Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

KARAKTERISTIK PEMBENTUKAN AKRONIM DALAM BAHASA INDONESIA: STUDI KASUS DI HARIAN RADAR TEGAL Muljani, Sutji
SOSEKHUM Vol 1, No 1 (2005)
Publisher : SOSEKHUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4484.636 KB)

Abstract

Penelitianinibertujuanuntukmendeskripsikandanmengetahuikarakteristikpembentukanakronim di harian Radar Tegal dari aspek carapembentukan dan pola suku katanya (polakalonik) dan mengetahui permasalahan dalam pembentukanakronim di harian Radar Tegal berkaitan dengan dampak pembentukan akronim dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Data penelitian berupa bentukan-bentukan akronim di harian Radar Tegal yang terbit antara Januari 2005 s.d.Maret 2005. Penelitian ini bisa menjadi pengayaan sumber informasi di bidang morfologi, khususnya akronim. Analisis data dilakukan dengan metode padan yang direalisasikan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) sebagai teknik dasarnya. Setelah data dianalisis, diperolehhasilpenelitianyaitu (1) pembentuk anakronim di harian Radar Tegal dari aspek cara pembentukannya didominasi olehcaraakronim; (2) Karakteristik dari pola suku katanya, pembentukan akronim di harian Radar Tegal didominasi oleh bentukan akronim bersuku dua dengan polafavorit KVK-KVK dan KV-KVK polasuku kata KV-KVK; (3) dampak positif pembentukan akronim yaitu dapat memperkaya kosa kata BI, sedangkan dampak negatifnya yaitu munculnya berbagai akronim yang memiliki deret konsonan maupun guguskonsonan yang tidak lazim dalam BI serta akronim yang bermaknanegatif (peyoratif). Hal ini bias menghambat proses pembinaan BI yang sampai detik ini masih terus digalakkan. Kata kunci :akronim, abreviasi, abreviakronim, polakanonik, BUL
ALIRAN DESKRIPTIF (THE DESCRIPTIVIST) KARYA SAMPSON: SEBUAH KOMENTAR KRITIK (CRITICAL REVIEW) Muljani, Sutji
CERMIN No 039 (2006): Maret
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3031.235 KB)

Abstract

Pada akhir abad19 dan awal abad 20, ketika Saussure memunculkan ide tentang linguistik sinkronis di Eropa, di Amerika muncul sebuah aliran linguistik yang dicetuskan oleh seorang antropolog AS bernama Fraz Boas. Aliran linguistik tersebut oleh Sampson dinamakan aliran linguistik deskriptif (The Descriptivist) yang kemudian dikenal oleh mayoritas linguis sakronik Amerika sebagai linguistik saja. Sebagai seorang antropolog, Boas mengakui bahwa yang terpenting dari berbagai aspek variasi budaya yang dapat dipahami dan dideskripsikan oleh para antropolog adalah aspek bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan kunci untuk memahami aspek-aspek budaya yang lain dalam masyarakat yang tidak menyadari prinsip-prinsip pemakaian bahasanya. Untuk mendalami budaya suatu masyarakat, penguasaan terhadap bahasa masyarakat itu merupakan hal yang terpenting. Oleh karena itu, mulailah Boas mengkaji bahasa-bahasa eksotik dalam rangka mengalami kebudayaan suku-suku primitf tersebut. Kajian Boas tentang bahasa-bahasa eksotik terwujud dalam tulisannya yang berjudul Descriptivist karya Sampson, perlu dipahami konsep-konsep dasar atau gagasan-gagasan pokoknya terlebih dahulu. Gagasan pokok atau konsep dasar tulisan Sampson meliputi (1) perbeaan pandangan antara Saussure dengan Boas tentang analisis bahasa; (2) konsep hipotesis relativisme Boas (3) pengaruh paham politivisme dan behavioristik dalam pandangan Bloomfield tentang linguistik sebagai ilmu; (4) konsep Bloomfield tentang makna berkaitan dengan stimulus dan respon; (5) konsep analisis model item arranging (IA) dan item processing (IP) untuk deskripsi morfologi dn sintaksis oleh Charles Hockett; dan (6) konsep discovery procedure Zelig Harris untuk deskripsi fenomena sekelompok ujaran. Konsep-konsep dasar itulah yang akan dilihat secara lebihj kritis dalam rangka lebih memahami berbagai model annalisis deskriptif dalam studi linguistik. Kata kunci : aliran deskriptif,itemarranging (IA,item processing (IP), discovery procedure
MINAT BACA DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS yulianto, A Rony; Muljani, Sutji; ., Budiyono
CERMIN No 048 (2011): April
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3371.676 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui pengaruh fasiltas belajar di perpustakaan Universitas terhadap minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikab Ekonomi, Universita Pancasakti Tegal yang berjumlah 358 orang dan sebanyak 54 orang mahasiswa yang diambil dengan cara Simple Random Sampling untuk dilibatkan dalam penelitian ini. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil Penelitian ini adalah sebagai berikut: fasilitas belajar di perpustakaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat baca mahasiswa (βxy 1= 0,2); dan fasilitas belajar di perpustakaan berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan belajar mahasiswa (βxy2= 0,410). Implikasi terapan yang dapat digunakan adalah hendaknya pimpinan dan petugas perpustakaan mampu mengelola fasilitas belajar yang ada di perpustakaan agar minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa dapat meningkat. Kata kunci: Fasilitas belajar di perpustakan, Minat Baca , Kepuasan Belajar
ALIRAN DESKRIPTIF (THE DESCRIPTIVIST) KARYA SAMPSON: SEBUAH KOMENTAR KRITIK (CRITICAL REVIEW) Muljani, Sutji
CERMIN No 039 (2006): Maret
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3031.235 KB)

Abstract

Pada akhir abad19 dan awal abad 20, ketika Saussure memunculkan ide tentang linguistik sinkronis di Eropa, di Amerika muncul sebuah aliran linguistik yang dicetuskan oleh seorang antropolog AS bernama Fraz Boas. Aliran linguistik tersebut oleh Sampson dinamakan aliran linguistik deskriptif (The Descriptivist) yang kemudian dikenal oleh mayoritas linguis sakronik Amerika sebagai linguistik saja. Sebagai seorang antropolog, Boas mengakui bahwa yang terpenting dari berbagai aspek variasi budaya yang dapat dipahami dan dideskripsikan oleh para antropolog adalah aspek bahasa. Hal ini dikarenakan bahasa merupakan kunci untuk memahami aspek-aspek budaya yang lain dalam masyarakat yang tidak menyadari prinsip-prinsip pemakaian bahasanya. Untuk mendalami budaya suatu masyarakat, penguasaan terhadap bahasa masyarakat itu merupakan hal yang terpenting. Oleh karena itu, mulailah Boas mengkaji bahasa-bahasa eksotik dalam rangka mengalami kebudayaan suku-suku primitf tersebut. Kajian Boas tentang bahasa-bahasa eksotik terwujud dalam tulisannya yang berjudul Descriptivist karya Sampson, perlu dipahami konsep-konsep dasar atau gagasan-gagasan pokoknya terlebih dahulu. Gagasan pokok atau konsep dasar tulisan Sampson meliputi (1) perbeaan pandangan antara Saussure dengan Boas tentang analisis bahasa; (2) konsep hipotesis relativisme Boas (3) pengaruh paham politivisme dan behavioristik dalam pandangan Bloomfield tentang linguistik sebagai ilmu; (4) konsep Bloomfield tentang makna berkaitan dengan stimulus dan respon; (5) konsep analisis model item arranging (IA) dan item processing (IP) untuk deskripsi morfologi dn sintaksis oleh Charles Hockett; dan (6) konsep discovery procedure Zelig Harris untuk deskripsi fenomena sekelompok ujaran. Konsep-konsep dasar itulah yang akan dilihat secara lebihj kritis dalam rangka lebih memahami berbagai model annalisis deskriptif dalam studi linguistik. Kata kunci : aliran deskriptif,itemarranging (IA,item processing (IP), discovery procedure
MINAT BACA DAN KEPUASAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS yulianto, A Rony; Muljani, Sutji; ., Budiyono
CERMIN No 048 (2011): April
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3371.676 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui pengaruh fasiltas belajar di perpustakaan Universitas terhadap minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikab Ekonomi, Universita Pancasakti Tegal yang berjumlah 358 orang dan sebanyak 54 orang mahasiswa yang diambil dengan cara Simple Random Sampling untuk dilibatkan dalam penelitian ini. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil Penelitian ini adalah sebagai berikut: fasilitas belajar di perpustakaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat baca mahasiswa (?xy 1= 0,2); dan fasilitas belajar di perpustakaan berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan belajar mahasiswa (?xy2= 0,410). Implikasi terapan yang dapat digunakan adalah hendaknya pimpinan dan petugas perpustakaan mampu mengelola fasilitas belajar yang ada di perpustakaan agar minat baca dan kepuasan belajar mahasiswa dapat meningkat. Kata kunci: Fasilitas belajar di perpustakan, Minat Baca , Kepuasan Belajar
KARAKTERISTIK PEMBENTUKAN AKRONIM DALAM BAHASA INDONESIA: STUDI KASUS DI HARIAN RADAR TEGAL Muljani, Sutji
SOSEKHUM Vol 1, No 1 (2005)
Publisher : SOSEKHUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4484.636 KB)

Abstract

Penelitianinibertujuanuntukmendeskripsikandanmengetahuikarakteristikpembentukanakronim di harian Radar Tegal dari aspek carapembentukan dan pola suku katanya (polakalonik) dan mengetahui permasalahan dalam pembentukanakronim di harian Radar Tegal berkaitan dengan dampak pembentukan akronim dalam upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Data penelitian berupa bentukan-bentukan akronim di harian Radar Tegal yang terbit antara Januari 2005 s.d.Maret 2005. Penelitian ini bisa menjadi pengayaan sumber informasi di bidang morfologi, khususnya akronim. Analisis data dilakukan dengan metode padan yang direalisasikan dengan teknik bagi unsur langsung (BUL) sebagai teknik dasarnya. Setelah data dianalisis, diperolehhasilpenelitianyaitu (1) pembentuk anakronim di harian Radar Tegal dari aspek cara pembentukannya didominasi olehcaraakronim; (2) Karakteristik dari pola suku katanya, pembentukan akronim di harian Radar Tegal didominasi oleh bentukan akronim bersuku dua dengan polafavorit KVK-KVK dan KV-KVK polasuku kata KV-KVK; (3) dampak positif pembentukan akronim yaitu dapat memperkaya kosa kata BI, sedangkan dampak negatifnya yaitu munculnya berbagai akronim yang memiliki deret konsonan maupun guguskonsonan yang tidak lazim dalam BI serta akronim yang bermaknanegatif (peyoratif). Hal ini bias menghambat proses pembinaan BI yang sampai detik ini masih terus digalakkan. Kata kunci :akronim, abreviasi, abreviakronim, polakanonik, BUL
BAHASA POLITIK DALAM DEBAT PILKADA 2020 DI KABUPATEN WONOGIRI (Political Language in The 2020 Election Debate in Wonogiri District) Susylowati, Eka; Muljani, Sutji
Jurnal Lingko : Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Vol 3, No 2 (2021): Jurnal Lingko Volume 3 Nomor 2 Desember 2021
Publisher : Kantor Bahasa NTT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jl.v3i2.86

Abstract

AbstrakBahasa merupakan media komunikasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud penutur kepada mitratuturnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan permainan bahasa politik dalam Debat Pilkada 2020 di Kabupaten Wonogiri dan karakteristik Bahasa politik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan mengambil data dari media online. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, mencatat dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa 1) permainan bahasa dengan sindiran, 2) permainan bahasa dengan kritikan, 3) permainan bahasa dengan memberi harapan, 4) permainan bahasa dengan memberi motivasi, 5) permainan bahasa dengan menjelaskan. Karakteristik bahasa yang ditemukan dalam bahasa politik meliputi istilah dalam bidang politik dan pemerintahan, penggunaan gaya bahasa repetisi, dan penggunaan bentuk pasif.Kata-kata kunci: Bahasa politik, debat pilkada, sosiolinguistikAbstractLanguage is a communication device that can be used to express a speaker's intent to its partners. The purpose of this study is to describe the game of political language in the 2020 election debate in Wonogiri Regency and the characteristics of political language. This research is a qualitative descriptive study by taking data from online media. Data collection was carried out by observing, taking notes and documenting. Based on the analysis, it was found that 1) language games with satire, 2) language games with criticism, 3) language games by giving hope, 4) language games by giving motivation, 5) language games by explaining. Characteristics of language found in political language include terms in the fields of politics and government, use of repetitive language styles, and use of passive forms.Keywords: political language, election debate, Sociolinguistics
Pembelajaran Berkarakteristik Pembelajaran Inovatif Abad 21 pada Materi Transformasi Geometri dengan Model Pembelajaran discovery Learning di SMK Bina Nusa Slawi Kabupaten Tegal Mita Reksaningrum; Sutjie Muljani
Cakrawala: Jurnal Pendidikan Special Issue: Pedagogy in Indonesia
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.712 KB) | DOI: 10.24905/cakrawala.vi0.175

Abstract

21st century innovative learning is a series of activities undertaken and developed by educators in designing learning to facilitate learners in acquiring knowledge through the achievement of innovative skills of the 21st century. Geometric transformation is one of the subjects in mathematics. Based on the 2013 curriculum, geometric transformation is delivered to students of class XI vocational high school level. In this subject there are many formulas or concepts that require visualization to help learners understand these concepts. This causes learners to have difficulty understanding the material in the subject of geometric transformation. Basically learners learn through something concrete. To understand abstract concepts learners need concrete objects as intermediaries or visualizations. In learning mathematics, the learning experience of learners is very important. For that, a learning innovation is needed that can provide direct experience to students. One such innovation is the use of the Discovery Learning (DL) learning model. In this study discusses the analysis of learning plans, especially discovery learning in geometric transformation materials. In addition, it also discusses the analysis of other Learning Plans included in 21st century learning innovations including learning plans using problem based learning (PBL) and Project Based Learning (PJBL) models. Beerdasarkan the results of analysts to RPP that the three RPPs analyzed have met the characteristics of 21st century learning which includes collaboration with learners, the application of HOTS and integrated with IT.
Rancangan Pembelajaran Berkarakteristik dan Inovatif Abad 21 pada Materi Gelombang dengan Model Pembelajaran Discovery Learning di SMKN 1 Dukuhturi Purnomo Agung; Muljani Sutji
Cakrawala: Jurnal Pendidikan Special Issue: Pedagogy in Indonesia
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.846 KB) | DOI: 10.24905/cakrawala.vi0.178

Abstract

The learning model is applied in the teaching and learning process by teachers in schools. The Legal Basis for the preparation of RPP curriculum 2013 is the Regulation of the Minister of Education and Culture No. 22 of 2020 on Process Standart and Permendikbud No.103 of 2020 on Learning in Primary and Secondary Education. Learning Implementation Plan (RPP) use by Teachers using several learning models, one of which uses the Discovery Learning (DL) model, Problem Based Learning (PBL) and Project-Based Learning (PjBL) model. Before determining the learning model to be used in learning activities, there are several things that teachers must consider in choosing it, namely: Consideration of the goals to be achieved, considerations related to learning materials or materials, considerations from the point of view of learners or students, other considerations that are nontechnical.
Pembelajaran Inovatif Abad 21 pada Materi Barisan dan Deret dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning di SMK Negeri 1 Adiwerna Sugimin Sugimin; Muljani Sutji
Cakrawala: Jurnal Pendidikan Special Issue: Pedagogy in Indonesia
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.591 KB) | DOI: 10.24905/cakrawala.vi0.186

Abstract

Innovative learning in the 21st century is activity-oriented to practice essential skills within the framework for 21st century skills, namely life and career skills, innovation and learning skills, and information, media, and ICT skills. Learning today tends to be dominated by teachers, whereas students are passive who only hear and pay attention to the teacher's explanation. Therefore, a learning model is needed that is able to build knowledge and problem-solving skills in students so as to improve student learning outcomes. The use of learning models becomes an important factor to achieve the completion of student learning. One learning model that requires students to be active in problem solving is the Problem Based Learning model. The purpose of this research is to find out the effectiveness of innovative 21st century learning through problem based learning in Barisan and Series Materials at SMK Negeri 1 Adiwerna.