p-Index From 2019 - 2024
1.745
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JIKF
Sriama Muliani
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Preeklampsia Terhadap Berat Lahir Bayi di RSUD dr. R Soedjono Selong Kabupaten Lombok Timur Sriama Muliani; Andi Ummu Salmah; Andi Mardiah Tahir
JIKF Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.333 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v5i1.546

Abstract

Preeklampsia merupakan masalah kehamilan yang sulit untuk dideteksi karena penyebabnya yang belum diketahui secara pasti, preeklampsia memiliki dampak terhadap pertumbuhan janin selama kehamilan sehingga di percaya dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat bayi lahir rendah dan prematur.Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh preeklampsia terhadap berat lahir bayi.Desain penelitian adalah cross-sectionaldengan jumlah sampel 150, dipilih secara random samplingmenggunakan systematic random sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan format pengumpulan data, dimana data yang dikumpulkan berdasarkan hasil pencatatan rekam medik yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih dan terstandar, data yang dikumpulkan yaitu data ibu dengan preeklampsia, data ibubersalin tanpa preeklampsia, dan berat lahir bayi. Analisis bivariate dengan uji tdigunakan untuk melihat pengaruh preeklampsia terhadap berat lahir bayi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa preeklampsia berpengaruh sigifikan terhadap berat lahir bayi dengan nilai p=0,012 , nilai t=-2,574. Berdasarkan penilaian mean data juga disimpulkan bahwa preeklampsia lebih cenderung melahirkan berat bayi lebih rendah sebesar 290 gram dibandingkan dengan bukan preeklampsia. Diharapkan setiap ibu hamil secara mandiri harus mampu untuk mendeteksi secara dini mengenai risiko kemungkinan terjadi preeklampsia, dengan cara setiap petugas kesehatan senantiasa memberikan pendidikan kesehatan selama kehamilan sesuai dengan program yang ada mengingat dampak yang diakibatkan oleh preeklampsia.
Hubungan Pengetahuan Dan Pekerjaan Ibu Menyusui Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang Mataram Tahun 2017 Nia Supiana; Sriama Muliani
JIKF Vol 6 No 1 (2018): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.123 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v6i1.558

Abstract

World Healt Organization (WHO) merekomendasikan bahwa langkah terbaik menjaga kesehatan bayi dan ibunya adalah pemberian ASI eksklusif setidaknya sampai 6 bulan. Form laporan pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas Selaparang Tahun 2016 yaitu Kelurahan Karang Baru (25%) Kelurahan Rembiga (26,32%), Kelurahan Sayang-Sayang (28,57%) dan Data ibu Menyusui sebanyak 661. (Register Poli KIA Puskesmas Selaparang), dari data tersebut masih terlihat bahwa cakupan ASI eksklusif di wilayah puskesmas Selaparang masih sangat rendah, pengetahuan tentang ASI Eksklusif dan pekerjaan ibu merupakan beberapa factor yang mempengaruhi hal tersebut, maka dari itu penulis tertarik melihat apakah ada hubungan pengetahuan dan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Selaparang Mataram tahun 2017. Rancangan penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitan menunjukkan bahwa dari 30 ibu menyusui yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram diketahui bahwa sebagian besar memiliki pengetahuan yang cukup tentang ASI Eksklusif sebanyak 15 orang (50,0%). Dari 30 ibu menyusui yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram diketahui bahwa lebih banyak yang bekerja sebanyak 17 orang (56,3%). Dari 30 ibu menyusui yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram diketahui bahwa lebih banyak yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 16 orang (53,3%). Ada hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang Mataram Tahun 2017 dengan nilai p value sebesar 0,010 < 0,05. Ada hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang Mataram Tahun 2017 dengan nilai p value sebesar 0,024 < 0,05. Kesimpulan dilihat dari aspek pengetahuan ibu menyusui cendrung memiliki pengetahuan dalam kategori cukup, dan lebih banyak yang bekerja di luar rumah, hasil analisa hubungan bahwa dua variabel hubungan dan pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang Mataram Tahun 2017.
Analisis Indeks Massa Tubuh Pada Ibu Hamil Trimester III Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Tahun 2015 Sriama Muliani; Nia Supiana
JIKF Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.611 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v7i1.569

Abstract

Indeks massa tubuh merupakan salah satu cara untuk memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun keatas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan BB. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin selama dalam kandugan, apabila status gizi kurang pada ibu baik sebelum kehamilan atau selama kehamilan akan mempengaruhi asupan nutrisi terhadap janin yang dikandungnya sehingga memiliki risiko untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis indeks massa tubuh ibu degan kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD Kota Mataram. Desain penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yang datanya bersifat retrosfektif dengan mengambil data skunder direkam medik dan mengunakan uji statistik fisher’s exact test, nilai a= 0,05 dengan bantuan SPSS. Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan BBLR (usia kehamilan >37 minggu) yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum daerah kota mataram pada periode 01 januari sampai 31 desember 2014 yaitu sebanyak 179 orang. Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan fisher’s exact test terdapat hubungan indeks massa tubuh pada ibu selama hamil dengan kejadian berat bayi lahir rendah yaitu P= 000< a= 0,05 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan sebagai pelaksana pemberi pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk memperhatikan indeks masa tubuh pada ibu selama hamil agar dapat melakukan deteksi sedini mungkin.
Faktor Penyebab Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Terara Bq. Safinatunnaja; Sriama Muliani
JIKF Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.545 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v9i1.782

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan gizi di dunia, World health Organisation (WHO) memfokuskan untuk menurunkan angka kejadian stunting. Stunting berdampak pada pertumbuhan fisik juga berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan untuk belajar dan meraih sukses dimasa depan. Stunting juga mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan pada anak. Mengendalikan faktor penyebab stunting dapat menurunkan atau bahkan meniadakan angka kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor penyebab stunting pada anak usia 6-23 bulan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 78 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian ini adalah faktor ibu yaitu pendidikan ibu tinggi (59%), ibu yang tidak bekerja (66%), umur pertama kali melahirkan diatas 20 tahun (76%). Faktor bayi yaitu jenis kelamin laki-laki (54%), usia balita 12-23 bulan (61%), BBL normal (93%), Panjang badan normal (68%). Ibu melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) (63%), ASI Eksklusif (55%), MPASI diatas 6 bulan (55%), Pemberian makan bayi dan anak kurang baik (45%). Faktor penyebab stunting disebabkan oleh informasi yang kurang ibu dapatkan sehingga terjadi kesalahan dalam pemberian makan pada bayi sehingga berdampak pada pertumbuhannya. Saran untuk puskesmas mengadakan penyuluhan tentang pemberian makanan tambahan yang baik dari segi waktu pemberian maupun pengolahan.
Analisis Status Gizi Kurang Dan Buruk Pada Pemeberian Makanan Tambahan Sebelum Waktunya Sriama Muliani; Bq. Safinatunnaja; Noni Lilis Mardianti
JIKF Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.408 KB) | DOI: 10.51673/jikf.v9i1.786

Abstract

Status gizi seseorang sangat ditentukan sejak dari dalam kandungan dan selama menyusui. Asupan nutrisi yang baik sejak dalam kandungan merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi status gizi anak pada usia balita. Pemberian makanan tambahan sebelum waktunya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pencernaan, status gizi dan bahkan dapat mengabatkan kematian. Riskesdas 2018 menunjukkan status gizi pada balita mengalami peningkatan. Proporsi staus gizi kurang dan status gizi buruk menurun dari 19,6% menjadi 17,7%. Puskesmas karang pule memiliki cakupan ASI Eksklusif yang cukup rendah pada tahun 2015 yaitu 46,89%. Tujuan penelitian untuk menganalisis Status gizi kurang pada pemberian makanan sebelum waktunya. Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dengan rancangan Observasional analitik dan pendekatan case control.Penelitian dilakukan 5 April sampai dengan 28 Agustus 2019 Populasi penelitian berjumlah 139. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 116 sampel dengan tehnik sampel purposive sampling. Analisa data menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukan Klasifikasi status gizi balita sebagai berikut: Z score< -3 SD (Gizi buruk) 12 (10,34%) , Z score<-2 SD (status gizi kurang) 45 (38,79%), Z score+2 SD(Gizi lebih) 1 (0,86%) dan Z score ≥-2 SD - +2 SD (status gizi Normal) 58 (50%). Pemberian makanan tambahan sebelum waktunya berjumlah 51 (44%) dan yang mendapatkan ASI Eksklusif 65 (56%). Pemberian makanan tambahan sebelum waktunya sesuai dengan status gizi saat ini pada Z score< -3 SD (Gizi buruk) 12 (100%) , Z score<-2 SD (status gizi kurang) 36 (80%%), Z score+2 SD(Gizi lebih) 0 (0%) dan Z score ≥-2 SD - +2 SD (status gizi Normal) 3 (5,3 %). Terdapat pengaruh yang signifikan pemberi makanan tambahan sebelum waktunya terhadap Status gizi kurang pada balita P value:0,00. Selain pemberian asupan nutrisi melalui makanan pada saat usia diatas 6 bulan pemberian ASI menjadi solusi yang paling efektif dan mudah dilakukan untuk mencegh status gizi buruk dan kurang pada usia balita.
The Influence of Telmisartan on the Expression of BMP-7 in Rat Kidneys Induced by 8% NaCl Khairil Pahmi; Lale Syifaun Nufus; Sriama Muliani
JIKF Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Ilmu Kesahatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v10i1.1099

Abstract

Excessive salt intake is one of the factors of high blood pressure leading to kidney disease while telmisartan is one of the antihypertensive drugs used in therapy. Telmisartan not only blocks the angiotensin receptor, which leads to a reduction in blood pressure, but also activates the peroxisome proliferator-activated receptor gamma (PPAR-γ), inhibits the expression of transforming growth factor beta-1 (TGFβ-1) and increases bone morphogenetic protein-7 (BMP-7). This experiment examines whether telmisartan increases the expression of BMP-7 in excess NaCl-induced Wistar rats. For this study, 25 male Wistars aged 2.5 to 3 months and rats weighing 100 to 150 g were used.They were grouped into 5, each consists of 5 rats. Group I (G I) as the first negative control received neither NaCl nor telmisartan. G II as the second negative control received NaCl but no telmisartan. G III, IV and V received NaCl and telmisartan 3, 6 and 12 mg/kg body weight. Treatments were given every day for 8 weeks.On day 56, all rats were sacrificed by neck dislocation and operated on to remove the kidney. BMP-7 expression was measured by immunohistochemical technique. Data were expressed as mean ± standard error. They were analyzed by parametric (ANOVA) or nonparametric (Kruskal-Wallis) testing. A value of p ≤ 0.05 was considered statistically significant. The results showed that the expression of the intraglomerular and extraglomerular protein BMP-7 was higher in the telmisartan-treated group of Wistar rats than in the negative control group (pand<0.05). In summary, intraglomerular and extraglomerular BMP-7 protein expression was higher in male Wistar rats treated with telmisartan and induced with 8% sodium chloride than in negative control group members.
Kejadian dan Penyebab Stunting di Desa Mambalan Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2020 Sriama Muliani; Nia Supiana; Nurul Hidayati
JIKF Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v8i2.1103

Abstract

Stunting atau disebut dengan “pendek” merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Dampak stunting dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik. Sedangkan dalam jangka panjang menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit kronis. Stunting di Lombok Barat masuk jajaran ke 3 setelah Lombok Timur dan Dompu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian dan penyebab stunting di Desa Mambalan Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat Tahun 2020. Jenis penelitian observasi yang dirancang secara deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang mengalami stunting. Sampel penelitian ini adalah 19 orang balita yang mengalami stunting di Desa Mambalan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuhl. Alat bantu yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kejadian stanting di Desa Mambalan adalah faktor pendidikan ibu pendidikan dasar dan menengah masing – masing 9 sampel (47,37%), pekerjaan ibu yaitu ibu tidak bekerja 17 sampel (89,47%) dan pendapatan orangtua sebanyak 18 sampel (94,73%). Disarankan kepada tenaga kesahatan dan para kader – kader untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kejadian stunting. Dan untuk masyarakat agar melakukan semua program yang sudah ada dengan maksimal untuk pencegahan stunting seperti mengikuti posyandu, kelas ibu hamil,mengkonsumsi tablet Fe untuk ibu hamil yang sudah diberikan.
Karakteristik & Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Sriama Muliani; Nia Supiana; Nurul Auliya Kamila
JIKF Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v10i2.1398

Abstract

Ibu hamil merupakan fase siklus reproduksi yang sangat berisiko pada perempuan, menjaga asupan nutrisi dan memantau status gizi menjadi hal mutlak yang harus dilaksanakan Ibu hamil. Keberhasilan melalui proses yang fisiologis hasil penelitian menggungkapkan bahwa karakteristik yang melekat pada diri seorang perempuan akan menjadi salah satu penentu dari keberlangsungan kehamilan yang dialami. Anemia merupakan salah satu faktor langsung yang mempengaruhi kesehatan selama kehamilan, bersalin serta nifas, tidak hanya itu anemia juga akan mempengaruhi kondisi janin dan status kesehatan nantinya setelah dilahirkan. Upaya yang dilakukan untuk mencegah anemia dengan memberikan tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, program tersebut akan berhasil jika dibarengi dengan kepetuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe. Metode penelitian yang digunakan deskriftif analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang datang ke Puskesmas dan tinggal menetap di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Taliwang berjumlah 439 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 81. Teknik pengambilan sampel yang digunakan accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan secara univariat. Hasil penelitian: dari 81 responden, sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 59 orang (72,8%) berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 30 orang (37%) bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 66 orang (81,5%) dan tingkat pengetahuan ibu cukup 37 responden (45,7%). Ibu hamil sebagian besar tidak patuh mengkonsumsi tablet fe yaitu sebanyak 49 orang ( 60, 5 % ) Setiap nakes memiliki kewajiban untuk ikut mensukseskan penanganan anemia melalui pemberian tablet Fe dan tentunya harus disertai dengan kontrol yang baik terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Beberapa Karakteristik Yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Puskesmas Ampenan Nia Supiana; Sriama Muliani
JIKF Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah perilaku pencarian punting payudara ibu sesaat setelah lahir. Hal ini sangat dibutuhkan, karena bayi setelah lahir langsung mendapat asupan gizi dari ASI. Pemberian ASI secara dini juga sangat bermanfaat bagi ibu,terutama untuk merangsangkelancaran ASI. Program IMD merupakan program pendukung dari pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Pentingnya pemberian IMD merupakan salah satu cara dalam menyukseskan Kesehatan bayi secara fisik dan psikis yang selama ini masih kurang diterapkan karena cenderung mengabaikan IMD dengan anggapan bahwa putting mengandung kuman dan kotor pada saat ibu bersalin (Fauziah Nasution, 2017). Metode penelitian yang digunakan Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar partograf dan kohort bayi, yang berisi tentang data responden dan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Inisiasi Menyusu Dini, mengenai penatalaksanaan IMD di puskesmas Ampenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari 56 responden yang dijadikan sampel di Puskesmas Ampenan, sebagian besar berada pada kelompok mutipara ( 2-4) sebanyak 38 orang (67,86 %), pendidikan menengah sebanyak 25 orang (44,64 %), kesehatan ibu sebanyak 56 orang (100 %), kesehatan bayi 54 orang (96,43 %) dan keberhasilan inisiasi menyusu dini sebanyak 54 orang (96,43 %). Ibu bersalin yang berada di Puskesmas Ampenan sebagaian besar berhasil melakukan inisiasi menyusu dini sebanyak 54 orang ( %). Peran tenaga kesehatan atai Bidan dalam membimbing proses IMD sudah baik, dan responden yang masih belum melakukan IMD adalah ibu yang memiliki kondisi bayi yang perlu penanganan intensif saat bayi baru lahir. Selain itu walaupun hamper semua redponden melakukan IMD , Bidan harus tetap memberikan dukungan dan promkes terhadap manfaat melakukan IMD pada ibu bersalin.
Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram Nurul Auliya Kamila; Sriama Muliani
JIKF Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jikf.v11i1.1658

Abstract

Selama masa nifas ibu memasuki peran dan perubahan menjadi orang tua, banyak permasalahan yang ditemukan dimana ibu belum mengetahui cara perawatan bayi yang baik dan benar. Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir yang baik akan mengakibatkan ibu berperilaku dengan benar, sebaliknya pengetahuan ibu yang kurang menyebabkan ibu tidak dapat melakukan perawatan bayi baru lahir dengan benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram. Metode penelitian yang digunakan dalam adalah metode descriptive dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah ibu nifas sebanyak 30 orang. Sampel yang dianggap mewakili dalam penelitian ini sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalah accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil penelitian bahwa sebagian ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang perawatan tali pusat (91,5%), personal hygiene (94,9%), memandikan bayi (100%). Ibu memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang imunisasi (35,6%) dan ibu nifas memiliki pengetahuan yang kurang dalam menyusui bayi baru lahir (64,4%) Diharapkan bidan dapat dijadikan sebagai masukan dalam memotivasi ibu nifas dalam perawatan bayi baru lahir secara baik dan benar.