Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Seni ITS

Viabilitas Bacillus S1, SS19 dan DA11 pada Medium yang Terpapar Logam Kromium (Cr) Adisya Prima Nurmalita Sari; Enny - Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.225 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.14048

Abstract

Kromium (Cr) tergolong logam berat yang dapat masuk ke lingkungan melalui limbah industri sehingga mencemari lingkungan. Telah diketahui terdapat bakteri resisten Cr yang diisolasi dari limbah yang mengandung logam Cr. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resistensi dan viabilitas Bacillus yang tercekam Cr. Uji resistensi Bacillus dilakukan pada medium nutrient agar yang mengandung K2Cr2O7 50 mg/L, 100 mg/L, 150 mg/L. Uji viabilitas Bacillus dilakukan pada 3 isolat yang dipilih dari uji resistensi. Isolat tersebut dikategorikan lebih resisten dari isolat yang lain. Uji viabilitas dilakukan pada media nutrient broth yang mengandung K2Cr2O7 50, 100, dan 150 mg/L. Kepadatan sel diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 600 nm selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan isolat Bacillus resisten pada medium nutrient agar yang mengandung logam Cr pada konsentrasi ≤ 250 mg/L. Pola pertumbuhan isolat Bacillus yang tercekam logam Cr relatif lebih rendah dibandingkan kontrol. Semakin tinggi konsentrasi Cr yang digunakan, semakin rendah pola pertumbuhan Bacillus.
Potensi Azotobacter sebagai Penghasil Hormon IAA (Indole Acetic Acid) Fahima Tahta Kholida; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.231 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i2.14047

Abstract

Azotobacter adalah kelompok bakteri rhizosfer yang dapat menambat N atmosferik. Azotobacter juga mampu mensintesis hormon pertumbuhan IAA (auksin alami) yang terlibat dalam regulasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tujuan penelitian ialah  untuk mendapatkan isolat Azotobacter yang berpotensi menghasilkan hormon IAA (Indole-3-Acetic Acid). Purifikasi isolat Azotobacter dilakukan menggunakan media Nutrient Agar. Uji potensi sintesis IAA dilakukan dengan metode Salkowski pada media Nutrient Agar-triptofan yang ditunjukkan dengan perubahan warna merah pada isolat. Isolat Azotobacter yang mampu menghasilkan hormon IAA adalah isolat Azotobacter A1a, A1b, A3, A6, A9, dan A10 dengan isolat Azotobacter A9 dan A10 diindikasi merupakan isolat yang produktivitas IAA nya lebih besar dibandingkan isolat lainnya.
Pengomposan Daun Menggunakan Konsorsium Azotobacter Rosidah Kumalasari; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.424 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20679

Abstract

Kompos adalah salah satu pupuk organik yang dibuat dari degradasi bahan organik. Sampah daun adalah sampah organik sehingga dapat dikomposkan oleh mikroorganisme termasuk bakteri. Salah satu mikroorganisme tersebut adalah Azotobacter. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah konsorsium Azotobacter dapat digunakan sebagai pengomposan sampah daun. Konsorsium yang digunakan untuk pengomposan adalah isolat Azotobacter A1b, A3, A6, A9 dan A10. Pengomposan dilakukan dengan mencampur konsorsium dan sampah daun, kemudian diinkubasi sampai ± 8 minggu. Pengamatan maturasi kompos terdiri dari tekstur, warna, bau, dan suhu. Kompos terbentuk setelah 4 minggu inkubasi dengan tekstur remah, warna coklat kehitaman, dan berbau tanah dengan suhu ± 32ºC
Sinergisme Antar Isolat Azotobacter Yang Dikonsorsiumkan Anindya Citra Asri; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.223 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20693

Abstract

Konsorsium mikroorganisme merupakan campuran populasi mikroba dalam bentuk komunitas yang mempunyai hubungan kooperatif,  komensal, dan mutualistik. Secara alamiah, bakteri mampu berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Hubungan antar bakteri dapat mempunyai hubungan sinergis jika substrat cukup dan antara bakteri tidak saling menghambat pertumbuhan. Pada penelitian ini akan dikonsorsiumkan isolat Azotobacter A1b, A3, A6, A9, dan A10 yang diisolasi dari Lahan Eco Urban Farming ITS. Apakah kelima isolat tersebut dapat bersinergi satu dengan yang lainnya. Uji sinergisme menggunakan teknik streak plate pada media Azotobacter agar. Masing-masing isolat digoreskan secara bersinggungan. Diinkubasi 24 jam dan diamati pertumbuhannya. Semua isolat yang diuji sinergisme terhadap isolat yang lain tidak menunjukkan adanya zona hambat pada persinggungan antar isolat. Artinya masing-masing isolat dapat bersinergi satu dengan yang lainnya.
Pelarutan Fosfat oleh Konsorsium Azotobacter Riska Irawan; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.985 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20716

Abstract

Fosfat merupakan makronutrien yang dibutuhkan oleh tanaman dan berperanan penting dalam metabolisme tanaman. Fosfat di tanah cukup melimpah tetapi sulit diserap tanaman karena dalam bentuk tidak terlarut. Bakteri pelarut fosfat merupakan salah satu alternatif untuk mengubah fosfat tidak larut menjadi bentuk terlarut. Isolat Azotobacter dari lahan Eco Urban Farming ITS secara individual dapat melarutkan fosfat, tetapi penelitian pelarutan fosfat menggunakan konsorsium Azotobacter belum dilakukan. Konsorsium menggunakan isolat A1b, A3, A6, A9 dan A10. Umur perlakuan ditentukan dengan kurva pertumbuhan. Uji pelarutan fosfat menggunakan medium Pikovskaya dengan sumber fosfat Ca3[PO4]. Fosfat terlarut diukur setelah 7 hari inkubasi dengan metode spektrofotometri dengan panjang gelombang (λ) 690 nm. Setelah 7 hari inkubasi, fosfat terlarut  yang dihasilkan konsorsium relatif tidak berbeda dengan isolat tunggal A1b yaitu 67,59 dan 67,52 ppm, namun keduanya lebih tinggi dibandingkan dengan isolat A3, A6, A9, dan A10.
Isolasi Bakteri Resisten Antibiotik dari Kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya Lericka Mei Permadi; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.275 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.20792

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem peralihan antara darat dan laut. Keanekaragaman bakteri pada ekosistem mangrove sangat bervariasi termasuk resisten terhadap antibiotik. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah isolat bakteri yang diisolasi dari kawasan mangrove Wonorejo Surabaya resisten terhadap antibiotik. Isolasi bakteri menggunakan metode komposit tanah daerah pasang surut, isolat ditumbuhkan pada medium nutrient agar dengan metode pour plate. Uji resistensi antibiotik menggunakan antibiotik kloramfenikol, tetrasiklin, dan ampisilin (30 µg). Berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni didapatkan 11 isolat bakteri. Seluruh isolat bakteri resisten terhadap 30 µg antibiotik kloramfenikol, tetrasiklin, dan ampisilin, kecuali pada isolat BW 10 bersifat susceptible terhadap tetrasiklin.  
Azotobacter sebagai Agen Biofertilizer Berbentuk Granul Febriana Puji Rahayu; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.598 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25219

Abstract

Konsorsium Azotobacter A1b, A3, A6, A9, dan A10 digunakan sebagai agen pengomposan bentuk curah yang mempunyai makronutrien tersedia berbentuk nitrat, fosfat, dan kalium. Tujuan dari penelitian adalah membentuk biofertilizer curah menjadi biofertilizer granul. Untuk membentuk granul digunakan bahan perekat tepung tapioka, tanah liat, dan gum arabika masing-masing sebesar 5%. Analisis kadar air dan waktu dispersi diujikan untuk mengetahui keefektifan bahan perekat Biofertilizer berbentuk granul dengan bahan perekat tepung tapioka mempunyai waktu dispersi lebih cepat sehingga lebih efektif digunakan dibandingkan tanah liat dan gum arabika. Setelah pengeringan bahan perekat tepung tapioka mempunyai kadar air tertinggi 20,6 %.
Isolasi Bakteri Karbonoklastik Dari Pegunungan Kapur Gian Rukmana; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.598 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25222

Abstract

Bakteri karbonoklastik adalah bakteri yang dapat menghasilkan kalsium karbonat (CaCO3). Presipitasi CaCO3 oleh bakteri dikarenakan adanya aktifitas urease yang menghidrolisis urea menjadi amonium sehingga meningkatkan pH lingkungan dan membentuk ion karbonat, yang selanjutnya berikatan dengan ion kalsium terbentuk CaCO3. Inokulum bakteri karbonoklastik diisolasi dari pegunungan kapur di Gresik , Bangkalan dan Tuban . Isolasi menggunakan medium selektif CCP (Calcium Carbonate Precipitation). Koloni yang tumbuh dipurifikasi selanjutnya dilakukan uji konfirmasi keberadaan urease. Isolat terpilih di identifikasi dengan panduan Bergey’s Manual of Determinative Bacteria. Semua isolat yaitu SG 2, SG 3, SG 4, SG 5 (dari Gresik), JB 2 , JB 3 (dari Bangkalan), AT 2, AT 3 (dari Tuban) dapat menghasilkan urease dan membentuk kristal CaCO3. Isolat SG 3, SG 4, JB 2 , JB 3, AT 2, AT 3 teridentifikasi sebagai genus Bacillus, isolat SG 2 terindentifikasi sebagai genus Sulfidobacillus dan isolat SG 5 teridentifikasi sebagai genus Escherichia.
Profil Protein Bakteri Ureolitik Idea Rahmania Machsun; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.595 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.25813

Abstract

Bakteri ureolitik dapat menghasilkan Urease yang dapat menghidrolisis urea. Bakteri ureolitik dapat ditemukan pada daerah berkapur yang mempunyai pH alkali. Salah satu produk metabolit pada bakteri adalah protein. Protein profiling bertujuan untuk melihat protein yang diturunkan dari organisme untuk menghasilkan informasi tentang protein organisme secara keseluruhan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui profil protein dari bakteri ureolitik. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya isolasi dan purifikasi bakteri dari pegunungan kapur di Jawa Timur. Selanjutnya dilakukan ekstraksi protein untuk analisis protein dengan menggunakan SDS PAGE. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pita protein yang terbentuk berjumlah 11 sampai 18 dengan rentang berat molekul antara 8-132 kDa. Isolat yang mempunyai pita protein paling banyak adalah isolat AT3 dengan jumlah pita protein 18 dengan rentang berat molekulnya 9-132 kDa. Sedangkan isolat yang mempunyai pita protein paling sedikit adalah SG3 dengan 11 dengan rentang berat molekulnya 9-124 kDa.
Skrining Konsorsium Azotobacter Penghasil Fosfatase Rachma Shouma Annisa; Enny Zulaika
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.196 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v6i2.26509

Abstract

Fosfat tersedia  di dalam tanah diperlukan oleh tanaman. Fosfat terlarut dapat disediakan oleh mikroorganisme melalui sekresi asam organik atau secara enzimatik dengan fosfatase. Beberapa anggota genus Azotobacter dapat melarutkan fosfat, namun belum diketahui apakah secara konsorsium dapat menghasilkan enzim fosfatase. Skrining Azotobacter penghasil fosfatase dilakukan dengan medium agar minimal (MM) yang dimodifikasi dengan penambahan p-nitrofenol fosfat (pNPP) sebagai sumber fosfat. Subkultur isolat menggunakan MM broth. Konsorsium Azotobacter A1b, A3, A6, A9, dan A10 mampu memproduksi enzim fosfatase.