I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa
Departemen/SMF Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Bali

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

RELATIONSHIP BETWEEN METHYLENE TETRA HYDRO FOLATE REDUCTASE (MTHFR) GENE POLYMORPHISM AND HYPERHOMOCYSTEINEMIA IN STROKE Raka Widiana, I Gde; -, Tianing; Santoso, Anwar; Ketut Budiarsa, Gusti Ngurah
journal of internal medicine Vol. 8, No. 3 September 2007
Publisher : journal of internal medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.685 KB)

Abstract

Cardiovascular disease is a major cause of mortality in Indonesia. Hyperhomocysteinemia (hyper-hcy) isan independent cardiovascular risk factor, which may be due to methylene tetrahydrofolate reductase (MTHFR)deficiency, frequently linked to MTHFR gene mutation. This case-control study examined the relationshipbetween homocysteine (hcy), folate, and vitamin B12 plasma concentrations with C677T mutation of MTHFRgene among 20 haemorrhagic and non-haemorrhagic stroke patients aged 18-55 years, in Sanglah Hospital,Denpasar. 10 age-matched controls were selected via random sampling of 1 of 4 neighbours; all subjects wereBalinese. Hyper-hcy (X2: 5.4; PR: 1.8; 95% CI: 1.0-2.7; p=0.03), hypertension (X2: 13.12; PR 2.66; 95%CI1.41 to 5.02; p=0.00) were associated with increased risk of stroke. There were no significant correlationbetween plasma hcy levels and plasma folate and vitamin B12 levels as co-factors of hcy metabolism. Lowplasma vitamin B12, smoking, alcohol drinking, and hypertension tend to be determinant factors of hyper-hcy.This study found no mutation on 677 from C to T (C677T), however there were substitution in nucleotidesamong stroke and controls, with or without producing chances of amino acids, including: 1) G659A substitutionthat caused changing in amino acid from glutamine to glycine found in 1 stroke patients with hyper-hcy; 2)A660G substitution that cause changing in amino acid from glutamine to glycine found among all controlsubjects and among 3 stroke patients, one of whom had hyper-hcy; and 3) A661G substitution that causechanging in amino acid from lysine to glutamine found in one stroke patients with normo-hcy. Some variationswere also found in nucleotide 659 and 660, however, did not produce changing in amino acid. Whether thissubstitution is a kind of polymorphism that specific to Balinese ethnicity needs a further study to answer.
SYSTEMATIC REVIEW : HASIL LUARAN KLINIS TERHADAP TATALAKSANA MENINGITIS TUBERKULOSIS DI ASIA Putu Ardy Hartadi; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; A. A. A. Meidiary; Ida Ayu Sri Wijayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 2 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.v11.i02.p14

Abstract

Pendahuluan: Meningitis Tuberkulosis adalah manifestasi infeksi Mycobacterium tuberculosis yang paling berbahaya dan merupakan keadaan kegawatdaruratan medis. Sebagian besar pasien biasanya akan mengalami defisit neurologis sehingga dengan tatalaksana yang tepat dapat meminimalkan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan Meningitis Tuberkulosis. Adapun tujuan dari systematic review ini adalah untuk mengetahui hasil luaran klinis terhadap tatalaksana Meningitis Tuberkulosis di Asia. Metode: Metode penulisan dalam artikel ini adalah systematic review, dimana literatur yang digunakan adalah studi yang tervalidasi selama bulan Januari 2015 sampai Oktober 2020, pencarian literatur dalam systematic review ini menggunakan tiga database yaitu Pubmed, Science Direct, dan ProQuest. Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci: “Tuberculous Meningitis” and “Treatment” and “Clinical Outcome”. Sebanyak 1.143 artikel yang sesuai selanjutnya dilakukan eksklusi dari judul, abstrak, populasi, intervensi, dan outcome, sehingga diperoleh 12 artikel studi yang memenuhi kriteria. Selanjutnya dilakukan penilaian kualitas metodologi dari setiap artikel menggunakan The Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal. Hasil: Penatalaksanaan dari Meningitis Tuberkulosis harus mencakup pendekatan secara holistik yang menghubungkan pemberian regimen terapi pada fase intensif, fase lanjutan, dan pemberian kortikosteroid. Studi berbasis bukti menunjukkan bahwa pemberian regimen HRZE/S minimal selama 6 bulan dilaporkan efektif sebagai terapi Meningitis Tuberkulosis. Pasien remaja dan dewasa dengan Meningitis Tuberkulosis memiliki prognosis atau hasil luaran klinis yang buruk. Selain itu, hasil pengumpulan data dari beberapa studi menunjukkan bahwa hasil pengobatan berhubungan dengan nilai BMRC dan koinfeksi HIV. Kesimpulan: Berdasarkan dari studi ini bahwa jenis pemberian terapi anti tuberkulosis menunjukkan penurunan angka mortalitas minimal selama 6 bulan. Kata kunci: Meningitis Tuberkulosis, Tatalaksana, Hasil Luaran Klinis.
GAMBARAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PADA TAHAP PREKLINIK DAN KLINIK Nadya Bianca; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Dewa Putu Gde Purwa Samatra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa kedokteran perlu melalui dua tahapan pendidikan, yakni tahap preklinik dan klinik. Kedua tahapan pendidikan ini memiliki beban belajar dan tanggung jawab yang berbeda. Pada tahap preklinik mahasiswa akan dibekali dengan ilmu kedokteran untuk kemudian diaplikasikan pada tahap klinik kepada pasien sebenarnya. Hal ini seringkali mengakibatkan buruknya kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran, khususnya mahasiswa PSPD FK Unud. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur mahasiswa PSPD FK Unud pada tahap preklinik dan klinik. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang deskriptif. Bahan penelitian yang digunakan adalah hasil pengisian kuesioner PSQI oleh mahasiswa PSPD FK Unud semester VII (preklinik) dan semester IX (klinik). Data penelitian diolah menggunakan software SPSS ver. 24. Jumlah sampel penelitian yang diperoleh adalah sebanyak 206 orang, yang terdiri dari 103 mahasiswa tahap preklinik dan 103 mahasiswa tahap klinik. Berdasarkan usia, proporsi terbesar berada pada usia 22 tahun, sebanyak 84 orang (40,8%). Mahasiswa prempuan memiliki proporsi lebih besar, yakni sebanyak 134 orang (65,0%). Berdasarkan hasil perhitungan global PSQI score didapatkan hasil rata-rata kualitas tidur sebesar 6,92 (cut-off point: 5). Dari 69 mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik, sebanyak 43 orang (41,7%) merupakan mahasiswa tahap preklinik dan sebanyak 26 (25,2%) orang merupakan mahasiswa tahap klinik. Dari 137 mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk, sebanyak 60 orang ( 58,3%) merupakan mahasiswa tahap preklinik dan sebanyak 77 orang (74,8%) merupakan mahasiswa tahap klinik. Perlu dilakukan penelitian analitik lebih lanjut untuk dapat mencari faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa PSPD FK Unud pada kedua tahapan pendidikan. Kata kunci : mahasiswa kedokteran, kualitas tidur
HUBUNGAN HIPERGLIKEMI 72 JAM PERTAMA DENGAN LUARAN FUNGSIONAL PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK AKUT DI RSUP SANGLAH DENPASAR I Putu Eka Kusmadana; Kumara Tini; Ni Putu Witari; IGN Ketut Budiarsa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P10

Abstract

ABSTRAK Hiperglikemi kerap ditemukan pada pasien stroke iskemik dan dapat disebabkan oleh respon stres akut, diabetes yang telah diketahui maupun yang belum diketahui sebelumnya, atau keadaan pre-diabetes akibat terganggunya metabolisme glukosa. Peran hiperglikemi pada stroke iskemik fase akut yang mengarah pada buruknya luaran fungsional belum diketahui secara pasti, namun beberapa studi telah menemukan bukti-bukti bahwa hiperglikemi selama iskemia otak akut dapat memperparah dan mengganggu proses perbaikan sel otak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara hiperglikemi 72 jam pertama dengan luaran fungsional pada penderita stroke iskemik akut di RSUP Sanglah Denpasar. Studi ini merupakan studi tipe analitik dengan menggunakan metode potong lintang. Sampel diambil dengan teknik consecutive non-random sampling dari data rekam medis pasien stroke iskemik yang tercatat di RSUP Sanglah Denpasar yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 52 pasien stroke iskemik akut (50% laki-laki dan umur 63,02 ± 7,15 tahun) diikutsertakan dalam penelitian ini, 26,9% diantaranya memiliki kadar gula darah yang tinggi dan 55,9% dari seluruh sampel memiliki luaran fungsional buruk. Studi ini mengungkapkan bahwa derajat gula darah fase akut yang tinggi memiliki hubungan bermakna dengan derajat luaran fungsional yang buruk pada pasien stroke iskemik yang ditunjukkan dari hasil uji analisis regresi logistik biner dengan nilai p = 0,015 dan adjusted odd ratio sebesar 14,975 (IK 95% 1,70-131,55). Kata Kunci: Hiperglikemi, Luaran Fungsional, Stroke Iskemik Akut
KARAKTERISTIK PASIEN EPILEPSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK SARAF RSUP SANGLAH PADA BULAN AGUSTUS – DESEMBER 2018 Trisha Anindya; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Dewa Putu Gde Purwa Samatra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i6.P05

Abstract

Epilepsi adalah serangan berupa perpindahan sel saraf otak yang tidak normal, terjadi secara berulang-ulang, dan bisa mengakibatkan gangguan motorik, sensorik, atau fungsi mental sementara. WHO menyebutkan bahwa sekitar 50 juta penduduk dunia menderita epilepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien epilepsi rawat jalan di Poliklinik Saraf RSUP Sanglah pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2018. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dan studi potong-lintang. Analisis data menggunakan software SPSS versi 25 untuk mendapatkan karakteristik pasien epilepsi rawat jalan berdasarkan usia, jenis kelamin, etiologi, jenis bangkitan, hasil EEG, tingkatan pendidikan, serta terapi OAE yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien epilepsi rawat jalan di Poliklinik Saraf RSUP Sanglah pada bulan Agustus dengan Desember 2018 memiliki angka tertinggi pada kelompok usia dewasa (18 sampai 65 tahun) sebesar 80,3% dengan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki (52,5%). Epilepsi simtomatik adalah etiologi yang paling sering terjadi pada pasien rawat jalan dengan persentase 80,3%. Sebagian besar pasien epilepsi rawat jalan memiliki jenis bangkitan umum (32,7%) serta hasil EEG yang tidak tercatat dalam rekam medis (62,3%). Tingkat pendidikan tertinggi pada pasien epilepsi rawat jalan adalah SMA (41,0%) dan monoterapi menjadi terapi OAE terbanyak yang digunakan (67,2%). Kata Kunci: Epilepsi, Karakteristik, Obat Antiepilepsi
GAMBARAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA PADA TAHAP PREKLINIK DAN KLINIK Nadya Bianca; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Dewa Putu Gde Purwa Samatra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i12.P01

Abstract

Untuk menjadi seorang dokter, mahasiswa kedokteran perlu melalui dua tahapan pendidikan, yakni tahap preklinik dan klinik. Kedua tahapan pendidikan ini memiliki beban belajar dan tanggung jawab yang berbeda. Pada tahap preklinik mahasiswa akan dibekali dengan ilmu kedokteran untuk kemudian diaplikasikan pada tahap klinik kepada pasien sebenarnya. Hal ini seringkali mengakibatkan buruknya kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran, khususnya mahasiswa PSPD FK Unud. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur mahasiswa PSPD FK Unud pada tahap preklinik dan klinik. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang deskriptif. Bahan penelitian yang digunakan adalah hasil pengisian kuesioner PSQI oleh mahasiswa PSPD FK Unud semester VII (preklinik) dan semester IX (klinik). Data penelitian diolah menggunakan software SPSS ver. 24. Jumlah sampel penelitian yang diperoleh adalah sebanyak 206 orang, yang terdiri dari 103 mahasiswa tahap preklinik dan 103 mahasiswa tahap klinik. Berdasarkan usia, proporsi terbesar berada pada usia 22 tahun, sebanyak 84 orang (40,8%). Mahasiswa prempuan memiliki proporsi lebih besar, yakni sebanyak 134 orang (65,0%). Berdasarkan hasil perhitungan global PSQI score didapatkan hasil rata-rata kualitas tidur sebesar 6,92 (cut-off point: 5). Dari 69 mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik, sebanyak 43 orang (41,7%) merupakan mahasiswa tahap preklinik dan sebanyak 26 (25,2%) orang merupakan mahasiswa tahap klinik. Dari 137 mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk, sebanyak 60 orang ( 58,3%) merupakan mahasiswa tahap preklinik dan sebanyak 77 orang (74,8%) merupakan mahasiswa tahap klinik. Perlu dilakukan penelitian analitik lebih lanjut untuk dapat mencari faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa PSPD FK Unud pada kedua tahapan pendidikan. Kata kunci : mahasiswa kedokteran, kualitas tidur
KARAKTERISTIK PASIEN MENINGITIS DEWASA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR JANUARI 2018- SEPTEMBER 2019 Nanda Yulinda Lestari; AAA Suryapraba; Kumara Tini; I Gst. Ngr. Ketut Budiarsa
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i5.P11

Abstract

ABSTRAK Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan selaput pembungkus jaringan otak (arakhnoid, piamater) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien meningitis dewasa di RSUP Sanglah Bali Periode Januari 2018-September 2019. Metode deskriptif retrospektif dengan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Populasi yang digunakan yaitu pasien yang terdata pada rekam medis dan menggunakan teknik pengumpulan total sampling. Diperoleh responden sebanyak 70 orang dengan distribusi terbanyak pada kelompok usia 18-31 (28,6%), laki-laki (74,3%), pegawai swasta (38,6%) dan berdomisili di Denpasar (35,7%). Etiologi terbanyak yaitu tuberkolosis (42,2%). Manifestasi klinis yaitu panas (85,7%), nyeri kepala (75,7%), dan kaku kuduk (75,57%). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap WBC menunjukan rerata 14,6±7,2 103/µL (leukositosis). Skor GCS 15 (35,7%). Pemeriksaan kultur mikrobiologi terbanyak No growth (58.6%) diikuti Streptococus Suis (12,9%). Analisa Cairan Serebrospinal dengan rerata jumlah sel 459,8±728,4 Cell/µL , MTP 333,6±189,1 mg/dL, glukosa 49.5±35,2 % dan nonne pandy keruh +++ (25,7%). Hasil CT Scan kepala tersering yaitu edema serebri (50%) dan kondisi pulang membaik (65,7%). Sebagian besar pasien meningitis dewasa berusia 18-31 tahun dengan mayoritas laki-laki, pegawai swasta dan berdomisili di Denpasar. Manifestasi klinis yang tersering yaitu panas, nyeri kepala , kaku kuduk. Hasil CT Scan sebagian besar yaitu edema serebri dan pulang dengan kondisi membaik Kata kunci : meningitis, dewasa, karakteristik
PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA GARMEN DI KOTA DENPASAR Trisha Indah Paramita; Kumara Tini; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Dewa Putu Gde Purwa Samatra
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/.MU.2021.V10.i2.P02

Abstract

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu penyakit yang sering dilaporkan sering dijumpai di kalangan pekerja industri. Pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 di Amerika Serikat CTS diperkirakan terjadi sebanyak 1-3 kasus per 1.000 subyek per tahun. Akibat gerakan berulang yang dilakukan pekerja industri dapat menyebabkan adanya gangguan kesehatan. Berdasarkan data penyakit akibat kerja pada tahun 2014 diperoleh kasus sebanyak 40.694 dimana Bali memiliki jumlah kasus tertinggi sebanyak 5.609 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa kasus penyakit akibat kerja masih cenderung banyak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik CTS pada pekerja garmen di Kota Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metodeI cross-sectional serta melibatkan 59 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kasus CTS pada pekerja garmen di Kota Denpasar adalah 79,2% dimana kasus tertinggi terjadi pada umur >40 tahun sebanyak 74,4%, yang didominasi oleh jenis kelamin perempuan (97,7%) dengan pekerjaan yaitu menjahit (100%) pada pekerja yang telah bekerja selama >2 tahun sebanyak 72,1% dengan kasus terbanyak pada pekerja dengan durasi bekerja 8 jam sehari (51,2%). Keluhan subyektif berkaitan dengan CTS paling banyak dikeluhkan yaitu parestesia/kesemutan selama 1 minggu atau terus menerus (65,1%), menunjukkan hasil positif phalen test sebanyak 51,2% dan dengan jumlah gerakan berulang ?30 kali/menit sebanyak 58,1%. Temuan ini bermanfaat karena dapat memberikan wawasan mengenai prevalensi dan karakkteristik Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja garmen di Denpasar. Diperlukan studi analitik lebih lanjut untuk mencari hubungan antara variabel karakteristik. Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome, Pekerja Garmen, Karakteristik
COVID-19 and cerebrovascular diseases: neuroanatomy and neuropathophysiology overview Ida Ayu Sri Indrayani; Ida Bagus Kusuma Putra; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Nyoman Angga Krishna Pramana; Kumara Tini
Bali Anatomy Journal Vol 4 No 1 (2021): Bali Anatomy Journal (BAJ)
Publisher : Department of Anatomy, Medical Faculty, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36675/baj.v4i1.55

Abstract

Background: COVID-19 has expanded globally and has become a health burden for the entire world's population. SARS-CoV-2 as the causative virus, currently does not only cause respiratory disorders, it also involves other organs, including the cerebrovascular system, causing manifestations in the central and peripheral nervous systems. Review: SARS-CoV-2 is classified under the β-coronavirus genus of the Coronaviridae family, and 1 of 4 major protein of its structures, known as spike (S) glycoprotein acts as an important role in promoting the viral invasion process. Olfactory and trigeminal nerves are suggested to be the entry point of SARS-CoV-2 to central nervous system, and promote the disruption of brain cells and vasculatures. Conclusion: Manifestations of cerebrovascular disease are becoming more intense, where there is a dysregulation of the ACE2 receptor to perform its main tasks due to the SARS-CoV-2 invasion. SARS-CoV-2 viruses cause various impairments to cerebrovascular endothelial cells, promote hypercoagulation and increasing the risk of thrombosis, downregulate the host immune cells and cause hyperinflammation as well as cytokine storm, lead to brain damages and further complications.
Characteristics, comorbidities, and outcomes of acute ischemic stroke cases treated with thrombolysis in Sanglah General Hospital Bali: A case series Ida Ayu Sri Indrayani; Valentina Tjandra Dewi; Ida Bagus Kusuma Putra; I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa; Nyoman Angga Krishna Pramana; Kumara Tini; I Made Oka Adnyana
Bali Anatomy Journal Vol 4 No 1 (2021): Bali Anatomy Journal (BAJ)
Publisher : Department of Anatomy, Medical Faculty, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36675/baj.v4i1.56

Abstract

Background: Intravenous recombinant tissue plasminogen activator (IV rt-PA) in eligible patient groups is the main therapy for acute phase ischemic stroke within 4.5 hours of symptom onset which can significantly improve functional outcome. However, not all patients who underwent thrombolysis had a good outcome. Case: We report a series of seven patients cases undergoing IV thrombolysis from 2019-2020 at Sanglah General Hospital with varying baseline conditions and outcomes. Most cases benefit from IV rt-PA administration. There was one case with a poor outcome and one case with a rare anaphylactic reaction following alteplase administration. Conclusion: The number of thrombolysis procedure which is the main treatment of acute ischemic stroke is quite small. It is necessary to increase public education and understanding regarding the rapid response to acute stroke symptoms. Most of the cases yielded good outcomes while several cases had unfavorable outcomes related to variable factors. Hemorrhagic transformation does not directly associate with poor outcome. Clinicians also need to increase awareness of allergic reactions risk to rt-PA and provide prompt treatment.