Anak Agung Ayu Suryapraba
Departemen Neurologi, FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK PASIEN MENINGITIS DEWASA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR JANUARI 2018- SEPTEMBER 2019 Nanda Yulinda Lestari; AAA Suryapraba; Kumara Tini; I Gst. Ngr. Ketut Budiarsa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i5.P11

Abstract

ABSTRAK Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan selaput pembungkus jaringan otak (arakhnoid, piamater) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien meningitis dewasa di RSUP Sanglah Bali Periode Januari 2018-September 2019. Metode deskriptif retrospektif dengan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Populasi yang digunakan yaitu pasien yang terdata pada rekam medis dan menggunakan teknik pengumpulan total sampling. Diperoleh responden sebanyak 70 orang dengan distribusi terbanyak pada kelompok usia 18-31 (28,6%), laki-laki (74,3%), pegawai swasta (38,6%) dan berdomisili di Denpasar (35,7%). Etiologi terbanyak yaitu tuberkolosis (42,2%). Manifestasi klinis yaitu panas (85,7%), nyeri kepala (75,7%), dan kaku kuduk (75,57%). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap WBC menunjukan rerata 14,6±7,2 103/µL (leukositosis). Skor GCS 15 (35,7%). Pemeriksaan kultur mikrobiologi terbanyak No growth (58.6%) diikuti Streptococus Suis (12,9%). Analisa Cairan Serebrospinal dengan rerata jumlah sel 459,8±728,4 Cell/µL , MTP 333,6±189,1 mg/dL, glukosa 49.5±35,2 % dan nonne pandy keruh +++ (25,7%). Hasil CT Scan kepala tersering yaitu edema serebri (50%) dan kondisi pulang membaik (65,7%). Sebagian besar pasien meningitis dewasa berusia 18-31 tahun dengan mayoritas laki-laki, pegawai swasta dan berdomisili di Denpasar. Manifestasi klinis yang tersering yaitu panas, nyeri kepala , kaku kuduk. Hasil CT Scan sebagian besar yaitu edema serebri dan pulang dengan kondisi membaik Kata kunci : meningitis, dewasa, karakteristik
LAPORAN KASUS SERI: INFEKSI STREPTOCOCCUS SUIS PADA MANUSIA DENGAN PRESENTASI KLINIS MENINGITIS BAKTERI DAN ARTRITIS I Gede Made Ardika Aryasa; Anak Agung Ayu Suryapraba; Ni Putu Witari; Ni Made Susilawathi
Callosum Neurology Vol 2 No 2 (2019): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2504.411 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v2i2.44

Abstract

Latar belakang: Infeksi Streptoccocus suis merupakan zoonosis yang terdistribusi global terutama di Asia. Infeksi yang berhubungan dengan babi ini menyebabkan meningitis dan berbagai gejala klinis. Kasus: Tercatat dua kasus infeksi S.suis dengan manifestasi meningitis bakteri akut dan artritis. Kedua pasien mengalami demam, nyeri kepala, dan kaku kuduk. Diagnosis definitif infeksi S. suis tegak berdasarkan kultur cairan serebrospinalis (CSS). Kultur cairan sendi negatif. Pasien diterapi dengan seftriakson sesuai uji kultur sensitivitas CSS dan deksametason sebagai adjuvan. Satu pasien sembuh sempurna sedangkan yang lainnya mengalami komplikasi tuli sensorineural bilateral. Diskusi: Manifestasi klinis dan penunjang pada kedua pasien mendukung infeksi S.suis sebagai etiologi meningitis dan artritis. Tidak adanya perkembangan bakteri S.suis pada kultur cairan sendi kedua pasien dapat disebabkan oleh pemberian antibiotik sebelum dilakukan kultur. Oleh karena itu, infeksi S.suis sebagai etiologi artritis septik pada pasien belum dapat disingkirkan. Simpulan: Infeksi S.suis merupakan infeksi hematogen sistemik yang menimbulkan berbagai gejala klinis. Kata Kunci: Infeksi S.suis, Meningitis Bakteri Akut, Artritis Septik
PROFIL GANGGUAN TIDUR PENDERITA PARKINSON DI RUMAH SAKIT RUJUKAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2018 Winda Haeriyoko; Dewa Putu Gede Purwa Samatra; Sri Yenni Trisnawati; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Anak Agung Ayu Suryapraba; Ni Ketut Candra Wiratmi
Callosum Neurology Vol 3 No 1 (2020): Callosum Neurology Journal
Publisher : The Indonesia Neurological Association Branch of Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.742 KB) | DOI: 10.29342/cnj.v3i1.111

Abstract

Latar Belakang : Jumlah kasus Penyakit Parkinson di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi per penduduk dan insiden per penduduk. Gangguan tidur ddapatkan pada penderita Penyakit Parkinson. Data demografi dapat digunakan sebagai pertimbangan klinisi dalam mendiagnosis serta menentukan penanganan lanjutan yang optimal. Tujuan : Mengetahui karakteristik klinis pasien Penyakit Parkinson dengan gangguan tidur di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah (RSUP) Sanglah dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya periode bulan 2018. Metode Penelitian : Penelitian deskriptif observasional menggunakan kuesioner pasien Penyakit Parkinson yang berobat di Poliklinik Saraf RSUP Sanglah dan RSUD Wangaya bulan hingga 2018. Hasil : Sebanyak pasien dari 47 pasien Penyakit Parkinson dengan rerata usia 61 – 70 tahun sebanyak dengan laki – laki sebanyak 34 orang (72,3%). Pasien dominan berobat ke RSUP Sanglah sebanyak 30 orang (63,8%) dengan pekerjaan terbanyak adalah petani/buruh sebanyak 13 orang (27,7%). Awitan penyakit rata – rata 1 – 5 tahun (39%). Penderita Penyakit Parkinson mengalami gangguan tidur sebanyak 24 orang (51,1%). Profil gangguan tidur dengan rerata kualitas tidur buruk 55,3%; mengalami latensi tidur 1x seminggu 40,4%. Simpulan : Penyakit Parkinson didominasi oleh pasien laki – laki dengan rerata usia 61 – 70 tahun dengan awitan peyakit rata – rata 1 – 5 tahun yang mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur yang banyak diemukan berupa terjadinya latensi tidur sebanyak 1 kali seminggu. Kata kunci : Penyakit Parkinson, Gangguan Tidur, Karakteristik
HIGH-INTENSITY LASER THERAPY TO TREAT NEUROPATHIC PAIN IN POST-HERPETIC NEURALGIA Richard Suherlim; I Putu Eka Widyadharma; I Made Oka Adnyana; Anak Agung Ayu Suryapraba
MNJ (Malang Neurology Journal) Vol. 9 No. 1 (2023): January
Publisher : PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Cabang Malang) - Indonesian Neurological Association Branch of Malang cooperated with Neurology Residency Program, Faculty of Medicine Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.mnj.2023.009.01.14

Abstract

Post-herpetic neuralgia (PHN) is chronic neuropathic pain that is felt for at least 3 months or more at the site of the rash due to herpes zoster infection. Epidemiological studies get a prevalence of 0.49 cases of PHN per 1000 people per year. The clinical manifestation of PHN is chronic pain on the skin lesions due to herpes zoster infection. The therapy that is commonly used as the first line is the provision of pharmacotherapy such as gabapentin or pregabalin. An 83-year-old male patient with a diagnosis of PHN that had been felt for 5 years. He has been taking drugs for 5 years but the pain has not improved. The patient is given high-intensity laser therapy. After 5 treatments with an interval of 1-2 weeks, pain was significantly reduced from an 8/10 scale to 4/10. The frequency of occurrence of severe pain is also reduced from 5 times per day to only 1 time per day. The use of high-intensity laser therapy is not commonly used as a therapy for PHN. Based on its mechanism of action, the use of high-intensity laser therapy is worth considering because of its effectiveness in treating pain in a shorter time than low-intensity laser therapy.