harapannya dapat menjadi alternatif solusi awal terhadap permasalahan yang dihadapi. Kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan selama dua hari, yakni pada hari Kamis dan Jum’at tanggal 9 dan 10 Juni 2022 telah berhasil membekali guru-guru PAUD Kamboja Berseri Halim Jakarta Timur, terutama dalam: (1) memahami konsep baru tentang perkembangan teknologi pendidikan dan karakteristik siswa milenial, serta (2) keterampilan awal mengembangkan media pembelajaran digital berbasis Adobe Flash CS6.
Membangun Sekolah Sebagai Organisasi Belajar Muhammad Japar; Hermanto Hermanto; Djunaidi Djunaidi; Moch. Sukardjo
Jurnal Basicedu Vol 7, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i1.4238

Abstract

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat di abad 21 mendorong manusia untuk berfikir dan bertindak mengikuti perkembangan zaman. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus bisa menyesuaikan keadaan agar tetap berkembang sebagai organisasi pembelajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Model organisasi belajar dalam membangun sekolah; dan (2) Sekolah sebagai organisasi belajar. Metode penelitian yang digunakan studi literatur (literatur review) dengan teknik pengumpul data: 1) pengumpulan data berupa artikel jurnal internasional maupun nasional yang terindeks, buku, serta reverensi lain yang berhubungan dengan tujuan penelitian, 2) pemeriksaan data, 3) mengorganisasi data, dan 4) menganalisis data yang telah diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) model organisasi belajar untuk membangun sekolah dengan mengembangkan lima displin organisasi belajar antara lain: Berfikir sistem (System Thinking), Belajar Tim (Team Learning), Model Mental (Mental Model), Pengontrolan Diri (Personal Mastery), dan Visi Bersama (Shared Vision); dan (2) Sekolah sebagai organisasi belajar dapat diwujudkan dengan empat pilar pendidikan yaitu : 1) Learning To Know, 2) Learning To Do, 3) Learning To Be, dan  4) Learning To Live Together. Membangun sekolah sebagai organisasi belajar agar sekolah dapat tumbuh dan berkembang sesuai kemajuan zaman serta dapat mengoptimalkan individu agar terus belajar secara efektif dalam menghadapi tantangan global.
Membangun Sekolah Sebagai Organisasi Belajar Muhammad Japar; Hermanto Hermanto; Djunaidi Djunaidi; Moch. Sukardjo
Jurnal Basicedu Vol 7, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i1.4238

Abstract

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat di abad 21 mendorong manusia untuk berfikir dan bertindak mengikuti perkembangan zaman. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus bisa menyesuaikan keadaan agar tetap berkembang sebagai organisasi pembelajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Model organisasi belajar dalam membangun sekolah; dan (2) Sekolah sebagai organisasi belajar. Metode penelitian yang digunakan studi literatur (literatur review) dengan teknik pengumpul data: 1) pengumpulan data berupa artikel jurnal internasional maupun nasional yang terindeks, buku, serta reverensi lain yang berhubungan dengan tujuan penelitian, 2) pemeriksaan data, 3) mengorganisasi data, dan 4) menganalisis data yang telah diperoleh. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) model organisasi belajar untuk membangun sekolah dengan mengembangkan lima displin organisasi belajar antara lain: Berfikir sistem (System Thinking), Belajar Tim (Team Learning), Model Mental (Mental Model), Pengontrolan Diri (Personal Mastery), dan Visi Bersama (Shared Vision); dan (2) Sekolah sebagai organisasi belajar dapat diwujudkan dengan empat pilar pendidikan yaitu : 1) Learning To Know, 2) Learning To Do, 3) Learning To Be, dan  4) Learning To Live Together. Membangun sekolah sebagai organisasi belajar agar sekolah dapat tumbuh dan berkembang sesuai kemajuan zaman serta dapat mengoptimalkan individu agar terus belajar secara efektif dalam menghadapi tantangan global.
Preparing Graduates for the Workforce: The Development of Contextual-Based History Learning E-Modules in Vocational Schools Nur Aeni Marta; Abdurakhman Abdurakhman; Djunaidi Djunaidi
Paramita: Historical Studies Journal Vol 33, No 2 (2023): History and Tragedy
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v33i2.37112

Abstract

During the COVID-19 pandemic, history lessons were carried out online. As a result, several obstacles are encountered, including internet network problems. Teachers have difficulty carrying out learning activities in class optimally and meaningfully. Meanwhile, there has been no contextual-based history e-module for Vocational High Schools. Even though history learning for SMK should be different from SMA. The direction and objectives of SMK learning are to strengthen graduate competency standards to be ready for work. For this reason, researchers recommend using contextually based e-modules as an effort to prepare graduates who are ready to work. Contextual e-modules are modules that are presented electronically; the material is related to other subject matter that is relevant to the field of vocational science and graduate competency achievements. The research used the RD method with the ADDIE approach. The results of the study show that contextually based E-modules can optimize history learning and encourage innovative creativity. The advantages of contextually based E-modules are that the material is related to areas of expertise, easily accessible at any time, and can be studied independently and repeatedly. As a result, learning history can be carried out effectively and thoroughly.Pada masa pandemi COVID-19, pembelajaran sejarah dilakukan secara daring. Dampaknya, terdapat beberapa kendala yang dihadapi di antaranya adalah masalah jaringan internet. Guru mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas secara optimal dan bermakna. Sementara itu, selama ini belum ada e-modul sejarah berbasis kontekstual untuk SMK. Padahal seharusnya pembelajaran sejarah untuk SMK berbeda dengan SMA. Arah dan tujuan pembelajaran SMK adalah memperkuat standar kompetensi lulusan untuk siap kerja. Untuk itu, peneliti merekomendasikan penggunaan e-modul berbasis kontekstual sebagai upaya mempersiapkan lulusan yang siap kerja. E-modul berbasis kontekstual merupakan modul yang disajikan melalui elektronik, materi dikaitkan dengan materi pelajaran lain  yang relevan dengan bidang ilmu kejuruan dan capaian kompetensi lulusan. Penelitian menggunakan metode RD dengan pendekatan ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan E-modul berbasis kontekstual dapat mengoptimalkan pembelajaran sejarah dan mendorong muncul kretivitas inovasi baru.  Kelebihan E-modul berbasis kontekstual adalah materi dikaitkan dengan bidang keahlian, mudah diakses kapan saja, serta dapat dipelajari secara mandiri, dan berulang-ulang. Dampaknya, pembelajaran sejarah dapat dilakukan secara efektif dan tuntas.