Gunomo Djojowasito
Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Efektivitas Pita Tanam Organik sebagai Mulsa pada Tanaman Padi (Oryza sativa) Izaniyah, Alfin; Lutfi, Musthofa; Yulianingsih, Rini; Djojowasito, Gunomo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.419 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja pita tanam organik (PTO) sebagai mulsa pada berbagai variasi tebal dan lebar PTO. Percobaaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 3 (tiga) kali ulangan dan dibandingkan dengan kontrol.  Faktor I adalah lebar PTO (L) yang terdiri dari 5 taraf, masing-masing adalah, L1: 4 cm, L2 : 5 cm, L3: 6 cm, L4 : 7 cm dan L5 : 8 cm. Sedangkan faktor II adalah tebal PTO (T) yang terdiri dari 2 ketebalan yaitu T1: 0.5 mm dan T2 : 1.0 mm. Hasil percobaan membuktikan bahwa lebar PTO berpengaruh terhadap evaporasi air tanah. Lebar pita tanam organik 8 cm dengan tebal 1 mm menghasilkan evaporasi paling rendah yaitu 3,467 mm hari-1. Lebar pita tanam organik berpengaruh terhadap pertumbuhan gulma dan efisiensi penggunaan air. Lebar pita tanam organik 8 cm dapat menghambat pertumbuhan gulma dan meningkatkan efisiensi penggunaan air. Sedangkan tebal pita tanam organik berpengaruh terhadap kadar air dan suhu. PTO dengan ketebalan 1 mm dapat meningkatkan kadar air dan menurunkan suhu. Kata Kunci : Pita Tanam Organik, Mulsa, Tanaman Padi
Pembuatan dan Pengujian Kantong Tanam organik Dari Bahan Eceng Gondok (Eichoirnia Crassipes (Mart.) Solms) Pudjiono, Ekoyanto; Djojowasito, Gunomo; Widiatmoko, Rumekso
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3, No 1 (2002)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.814 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: (a) Membuat kantong tanam organik dari bahan utama eceng gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solms), (b) Menguji kekuatan dan ketahanan kantong tanam organik sebagai wadah persemaian tanaman tembakau. Perlakuan yang digunakan ada dua macam, yaitu (a) Kantong tanam dengan komposisi campuran bahan eceng gondok dan kertas koran meliputi M1: 100% eceng gondok dan 0% kertas koran;  M2: 99,5% eceng gondok dan 0,5% kertas koran;  M3: 99,0% eceng gondok dan 1,0% kertas koran;  M4: 98,5% eceng gondok dan 1,5% kertas koran; dan (b) Penambahan NaOH dengan bobot T1: 20 gram;  T2: 25 gram;  T3: 30 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketebalan kantong organik yang dihasilkan beragam dengan ketebalan tertinggi sebesar 9,20 x 10-4 cm dan ketebalan terendah sebesar 4,00 x 10-4 cm. Berat kantong tanam organik bervariasi dengan berat terendah 0,11 gr dan tertinggi 0,19 gr. Massa jenis kantong tanam organik (r) pada T1 sebesar 7,41 gr cm–3 cm, T2 dengan r sebesar 7,33 gr cm–3 dan T3 dengan r terendah sebesar 7,11 gr cm–3 . Pada perlakuan T1 nilai kekuatan tariknya sebesar 23,14 N cm-2, T2 sebesar 22,60 N cm-2 dan T3 sebesar 21,48 N cm-2. Kemapuan kantong tanam menahan air sebesar 3642,70 % pada perlakuan T1. Ketahanan kantong tanam organik terhadap tetesan air hujan pada ketinggian 30 cm dengan volume air 1449,99 cm3. Besarnya Energi Kinetik 4,07 x 10 –4 Joule. Pengujian kimia pada minggu kelima nilai C organik sebesar 24,7 %, N total 0,98 % dengan C/N ratio kantong organik sebesar 25,2 % , pH kantong sebesar 9,27. Ketahanan kantong tanam organik ditunjukkan dengan kemapuan akar menembus kantong tanam organik pada umur 35 hari.   Kata kunci: eceng gondok, kantong tanam organik
Pengujian Pita Organik Sebagai Bahan Penanaman Padi Sawah Ahmad, Ary Mustofa; Djojowasito, Gunomo; Widiatmoko, Rumekso
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3, No 1 (2002)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.163 KB)

Abstract

Penanaman padi sawah diawali dengan proses persemaian yang memerlukan waktu sekitar 20-30 hari sebelum tanam. Proses penanaman padi juga memerlukan tenaga yang cukup besar mulai dari persiapan lahan pembibitan sampai penyebaran benih ke lahan tanam (Anonymous,1977). Penanaman dengan tabela (tanam benih langsung) kurang efisien dan banyak kelemahannya karena sulit meletakkan benih padi dan pemakaian benih mencapai 40-80 kg/Ha. Bila diletakkan diatas permukaan lumpur, benih padi akan tersebar secara acak karena pukulan air hujan atau terbawa arus air irigasi. Bila dimasukkan kedalam tanah dapat menyebabkan kecambah terinfeksi patogen penyebab busuk kecambah (Utomo dan Nazaruddin,1996). Tujuan penelitian adalah membandingkan cara penanaman pita organik dengan cara penanaman tabela tegel terhadap tingkat pertumbuhan vegetatif tanaman padi sawah dan mengetahui pengaruh antara tekstur tanah dan cara penanaman terhadap tingkat pertumbuhan vegetatif tanaman padi sawah. Manfaat penelitian diharapkan dapat mempersingkat proses tanam padi karena proses pemindahan tanam (transplanting) dapat dihilangkan dalam proses tanam padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara tekstur tanah dan cara penanaman terhadap laju dan persentase perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering tanaman.   Kata kunci: pita organik, padi sawah, penanaman tabela
Design of Temperature Control Instrument in Drying Process of Vanilla (Vanilla planifolia Andrews) Wibisono, Yusuf; Djojowasito, Gunomo
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 6, No 2 (2005)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.245 KB)

Abstract

The quality of dried vanilla depends largely on the temperature control during drying. Vanilla is traditionally solar dried, thus the product quality is unpredictable and is extremely influenced by weather. In order to obtain a good quality product, the moisture content of the vanilla must be reduced gradually to a level of about 25-30%, hence the control of temperature during drying is very important. The study was aimed to design a temperature control instrument in such a process using a negative temperature coefficient (NTC) sensor, with an automatic on-off mechanism on a preset temperature level. The results showed that at a preset temperature of 50°, the automatic on mechanism of the instrument responded well when the temperature decreased to a level of 1-5oC from the preset temperature.   Key words: temperature control, drying, NTC sensor, vanilla
Testing of One-Row Rice Reaper Djojowasito, Gunomo; Ahmad, Ary Musthofa; Wicaksono, Ronny
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3, No 1 (2002)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.349 KB)

Abstract

Harvesting is one of the critical operations in the rice cultivation. It need to be handled properly so it can reduce grain losses and then lead to an increase in total rice production. One of that method is by applying agricultural machinery, in this case is one-row rice reaper. This study is conducted to identify the performance of the reaper especially the field capacity and effectiveness of cutting. Thus it can be compared to that manual one. The result shows that the reaper is able to cut properly, but it need further study on the side-delivery function of cut plant. The field capacity of the reaper is greater then the traditionally manual one. It also needs more development to improve its mobility on the field.   Keywords: one-row rice reaper, harvesting, agricultural machinery
Study on the Performance of Organic Planting Ribbon on the Paddy (Oryza sativa L) Growth and Rice Production Djojowasito, Gunomo; Pudjiono, Ekoyanto; Maides, Gusra
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 10, No 3 (2009)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.56 KB)

Abstract

The direct seedling method still has many obstacles i.e. 1) sensitive to kinetic energy of raindrop and irrigation, that it randomize the row of plant, 2) susceptible to rat and bird attack, 3) faster weed growth compare to the cultivated plants and 4) direct seedling machine results the random plant row spacing.  The objectives of this research were (1) to know the effect of organic planting ribbon made from enceng gondok and stem of banana on the growth and the yield of rice, (2) to test the effect of decayer fiber materials (urea and ZA) on the growth and the yield of rice. This research was used factorial randomized block design with 3 replications. The first factor was the type of  decayer fiber materials which consist of urea (U) and ZA (Z) and the second factor was organic planting ribbon composition, consisted of (K1) 0% stem of banana, 100% enceng gondok, (K2) 10% stem of banana, 90% enceng gondok, (K3) 20% stem of banana, 80% enceng gondok.  The result of this research showed that the composition of 80% enceng gondok, 20% stem of banana,  and 5 gram ZA resulted the best growth of rice (plant height) and yield of rice (number of panicle per hill and number of grain per panicle).  ZA was better decayer fibre materials compared to urea based on  the growth of rice (plant height and number of tiller per hill) and yield of rice (number of grain per panicle, percentage sheel of rice content (%), wet weight of  rice per panicle (g) and dry weight of rice per panicle (g).Keywords: rice, plant organic ribbon, enceng gondok, stem of banana
Rancang Bangun Mesin Pemanen Padi Satu Jalur Lutfi, Musthofa; Djojowasito, Gunomo; Pudjiono, Ekoyanto; Agung S., R. Fery
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 3, No 1 (2002)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.172 KB)

Abstract

Panen merupakan tahap akhir dari proses budidaya padi di sawah, salah satu hal yang penting dalam pemanenan padi adalah cara panen. Cara panen dapat digolongkan dalam dua macam yaitu secara tradisional dan mekanis. Secara tradisional panen mempunyai kelemahan  dalam kebutuhan tenaga kerja yang banyak serta kapasitas kerja yang rendah sedangkan secara mekanis harga mesin panen yang mahal serta kondisi lahan pertanian di Indonesia yang bergelombang belum memungkinkan digunakannya mesin pemanen mekanis. Tujuan penelitian ini adalah merancang suatu mesin pemanen padi mekanis satu jalur yang sesuai dengan kondisi lahan pertanian di Indonesia, serta mengujinya pada lahan padi siap panen. Dari pengujian dan perhitungan didapatkan nilai tahanan guling dari mesin pemanen padi sebesar 454,133 N dan daya untuk menggerakkan mesin maju sebesar 111,01 Watt. Pada pengujian di lapang mesin pemanen padi menunjukkan unjuk kerja yang baik, dimana batang pengarah dan gigi bintang mampu mengarahkan batang tanaman padi ke titik pemotongan, dan kemampuan pisau yang dengan cepat memotong batang tanaman padi. Salah satu fungsi utama yang kurang tercapai adalah kemampuan konveyor menggeser tanaman padi ke sisi luar dari mesin pemanen. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kecepatan gerak dari konveyor dan gigi bintang.   Kata kunci: mesin pemanen padi satu jalur, rancang bangun, mesin pertanian
An Evaluation of Sheet Mulch Made from a Combination of Hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) and Musa paradisiaca L Biomass Decomposed with Either Urea or Caustic Soda Djojowasito, Gunomo; Ahmad, Ary Mustofa; Wijaya, suri Kusuma
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 8, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.905 KB)

Abstract

A randomized block design experiment was carried out to evaluate the quality of an organic sheet mulch made from the biomass of hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm) combined with banana (Musa paradisiaca L)  bunch with a decomposition agent of urea or caustic soda.  The hyacinth (H) and banana (B) bunch biomass were chopped and mixed at the H:B ratios of 10:0, 9:1, 8:2 and 7:3. After a further size reduction with a warring blender, the biomass mixture (600 g) was decomposed by boiling it for 30 minutes in 2 L of water added with 6 g of either urea or caustic soda. The treated biomass was then washed,  dewatered  by pressing and air dried to form a sheet mulch. It was found that both the normal tense and tensile strength of the sheet mulch varied with the biomass ratios and the decomposting agent. The soda treated mulch made from the biomass ratios of of 9:1 and 8:2 showed a higher normal tense and tensile strength than those treated with urea or with other biomass ratios. The yield as well as the water absorption holding capacity increased with the banana biomass. The best  organic mulch sheet was obtained from the use of water hyacinth : banana bunch (8:2) treated with 1% caustic soda.Keyword:  Organic Mulsa Sheet, Water Hyacinth, Banana Bunch
PEMODELAN PENGERINGAN KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL.) BERBASIS MACHINE VISION DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK Zakaria, Muchammad; Hendrawan, Yusuf; Djojowasito, Gunomo
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 18, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.636 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.018.01.2

Abstract

ABSTRAKPengeringan pada kunyit (Curcuma Domestica Val.) bertujuan untuk memperpanjang umur simpan serta mengurangi kadar air hingga batas perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang menyebabkan pembusukan menjadi terhambat. Saat ini, pengeringan kunyit menggunakan sinar matahari dan alat pengering mekanis dengan kontrol waktu dan suhu. Banyaknya kendala pada proses pengeringan meyebabkan dibutuhkannya suatu teknologi yang dapat memonitoring kadar air dari kunyit secara pasti dan akurat, yaitu dengan mesin pengering berbasis machine vision dan artificial neural network (ANN). Tujuan penelitian untuk mengetahui waktu terbaik untuk pengeringan kunyit berbasis machine vision dengan menggunakan ANN, mengetahui perbedaan grafik ANN untuk gambar yang memenuhi syarat kadar air standar pengeringan kunyit, mengetahui ANN terbaik dalam proses pengeringan kunyit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang terdiri dari lama waktu pengeringan yaitu 5 jam dengan 5 kali pengulangan dan menggunakan bahan kunyit. Metode aplikasi mesin pengering yang dilengkapi dengan machine vision sebagai pengambil data gambar pada bahan, kemudian di ekstrak warnanya untuk mengetahui nilai (red, green, dan blue). Proses pembangunan model ANN digunakan learning rate sebesar 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, dan 0.5 pada momentum rate sebesar 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, dan 0.9. Hasil learning process terbaik adalah learning rate 0.3 dan momentum rate 0.9. Model ANN dengan nilai error terendah yaitu untuk training 0.005 MSE, dan 24.59% ARE (Average Error), untuk validasi 0.005 MSE dan 25.35% ARE ABSTRACTTo maintain turmeric (Curcuma domestica Val.) to be durable is by drying. The purpose of drying to reduce the moisture content up to limit the development of microorganisms and enzyme activities that cause spoilage. Nowadays, turmeric drying is using sunlight and mechanical drier with time and temperature control. However, drying process often arise various problems, therefore require a technology to monitor the moisture content of turmeric definitively and accurately, that is using drying machine-based machine vision and ANN (Artificial Neural Network). The purpose of this study to determine the best time for drying turmeric-based machine vision by using ANN, to know the difference of ANN’s graph for image that qualify the standard of moisture content in drying turmeric, to know the best ANN in the turmeric drying process. This research use descriptive method that consisted of duration of drying time, 5 hours with five repetitions. The application of drying machine equipped with a machine vision is to take data image on the materials, then color was extracted to know the value of (red, green, and blue). In the development process of ANN model, use learning rate of 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, and 0.5 on the momentum rate of 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, and 0.9. Best results is showed on the learning process of learning rate 0.3 and momentum rate 0.9. ANN models with the lowest error value is for training 0005 MSE and 24.59% ARE, for validation MSE 0005 and 25.35% ARE
PENGARUH KONSENTRASI CMC DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT DEGRADASI PADA PLASTIK BIODEGRADABLE BERBASIS TEPUNG JAGUNG Nurfauzi, Sobirin; Sutan, Sandra Malin; Argo, Bambang Dwi; djojowasito, Gunomo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.587 KB)

Abstract

Meningkatnya jumlah sampah kantong plastik di Indonesia mengharuskan produsen makanan beralih ke plastik yang lebih ramah lingkungan seperti bioplastik. Bioplastik merupakan salah satu jenis plastik yang terbuat dari polisakarida yang berasal dari tumbuhan seperti selulosa dan pati. Salah satunya adalah pati jagung yang memiliki kandungan amilosa cukup tinggi dan mudah terurai di alam. Pada penelitian ini digunakan tepung jagung sebagai bahan baku pembuatan film plastik biodegradable. Terdapat dua faktor perlakuan yaitu konsentrasi penambahan CMC dan suhu pengeringan. Setiap perlakuan terdiri dari 3 taraf yaitu 0,5% (b/v) 1% (b/v), dan 1,5% (b/v) serta suhu pengeringan yaitu 50áµ’C, 70áµ’C dan 90áµ’C yang dikeringkan selama 3 jam. Untuk memperbaiki fleksibilitas plastik ditambahkan gliserol sebesar 2% (v/v). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi cmc dan suhu pengeringan terhadap sifat mekanik dan sifat biodegradasi, serta melakukan pengujian fisik seperti pengukuran densitas dan uji ketahanan plastik terhadap air melalui uji penggembungan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan akan menurunkan nilai kuat tarik dan persen pemanjangan. Banyaknya konsentrasi cmc akan meningkatkan nilai kuat tarik dan menurunkan persen pemanjangan. Film plastik akan semakin cepat terdegradasi dengan semakin banyak konsentrasi cmc dan semakin tinggi suhu pengeringan akan semakin lama terdegradasi. Perlakuan terbaik pada konsentrasi CMC 1% dan suhu pengeringan 70áµ’C.Kata kunci: Biodegradasi, CMC, Kuat Tarik, Suhu Pengeringan