Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Dasar dan Sosial Humaniora

SADRANAN: TRADISI, RITUAL, SOSIAL, DAN EKONOMI PADA MASYARAKAT TUMANG Margiyono Suyitno
Jurnal Pendidikan Dasar dan Sosial Humaniora Vol. 1 No. 7: Mei 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.463 KB)

Abstract

Sadranan merupakan fenomena tahunan masyarakat Jawa yang penuh akan nilai budaya. Pembahasan ini bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan fenomena sadranan pada masyarakat Tumang yang ada di Boyolali. Adapun pokok pembahasannya meliputi: tradisi, ritual, sosial, dan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan: wawancara, observasi partisipan, dan studi dokumen. Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi Sumber dan Metode. Analisis data menggunakan model Interaktif yang meliputi: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan data. Hasil penelitian menunjukkan: Sadranan pada masyarakat Tumang merupakan tradisi yang telah dilakukan secara turun-temurun setiap tanggal 20 bulan Sya’ban, yang berupa silaturahmi, mempererat hubungan baik keluarga, kerabat, teman, maupun rekan kerja. Tradisi Sadranan Masyarakat Tumang, meskipun acara sadranan namun sudah tidak ada lagi tradisi atau ritual nyadran ‘tabur bunga ke makam’, membawa Tenongan ke makam, do’a bersama di makam, berbagi makanan dan makan bersama di Plataran makam, sehingga tidak ada acara ritual khuusus yang dilakukan berkaiatan sadranan di dusun Tumang. Model sadranan seperti ini, muncul karena faktor toleransi yang tinggi, perkembangan masyarakat yang semakin maju, serta dipengaruhi keislaman masyarakat Tumang sudah pada tataran Islam Puritan, yang menjauhi kegiatan kesyirikan, khurafat, tahayul, dan kebid’ahan, dengan organisasi keislaman yang bermacam-macam. Dalam hal sosial, kegiatan sadranan di Tumang murni kegiatan silaturahmi menjalin hubungan yang harmonis baik antar keluarga, kerabat, teman, anggota masyarakat, maupun rekan kerja tanpa adanya tendensi politik. Dari segi ekonomi, tradisi sadranan pada masyarakat Tumang, tidak semata-mata sepenuhnya sebagai sarana untuk mendorong perekomonian, yaitu sebagai ajang promosi industri kerajian rumah tangga: Tembaga, Kuningan, dan Alumunium, karena tidak adanya acara semacam tradisi Grebeg Sadranan di dusun Tumang, namun karena tradisi dan sebagai ungkapan rasa syukur atas kemakmuran yang diperoleh masyarakat Tumang.