Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine Max L.Merril) TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KOTORAN SAPI DAN PUPUK NPK Fuji Lestari; Hesti Pujiwati; Susi Handayani
PUCUK : Jurnal Ilmu Tanaman Vol 1 No 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ratu Samban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3448.35 KB)

Abstract

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan dari family Leguminoseae yang dibutuhkan dalam pelengkap gizi makanan. Sayangnya produksi kedelai di Bengkulu jauh dibawah potensi produksi. Untuk meningkatkan produksi kedelai di Bengkulu perlu diperhatikan perbaikan kualitas tanah yang bagus. Penelitian ini bertujuan Untuk mendapatkan dosis terbaik pupuk kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, mendapatkan dosis terbaik pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, dan Untuk mendapatkan interaksi terhadap kombinasi pupuk kotoran sapi dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian ini menggunakan faktorial acak kelompok lengkap (RAKL), faktor pertama, dosis tanpa pemberian kotoran sapi (S0), pemberian dosis pupuk kotoran sapi 2,25 kg/petak (S1), kotoran sapi 4,5 kg/petak (S2) dan kotoran sapi 6,75 kg/petak (S3). Faktor kedua adalah pemberian pupuk NPK. Taraf pertama tanpa pemberian NPK (N0), NPK 200 kg/ha atau 45 g/petakan (N1), NPK 400 kg/ha atau 90 g/petakan (N2), dan NPK 600 kg/ha atau 135 g/petakan (N3). Hasil penelitian menunjukkan interaksi jumlah polong pertanaman tertinggi oleh kombinasi perlakuan kotoran sapi (6.75 kg) dengan NPK (135 g) sebesar 124.8 g/petak. Untuk jumlah polong pertanaman terendah sebesar 85.66 g/petak tanaman diberikan oleh perlakuan kotoran sapi (4,5 kg) dengan NPK (135 g). Jumlah polong bernas tertinggi oleh kombinasi perlakuan kotoran sapi (6.75 kg) dengan NPK (135 g) sebesar 124.6 g/petak. Untuk jumlah polong bernas terendah sebesar 84.13 g/petak tanaman diberikan oleh perlakuan kotoran sapi (4,5 kg) dengan NPK (135 g). Jumlah polong hampa tertinggi oleh kombinasi perlakuan kotoran sapi (2.25 kg) dengan NPK (kontrol) sebesar 1,38 g/petak dan berbeda nyata dengan variabel lainnya. Untuk jumlah polong pertanaman terendah sebesar 0.5 g/petak tanaman diberikan oleh perlakuan kotoran sapi (6.75 kg) dengan NPK (45 g). Pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk NPK memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua variabel. Namun sangat berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman 6 MST, jumlah polong hampa dan jumlah polong bernas.
PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK BERBAHAN KULIT DURIAN DAN PUPUK KANDANG AYAM UNTUK PERBAIKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS SORGUM Lusi Puspitasari; Edi Susilo; Susi Handayani
PUCUK : Jurnal Ilmu Tanaman Vol 1 No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ratu Samban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2764.743 KB) | DOI: 10.58222/pucuk.v1i2.15

Abstract

Sorghum bicolor L. Moench) merupakan salah satu tanaman bahan pangan penting di dunia. Kebanyakan produksinya digunakan sebagai bahan makanan, minuman, makanan ternak, dan kepentingan industri. Tujuan penelitian adalah mendapatkan varietas sorgum dengan kombinasi pupuk organik terbaik. Penelitian dilaksanakan di Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara, Maret sampai Juni 2020. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAKL) dengan 12 perlakuan dan 6 ulangan. Penelitian ini terdiri dari dua faktor yang dapat diuraikan sebagai berikut: faktor satu: varietas sorgum Numbu (S1), Super 2 (S2), Kawali (S3). Faktor kedua : kulit durian 100 g (A), kulit durian 75 g + pukan ayam 25 g (B), kulit durian 50 g + pukan ayam 50 g (C), kulit durian 25 g + pukan ayam 75 g (D). Hasil penelitian menunjukkan varietas Numbu mempunyai pertumbuhan lebih baik jika dibandingkan varietas Super 2 maupun Kawali. Varietas Numbu dan Kawali menghasilkan komponen generatif yang hampir sama dan lebih baik dari pada varietas Super 2. Kombinasi bahan organik 25 g kulit durian + 75 g kotoran ayam menghasilkan panjang daun dan luas daun tertinggi.
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI KELOMPOK PKK DESA BANYUMAS LAMA, KECAMATAN KERKAP BENGKULU UTARA Edi Susilo; Tatik Raisawati; Parwito Parwito; Andreani Kinata; Susi Handayani; Dia Novita Sari; Eny Rolenty Togatorop; Indra Warman; Novita Hamron; Oktamalia Oktamalia; Hety Novitasari; Bambang Wijaya Kesuma
PAKDEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 3 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/pakdemas.v1i3.48

Abstract

Pada umumnya masyarakat desa Banyumas Lama ini mempunyai pekarangan rumah yang cukup luas namun pemanfaatannya kurang optimal. Permasalahan yang dihadapi masyarakat desa Banyumas Lama ini adalah kurang optimal pemanfaatan lahan pekarangan di lingkungan rumah masing-masing. Selama ini lingkungan pekarangan dimanfaatkan sekedar untuk menjemur hasil pertanian, tanaman hijauan dan tanaman tahunan yang kurang ada nilainya secara ekonomi. Kondisi pekarangan selama ini kurang memberikan kontribusi terhadap pemenuhan atau penopang kebutuhan sehari-hari. Lebih lanjut pekarangan selama ini selain kurang memberikan kontribusi nilai tambah terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari, juga kurang memberikan kenyamanan dan keindahan. Jika pekarangan dilakukan penataan dan pemberdayaan, maka diharapkan bisa menambah nilai estetika dan memberikan kontribusi terhadap kebutuhan masyarakat terutama sayuran untuk konsumsi sehari-hari. Sehingga penataan dan pemanfaatan pekarangan sebagai salah satu solusi yang bisa memberikan kontribusi terhadap kebutuhan sehari-hari khususnya sayuran. Dari kegiatan pengabdian masyaratkat yang dilakukan mulai dari sosialisasi sampai ke praktek (demonstrasi) bercocok tanam di pekarangan dapat disimpulkan bahwa praktek budidaya sayuran di pekarangan sangat mudah dikerjakan oleh masyarakat. Apalagi masyarakat berlatar belakang petani sehingga tidak asing lagi tentang budidaya tanaman. Bahan-bahan ada di sekitar rumah (pupuk kandang) begitu juga alat-alat yang digunakan tersedia di sekitar mereka (bambu sebagai bahan rak). Dengan arahan dari tim penyuluh dan dibantu petunjuk (leaflet) yang disediakan tim, maka waktu (durasi) praktek relatif tepat dari perkiraan.
PENGARUH PENGGUNAAN MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG (Solanum tuberosum) DI DATARAN TINGGI Eny Rolenti Togatorop; Dia Novita Sari; Susi Handayani; Parwito Parwito; Edi Susilo; Andreani Kinata
PUCUK : Jurnal Ilmu Tanaman Vol 2 No 2 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ratu Samban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/pucuk.v2i2.89

Abstract

Salah satu kendala budidaya kentang di dataran tinggi adalah suhu yang cukup rendah. Suhu yang terlalu rendah akan menghambat pembentukan umbi kentang. Penggunaan mulsa dapat menjadi solusi untuk memodifikasi suhu dan lingkungan tumbuh agar sesuai bagi perkembangan tanaman kentang. Penelitian bertujuan untuk menunjukkan respon pertumbuhan dan hasil kentang terhadap pemberian mulsa. Penelitian dilakukan di dataran tinggi Bengkulu dengan ketinggian 1000 m dpl menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan tiga ulangan. Penelitian menggunakan umbi kentang dengan perlakuan mulsa plastik hitam perak, mulsa jerami padi dan tanpa mulsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mulsa plastik hitam perak memberikan hasil tertinggi pada tinggi tanaman, diameter batang, dan diameter umbi. Penggunaan mulsa jerami dan mulsa plastik hitam perak menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan tanpa mulsa pada jumlah cabang, jumlah daun, panjang umbi, jumlah umbi per tanaman dan bobot umbi per tanaman. Kata kunci: kentang, modifikasi, produksi, tanah, umbi