Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Diseminasi Maggot sebagai Pakan Lokal Alternatif Sumber Protein Ayam Kampung pada Kegiatan PKM Kelompok Tani-Ternak Liku Labbua di Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto Sri Purwanti; Muhammad Rachman Hakim; Ilham Syarif
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 5 No 3 (2021): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v5i3.488

Abstract

A technology dissemination program aimed at the community is carried out with a focus on the main problems experienced by partners and provides sustainable solutions based on the potential and resources owned by internal partners themselves. The implementation of this program aims to increase the capacity of farmers by providing information on the potential utilization of natural resources in their land. That resources especially agricultural and livestock waste that can be used as a medium for developing feed ingredients from insects i.e., BSF larvae (maggot). It will be used as an alternative feed for native chickens. Service activities are carried out through several stages including preparation, socialization, extension and demonstrations, as well as assistance so that farmers can independently carry out technology transfer packages themselves. During the activity, group members showed a high level of participation. Demonstration plots for rearing BSF larvae followed by feeding either processed or fresh larvae to native chickens. It was focused on one member of the group who was more ready to receive the technology package. From the evaluation results obtained that partners have additional information on how to cultivate maggot as an alternative source of protein feed, get to know local feed raw materials around and management of free-range chickens. Maggot cultivation results that are harvested at the age of 15 days are directly given to members’ chickens. At the end of the service activities, partners get a lot of experience and new skills, namely maggot cultivation.
PENINGKATAN KAPASITAS MANAJEMEN KEUANGAN USAHA BERBASIS PARTISIPATIF BAGI KELOMPOK TANI HUTAN (KTH) Abdullah Sanusi; Suryanto Arifin; Icha Musywirah Hamka; Burhan Kadir; Ilham Syarif; Muhammad Irdam Ferdiansah; Sahriyanti Saad
EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 6 (2023): EJOIN : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/ejoin.v1i6.1100

Abstract

Ketidakmampuan kelompok dalam bidang manajemen pemasaran oleh karena itu dibutuhkan upaya peningkatan kapasitas secara kelembagaan baik dari aspek strategi, manajemen, pemasaran, kewirausahaan dalam unit usaha produksi jamur tiram segar, produksi keripik jamur tiram dan produksi abon jamur tiram. Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini memberikan peningkatan kapasitas manajemen keuangan usaha berbasis partisipatif dalam bentuk pelatihan strategi, manajemen, pemasaran, kewirausahaan dalam unit usaha Kelompok Tani Hutan (KTH) Samber. Permasalahan mitra masih terkendala dengan Manajemen Pemasaran dan Transportasi, jarak tempuh dari dari Kota Makassar sekitar 99,7 Km dan 66,7 Km ke Kota Maros dengan menggunakan kendaraan pribadi. Kegiatan dilaksanakan di Desa Samaenre Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros dengan peserta anggota KTH dan aparat pemerintah desa. Pendekatan yang digunakan Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan metode Focus Group Discussion (FGD) dan penyampaian materi serta tanya jawab umpan balik yang disertai dengan visualisasi. Hasil FGD menunjukkan bahwa hasil produksi jamur segar dan kripik jamur yang dihasilkan pasarnya sudah tersedia, harga pokok produksi dan harga jual sudah ditetapkan namun terkendala pada pembayaran dari stockist yang kadang pembayaran dilakukan perminggu, perbulan bahkan ada yang membayar setelah barang habis. Hasil FGD juga mendapatkan hasil bahwa minat anggota kelompok menurun untuk membudidayakan jamur salah satu penyebabnya karena stockist lambat melakukan pembayaran karena beberapa bahan baku harus didatangkan dari luar desa.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak itik melalui budidaya maggot sebagai sumber pakan ternak itik di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan Kasmiyati Kasim; St. Rohani; Muh. Ridwan; Ilham Syarif; Muh Zulkifli; A. Nurul Izzah Hirdan; Windiana Windiana
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v1i2.478

Abstract

Permasalahan mitra pengabdian yaitu penyediaan pakan untuk ternak itik masih terbatas pada saat musim tanam di sawah, sehingga peternak harus menjamin ternak itiknya dengan pakan pabrikan yang harganya mahal dan juga mengandalkan sisa makanan di dapur. Adanya keterbatasan biaya pakan, sehingga peternak itik harus mencari alternatif untuk menekan biaya pakan tersebut. Salah satu solusi yang diberikan adalah melakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan mengenai budidaya maggot. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya kelompok Tani Samalewae dalam budidaya maggot. Diharapkan, hasil akhir dari kegiatan ini, peternak bisa menambah populasi ternak itiknya dengan mengurangi pembelian pakan pabrikan dan pada kondisi tidak ada panen di sawah. Metode pengabdian yang dilakukan yaitu ceramah, diskusi dan praktek. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini terlihat bahwa selama pemberian materi berlangsung dari awal sampai akhir, para peserta terlihat sangat serius dan antusias dalam menerima dan menanggapi materi yang disampaikan. Begitu Pula pada saat praktek, terlihat partisipasi peserta membantu tim pengabdian membuat kandang maggot dan mengatur peralatan bahan dan peralatan di kandang maggot. Hasil monitoring pasca kegiatan pengabdian terlihat bahwa sudah ada pengetahuan peternak mengenai budidaya maggot, walaupun belum maksimal. Untuk keberlanjutannya diharapkan pihak pemerintah setempat melakukan pendampingan dengan tujuan budidaya maggot ini dapat berkembang di daerahnya.