Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

SASTRA IDEALIS VERSUS INDUSTRI KREATIF: STUDI KASUS FILM NAY SEBAGAI BENTUK FILMISASI NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU Ririe Rengganis
Jurnal Pena Indonesia Vol. 3 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpi.v3n1.p40-58

Abstract

Idealism in literary studies often confronted with other interests embedded within the study. In addition to beautiful, literature must have utility for the people who enjoy it in the form of works, among which is a form of (prose) and the film (screenplay and theater). Either in the form of a novel (prose) or in the form of a film, idealism is not to be found entirely because there are some considerations due to the interests attached to them. These considerations include, first, the sensor associated with the norms that exist in people's lives in Indonesia, and secondly, related to the interests of owners of capital to finance the cost of production of the idealistic work to be conveyed to the public audience. Censorship in the film and the work done through the use of language of the author. This is done because the language in the works are an expression of the author as Lacan statement in the theory of subjectivity. In this paper, idealism within Djenar Maesa Ayu (DMA) as the author of the novel Nayla as well as a screenwriter and film director Nay is also expressed through the language of metaphor and metonymy are loaded in order to avoid censorship. The use of metaphor and metonymy that do DMA also consider the norms as reflected in Indonesian society.
REPRESENTASI SEKSIME DALAM KOLOM KOMENTAR NETIZEN PADA BUDAYA POPULER KONTEN TIKTOK HASTAG #WANITAKUAT (KAJIAN WACANA KRITIS SARA MILLS) Rizka Aprilia Prastika Sari; Tengsoe Tjahjono; Ririe Rengganis
Jurnal Education and Development Vol 10 No 3 (2022): Vol.10. No.3 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.746 KB)

Abstract

Fenomena Budaya Populer TikTok sekarang dengan antusias digunakan sebagai alat untuk pembaruan dan kreativitas pengguna. Konten TikTok sebagai platform komunikasi yang sangat luas telah terbukti menjadi pedang bermata dua bagi pengguna.Selain sebagai sumber informasi dan sarana pemenuhan diri, ada juga TikTok yang menimbulkan bahaya besar bagi kehidupan sosial, seperti perlakuan seksisme. TikTok merupakan media sosial yang mengangkat isu seksisme terhadap perempuan dan ditunjukkan dengan komentar netizen pada konten dari kreator TikTok. Penelitian ini menetapkan metode kualitatif berdasarkan desain analisis wacana kritis Sara Mills. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan seksisme terkait dengan subjek-objek dan posisi penulis-pembaca dalam sebuah bagiankomentar netizen pada akun konten TikTok kreator. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perempuan kurang unggul dari laki-laki, dianggap makhluk yang rapuh, destinasi seksual, dan perempuan dipaksa menikah, ditekan untuk memiliki anak, dan tidak mampu bekerja.
TIGA NOVEL KARYA OKKY MADASARI: PERSPEKTIF KRIMINOLOGI LINGKUNGAN Ahmad Burhanuddin; Anas Ahmadi; Ririe Rengganis
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i1.319

Abstract

Kelangsungan hidup manusia banyak bergantung pada kelestarian lingkungan. Jika ekosistem terganggu, maka akan terganggu pula kesejahteraan hidup manusia. Alam menjadi jembatan para pengarang dan penulis karya sastra untuk menyampaikan suasana, citraan, latar, ataupun, tema besar yang ada dalam karya sastra. Tiga novel karya Okky Madasari merupakan salah satu novel anak yang di dalamnya terdapat peristiwa tentang lingkungan yang menarik untuk dikaji. Pentingnya penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui kejahatan lingkungan yang ada pada ketiga novel tersebut. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik kepustakaan. Dari hasil penelitian didapat tiga permasalahan lingkungan yang terdapat pada ketiga novel karya Okky Madasari yakni perburuan liar, perburuan sastwa langka dan eksploitasi lautan. Di dalam novel, penulis tidak hanya menunjukkan berbagai fenomena kejahatan lingkungan saja, namun disertai dengan penyelesaian dari setiap permasalahan lingkungan, baik itu dilakukan oleh tokoh utama maupun bukan. Melalui novel-novel ini juga tampak bahwa karya sastra juga memiliki peranan dalam upaya pelestarian lingkungan.
THE MYTH OF HOMECOMING in THE FILM PURANG BY AZHAR KINOI LUBIS A STUDY OF ROLAND BARTHES' SEMOTICS Mufti Isror Alfarobby; Ririe Rengganis
Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 22 No 2 (2023): BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 22 Nomor 2 Juli 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/bahtera.222.04

Abstract

ABSTRACT The film that will be studied in this research is "Pulang" by Azhar Kinoi Lubis. The film, produced by KlikFilm Productions, RK23 and Canary studios, premiered on April 2, 2022. Carrying the genre of Indonesian family drama. The analysis in this study was conducted to describe the symbols in the film Pulang and identify the form of meaning contained in it, starting from the meaning of denotation, connotation and myth. The method used in this research is Content Analysis using Rolan Barthes' semiotic analysis theory. This study uses descriptive qualitative research to solve 3 main problems, including: (1) identifying the meaning of denotation, (2) identifying the meaning of connotation, (3) outlining the meaning of myth in the cinema entitled Pulang by director Azhar Kinoi Lubis. This research concludes that the denotative meaning in this film is about the amount of love that parents have for their children, the connotative meaning of each conflict that arises as a result of their respective egos, and the myth of going home to hometown is not only about going home to celebrate a meeting, but also about going home to celebrate a meeting. Keywords: film, semiotic, connotation, denotation, myth
REPRESENTASI STRUKTUR NARATOLOGI DALAM KUMPULAN KARYA DEWI LESTARI : KAJIAN NARATOLOGI A.J GREIMAS Kartika Irene Widjanarko; Setya Yuwana; Ririe Rengganis
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i2.451

Abstract

Karya sastra merupakan suatu karangan yang ditulis berdasarkkan imajinasi penulis. pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan narasi kumpulan tulisan yang diciptakan oleh Dewi Lestari. Penelitian ini menggunakan teori naratologi dengan menguraikan dan mendeskripsikan struktur aktan. Hal ini aktan yang dimaksud adalah keselarasan unsur pembangun di dalam suatu karya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan bentuk data tidak menggunakan hitungan angka. Sumber data yang penelitian ini adalah kumpulan karya sastra Dewi Lestari, yaitu Perahu Kertas, Supernova Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh, Supernova Akar, Supernova Petir, Supernova Partikel, Supernova Gelombang, dan Filosofi Kopi. Data yang digunakan adalah unsur pembangun cerita yang termasuk dalam struktur aktan naratologi. Pada tahap pengumpulan data, peneliti membaca karya sastra terlebih dahulu, kemudian menganalisis unsur pembangun yang ada dalam cerita setiap karya sastra, dan setelah semua data terkumpu, data tersebut dianalisis dengan teori naratologi A.J Greimas dengan memerhatikan struktur aktan. Setelah data dianalisis data tersebut dicari persamaan agar dapat bertemu tali penghubung yang membuat cerita stiap karya sastra Dewi Lestari menjadi padu. Hasil penelitian ini adalah data yang telah dianalisis sesuai dengan aktan, yakni sesuai dengan pengirim, subjek, objek, penerima, penolong, dan penentang. Berdasarkan analisis data di setiap karya tersebut menampilkan cerita yang mengusung tema imajinatif atau fantasi
INTERAKSI TEORI EKSISTENSIALISME JEAN PAUL SARTRE DAN KRITIK SASTRA DALAM KARYA NANA SASTRAWAN Cicik Yulianita; Setya Yuwana; Ririe Rengganis
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i2.452

Abstract

Penelitian ini membahas interaksi antara teori eksistensialisme Jean Paul Sastre dan kritik sastra dalam karya “Nana Sastrawan”. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis bagaimana pandangan eksistensialisme Sartre tercermin dalam karakter dan plot novelnya, serta bagaimana kritik terhadap masyarakat dan kebebasan individu diungkapkan melalui karya sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis sastra dengan pendekatan kualitatif. Data yang diambil berdasarkan analisis terhadap novel Nana, dengan fokus pada karakter-karakter dalam novel, dialog, serta peristiwa yang terjadi dalam alur. Data juga diperoleh melalui telaah literatur terkait teori eksistensialisme Sartre dan kritik sastra terkait dengan dengan konteks penelitian. Temuan hasil penelitian mengindikasikan bahwa eksistensialisme Sartre tercermin dalam karakter-karakter dalam Nana yang dihadapkan pada pilihan-pilihan bebas dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Novel ini juga mengkritisi masyarakat dengan menggambarkan ketidakpastian eksistensial individu menghadapi ekspektasi dan norma sosial yang mengikat. Kebebasan individu menentukan makna hidup mereka juga diungkapkan melalui konflik dan dilema yang dihadapi oleh karakternya. Simpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa karya sastra Nana secara kuat memperlihatkan pengaruh eksistensialisme Sartre dan kritik sastra dalam menggambarkan kondisi eksistensial manusia, pandangan kritis terhadap masyarakat, dan pentingnya kebebasan individu dalam menentukan makna hidup. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang interaksi antara teori eksistensialisme Sartre dan kritik sastra dalam konteks karya sastra Nana Sastrawan.
REPERTOIRE DALAM KARYA-KARYA NOVEL ANDREA HIRATA ANALISIS RESPONS ESTETIK WOLFGANG ISER Muhamad Hambalie Anshor; Setya Yuwana; Ririe Rengganis
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i2.456

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripikan repertoire dalam karya-karya novel Andrea Hirata. repertoire adalah konsep pada teori resepsi sastra Wolfgang Iser. Repertoire dapat diartikan juga gudang pengetahuan, dan memiliki unsur-unsur yang tidak bisa lepas dari konteks ekstratekstual. Unsur-unsur tersebut diungkapkan kemudian akan membangun imaji pembaca dan mengkonkretkan makna dari teks tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori resepsi Wolfgang Iser. Dengan pendekatan ini penulis mendapatkan data berupa objek ilmiah yang disajikan secara deskriptif dari hasil penelitian yang didapatkan. Pada pengumpulan data peneliti mengumpulkan data primer dan sekunder. Data primer dimaksudkan untuk menjlekasn teks yang ada pada teks karya-karya novel Andrea Hirata. kemudian data sekunder dimaksudkan untuk menjelaskan referensi objek kajian repertoire. Metode analisis data yang digunakan adalah metode pembacaan. Teori yang digunakan adalah repertorie Wolfgang Iser. Teori tersebut menekankan pada wujud gudang pengetahuan dalam teks. Selain itu pembaca juga mengklasifikasikan dan mendeskripsikan data yang diperoleh dan data yang diperoleh tersebut disesuaikan dengan objek kajian repertoire dalam teks. Hasil penelitian mendeskripsikan adanya repertoire berupa historis dan norma-norma sosial dan budaya. Norma historis digambarkan adanya capitalism ersatz yang membuat masyarakat Belitong tersiksa dalam ekonomi. Lalu pada kara-karya Andrea Hirata juga jelas digambarkan budaya, golongan masyarakat, kemudian kondisi sosial masyarakat Belitong. Semua itu disatukan oleh kopi, dari meminum kopi bisa menyatukan berbaga kalangan, berbagai budaya, berbagai etnis yang ada di Belitong tanpa adanya perpecahan.
NILAI SPIRITUAL PADA TOKOH DALAM KUMPULAN KARYA YUSRIL IHZA (PERSPEKTIF SPIRITUAL QUOTIENT) Rika Rofi'atul Hajjah; Setya Yuwana; Ririe Rengganis
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i2.457

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan unsur spiritual quotient dalam tiga karya sastra Yusril Ihza yaitu naskah drama Menunggu Badai Reda, naskah drama Lahirnya Kematian, dan antologi puisi “Syair Pendekar Kelana”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka serta teknik analisis Miles dan Huberman melalui reduksi, penyajian, dan penyimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan 9 jenis spiritual quotient dalam tiga karya objek penelitian yaitu 1) sikap fleksibel, 2) tingginya kesadaran diri, 3) kemampuan memanfaatkan dan mengadaptasi penderitaan, 4) kemampuan melampaui dan menghadapi rasa sakit, 5) memiliki visi dan misi, 6) sikap enggan merugikan orang lain, 7) pandangan holistik, 8) tanggung jawab, dan 9) kemampuan bertanya dan mencari jawaban.
IKON, INDEKS, DAN SIMBOL BUDAYA INDRAMAYU DALAM KARYA-KARYA KEDUNG DARMA ROMANSHA Agung Joyo Mulyono; Setya Yuwana Sudikan; Ririe Rengganis
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i2.458

Abstract

This article discusses the icons, indexes, and cultural symbols of Indramayu in Kedung Darma Romansha's works in the form of short stories, poetry and novels, totaling five books, namely: (1) Kelir Slindet, (2) Telembuk Dangdut dan Kisah Cinta yang Keparat, (3) )Rab(b)i, (4)Rahi(i)m, and (5)Tarling Dangdut Diva Pantura. The approach in this study uses semiotics as an approach to a literary work, while these works will be analyzed using the theory of icons, indexes and symbols. Indramayu's cultural icons in his prominent works are found in the words, TKW, RCTI, PSK, and Mango. Indramayu's cultural index is often seen in his work because of the Third Prey which weakens the economy, prostitutes, and unusual household life. While the cultural symbols of Indramayu in his work, there are several that often appear in the beliefs of the people of Indramayu in mysticism, reflected in the scientific terms "sir manitis" and "Kaliang kuli kedapa". and having fun, as well as the ylang flower in the ngarot tradition which symbolizes whether a woman is still a virgin or not.
REPRESENTASI GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY (KAJIAN STILISTIKA SASTRA) Nur Farsah Meilinia Tuharea; Setya Yuwana; Ririe Rengganis
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v8i2.459

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menemukan representasi gaya bahasa yang termuat dalam kumpulan karya novel Habiburrahman El Shirazy. Proses penelitian hingga memunculkan hasil menerapkan pendekatan kualitatif yang deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka serta teknik pengolahannya dengan cara mereduksi data, menyajikan data, kemudian menarik kesimpulan Miles dan Huberman. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah delapan novel karya Habiburrahman El Shirazy yaitu Ayat-ayat Cinta 1, Ayat-ayat Cinta 2, Ketika Cinta Bertasbih, Bidadari Bermata Bening, Cinta Suci Zahrana, Pudarnya Pesona Cleopatra, Bumi Cinta, dan Dalam Mihrab Cinta. Hasil analisis menunjukkan bahwa ditemukan majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran dalam delapan novel tersebut. Kata Kunci: majas, novel, stilistika