Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE

DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans SECARA IN VITRO Rahmiati, Asri
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 1, No 1 (2017): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri Sreptococcus mutans merupakan mikroba patogen penyebab karies gigi. Banyak dari masyarakat yang mengobati penyakit karies gigi dengan tanaman tradisional seperti belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L). Tanaman ini memiliki berbagai macam kandungan berupa alkaloid, saponin, flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai antimikroba. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental dengan metode sumuran. Desain penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang menggunakan empat perlakuan dan enam kali pengulangan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan zona hambat pada masing-masing perlakuan yaitu konsentrasi 25% dengan rata-rata diameter zona hambat 10,1 mm, konsentrasi 50% dengan rata-rata diameter zona hambat 15,1 mm, konsentrasi 75% dengan rata-rata diameter zona hambat 18,1 mm, konsentrasi 100% dengan rata-rata diameter zona hambat 20,1 mm, dan kontrol (+) Ciprofloxacyn dengan rata-rata diameter zona hambat 29,9 mm. Berdasarkan uji Kruskal-wallis dengan tingkat kepercayaan = 95%, diperoleh hasil signifikan (0,000) < α (0,05), yang berarti bahwa ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat berupa daerah jernih di sekitar sumuran yang berisi ekstrak buah belimbing wuluh.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidiumguajava L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis PENYEBAB BAU BADAN Maknah, Nur
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 2, No 1 (2018): MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri Staphylococcus epidermidis merupakan salah satu spesies bakteri dari genus Staphylococcus yang diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan kekebalan tubuh yang lemah). Banyakdari masyarakat yang mengobati penyakit menggunakan tumbuhan tradisional seperti Daun jambu biji (Psidiumguajava L.) dapat dimanfaatkan sebagai obat diare dan bisa diguanakan juga sebagai obat untuk menghilangkan bau badan. Daun jambu biji juga mengandung metabolit sekunder terdiri dari tanin, polifenolat, monoter penoid, siskulterpen, alkaloid, kuinon dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun jambu biji (Psidiumguajava L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental yaitu dengan menggunakan metode difusi sumuran dengan perlakuan yaitu konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan enam kali ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk padakonsentrasi 25% , 50%, 75%, dan 100% secara berturut-turut sebesar 20,8 mm, 23 mm, 24,8 mm, dan 27,8 mm. Kontrol positif (coprofloxacyn) diketahui dengan rata-rata diameter zonahambat 27 mm. Berdasarkan uji kruskal-wallis dengan tingkat kepercayaan = 95%, diperoleh hasil yang signifikan yaitu probabilitas (0,000) <α (0,05), yang berarti bahwa ekstrak etanol daun jambu biji (Psidiumguajava L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidisyang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat berupa daerah jernihdi sekitar sumuran yang berisiekstrak etanol daun jambu biji dengan kategori resisten.
KARAKTERISTIK BAKTERI DARI SAMPEL SPUTUM BASIL TAHAN ASAM (BTA+) DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG Cahayati, Dety Erda
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 2, No 2 (2018): Media of Medical Laboratory Science
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, TB adalah penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar di dunia setelah HIV/AIDS dan hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri dari sampel sputum  BTA positif di Puskesmas Karang Taliwang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif melalui penanaman pada media Nutrien Agar, sputum penderita TB di Puskesmas Karang Taliwang pada bulan Mei 2018. Hasil penelitian ini ditemukan 3 jenis bakteri yang berbeda pada 10 sampel sputum BTA+ yang terdiri dari gram negatif dan gram positif akan tetapi lebih banyak ditemukan gram negatif dibandingkan gram positif. Berdasarkan hasil penelitian isolasi, karakteristik dan uji biokimia pada sampel sputum BTA+ dapat  disimpulkan bahwa dalam 10 sampel terdapat 4 bakteri Klebsiella sp dengan persentasi 40%, 3 bakteri Streptococcus sp dengan persentase 30%dan 3 bakteri proteus sp denganpersentase  sebesar 30%. Klebsiella sp sebagai gram negatif, proteus sp sebagai gram negatif dan Streptococcus sp  gram positif. 
PROFIL KADAR ASAM URAT TERHADAP PENDERITA TUBERKULOSIS YANG SUDAH MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PIRAZINAMID DAN ETAMBHUTOL TAHUN 2018 Nuraeni, Vita
MEDIA OF MEDICAL LABORATORY SCIENCE Vol 2, No 2 (2018): Media of Medical Laboratory Science
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis paru merupakan suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis. Ada 6 macam obat  esensial yang telah dipakai sbb: isoniazid (H), Rifampisisn (R), Para amino salisilik asid, Streptomisin, Etambhutol, dan Pirazinamid. Adapun Pirazinamid dan Etambhutol dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kadar asam urat terhadap penderita tuberculosis yang mengkonsumsi obat anti tuberculosis (OAT) Pirazinamid dan Etambhutol. Penelitian yang dilakukan bersifat Deskriptif Retrospektif dengan mengambil data sekunder di instalasi rekam medic Puskesmas Karang Taliwang Mataram, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dari 14 pasien terdapat 10 pasien mengalami peningkatan kadar asam urat. Proporsi tertinggi pasien TB yang mengalami hiperurisemia setelah menerima OAT adalah laki-laki rentang umur dewasa dan lansia.Peningkatan terutama terjadi pada fase intensive pengobatan (0-2 bulan), pada pasien yang mengkonsumsi kombinasi OAT pirazinamid dan Etambhutol. Hiperrurisemia ditemukan pada 71.4% pasien TB yang menerima terapi OAT , jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan (2,75:1), peningkatan terutama terjadi pada pengobatan fase (1-2 bulan), pada pasien yang menggunakan kombinasi Pirazinamid dan Etambhutol.