Efrisca Meliyuita Br. Damanik
Universitas Nusa Cendana

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HUBUNGAN JENIS DAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN HASIL DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE PAP SMEAR DI PUSKESMAS BAKUNASE KUPANG Maria Chrisanti Mau Meta; Efrisca Meliyuita Br. Damanik; Anita Lidesna Shinta Amat
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 1 (2020): Januari (Terbitan 18 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.262 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2638

Abstract

Penggunaan kontrasepsi yang telah digunakan oleh jutaan wanita diseluruh dunia meningkatkan risiko dari kanker serviks terkait dengan jenis dan lama penggunaannya. Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh human papillomaviruses (HPV) yang menginvasi melalui aktivitas seksual. HPV tidak cukup kuat untuk melakukan neoplasia dikarenakan progresifitas untuk terjadi kanker memungkinkan bila terjadi ketidakseimbangan hormonal yang bias didapat dari penggunaan kontrasepsi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jenis dan lama penggunaan kontrasepsi dengan hasil deteksi dini kanker serviks menggunakan metode pap smear di wilayah kerja puskesmas Bakunase. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus proporsi binomial dalam populasi finit dimana didapatkan total sampe adalah 44 orang. Penelitian ini dianalisis menggunakan uji chi-Square dengan uji alternative yakni fisher’s exact test untuk melihat ada tidaknya hubungan. Hasil dari 44 responden yang mengikuti pemeriksaan pap smear 41 responden yang menggunakan kontrasepsi jenis hormonal dan non hormonal memilikihasil yang abnormal. 24 responden yang menggunakan kontrasepsi< 5 tahun memiliki hasil abnormal dan 17 responden yang menggunakan kontrasepsi ≥ 5 tahun memiliki hasil abnormal. Hasil pemeriksaan pap smear yang abnormal dalam hal ini ditemukannya perubahan sel yang reaktif akibat adanya inflamasi dan lesi intra epitel derajat ringan. Kesimpulan dari penelitian ini diketahui jenis dan lama penggunaan kontrasepsi tidak memiliki hubungan dengan hasil deteksi dini kanker serviks menggunakan metode pap smear
PREVALENSI RISIKO TINGGI DISPLASIA CERVIKS PADA METODE IVA POSITIF DAN PAPSMEAR DI PUSKESMAS BAKUNASE KOTA KUPANG Efrisca Meliyuita Br. Damanik; Derri R Tallo Manafe; Elisabeth Levina Sari Setianingrum
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 1 (2020): Januari (Terbitan 18 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.776 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2642

Abstract

Displasia merupakan gambaran adanya tanda keganasan serviks. Gambaran ini dapat ditemukan pada pemeriksaan dengan metode papsmear. Sedangkan pada pemeriksaan dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) tidak ditemukan gambaran displasia. Tujuan metode papsmear merupakan skrining ideal terbukti dibeberapa Negara maju mampu menurunkan insiden penderita kanker serviks hingga 90% dan menurunkan angka mortalitas 70%-80%. Peneliti melakukan skrining atas pasien yang dianggap positif kanker serviks pada pemeriksaan IVA, dengan melakukan pemeriksaan papsmear. Metode jenis penelitian ini adalah cross sectional dimana wanita usia subur diperiksa dan dilakukan pemeriksaan IVA. Ketika dilakukan IVA dengan meneteskan cairan asam asetat ke bagian serviks, dan didapati warna keperakan yang menandakan adanya tanda-tanda keganasan maka segera dipisahkan. Wanita dengan gambaran pemeriksaan seperti diatas dikumpulkan dan dilakukan skrining ulang dengan melakukan pemeriksaan papsmear yaitu dilakukan pengambilan sekret pada bagian zona transisi serviks dengan spatula ayre, lalu sekret dihapus di slide dan dibuat pengecatan dengan cairan Papaniculou. Tenaga ahli Patologi akan membaca slide dimikroskop. Hasil dari penelitian ini yaitu Pasien dengan Reactive cellular changes (RCC) ditemukan 64 orang. Kebanyakan dengan Inflammation (Intrauterine contraceotive devide (IUD), 2 orang pasien dengan gambaran Atropi dan 1 pasien dengan epitelial hyperplasia. Sedangkan 3 pasien dengan ASCUS yaitu Atipical squamous cells yang banyak (Of undetermined squamous cells) dan 3 pasien ditemukan dengan LSIL (Low grade squamous intraepithelial lesion). Ditemukan 21 pasien dengan gambaran Unsatisfactory obscuring by blood dan tidak ditemukan sel epitel metaplasia skuamos dan sel-sel endoserviks. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan WUS yang di papsmear ditemukan adanya inflamasi terutama karena pemakaian kontrasepsi, sedangkan dari 10 pasien yang diduga positif pada pemeriksaan IVA dan kemudian dilakukan pemeriksaan papsmear menunjukkan gambaran displasia dengan hasil ASCUS, LSIL dan Endometrial hyperplasia. Beberapa pasien belum dapat disimpulkan karena belum memenuhi kriteria dalan mendiagnosis papsmear. Pasien yang diduga positif pada pemeriksaan IVA belum pernah dilakukan tindakan cryotherapi sehingga dapat jelas gambaran tanda displasia
PENGARUH EXERCISE TERHADAP KADAR GLUKOSA DAN PROFIL LIPID MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA Elisabeth Levina Sari Setianingrum; Dyah Gita Rambu Kareri; Efrisca Meliyuita Br. Damanik
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 1 (2020): Januari (Terbitan 18 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.104 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2643

Abstract

Usia produktif dengan faktor risiko diabetes melitus semakin meningkat disebabkan karena gaya hidup instan dan kurang gerak tidak terkecuali pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Undana yang tinggal di pusat kota Kupang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan signifikan antara kadar glukosa darah puasa, profil lipid (kolesterol total, trigliserida, HDL, factor predisposisi lainnya tekanan darah, insulin puasa, umur, jenis kelamin, lingkar pinggang, tinggi badan, berat badan, BMI index, family history lainnya pada sebelum exercise dan setelah exercise tarian Ja’i. Metode Penelitian menggunakan eksperimental yang dilakukan pada 65 mahasiswa FK UNDANA dibagi menjadi kelompok kontrol dan intervensi dan diperiksa kadar glukosa dan profil lipid sebelum dan setelah Ja’i. Uji perbedaan menggunakan uji t-independent pada sebaran data normal dan uji Wilcoxon dengan sebaran data tidak normal. Hasil penelitian terdapat perbedaan signifikan pada Kolesterol Total dengan perbedaan mean 10,22±5,75 dengan p=0,029 dan IK 1,15-5,75 ; LDL 12±8,24 dengan p 0,016 dan IK 2,52-21,47 ; Trigliserida 22,62±14,72 dengan p 0,027 dan IK 2,89-42,32 sedangkan tidak ada perbedaan pada HDL dan Glukosa Puasa, dengan perbedaan mean dan p masing-masing 2,33±3,38, p=0,468 ; 1,5 ± 0,17, p=0,546.Simpulan dan saran tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar glukosa darah puasa dan HDL mahasiswa namun terdapat perbedaan bermakna pada kolesterol, LDL dan trigliserida mahasiswa sebelum dan setelah 3 minggu exercise Tarian Jai. Penelitan lebih lanjut dapat dilakukan pada orang dewasa dan pada penderita CHD
PENGARUH LATIHAN TARIAN JA’I (TRADISIONAL DANCE) TERHADAP KEBUGARAN FISIK MAHASISWA FK UNDANA Derri Riskiyanti Tallo Manafe; Dyah Gita Rambu Kareri; Efrisca Meliyuita Br. Damanik
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 1 (2020): Januari (Terbitan 18 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.107 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2647

Abstract

Untuk menjalani sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi di Fakultas Kedokteran diperlukanmahasiswa yang memiliki kebugaran fisik yang baik. Kebugaran fisik melalui peningkatanefesiensi kerja jantung dan peningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Aktivitas fisikterbukti dapat meningkatakan kebugaran fisik. Jenis aktivitas fisik lain yang sedangdikembangkan saat ini karena dapat meningkatkan kebugaran fisik adalah Dance MovementTherapy (DMT). Salah satu jenis tarian tradisional yang sudah dikenal oleh masyarakat luasadalah Tarian Ja’i. Tarian ini bisa dijadikan sebagai DMT sekaligus unsur aerobik karenagerakan tarian tersebut melibatkan kelompok otot-otot besar di kepala/leher, tangan, dan kaki.Tujuan penelitian ini untuk membuktikan adanya pengaruh Tarian Ja’i terhadap kebugaranfisik mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Metode yang digunakanpada jenis penelitian ini adalah randomized pre and post test controlled group design.Tempat penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana. Waktupenelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2019. Sampel penelitian adalahMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana yang memenuhi kriteria inklusidan eksklusi. Mahasiwa yang masuk kriteria inklusi kemudian menjalani tes kebugaran fisiksebelum dan sesudah perlakuan tarian Ja’i selama 3 minggu, dengan lari pada lintasan 2,4 kmdan waktu tempuh dicatat berdasakan stop watch. Kelompok perlakuan diberi Tarian Ja’idurasi + 30 menit dengan intensitas moderat sesuai dengan target kisaran heart rate 50-70%berdasarkan metode Karvonen serta dalam rentang skala borg RPE 12-16. Tarian Ja’idilakukan selama 3x seminggu selama 3 minggu. Kelompok kontrol tidak diberikan latihankhusus. Pelaksanaan latihan senam aerobik low impact selama 3 minggu dengan 9 kalipertemuan. Analisa data menggunakan uji t-berpasangan (paired t-test). Hasil yang diperolehyaitu variabel waktu tempuh lari kelompok perlakuan Tarian Ja’i sebelum dan setelahperlakuan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p≤0,05). Pada variabel waktutempuh lari kelompok perlakuan Tarian Ja’i sebelum dan setelah perlakuan menunjukkanadanya perbedaan bermakna dengan waktu tempuh tes lari 2,4 km dari rerata sebelumperlakuan 21' 06" menjadi 18' 23" setelah tiga minggu perlakuan (p≤0,05). Sedangkan padavariabel waktu tempuh lari kelompok kontrol sebelum dan setelah perlakuan menunjukkantidak adanya perbedaan bermakna dengan waktu tempuh tes lari 2,4 km. Dari penelitian inidapat ditarik kesimpulan bahwa Tarian Ja’i mampu meningkatkan kebugaran fisik mahasiswaFakultas Kedokteran Undana
PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA PASIEN STROKE ISKEMIK LESI HEMISFER KIRI DAN KANAN DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Maria P Wende; Herman Pieter Louis Wungouw; Efrisca Meliyuita Br. Damanik
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 1 (2020): Januari (Terbitan 18 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.979 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i1.2662

Abstract

Stroke merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan cacat menahun dan menyebabkan kematian nomor 2 di dunia. Sebagian besar penderita stroke (87%) adalah penderita stroke iskemik.. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013,terdapat 1.236.825 orang (7,0%) yang terdiagnosis berdasarkan gejala, dan NTT menempati urutan ke 12 dengan prevalensi stroke terbanyak. Sebanyak 30% penderita stroke mengalami disabilitas residual termasuk gangguan fungsi kognitif yang mengganggu kemandirian. Hal ini dikarenakan masing-masing hemisfer otak mengatur ke 5 domain fungsi kognitif, dimana hemisfer kiri mengatur domain bahasa secara dominan yang dapat mempengaruhi domain yang lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik lesi hemisfer kiri dan kanan di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Metode jenis penelitian ini adalah analitik observasional yang dilakukan dengan metode studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 48 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data didapatkan melalui wawancara pasien secara langung menggunakan instrumen MoCA-INA dan melihat status pasien. Analisis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. Hasil rerata uji fungsi kognitif lesi stroke iskemik hamisfer kiri dan kanan berturut-turut adalah 15,83 dan 18,87. Hasil analisis data menggunakan uji Mann-Whitney, didapatkan nilai p = 0,094. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai signifikan p > α (0,05), sehingga disimpulkan bahwa secara statistik, tidak terdapat perbedaan gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik lesi hemisfer kiri dan kanan di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) DENGAN KOMORBID DIABETES MELITUS DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2018 Astary Pasorong Pandjukang; Efrisca Meliyuita Br. Damanik; Regina Hutasoit
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 2 (2020): April ( Terbitan 19 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.553 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i2.3332

Abstract

Nyeri Punggung Bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang ditandai dengan rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang pinggang dan sekitarnya.Terdapat beberapa faktor risiko penting yang terkait dengan kejadian LBP yaitu usia diatas 35 tahun, perokok, masa kerja 5-10 tahun, posisi kerja, kegemukan dan riwayat keluarga penderita musculoskeletal disorder. Prevalensi LBP di antara pasien dengan diabetes melitus adalah dua kali lebih tinggi daripada pasien LBP tanpa DM pada kelompok usia dan jenis kelamin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Usia dan Jenis Kelamin pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (low back pain) dengan Komorbid Diabetes Melitus di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang Tahun 2018. Metodologi penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 39 orang dengan cara total sampling. Hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan usia dan Kejadian LBP dengan komorbid DM didapatkan hasil p = 0,123 (p<0,05) menggunakan uji Fisher’s exact test dan terdapat hubungan jenis kelamin dan Kejadian LBP dengan Komorbid DMdidapatkan hasil p=0,038 (p<0,05) dengan menggunakan uji chi square. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan kejadian LBP dengan Komorbid DM serta tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan kejadian LBP dengan Komorbid DM
ANALISIS FAKTOR RISIKO TERJADINYA LESI PRAKANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKUNASE Maria Yulia Rosari Saryono; Efrisca Meliyuita Br. Damanik; Regina Marvina Hutasoit
Cendana Medical Journal (CMJ) Vol 8 No 2 (2020): April ( Terbitan 19 tahun 2020)
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.203 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v8i2.3356

Abstract

Kanker serviks merupakan masalah seiring peningkatan angka kejadian dan kematian sehingga membutuhkan upaya pengendalian faktor risiko dan deteksi dini. Angka kejadian baru kanker serviks di Nusa Tenggara Timur sebesar 0,71%. Lebih dari 70% kasus ditemukan terlambat dan datang berobat ke rumah sakit atau puskesmas sudah dalam stadium lanjut. Puskemas Bakunase menjadi puskesmas terpilih untuk menerima rujukan dari dalam dan luar Kota atau Kabupaten di Provinsi NTT. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubunganfaktor risiko pada wanita yang berhubungan dengan terjadinya lesi prakanker serviks dengan metode IVA. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanitadi wilayah kerja Puskesmas Bakunase, Kupang. Sampel dalam penelitian berjumlah 46 responden dengan teknik sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan rumus uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan terjadinya lesi prakanker serviks, yaitu umur (p = 0,046), penggunaan kontrasepsi (p = 0,002), dan tingkat pendapatan ( p = 0,047). Faktor yang tidak memiliki hubungan dalam mengalami lesi terjadi prakanker serviks dengan metode IVA, yaitu tingkat pendidikan (p = 1,000), jumlah paritas (p = 0,711), jumlah pasangan seksual (p = 1,000), dan umur pertama kali berhubungan seksual (p = 0,695). Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan antara umur, penggunaan kontrasepsi, dan tingkat pendapatan dengan terjadinya lesi prakanker serviks.