Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DEMAM PADA MASYARAKAT DI DESA X KABUPATEN KEDIRI Probosiwi, Neni
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 3, No 1 (2021): Vol.3 No.1 Desember 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v3i1.2313

Abstract

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal sedangkan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek tertentu melalui indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera pengelihatan (mata). Demam merupakan keadaan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu suhu tubuh di atas 38ºC. Swamedikasi adalah suatu pengobatan sendiri oleh masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obat-obatan yang dijual bebas di pasaran atau obat keras yang bisa didapat tanpa resep dokter dan diserahkan oleh       apoteker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil swamedikasi dan untuk mengetahui tingkat pengetahuan swamedikasi masyarakat di Kelurahan X Kota Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel secara accidental sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, menggunakan sampel sebanyak 130 orang. Responden yang digunakan pada penelitian ini mulai usia 17 tahun – >65 tahun yang merupakan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan responden yang paling banyak melakukan swamedikasi yaitu responden usia dewasa awal  (37%), memiliki jenis kelamin perempuan (73%), dengan tingkat pendidikan terakhir SMA (63,9%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (36,9%). Gambaran profil swamedikasi menunjukkan penyakit yang sering ditangani dengan swamedikasi adalah penyakit Flu (39%) dengan durasi selama 3 hari (67,7%). Mayoritas responden mendapatkan informasi mengenai obat melalui media sosial (64%) dan membeli obat di apotek (57,7%).Gambaran tingkat pengetahuan swamedikasi masyarakat di desa X Kabupaten kediri yaitu 66,5% berpengetahuan baik, 25% berpengetahuan cukup dan 8,5% berpengetahuan kurang. Hasil analisi rank-spreman dan chi-square dari hasil semua variabel menunjukkan hasil lebih dari 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan dengan tingkat pengetahuan.
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Medication Error Pasien Rawat Inap di Klinik X Kediri Neni Probosiwi; Tsamrotul Ilmi; Nur Fahma Laili; Henni Wati; Lintang Bismantara B.G.PS; Anggeria Nimas Saputri; Desna Talia Saputri
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 21, No 3 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v21i3.1605

Abstract

Medicaction error is an important problem in the health sector that can increase mortality, increase the duration of hospitalization, and increase the cost of treatment. Identifying the risk factors for medication errors is an important first step in preventing medication errors. This study aimed to identify the relationship between patient characteristics and medication errors in inpatients at clinic x. The study was conducted qualitatively with a cross-sectional design with recorded data. The study was conducted using clinical record data from July to December. The study sample consisted of 196 patients who met the inclusion criteria with a consecutive sampling technique. Analysis of the relationship between variables was carried out by chi-square analysis with a significance value of 5% (0.05). The results showed that inpatients at clinic x experienced medication errors of 17.86% which consisted of prescribing errors of 2.55% and administrative errors of 15.31%. Patient gender was not significantly associated with medication errors (p> 0.05). Patient age was significantly associated with medication errors (p<0.001). The number of drugs was significantly associated with medication errors (p<0.001). Length of stay was not significantly associated with medication errors (p < 0.05). Drug class was significantly related to medication error. The conclusion is that the patient's age, the number of drugs received by the patient and the class of drugs are factors related to the incidence of medication errors. The patient aspect also contributes to the risk factor for medication errors so that it can be considered in preventing medication errors in health practice by health workers.
Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Swamedikasi Common Cold di Apotek X Kabupaten Nganjuk Nur Fahma Laili; Anggi Restyana; Neni Probosiwi; Lisa Savitri; Elly Megasari; Tridoso Sapto A; Evi Laela Sari; La’ally Maula
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 21, No 3 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v21i3.1720

Abstract

Common cold or salesmas is an upper respiratory tranct infection caused by a virus. Therapy of the common cold can be done through self-medication. Self-medication is a form of community effort to maintain and increase health level. Self-medication requires good knowledge to result good behavior. This study aims to determine the corelation between knowledge on the behavior of self-medication of common cold in apotek x Nganjuk regency. This research is a descriptive observational study with a cross sectional research design with data collection through knowledge and behavior questionnaires. From the research results obtained 104 research respondents who met the inclusion criteria. The results obtained are high level of knowledge (59.6%), moderate (38.5%), low (1.9%), for the level of good behavior (73.1%), moderate (24.0%), less (2.9%). The significance value obtained is 0.000 and and the value of the correlation coefficient with a strong positive correlation direction of 0.513 which means that there is a relationship between the level of knowledge on the behavior of self-medication of common cold in apotek x in Nganjuk regency.
Effects of modified brief counseling-5A on illness perception, compliance with medication, and fasting blood sugar levels of diabetes mellitus patients Neni Probosiwi; Akrom Akrom; Titiek Hidayati; Ginandjar Zukhruf Saputri
Pharmaciana Vol 10, No 1 (2020): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.569 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v10i1.12383

Abstract

Diabetes mellitus is a degenerative disease with persistently increasing prevalence. When patients lack knowledge of their illness and compliance with oral drug therapy, it can lead to treatment failure. This study aims to determine the effect of counseling on disease perception and medication adherence for patients with diabetes mellitus. This prospective observational cohort study aimed to determine the effects of counseling on illness perception and adherence to medication among patients with diabetes mellitus. A sample of 72 patients was selected by consecutive sampling technique and, then, evenly divided into two, namely counseling group and non-counseling group. The data were collected prospectively through observation, interview, brief counseling with the 5A strategies, and questionnaire survey. The result show that counseling had a significant effect on illness perception (p=0.000). Counseling had a significant effect on adherence to medication (p=0.027). Counseling had a significant effect on lowered blood sugar levels (p=0.028). Conclusion: counseling is believed to be able to reduce patients’ negative perceptions of diabetes mellitus and, consequently, increase adherence to oral drug consumption. 
Hubungan Karakteristik Pasien dengan Perilaku Swamedikasi Analgesik di Apotek Kabupaten Kediri, Indonesia Tsamrotul Ilmi; Yayuk Suprihatin; Neni Probosiwi
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 17, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jkk.17.1.21-34

Abstract

Swamedikasi adalah upaya masyarakat dalam mengobati dirinya sendiri secara mandiri terhadap penyakit yang ringan. Analgesik merupakan salah satu jenis obat yang banyak digunakan secara swamedikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien dengan perilaku swamedikasi analgesik di apotek Kabupaten Kediri tahun 2019. Metode penelitian adalah survei analitik Cross-Sectional, menggunakan kuesioner yang melibatkan 106 pasien di 37 apotek Kabupaten Kediri. Apotek ditentukan secara Stratified Random Sampling berdasarkan data jumlah apotek di seluruh Kabupaten Kediri. Variabel independen yaitu karakteristik pasien, sedangkan variabel dependen yaitu perilaku swamedikasi analgesik. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik non-parametrik Chi-Square. Hasil penelitian menemukan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan analgesik secara swamedikasi sebesar 51,9%, usia 30 tahun ke atas sebanyak 67%, pekerjaan terbanyak adalah karyawan swasta/wiraswasta sebesar 49,1%, pendidikan terbanyak pasien adalah lulusan SMA sebesar 50%, dan 74,5% berpenghasilan rendah. Sebagian besar pasien memiliki perilaku yang baik dalam melakukan swamedikasi analgesik (79,2%). Simpulan penelitian adalah karakteristik pasien yang meliputi pekerjaan (p=0,013) dan pendidikan (p=0,001) berhubungan dengan perilaku swamedikasi analgesik di apotek Kabupaten Kediri tahun 2019. Karakteristik pasien yang tidak berhubungan meliputi jenis kelamin, usia dan penghasilan.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOLIK DAUN SIRIH MERAH ( Piper crocatum ) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT JANTAN PUTIH Nur Fahma Laili; Lisa Savitri; Neni Probosiwi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488 KB) | DOI: 10.30737/jafi.v1i1.621

Abstract

Tanaman sirih merah ( Piper c rocatum ) dikenal sejak dulu sebagai tanaman pengobatan tradisional secara alami yang secara empiris digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit salah satunya dapat digunakan untuk mengobati penyakit asam urat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui uji aktivitas ekstrak etanolik daun sirih merah ( Piper crocatum ) terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit jantan putih. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu melalui metode maserasi. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit, kemudian diberikan perlakuan masing-masing kelompok, setelah 1 jam diambil darah mencit melalui proses pembedahan kemudian kadar diukur melalui reaksi enzimatik menggunakan spektrofotometer UV-Vis 1601 dengan panjang gelombang 546 nm. Ekstrak etanolik daun sirih merah  dapat menurunkan kadar asam urat darah dan perbandingan pemberian allupurinol dan pemberian ekstrak etanolik daun sirih merah yaitu pemberian allupurinol dosis 10 mg/kgBB dapat menurunkan kadar asam urat 85,18% lebih besar dibandingkan pemberian ekstrak etanolik daun sirih merah dengan dosis 0,0041 gram dapat menurunkan kadar asam urat 60,15%. Ekstrak etanolik daun sirih merah ( Piper crocatum ) dapat menurunkan kadar asam urat darah pada mencit putih jantan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut senyawa aktif utama pada daun sirih merah ( Piper crocatum ) yang mampu menurunkan kadar asam urat darah 
HUBUNGAN ANTARA KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS JETIS 1 BANTUL Neni Probosiwi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 1, No 2 (2020): Vol. 1 No. 2 Juni 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v1i2.784

Abstract

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang terus mengalami peningkatan di Indonesia. Ketidakpahaman dan ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan terapi obat oral dapat menimbulkan kegagalan terapi. Kepatuhan minum obat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status pernikahan terhadap kepatuhan penggunaan antidiabetik oral. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan metode yang digunakan adalah survei analitik melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dengan 72 responden. Penelitian dilakukan pada pasien diabetes melitus rawat jalan yang diterapi dengan obat antidiabetik oral di pelayanan kesehatan Puskesmas Jetis 1 Bantul pada bulan Mei – Agustus 2018. Variabel bebas berupa antidiabetik, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan. Variabel terikat penelitian berupa kepatuhan minum obat. Kepatuhan diukur dengan menggunakan kuesioner MARS. Data dianalisis dengan analisis chi square. Hasil menunjukkan bahwa antidiabetik dan status pernikahan berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat antidiabetik oral. Sebagian besar pasien yang patuh minum obat antidiabetik oral adalah pasien berantidiabetik 41 sampai 60 tahun dan pada pasien yang menikah. Jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat antidiabetik oral. Dengan demikian, kepatuhan minum obat antidiabetik oral berkaitan dengan kondisi sosioekonomi pasien terutama berkaitan dengan usia dan status pernikahan pasien.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Pasien Hipertensi di Rumah Sakit X Daerah Malang Nur Fahma Laili; Neni Probosiwi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 3, No 1 (2021): Vol.3 No.1 Desember 2021
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v3i1.2315

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah diatas normal. Kesadaran dalam hal pengobatan untuk mencegah keadaan komplikasi yang serius perlu penanganan yang tepat terutama tingkat pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien hipertensi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan pasien hipertensi di Rumah Sakit X Daerah Malang. Jenis penelitian ini adalah observasional prospektif dengan analisa deskriptif sampel diambil dengan teknik purposive sampling pada seluruh pasien hipertensi rawat jalan di rumah sakit X daerah malang. Pengambilan sampel sebanyak 90 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan analisa data statistik SPSS dengan menggunakan uji chi suare didapatkan Responden Hipertensi di Rumah Sakit X daerah Malang yang memiliki pengetahuan baik sebanyak (83,30%), responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak sebanyak (16,67%)  tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang mengenai pengetahuan hipertensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu usia, pendidikan, sumber informasi (P<0,05)
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK DAN OBAT MEREK DAGANG DI DESA X KABUPATEN KEDIRI Neni Probosiwi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol 4, No 1 (2022): Vol. 4 No.1 Desember 2022
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v4i1.3657

Abstract

Obat Generik merupakan jenis obat yang mempunyai kandungan bahan aktif yang sama dengan obat paten, mempunyai nama resmi yang sudah ditetapkan dalam farmakope Indonesia dari World Health Organization (WHO) untuk zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya. Nama obat generik terletak sebagai judul monografi dari sediaan – sediaan obat yang mengandung sebagai nama generik sebagai zat tunggal. Obat merk dagang merupakan obat yang diproduksi, serta dipasarkan dengan nama dagang. Untuk mengcover biaya penelitian serta pengembangan karena biaya promosisi yang tidak sedikit sehingga obat tersebut boleh diproduksi oleh semua industry farmasi dan setiap pabrik mebmberi nama sendiri sebagai merek dagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat generik dan obat merek dagang di Desa X Kabupaten Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif  prospektif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 110 orang dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Desa X Kabupaten Kediri yang berumur mulai 17 tahun sampai 65 tahun. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Desa X Kabupaten Kediri dari 110 responden yang memiliki pengetahuan tentang obat generik dan obat merk dagang yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 (15%) Responden, Kategori cukup sebanyak 46 (42%) responden, dan yang termasuk kategori kurang sebanyak 47 (43%) responden.
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG OBAT GENERIK DAN OBAT MEREK DAGANG DI DESA X KABUPATEN KEDIRI Neni Probosiwi
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol. 4 No. 1 (2022): Vol. 4 No.1 Desember 2022
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v4i1.3657

Abstract

Obat Generik merupakan jenis obat yang mempunyai kandungan bahan aktif yang sama dengan obat paten, mempunyai nama resmi yang sudah ditetapkan dalam farmakope Indonesia dari World Health Organization (WHO) untuk zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya. Nama obat generik terletak sebagai judul monografi dari sediaan – sediaan obat yang mengandung sebagai nama generik sebagai zat tunggal. Obat merk dagang merupakan obat yang diproduksi, serta dipasarkan dengan nama dagang. Untuk mengcover biaya penelitian serta pengembangan karena biaya promosisi yang tidak sedikit sehingga obat tersebut boleh diproduksi oleh semua industry farmasi dan setiap pabrik mebmberi nama sendiri sebagai merek dagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat generik dan obat merek dagang di Desa X Kabupaten Kediri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif  prospektif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 110 orang dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Desa X Kabupaten Kediri yang berumur mulai 17 tahun sampai 65 tahun. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di Desa X Kabupaten Kediri dari 110 responden yang memiliki pengetahuan tentang obat generik dan obat merk dagang yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 (15%) Responden, Kategori cukup sebanyak 46 (42%) responden, dan yang termasuk kategori kurang sebanyak 47 (43%) responden.