Diah Rahayu Wulandari
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH KONSELING BIDAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN MINAT MENJADI AKSEPTOR IUD POST PLASENTA DI KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2016 Sari, Asa Mutia; Soeharto, Budi Palarto; Wulandari, Diah Rahayu
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.102 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18549

Abstract

Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu hamil sebagai calon akseptor keluarga berencana tentang metode KB pasca salin terutama IUD yang dapat segera dilakukan pasca melahirkan secara efektif dan efisien. Pengetahuan dan pemahaman yang baik dapat dipengaruhi dengan adanya konseling yang berkualitas antara klien dan bidan yang merupakan salah satu indikator penentu keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia.Tujuan Mengetahui pengaruh konseling bidan terhadap tingkat pengetahuan dan minat menjadi akseptor IUD post plasenta di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2016.Metode Penelitian ini menggunakan  pre eksperimental one group pretest-posttest design. Sebanyak 42 sampel diambil secara consecutive sampling dari ibu hamil yang melakukan konseling di tempat praktik bidan. Subyek diberi kuesioner pretest dilanjutkan dengan konseling, dan diberi kuesioner setelahnya. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.Hasil Rerata usia responden yaitu 26,33 ± 5,485 tahun, 30 responden dengan kehamilan pertama dan 12 responden kehamilan bukan pertama. Pengetahuan ibu tentang IUD pada pretest reratanya 5,79 ± 1,025 dan pada posttest reratanya 7,81 ± 1,065. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang bermakna setelah dilakukan konseling (p=0,000), serta minat antara pretest dan posttest dengan nilai perbedaan rata-rata (mean) sebesar 3,83 dan nilai p=0,000 (p<0,05).Kesimpulan Konseling berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan minat menjadi akseptor IUD Post Plasenta di Kecamatan Ungaran Barat.
Berbagai Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gangguan Fungsi Paru Dalam Ruang Kerja (Studi Kasus Pekerja Industri Rumahan Electroplating di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal) Wulandari, Diah Rahayu; Hadisaputro, Soeharyo; Suhartono, Suhartono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 12, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.12.1.94 - 98

Abstract

Background: electroplating home industry  use chromium as the base material. Chromium is used in the form of hexavalent chromium, which has toxic effects on health.  Electroplating workers exposed chromium through the air into the lungs through inhalation. Objective: Describe the various factors assosiated  to the pulmonary dysfunction  in a workplace at  workers of electroplating home industry . Methods: This study was an observational study with cross sectional approach  on 31 electroplating workers with total sampling of each industry. Vital Lung Capacity Measurements with a spirometer with SpyroAnalyzer type ST-75. Dust levels of Chromium with High Volume Sampler. Results: Results minimal amount of dust in the air of 0.0731 μg/m3, the maximum value of dust concentration in the air is 1.8433 μg/m3 μg/m3 with a mean of 0.774357. Multivariate analysis showed a variable duration of exposure to chromium is the most influential variable on the incidence of pulmonary dysfunction, (p = 0.010) with 95% CI (2.11 to 228.56), odds ratio (Exp B) = 21.97. Conclusion: The factor shown to be associated with pulmonary dysfunction in workers chromium electroplating is a duration of exposure to chromium more than 4 hours a day. Keywords: Electroplating, pulmonary dysfunction, chromium.
OCCUPATIONAL HEALTH ANALYSIS IN MAMBAK VILLAGE, PAKIS ADJI SUB DISTRICT, JEPARA REGENCY Musdalifa Mafhatul; Saekhol Bakri; Arwinda Nugraheni; Diah Rahayu Wulandari; Dea Amarilisa; Aras Utami
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Proceeding International Seminar of Occupational Health and Medical Sciences (I-SOCMED) 2017 “
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.608 KB)

Abstract

Occupational health problems are still high in Indonesia. Mambak village located in Jepara Regency is an industrial area, with most of its people working as factory workers. This study aims to see the condition of occupational health in the village of Mambak, Sub District Pakis Adji, Jepara Regency. This was a descriptive research with cross sectional study design. Data collection was obtained by survey to work places in Mambak village. Research sample was taken by total sampling method. The research questionnaire used a control sheet from Puskesmas Pakis Adji, Regency of Jepara. There were 48 workplaces located in Mambak village, 60.4% of the largest businesses are furniture. workplaces with noise hazards were 87,5% and 100% without noise control. About 45.83% had no first aid infrastructure, all workers did not use a complete Personal Protective Equipment (PPE), Ear cover, clothes, and shoeswere not used. Occupational risk factors was 100%, work-related diseases was 68.75% due to eye irritation and wound. Handling first aid work accident by giving red medication and in rinse water were 50%. Occupational disease in Mambak Village is still high. Work environments are not appropriate and occupational risk factors are still high. Prevention and treatment of occupational health in Mambak village is not compatible.  Keywords: Occupational health, Occupational disease, work related disease, Personal Protective Equipment
ANALISIS POTENSI PKK DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PENANGGULANGAN MASALAH KEHAMILAN RISIKO TINGGI Zhafira Zairinda Cardiva; Budi Palarto Soeharto; Diah Rahayu Wulandari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.214 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.16036

Abstract

Latar belakang Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yakni 359 per 100.000 kelahiran pada tahun 2012. Untuk mencapai target SDG, penurunan AKI hingga 70 kematian per 100.000 kelahiran pada tahun 2030, tidak bisa hanya dengan mengandalkan tenaga kesehatan saja tapi juga dibutuhkan upaya dari masyarakat. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), adalah salah satu cara yang memungkinkan untuk memberdayakan masyarakat dalam bidang kesehatan, terutama dari aspek promotif dan preventif.Tujuan Mengetahui bagaimana potensi pemberdayaan masyarakat melalui PKK untuk penanggulangan masalah kehamilan risiko tinggi.Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran qualifying quantitative data method. Metode kualitatif menggunakan teknik wawancara mendalam. Metode kuantitatif menggunakan angket untuk variabel tingkat pengetahuan kader.Hasil Unsur man, method, dan materials PKK terkait penanggulangan kehamilan risti sudah bisa dikatakan baik. Sementara untuk unsur money ada dana bantuan APBD untuk TP.PKK kelurahan, dan swadana untuk kelompok PKK. Permasalahan yang dihadapi antara lain minat masyarakat untuk menjadi kader maupun pengurus PKK yang masih kurang, inisiatif kader yang masih kurang, dan dari masyarakat sendiri sebagai target program PKK.Kesimpulan PKK memiliki potensi dalam menanggulangi kehamilan risiko tinggi melalui pemberdayaan masyarakat, walaupun masih ada kendala yang harus diselesaikan.
ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT PERTAMA PESERTA BPJS KESEHATAN DI PUSKESMAS Lidia Shafiatul Umami; Budi Palarto Soeharto; Diah Rahayu Wulandari
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.459 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18593

Abstract

Latar belakang Di era BPJS sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis. Saat ini, kasus rujukan ke pelayanan kesehatan sekunder untuk kasus yang seharusnya dapat dituntaskan di pelayanan primer masih cukup tinggi sehingga menyebabkan beban biaya klaim di fasilitas pelayanan sekunder dan meningkatkan beban kerja petugas di fasilitas pelayanan kesehatan sekunder.Tujuan Tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) pasien peserta BPJS di Puskesmas Pandanaran dan Puskesmas Gunungpati.Metode Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis dilakukan secara manual dengan menggunakan metode content analysis.Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diagnosis dan klasifikasi diagnosis pasien yang dirujuk bervariasi. Terdapat diagnosis dengan kompetensi 4A yang dirujuk di kedua puskesmas dengan alasan yang masih sesuai dengan kriteria rujukan di PPK dokter di faskes primer. Masih banyak pasien yang langsung meminta rujukan ketika datang ke puskesmas tetapi hal ini tidak mempengaruhi pelaksanaan rujukan. Pemberi rujukan di kedua puskesmas adalah dokter dan dokter gigi yang bertugas. Ketersediaan fasilitas alat kesehatan di kedua puskesmas sudah sesuai dengan Permenkes nomor 75 tahun 2014. Ketersediaan obat di kedua puskesmas sudah sesuai dengan Fornas namun keterbatasan yang ada menyebabkan kesulitan untuk dokter dan pasien tetapi tidak mempengaruhi rujukan. Lokasi kedua puskesmas tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan rujukan.Kesimpulan Pelaksanaan rujukan di kedua puskesmas sudah sesuai dengan PPK dokter di faskes primer. Rujukan diberikan pada pasien sesuai dengan kriteria rujukan di PPK dokter di faskes primer.
GAMBARAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA MASYARAKAT DI SEKITAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) KABUPATEN JEPARA Diah Rahayu Wulandari; Dodik Pramono; Ari Budi Himawan; Teddy Wahyu Nugroho
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.371 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27675

Abstract

Latar Belakang Batubara digunakan sebagai sumber energi langsung maupun tidak langsung, Sebagai energi langsung digunakan antara lain untuk PLTU. Penyakit saluran napas ditemukan secara luas dan berhubungan dengan pajanan tertentu, misalnya debu. Hal itu terjadi karena pembakaran batu bara pada PLTU. Debu batubara mengandung bahan kimia yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit pada paru. Penyakit tersebut banyak muncul pada pekerja atau masyarakat yang berada di lokasi tambang batubara, atau di kawasan yang dilalui pengangkut batubara, karena menghirup debu batubara secara terus-menerus. Metode penelitian penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk melihat gambaran karakteristik masyarakat dan gambaran kapasitas vital paru masyarakat di sekitar PLTU Kabupaten Jepara. Pemilihan responden dengan cara konsekutif, jumlah responden yang didapat adalah 45 responden. Hasil Penelitian Mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki ( 71,1%), lansia (53,3%), tidak berolah raga ( 77,8%), tidak merokok (60%), indeks massa tubuh normal (31,1%), dan berperilaku membuka jendela (53,3%)  dan masyarakat dengan responden yang memiliki kapasitas Vital Paru Normal ( 51,1%), yang memiliki gangguan fungsi paru (48,9%). Gangguan fungsi paru dikategorikan restriksi ringan ( 26,7%), dan restriksi sedang (22,2%).
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE DISKUSI, POSTER DAN VIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA ANAK JALANAN KOTA SEMARANG (STUDI KASUS DI RUMAH PINTAR BANG JO) Dian Sharafina Zatalini; Diah Rahayu Wulandari
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20673

Abstract

Latar Belakang: Anak jalanan merupakan anak usia 5 hingga 18 tahun yang aktif bekerja di jalanan di kawasan urban. Oleh karena sebagian besar waktunya di habiskan di jalan maka anak jalanan menjadi rentan terhadap permasalahan yang ada di jalanan salah satunya adalah perilaku penyimpangan seksual. Selain itu, informasi mengenai Penyakit Menular Seksual juga masih kurang di kalangan anak jalanan.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan  pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual pada anak jalanan .Metode: Desain penelitian ini adalah quasi experimental  pre and post test group design. Responden dalam penelitian ini adalah anak jalanan usia 12 hingga 18 tahun yang aktif bekerja di jalanan sebanyak 40 anak. Langkah awal dilakukan wawancara pre test. Selanjutnya dilakukan edukasi mengenai Penyakit Menular Seksual. Setelah itu, dilakukan wawancara post test 1 minggu berikutnya. Data yang didapat dideskripsikan dalam bentuk tabel dan grafik, dilakukan uji Saphiro-Wilk untuk normalitas data dan T-test untuk hipotesis.Hasil: Uji Saphiro-Wilk dan T-test menunjukkan terdapat perbedaan bermakna mengenai pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.Simpulan: Penyuluhan dengan metode diskusi, poster dan video meningkatkan pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual pada anak jalanan.
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN PENYULUHAN DENGAN VIDEO DAN SIMULASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PENCEGAHAN TB PARU (Studi kasus di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang) Azizatul Yaumul Adha; Diah Rahayu Wulandari; Ari Budi Himawan
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.718 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14253

Abstract

Latar belakang : Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang mengalami peningkatan tiap tahun di Semarang, khususnya di Rowosari. TB paru banyak menyerang usia produktif yakni 15-50 tahun. Salah satu usaha untuk menurunkan angka kejadian TB paru adalah dengan melakukan penyuluhan mengenai pencegahan TB paru. Terdapat berbagai macam cara yang dapat dipakai dalam proses pemberian penyuluhan, diantaranya adalah pemberian penyuluhan dengan video dan pemberian penyuluhan dengan simulasi.Tujuan : Mengetahui tingkat perbedaan efektivitas antara pemberian penyuluhan dengan video dan simulasi terhadap tingkat pengetahuan pencegahan TB paru.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental pre and post design. Sebanyak 55 subjek yang diambil dari MA Husnul Khatimah kelas X secara total sampling, 29 siswa kelas XA sebagai kelompok penyuluhan video dan 26 siswa kelas XB sebagai kelompok penyuluhan simulasi. Masing-masing kelompok diberi kuesioner pretest. Selanjutnya, diberi intervensi penyuluhan, kemudian diberikan kuesioner posttest. Analisis data masing-masing kelompok dengan uji t-berpasangan dan uji wilcoxon. Sedangkan analisis data antar kelompok dengan uji t-tidak berpasangan.Hasil : Terdapat perbedaan yang bermakna tingkat pengetahuan setelah diberi penyuluhan pada kelompok perlakuan dengan video(p=0,000). Terdapat perbedaan yang bermakna tingkat pengetahuan setelah diberi penyuluhan dengan simulasi(p=0,000). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada analisis tingkat pengetahuan kelompok perlakuan penyuluhan dengan video dan kelompok perlakuan penyuluhan dengan simulasi(p=0,230).Kesimpulan : Tingkat pengetahuan responden setelah diberi penyuluhan dengan video dan simulasi meningkat, namun tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan responden yang diberi penyuluhan video dan penyuluhan dengan simulasi.