Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Regional Development Strategy Based on Superior Commodities, Masalle District, Enrekang Regency Nur Fitri Ramadhani; Budimawan; Danial Useng; Muslim Salam; Arifuddin Akil; Ria Wikantari
Journal of Public Administration and Government Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jpag.v4i1.330

Abstract

Masalle District is one of Enrekang Regency's sub-districts with high agricultural potential. According to the Enrekang Regency Spatial Plan 2011-2031, Masalle District is designated as a center for horticultural crop production and as a designated area for the development of large livestock. Masalle District, on the other hand, is located in an area prone to fault zones and landslides. As a result, the purpose of this research is to identify superior commodities, establish regional zones, determine land carrying capacity based on land capabilities, and develop a regional development strategy based on superior commodities in the Masalle District. Field observations, expert interviews, and related literature were used to collect data. Purposive sampling was used to select respondents. The method of analysis employs LQ (Location Quotient) analysis, Klassen Typology, Scalogram, analysis of land carrying capacity based on land capability, and Analytic Hierarchy Process (AHP) - Strength, Weakness, Opportunities, and Threats (SWOT). According to the findings, the main commodities in Masalle District were peanuts, red beans, carrots, and goats as the leading commodities that developed and grew quickly, green onions as the leading commodity of fast growing, and cassava, sweet potatoes, potatoes, cabbage, tomatoes, bananas, coffee, and free-range chicken as a commodity developed under pressure. There are a total of four regional zones. The land has a carrying capacity of 1.53, indicating that it has optimal development potential while maintaining environmental balance. In addition, the S-O strategy is one of eleven regional development strategies that can be used in conjunction with strategic priorities.
Perencanaan Lingkungan dan Rumah Tanggap Bencana di Pulau Sapuli Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan Ria Wikantari; Rahmi Amin Ishak; Imriyanti -; Abd. Mufti Radja
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2018): Improving Quality of Life within Society
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.595 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v1i2.30

Abstract

Pulau Sapuli merupakan salah satu pulau kecil di lepas pantai Kabupaten Pangkajene Kepulauan, memiliki luas 2,24 Ha yang dihuni oleh 125 kepala keluarga dan berkepadatan populasi 213 jiwa/Ha. Pulau ini telah mengalami abrasi yang signifikan terutama pada sisi bagian Barat dan Utara pulau. Umumnya bangunan rumah di Pulau Sapuli berupa rumah panggung, sebagai ciri arsitektur tradisional yang memiliki bentuk adaptif terhadap bencana alam. Permasalahan yang terjadi di wilayah pulau Sapuli adalah pertumbuhan permukiman yang tidak terkendali dan rumah penduduk yang umumnya tidak siaga bencana dari segi pengembangan hunian (ruang rumah), struktur dan konstruksi rumah serta material rumah. Tujuan artikel kajian pengabdian ini adalah pemberian informasi berupa sosialisasi lingkungan dan rumah yang tanggap bencana, mencakup; aspek tata lingkungan dan bangunan rumah tinggal. Kajian ini merupakan tahapan yang dilaksanakan berdasarkan hasil-hasil dari identifikasi fisik dan non fisik wilayah, terkait kearifan lokal setempat dan pendekatan pada masyarakat yang disesuaikan dengan analisis yang dilakukan, sehingga dapat dihasilkan prioritas terhadap kebutuhan akan lingkungan dan rumah yang tanggap bencana. Implementasi kajian pengabdian ini dilaksanakan oleh Departemen Arsitektur Unhas dengan jumlah peserta sebanyak 10 orang, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan rumah tanggap bencana sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan pulau kecil.
Implementasi Perencanaan Ruang Bermain Anak yang Kreatif dan Edukatif di Kelurahan Cambaya Kota Makassar Imriyanti -; Rahmi Amin Ishak; Ria Wikantari; Nurmaida Amri
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2018): Improving Quality of Life within Society
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (834.725 KB) | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v1i2.47

Abstract

Sebagai kota besar di Kawasan Timur Indonesia, Makassar memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Salah satu permukiman padat yang terletak di pesisir pantai Kota Makassar adalah permukiman di Kelurahan Cambaya. Permasalahan yang terjadi di kawasan permukiman ini adalah tidak tersedianya ruang terbuka atau tempat bermain yang sesuai untuk anak-anak. Kondisi lingkungan yang padat telah mendorong anak-anak untuk memanfaatkan berbagai lingkungan alami dan buatan di sekitar tempat tinggalnya sebagai playground mereka. Tentunya ruang bermain tersebut tidak akan tercipta tanpa tingginya daya kreativitas dan daya imajinatif anak-anak. Dengan bermain anak-anak dan orang tua/keluarga dapat mengekspresikan jenis permainan yang dimilikinya, serta dapat menikmati suasana kebersamaan yang rekreatif. Dengan bermain anak-anak juga dapat berkreasi dan mengeksplor berbagai media permainan, serta mengaktifkan dan menstimulasi psikomotorik anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat membantu menangani masalah akan kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka hijau yang sekaligus juga difungsikan sebagai ruang bermain anak di Kelurahan Cambaya. Kegiatan ini juga sekaligus memberikan arahan pendekatan pemberdayaan masyarakat berdasarkan pola hidup masyarakat setempat, sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman di masa sekarang dan akan datang yang dapat menunjang aktivitas anak-anak dalam bermain.
Pengenalan Arsitektur melalui Proses Pembelajaran Anak di Sekolah Pemulung Andi Karina Deapati; Mohammad Mochsen Sir; Ria Wikantari; Abdul Mufti Radja; Syahriana Syam; Afifah Harisah
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): Community Empowerment through Health Awareness in the New Normal
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i2.205

Abstract

When children learn about architecture, they can build things with their own hands, feel the satisfaction of being a problem solver and creating something great. Collaborating with school teachers, we can encourage visual literacy and explain math, science, social, visual arts and even English concepts to children through various methods to evaluate their learning performance. This introduction to architecture for children took place at the Sekolah Impian, which is a school for children whose parents, on average, work as garbage scavengers in Makassar. The method used is to be directly involved in the learning process, using a combination of contextual and cooperative learning models. Through the introduction of architecture in this lesson, almost all children seemed very enthusiastic in learning because it was filled with activities they enjoyed, such as drawing, coloring, telling stories, and making models. The results of this activity are expected to make architecture a fun and useful active learning medium for school teachers, and to provide a pleasant picture of the architects’ life and/or architecture students so that children are motivated to achieve a better education and life in their future.
Environmentally Friendly Integrated Waste Management Strategy in Rantepao District Restu Dalame; Idawarni J. Asmal; Ria Wikantari
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 5, No 2 (2022): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i2.5741

Abstract

This study aims to find out how the solid waste system in Rantepao District is, how much household waste is produced in Rantepao District, and how is an environmentally friendly integrated waste management strategy through waste infrastructure planning in Rantepao District. A sample of 100 respondents' families in each Kelurahan and Lembang in Rantepao District, North Toraja Regency. The data was collected through field research by taking samples and interviews with respondents as well as library research. Data were analyzed using a combination of qualitative and quantitative methods. The results showed that: 1) The solid waste system in Rantepao Subdistrict did not meet the criteria set by government regulations and the National Standardization Body. It is known that this settlement does not have a TPS and must dispose of its waste to Enrekang Regency so that facilities such as garbage carts also need to be added. The condition of the trash containers/bins in the houses of the dominant residents is not in good condition. And the dominant community throws their household waste directly into public places such as rivers and markets. 2) The composition of waste consists of 58% organic waste, while 42% of non-organic waste. It is known that the total average weight of household waste generated for a day in Rantepao District is 11,441.76 Kg/day or 0.48 Kg/person/day and the volume is 125,144.25 Liters/day or 5.25 Liters/person. /day. 3) It takes 98 manual transport carts with a standard length of 160 cm x width 80 cm x height 100 cm or 1,280 liters to support the waste management strategy by collecting waste from the source at least once a day. Procurement of two TPS 3R model 2 in vacant land locations in Rantepao and Lembang Limbong Villages as a planning recommendation as shown in Figures 5.4.1 and 5.4.2. The recommendations from this research are 1) One way that can be done to improve the solid waste system in Rantepao District is the distribution of proper trash cans in each resident's house, by separating organic and non-organic waste from the source. 2) It is necessary to educate the community about 3R waste processing (reduce, reuse, and recycle) and carry out mutual cooperation activities to clean markets and rivers. 3) The provision of facilities and infrastructure as well as the implementation of 3R TPS must be supported by the local government to reduce river pollution by household waste generated by the people of Rantepao District.
Studi Latar Perilaku di Ruang Administrasi Departemen Arsitektur, Universitas Hasanuddin Rahmi Amin Ishak; Ria Wikantari; Afifah Harisah; Abd. Mufti Radja; Moh. Mochsen Sir; Yusaumi Fitri Ramadhanti
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 1 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1174.475 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i01.13

Abstract

Ruang Administrasi Departemen Arsitektur Universitas Hasanuddin (Unhas) merupakan bagian dari fungsi ruang di Gedung Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa yang memiliki intensitas aktivitas cukup tinggi. Sebagai fungsi administrasi, akademik, dan penunjang, ruang ini menjadi titik simpul pertemuan antara staf pegawai, dosen, dan mahasiswa. Terjadi pergeseran sifat ruang administrasi yang formal menjadi informal dengan adanya kegiatan lain. Studi ini bertujuan mengidentifikasi latar perilaku (behavior setting) pemanfaatan ruang kerja Departemen Arsitektur Unhas, dengan mengamati objek penelitian dan menjelaskan atau menggambarkan latar fisik ruang, dan latar perilaku pengguna ruang, serta menganalisis unsur-unsur atribut yang terjadi dalam ruang. Penelitian ini bersifat eksploratif-deskriptif, menggunakan teknik pengamatan pemetaan perilaku (behavior mapping) yang menekankan pada perilaku pengguna dalam suatu waktu di tempat tertentu (place-centered mapping), physical trace, dan time budget. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan latar fisik ruang mempengaruhi perilaku pengguna dan membentuk pola perilaku dan konfigurasi peta mental yang cenderung terjadi berulang. Ruang kerja dan ruang tunggu cenderung fleksibel dan adaptabel, terdapat teritori pada area ruang kerja. Di ruang kerja tampak penggunaan ruang dalam satu latar mengalami proses identifikasi perilaku, namun identifikasi tersebut cenderung tidak berpengaruh pada latar ruang. The Administration Room of Architecture Department, Hasanuddin University (Unhas) is part of the function room in the Engineering Faculty Architecture Building, Hasanuddin University, Gowa, which has a high intensity of activity. As an administrative, academic and support function, this room becomes a meeting point between staff, lecturers, and students. There has been a change like formal administrative space to be informal with other activities. This study aims to identify the behavior settings of the workspace of the Architecture Department, by observing research objects, describing the physical setting of space and the behavior setting of space users, and analyzing elements of the attributes that occur in space. This research is explorative-descriptive, using behavior mapping observation techniques that emphasize user behavior at a particular time (place-centered mapping), physical trace, and time budget. The results showed that the tendency of a physical arrangement of space affects user behavior and forms behavioral patterns and mental map configurations that tend to repeat themselves. Workspaces and waiting rooms tend to be flexible and adaptable, there are areas in the workspace area. In the workspace, it appears that the use of space in one setting undergoes a process of identifying behavior, but such identification tends not to affect the spatial arrangement.
An Identification of Relationship Between Regional Development Level and Slums in Sidenreng Rappang Regency Rika Riyanti Anwar; Ria Wikantari; Mahyuddin Mahyuddin
Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS) Vol. 4 No. 1 (2022): Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS)
Publisher : Yayasan Riset dan Pengembangan Intelektual (YRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/jaets.v4i1.1276

Abstract

Sidenreng Rappang Regency, South Sulawesi Province was recorded to be ranked 2nd (second) as the regency/city with the highest slum area in South Sulawesi in 2020.The development of the Sidenreng Rappang Regency area as a strategic agribusiness center area with economic activity with high mobility and the increasing need for land for large-scale production facilities and housing development is suspected to have implications for the existence of this slum settlement. This study aims to identify the relationship between the level of regional development and slums in Sidenreng Rappang Regency. The research method used is a scalogram analysis on the variables of population, distance and travel time, educational, social, economic, health, and agribusiness support facilities in each village/urban village which produces the value of the Urban Village Development Index (IPK) and Village/Urban Village Hierarchy. Furthermore, the relationship between the development level and the slum area was identified through a Pearson Correlation between the IPK value and the village/urban village slum area. The results showed that the Village Development Index (IPK) with the percentage of slum area is not correlated or it can be concluded that the level of regional development has no relationship with the slums in Sidenreng Rappang Regency.
STRATEGI PENGENDALIAN KAWASAN PERMUKIMAN DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN BARRU, KABUPATEN BARRU Syamsidar Syamsidar; Ria Wikantari; Arifuddin Akil
Jurnal Ekonomi Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/jep.v9i1.1440

Abstract

ABSTRAK Pertambahan penduduk menyebabkan peningkatan kegiatan pembangunan di berbagai daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik itu pembangunan kawasan pemukiman, jaringan infrastruktur, sarana ekonomi maupun sarana sosial. Meningkatnya kegiatan pembangunan tentunya juga terkait dengan ruang yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pembangunan tersebut. Kecamatan Barru merupakan ibukota kabupaten Barru yang mengalami perkembangan di seluruh bagian wilayah, baik dari segi fisik, sosial, serta ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman serta strategi pengendalian kawasan permukiman dalam mendukung perkembangan wilayah di kecamatan Barru. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Analitical Hirarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan bobot prioritas kepentingan masing-masing kriteria dari variabel yang mempengaruhi pertumbuhan permukiman dan analisis FFA (Force Field Analysis) untuk mengidentifikasi berbagai hambatan dalam mencapai suatu tujuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi merupakan factor yang paling berpengaruh dalam perkembangan permukiman disusul oleh kondisi infrastruktur permukiman. Strategi yang diprioritaskan dalam mengendalikan perkembangan permukiman yaitu pengendalian kondisi sosial dengan membentuk karakter masyarakat dengan meningkatkan partisipasi dan penguatan masyarakat serta pemenuhan ketersediaan ruang publik sesuai kebutuhan skala pelayanan.Kata Kunci: Pengendalian, Permukiman, Perkembangan WilayahABSTRACTPopulation growth has led to an increase in development activities in various regions to meet the needs of the community, be it the construction of residential areas, infrastructure networks, economic facilities and social facilities. The increase in development activities is of course also related to the space needed to carry out these development activities. Barru District is the capital of Barru district which is experiencing development in all parts of the region, both in terms of physical, social and economic. The purpose of this study is to determine the factors that influence the development of settlements as well as strategies for controlling settlement areas in supporting regional development in the Barru sub-district. The method used in this study namelyAnalitical Hirarchy Process (AHP) is used to determine the importance priority weight of each criterion of the variables that affect settlement growth and FFA analysis (Force Field Analysis) to identify various obstacles in achieving a goal. This study shows that economic conditions are the most influential factor in settlement development, followed by settlement infrastructure conditions. The prioritized strategy in controlling settlement development is controlling social conditions by building community character by increasing community participation and strengthening as well as fulfilling the availability of public space according to the needs of the service scale.Keyword: Control, Settlement, Regional Development
Fasad Bangunan Asrama Haji Makassar Ditinjau dari Ragam Gaya Arsitektur Islam Mardianah Marzuki; Mohammad Mochsen Sir; Ria Wikantari
Jurnal Linears Vol 6, No 1 (2023): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v6i1.10583

Abstract

Fasad merupakan elemen pertama pada bangunan yang dapat kita lihat secara visual dan juga merupakan elemen estetik dari sebuah bangunan dan sekaligus sebagai identitas karya arsitektur dari sebuah bangunan. Kompleks Bangunan yang bergaya arsitektur Islam akan tetapi memiliki fasad yang berbeda pada tiap bangunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan dan persamaan fasad pada tiap bangunan wisma. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode observasi naturalistis. Observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Secara spesifik metode pengamatan (observasi) merupakan sebuah teknik pengumpulan data ruang, tempat, pelaku, kegiatan dan foto-foto serta dokumen dokumen gambar arsip dari Asrama Haji Makassar. Hasil penelitian adalah dari segi geometrik keseluruhan denah mayoritas kotak memanjang horizontal tidak ada yang vertikal terdapat juga ada yang kotak pendek kecil sesuai dengan ukuran lahan, depan gerbang besar dengan teras yang menyesuaikan tinggi bangunan kanan kiri sehingga para jamaah banyak yang bisa berkunjung. Dari penggunaan warna mayoritas krem muda, krem tua, coklat kuning muda dan putih, dalam kolom dengan 2 tipe besar dibagian teras dan kecil di bagian dinding bangunan, pintu kaca yang berlapiskan ketebalan 8 mil corak gelap, jendela memanjang dan ada pendek, terdapat ornamen bintang berlubang. Wisma tersebut dengan keseluruhan rata-rata diatas ukuran 13.257 meter memanjang kiri kanan dimensi dimensinya seperti kolom 1 ukuran 50 mil, dan yang kecil kolom ukuran 25 mil.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah  bangunan wisma di Asrama Haji Sudiang memiliki bentuk fasad yang berbeda-beda, dari segi lengkungan, kolom bangunan, warna bangunan dan ornamen pada  bangunan dan memiliki gaya arsitektur Islam dari  timur tengah.
Semiotic Perspective of Characteristics and Meanings of Hunto Sultan Amai Mosque Ornaments in Gorontalo Asmin Salongi; Afifah Harisah; Ria Wikantari
EPI International Journal of Engineering Vol 5 No 1 (2022): Volume 5 Number 1, February 2022
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Engineering Faculty, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/epi-ije.022022.09

Abstract

A mosque is a well-known form of architecture in the Islamic community, serving as a center for religious activities and a symbol of Islamic identity. The Hunto Mosque in Gorontalo City, Hohuntonga, which means a gathering place, is known for its beautiful architectural design which owes much to the role of the ornaments adorning the building. This research aims to describe and interpret the characteristics and meanings of the ornaments in the Hunto Sultan Amai Mosque, as well as identify the factors that shape their characteristics. A qualitative method with Roland Barthes' (1986) semiotic approach was employed, and data was gathered through observation, interviews, and documentation. The results reveal that the ornamentation in the mosque consists of geometric and floral shapes, with square patterns and lotus flower motifs, colored in white and gold and made of paint. The most prominent placement of these ornaments is on the mosque wall elements. The square shape has meaning “symbol of physical experience and the physical world of materiality”, while the lotus flower represents adaptation and idealism. White signifies purity, while gold symbolizes triumph and power. The characteristics and meanings of the ornaments are formed from Arab and Malay architecture.