p-Index From 2019 - 2024
1.556
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JIKF
Bq. Safinatunnaja
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Tinggi Badan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan Bq. Safinatunnaja
JIKF Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.841 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v7i1.573

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat mengakibatkan masalah jangka panjang seperti masalah hasil reproduksi, meningkatkan penyakit degenerative, menurunnya prestasi belajar, menurunnya produktifitas saat dewasa dan mengurangi pendapatan hingga 20%. Pendek (stunting) merupakan tragedi gunung es. Stunting merupakan dampak dari kekurangan gizi kronis selama 1000 hari pertama kehidupan anak. Stunting mengakibatkan masa dewasa yang sulit seperti rentan terhadap penyakit, penurunan intelejensi, kurang berpendidikan dan menurunnya pendapatan saat dewasa. Faktor risiko terjadinya stunting salah satunya adalah tinggi badan ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada bayi usia 6-23 bulan. penelitian ini menggunakan rancangan case control, ukuran sampel dalam penelitian ini adalah 76 bayi (38 kasus dan 38 kontrol). Instrument yang digunakan adalah pengukur tinggi badan ibu dan bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dan analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah ibu yang tingginya dibawah standar (≤ 145 cm), memiliki anak normal sebanyak 1 orang (2,6%). Sedangkan, ibu yang tingginya normal (≥ 146 cm) memiliki anak normal sebanyak 64 orang (84,2%). Setelah dianalisis diketahui tinggi badan ibu memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting dilihat dari nilai p-value dibawah 0,05 (p=0,0002).
Faktor Penyebab Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Terara Bq. Safinatunnaja; Sriama Muliani
JIKF Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.545 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v9i1.782

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan gizi di dunia, World health Organisation (WHO) memfokuskan untuk menurunkan angka kejadian stunting. Stunting berdampak pada pertumbuhan fisik juga berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan untuk belajar dan meraih sukses dimasa depan. Stunting juga mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan pada anak. Mengendalikan faktor penyebab stunting dapat menurunkan atau bahkan meniadakan angka kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor penyebab stunting pada anak usia 6-23 bulan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 78 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian ini adalah faktor ibu yaitu pendidikan ibu tinggi (59%), ibu yang tidak bekerja (66%), umur pertama kali melahirkan diatas 20 tahun (76%). Faktor bayi yaitu jenis kelamin laki-laki (54%), usia balita 12-23 bulan (61%), BBL normal (93%), Panjang badan normal (68%). Ibu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) (63%), ASI Eksklusif (55%), MPASI diatas 6 bulan (55%), Pemberian makan bayi dan anak kurang baik (45%). Faktor penyebab stunting disebabkan oleh informasi yang kurang ibu dapatkan sehingga terjadi kesalahan dalam pemberian makan pada bayi sehingga berdampak pada pertumbuhannya. Saran untuk puskesmas mengadakan penyuluhan tentang pemberian makanan tambahan yang baik dari segi waktu pemberian maupun pengolahan.
Analisis Status Gizi Kurang Dan Buruk Pada Pemeberian Makanan Tambahan Sebelum Waktunya Sriama Muliani; Bq. Safinatunnaja; Noni Lilis Mardianti
JIKF Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.408 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v9i1.786

Abstract

Status gizi seseorang sangat ditentukan sejak dari dalam kandungan dan selama menyusui. Asupan nutrisi yang baik sejak dalam kandungan merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi status gizi anak pada usia balita. Pemberian makanan tambahan sebelum waktunya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pencernaan, status gizi dan bahkan dapat mengabatkan kematian. Riskesdas 2018 menunjukkan status gizi pada balita mengalami peningkatan. Proporsi staus gizi kurang dan status gizi buruk menurun dari 19,6% menjadi 17,7%. Puskesmas karang pule memiliki cakupan ASI Eksklusif yang cukup rendah pada tahun 2015 yaitu 46,89%. Tujuan penelitian untuk menganalisis Status gizi kurang pada pemberian makanan sebelum waktunya. Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dengan rancangan Observasional analitik dan pendekatan case control.Penelitian dilakukan 5 April sampai dengan 28 Agustus 2019 Populasi penelitian berjumlah 139. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 116 sampel dengan tehnik sampel purposive sampling. Analisa data menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukan Klasifikasi status gizi balita sebagai berikut: Z score< -3 SD (Gizi buruk) 12 (10,34%) , Z score<-2 SD (status gizi kurang) 45 (38,79%), Z score+2 SD(Gizi lebih) 1 (0,86%) dan Z score ≥-2 SD - +2 SD (status gizi Normal) 58 (50%). Pemberian makanan tambahan sebelum waktunya berjumlah 51 (44%) dan yang mendapatkan ASI Eksklusif 65 (56%). Pemberian makanan tambahan sebelum waktunya sesuai dengan status gizi saat ini pada Z score< -3 SD (Gizi buruk) 12 (100%) , Z score<-2 SD (status gizi kurang) 36 (80%%), Z score+2 SD(Gizi lebih) 0 (0%) dan Z score ≥-2 SD - +2 SD (status gizi Normal) 3 (5,3 %). Terdapat pengaruh yang signifikan pemberi makanan tambahan sebelum waktunya terhadap Status gizi kurang pada balita P value:0,00. Selain pemberian asupan nutrisi melalui makanan pada saat usia diatas 6 bulan pemberian ASI menjadi solusi yang paling efektif dan mudah dilakukan untuk mencegh status gizi buruk dan kurang pada usia balita.
Faktor – Faktor Predisposisi Perkembangan Anak Pada Usia 4-5 Tahun Asri Daniyati; Bq. Safinatunnaja; Shohipatul Mawaddah
JIKF Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Kesahatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v10i1.1087

Abstract

Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dengan demikian dibutukan anak untuk mencapai masa depan yang baik. Untuk mendapatkan kualitas anak yang baik harus dipastikan bahwa tumbuh dan kembangnya berjalan dengan sempurna Sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu mendapat perhatian yang serius yaitu mendapatkan gizi yang baik. Mengidentifikasi faktor – faktor predisposisi perkembangan anak pada usia 4-5 tahun di Wilayah Kerja Puskemas Karang Pule. Penelitian ini menggunakan Rancangan Penelitian Deskriptif dengan Total sampel sebanyak 24 responden di Paud dan Tk Islam Terpadu ( lebah kecil ) yang dipilih dengan tehnik total sampling, dengan menggunakan alat instrument KPSP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 23 sampel di temukan pendapatan keluarga memiliki penghasilan sesuai dengan Upah Minimal Provinsi yaitu > 2 juta berjumlah 23 responden, pendidikan orang tua menunjukkan bahwa dari 23 sampel, secara keseluruhan berpendidikan lanjut 23, yang memiliki lebih dari satu 17 dan jumlah saudara kurang dari satu 6, menunjukkan bahwa dari 23 sampel, di temukan Perkembangan Anak secara keseluruhan sesuai dengan umurnya berjumlah 23 responden. Ditemukan perkembangan anak secara keseluruhaan sesuai dengan umurnya 24 responden. Meningkatkan dan mempertahankan bagi peneliti selanjutnya karena hasil penelitian ini menjadi referensi dan bisa lebih di kembangkan diPaud dan Tk Islam Terpadu Wilayah Kerja Pukesmas Karang Pule sehingga dapat memantau usia 4-5 tahun melakukan deteksi dini masalah pertumbuhan dan perkembangan anak balita.
Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Cakranegara Bq. Safinatunnaja; Nurul Hidayati; Asri Daniyati
JIKF Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v8i2.1108

Abstract

Kekurangan energi kronis (KEK) merupakan kondisi kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan terganggunya kesehatan wanita usia subur dan ibu hamil. Berdasarkan data dari dikes kota Mataram jumlah ibu hamil yang kekurangan energi kronik terbanyak di puskesmas Cakranegara sejumlah 139 kasus (10,7%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan kekurangan energy kronik di puskesmas Cakranegara. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 ibu hamil dengan kekurangan energy kronik (KEK). Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari buku register maupun data status pasien pada tahun 2015. Variabel yang diteliti adalah umur, paritas, jarak kelahiran, pendidikan dan pekerjaan. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa dari 58 sampel dilihat dari usia yang tertinggi adalah 20-35 tahun yaitu 37 sampel (64%) paritas primigravida yaitu 38 sampel (65%), jarak kelahiran lebih > 2 tahun atau >10 yaitu 14 sampel (74%), factor pendidikan didapatkan tertinggi yaitu pendidikan SMA sebanyak 25 sampel (43%), faktor pekerjaan yang tertinggi yaitu IRT sebanyak 39 sampel (67%). Hasil penelitian ini diharapkan khususnya bagi bidan agar lebih memberikan penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi pada kehamilan untuk mencegah agar tidak terjadinya kekurangan energy kronik (KEK) pada ibu hamil melalui metode lembar balik.
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Cara Pencegahan Covid-19 Bq. Safinatunnaja; Marlia Fujiyanti; Ru'yal Aini
JIKF Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v10i2.1405

Abstract

Penyakit Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan penyakit infeksi disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona virus-2 (SARS-CoV-2). Kasus pertamanya dimulai pada Desember 2019 di Wuhan, provinsi HubeI. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (2020) Penyakit ini terutama menyebar di antara orang- orang melalui pernapasan dari batuk dan bersin. Ibu hamil adalah orang dengan resiko tinggi tertular COVID 19, hal ini disebabkan karena ibu hamil memiliki sistem imunitas tubuh yang rendah, sehingga lebih rentan untuk mengidap penyakit atau infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang cara pencegahan covid-19 di wilayah kerja puskesmas Gunungsari. Metode penelitian yg di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini menggunakan 55 sampel dari 120 populasi yang terpilih dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik ibu hamil sebagian besar berada pada usia 20-34 tahun (83,6%), pendidikan menengah 36 orang (65,4%), multigravida 41 orang (25,4%), tidak bekerja 44 orang (80%). Tingkat pengetahuan ibu hamil sebagian besar yaitu 47 orang (85,5%) berpengetahuan baik. Di sarankan untuk tetap meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang cara pencegahan covid-19, maka diperlukan adanya penyaluran informasi atau sosialisasi terkait masalah kesehatan khususnya tentang cara pencegahan covid-19 dari petugas kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil.
Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Terhadap Kesehatan Reproduksi Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Nia Supiana; Bq. Safinatunnaja
JIKF Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v11i1.1660

Abstract

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, angka kanker payudara di Indonesia mencapai 42,1 orang per 100 ribu penduduk, Kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. sekitar 43% kematian akibat kanker Dapat dicegah jika setiap wanita rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker. Hasil studi pendahuluan di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja putri kelas X dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Metode penelitian dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Populasinya adalah semua siswa Kelas X di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari sebanyak 150 siswi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 150 siswi. Alat bantu yang digunakan adalah kuesioner. Analisa statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 150 remaja putri di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari, sebagian besar berumur 15 tahun sebanyak 91 orang (60,7%), tidak mendapatkan informasi sebanyak 115 orang (76,7%), pengetahuan kurang sebanyak 82 orang (54,7%), tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebanyak 117 orang dan ada hubungan antara pengetahuan tentang kesadaran siswi dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan nilai p value sebesar 0,000 < 0,05. Disarankan kepada pihak sekolah di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari bekerja sama dengan pihak puskesmas atau instansi kesehatan dalam memberikan edukasi tentang kespro dalam hal SADARI, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang periksa payudara sendiri kepada siswi remaja/santri di MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari