Abidin Widjanarko
Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hospital based cancer registry in Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta Sibuea, Wilfried H.; Mangunkusumo, R. R.; Akbar, Nurul; Widjanarko, Abidin; Gatot, Djajadiman; Windiastuti, Endang; Hamzah, Mochtar; Panigoro, Sonar S.; Prihartono, Joedo; Krisnuhono, Ening; Lisnawati, Lisnawati; Utami, Sri M.S.; Ramli, Irwan; Roezin, Averdi; Pribadi, Sigit; Wilarso, Iik; Nasar, I Made; Cornain, Santoso
Medical Journal of Indonesia Vol 9, No 3 (2000): July-September
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.738 KB) | DOI: 10.13181/mji.v9i3.634

Abstract

[no abstract available]
Efficacy and Safety of In-Asia-Manufactured rhG-CSF 300 mcg As Primary Prophylaxis for Prevention of CHOP Chemotherapy-induced Severe Neutropenia in Elderly Patients with Lymphoma Non-Hodgkin Reksodiputro, Harryanto; Djoerban, Zubairi; Tambunan, Karmel L.; Sudoyo, Aru W.; Widjanarko, Abidin; Atmakusuma, Djumhana; Syafei, Syafrizal; Prayogo, Nugroho; Hukom, Ronald; Ranuhardy, Dody; Jack, Zakifman; Harsal, Asrul; -, Noorwati S; Karsono, Bambang; Effendi, Shufrie; Tadjoedin, Hilman
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.74 KB)

Abstract

Penelitian open-label, non-komparatif ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan recombinant human G-CSF produksi Asia sebagai profilaksis primer dalam pencegahan neutropenia derajat berat pada pasien usia lanjut (>60 tahun) dengan limfoma non-Hodgkin (LNH) derajat sedang dan lanjut (stadium II,III,IV) yang mendapat terapi CHOP (siklofosfamid, doksorubisin, vinkristin). Profilaksis primer recombinant human G-CSF (rhG-CSF) produksi Asia dapat mengurangi median durasi neutropenia derajat 4 pada siklus sitostatistika ke-1 dan ke-2 menjadi tiga hari, sementara median durasi neutropenia derajat 3 pada siklus sitostistika ke-1 menjadi dua hari dan pada siklus sitostatistika ke-2 menjadi dua setengah hari, dari median durasi neutropenia grade 4 dan grade 3 tanpa G-CSF, yaitu empat dan lima hari berurutan. Febrile neutropenia ditemukan pada 7 pasien yang mendapat rhG-CSF produksi Asia (24.1%), lebih rendah jika dibandingkan studi tanpa rhG-CFS (31.3-34% FN). Tiga pasien mendapat rhG-CSF produksi Asia (10,3%) dirawat inap akibat febrile neutropenia, lebih rendah jika dibandingkan rawat inap pada studi tanpa rhG-CSF (24-28%). Kejadian yang tidak diinginkan terbanyak adalah mual dan muntah yang terjadi pada 9 (31%) pasien. Sebagai kesimpulan, penggunaan rhG-CSF produksi Asia untuk profilaksis primer pada pasien LNH usia lanjut yang mendapat regimen CHOP dapat mengurangi durasi neutropenia, mengurangi kejadian febrile neutropenia, dan angka rawat inap akibat febrile neutropenia.Kata kunci : Efektivitas, keamanan, G-CSF, LNH pada usia lanjut
Peran Obat Herbal Dalam Pengobatan Kanker di Indonesia WIDJANARKO, ABIDIN
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 4 (2010): Oct - Dec 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini, diawali dengan dorongan pemerintah, dari Presiden Republik Indonesia sampai Menteri Kesehatan RI beserta jajarannya, dilaksanakanlah upaya pemberdayaan obat herbal Indonesia di dunia kedokteran yang lazim dikenal sebagai kedokteran barat atau kedokteran konvensional. Dunia pengobatan herbal sendiri lebih dikenal sebagai dunia pengobatan tradisional/oriental.Telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI mengenai belasan rumah sakit pemerintah yang menjadi lokasi pengembangan obat herbal Indonesia ini. Di rumah sakit tersebut diharapkan dapat dilaksanakan penelitian dan uji klinik mengenai pengembangan obat herbal Indonesia.Mengapa dilaksanakan upaya pengembangan di rumah sakit? Hal ini dilakukan karena salah satu kendala utama pengembangan obat herbal adalah masih kurang percayanya para dokter terhadap manfaat obat tersebut, akibat masih kurangnya uji klinik terhadap obat herbal Indonesia.