Wahyudi Wahyudi
Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro

PERANCANGAN ALAT PENGGERAK ANTENA MENGGUNAKAN METODE KONTROL PROPORTIONAL, INTEGRAL, DERIVATIVE (PID) UNTUK MELACAK OBJEK BERGERAK Bagus Bernadi Saputra; Wahyudi Wahyudi; Sudjadi Sudjadi
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 20, No 2 April (2018): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.443 KB) | DOI: 10.14710/transmisi.20.2.71-78

Abstract

Base station atau Ground Control Station (GCS) umumnya menggunakan antena directional untuk dapat berkomunikasi dengan objek bergerak seperti roket dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Antena directional memiliki jarak jangkau yang jauh, namun memiliki sudut pancar yang sempit. Untuk mengatasi kekurangan dari antena directional, diperlukan alat yang dapat menggerakkan antena ke arah objek bergerak secara nyata pada kisaran sudut azimut dan elevasi. Pada penelitian ini, dirancang alat penggerak antena menggunakan metode kontrol Proportional, Integral, dan Derivative (PID) untuk melacak objek bergerak berbasis Global Positioning System (GPS) dan sensor barometer. Dari hasil perancangan dengan menggunakan nilai parameter PID yang digunakan pada sudut elevasi (Kp=0,03, Ti=150, dan Td=0,22) menghasilkan plant yang mampu mencapai setpoint (74o) dalam waktu 2 detik. Parameter PID yang digunakan pada sudut azimut (Kp=3,5, Ti=100, dan Td=0,09) menghasilkan plant yang mampu mencapai setpoint (180o) dalam waktu 1,1 detik. Dari hasil pengujian, diketahui antena dapat mengikuti objek bergerak (drone) dengan waktu terlama 1 detik pada plant azimut dan 1,5 detik pada plant elevasi. Plant elevasi memiliki Mean Absolute Error (MAE) = 6,54o dan plant azimut memiliki MAE = 8,04o.
PENINGKATAN KETELITIAN PENGUKURAN DATA PERCEPATAN ROKET KENDALI DENGAN MENGUNAKAN IMU MULTISENSOR Wahyudi Wahyudi; Adhi Susanto; Sasongko Pramono H; Wahyu Widada
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 19, No 1 Januari (2017): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.719 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.19.1.22-27

Abstract

Komponen utama Inertial Measurement Unit (IMU) yang digunakan untuk mengukur kecepatan sudut putaran roket dan percepatan gerak roket adalah giroskop dan akselerometer. Roket kendali mempunyai jangkauan pengukuran percepatan yang lebar, yang disebabkan oleh adanya daya dorong booster dan daya dorong sustainer. Daya dorong booster digunakan roket untuk mencapai ketinggian dan kecepatan tertentu, sedangkan daya dorong sustainer dipakai pada saat roket dikendalikan. Jika IMU hanya menggunakan satu akselerometer dengan jangkauan percepatan yang disebabkan oleh daya booster, maka pada saat mengukur percepatan yang disebabkan oleh daya sustainer akan memberikan pengukuran yang kurang teliti. Jika IMU hanya menggunakan akselerometer dengan jangkauan percepatan yang disebabkan oleh daya sustainer, maka IMU akan memberikan pengukuran yang teliti tetapi sebagian percepatan, yaitu yang disebabkan oleh daya booster akan hilang karena percepatan tersebut di luar jangkauan pengukurannya. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan multisensor pada perancangan sensor IMU serta algoritme untuk memilih data sensor IMU, sehingga diperoleh IMU dengan jangkauan lebar dan ketelitian tinggi. Simulasi hasil perancangan dilakukan dengan menggunakan data gerak roket. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sensor IMU hasil perancangan mempunyai jangkauan pengukuran lebar, yaitu pada semua percepatan gerak roket dan dapat meningkatkan ketelitian pengukuran percepatan gerak roket, yaitu hingga 98,64%.
KINERJA KONTROLER INTERNAL MODEL KONTROL (IMC) PADA PLANT FIRST ORDE PLUS DEAD TIME (FOPDT) Wahyudi Wahyudi; Bayu Bagas Wara; Budi Setiyono
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 19, No 2 April (2017): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.045 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.19.2.58-64

Abstract

Sistem dengan waktu mati sering kita jumpai dalam dunia industri salah satunya sistem kolom distilasi biner yang biasa diwakili dengan fungsi alih First Orde Plus Dead Time (FOPDT). Adanya waktu mati akan membuat sistem menjadi tidak stabil.Intrnal Model Control (IMC) adalah salah satu metode kontrol untuk proses dengan waktu mati. Hal yang penting dalam mendesain kontrol IMC adalah pemilihan tuning filter IMC karena parameter filter IMC akan membuat sistem kontrol menjadi robust dan stabil. Dalam perancangan IMC pada proses FOPDT terdapat lima tuntunan tuning parameter filter IMC yaitu Rivera, Chien & Fruchaut, Lee et al, Skogestad, dan RC. Panda. Pada penelitian ini  variabel yang dikontrol dalam kolom distilasi adalah konsentrasi produk atas (XD) dan produk bawah (XB) dengan memanipulasi variabel laju aliran reflux (L) dan laju steam pada reboiler (Qr).Variabel gangguan yang mempengaruhi proses adalah laju aliran umpan (F) dan konsentrasi umpan (XF). Struktur kontrol MIMO yang digunakan adalah struktur multivariabel terdesentralisasi dengan pemilihan konfigurasi kontroler menggunakan metode Relative Gain Array (RGA). Model proses pada perancangan IMC 1 DOF menggunakan asumsi model sempurna dan mengikuti aturan perancangan MIMO IMC. Perbandingan performasi metode tuning filter IMC didasarkan pada nilai Integaral Absolut Error (IAE).Analisis perbandingan kinerja lima metode empiris tuning filter IMC menunjukkan metode Chien & Fruehaut dengan  dan  memperoleh nilai IAE terkecil pada semua pengujian yang dilakukan kecuali pada pengujian dengan sinyal uji band limited white noise variabel gangguan F.
SISTEM KENDALI POSISI SUDUT ANGGUK UNTUK ROKET RKX-300 DENGAN METODE KENDALI LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) DAN POLE PLACEMENT Fakhruddin Mangkusasmito; Wahyudi Wahyudi; Budi Setiyono
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 15, No 2 (2013): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.195 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.15.2.99-106

Abstract

Abstrak Secara umum roket merupakan sistem yang terdiri dari wahana, propulsi, propelan, aeorodinamika dan trayektori, pemanduan dan kendali, serta telemetri dan telekomando.Agar sistem roket bisa bekerja dengan baik maka setiap subsistem tersebut harus bekerja secara sinergis untuk mencapai performa yang diharapkan.Secara garis besar pergerakkan roket ditentukan oleh sirip-sirip roket.Pada umumnya sirip kendali dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sirip kendali angguk, sirip kendali geleng, dan sirip guling.Di Indonesia sendiri melaui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencoba untuk melakukan pengembangan teknologi kedirgantaraan di Indonesia termasuk di dalamnya roket.Salah satu produknya adalah roket RKX-300 yang diharapkan menjadi sistem wahana peluncur bagi uji coba sistem muatan. penelitian  ini dilakukan dengan mensimulasikan perancangan pengendalian terhadap sirip angguk atau defleksi elevator roket untuk mengatur posisi sudut angguk roket. Untuk metode pengendalian defleksi elevator, digunakan metode Linear Quadratic Regulator (LQR) dan pole placement yang diterapkan bersama-sama pada plant. Penggunaan metode LQR saja menghasilakan hasil yang tidak optimal, kemudian digunakan metode pole placement yang memperlihatkan perbaikan pada respon transien sistem terhadap masukan step, yang selanjutnya dengan metode LQR sistem dapat mencapai nilai referensi yang diinginkan.   Kata Kunci : Roket RKX-300, Sirip Angguk, LQR,Pole Placement     Abstract In general, rocket is a system consist of spacecraft, propulsion, propellant, aerodynamic and trajectory, scouting and control, as well as telemetry and telecommand. In order for rocket system can work well, each subsystem must work synergistically to achieve the expected performance. the system aims to control the movement of rocket, so rocket could move according target given. In general, the control fins can be divided into three types, namely pitch fin, yaw fin, and roll fin. In Indonesia alone through Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tries to make development of aerospace technology including rocket. One of its prosuct is RKX-300 that expexted to lauch vehicle system for payload testing charge.The final task is accomplished by simulating the control design of pitch fin or elevator deflection to position its nod. For elevator deflection control method, used Linear Quadratic Regulator (LQR) and Pole Placement, applied together on the plant. Using LQR method alone resulting in sub-optimal results, then use pole placement method that shows the improvement in the transient response of the system to a step input, the system further with LQR method can achieve the desired reference value.   Key Word : Rocket RKX-300, Pitch Fin, LQR, Pole Placement, MATLAB,
Perancangan Sistem Kontrol Genetic-Fuzzy: Studi Kasus Pada Pengendalian Top And Side End Point Composition Dan Bottom Reflukstemperature Pada Distillation Column Meilia Safitri; Aris Triwiyatno; Wahyudi Wahyudi
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 14, No 3 (2012): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.671 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.14.3.85-90

Abstract

Genetic-Fuzzy Control is one of the control technique which is use to solve the non-linear problems by combinating two control methods, Fuzzy Logic Controller and Genetic Algorithm. Genetic algorithm is use to overcome the difficulties in determining the membership function parameter that can optimally work on Fuzzy Logic Controller. In this paper Genetic-Fuzzy control is used to control Shell Heavy Oil Fractionator which is mulvariable system with 3 input and 3 output. Decoupling have the function to reduce interaction between input and output that are not paired. Keyword : Genetic-Fuzzy control, distillation column, decoupling, MATLAB Simulink, Multivariable system
SIMULASI MODEL KENDALI KOLOM DISTILASI BINER WOOD & BERRY DENGAN ADAPTIVE INTERNAL MODEL CONTROL 2 DEGREE OF FREEDOM (AIMC 2 DOF) MENGGUNAKAN MATLAB Reza Baskara Sutapa; Budi Setiyono; Wahyudi Wahyudi
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 19, No 4 Oktober (2017): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.816 KB) | DOI: 10.14710/transmisi.19.4.145-151

Abstract

Distilasi merupakan salah satu unit operasi terpenting dalam teknik kimia. Kolom distilasi biner Wood & Berry memisahkan aliran feed (F, XF) menjadi produk atas (D,XD) dan produk bawah (B,XB). Perancangan kendali pada kolom distilasi biner memiliki beberapa kendala yang disebabkan oleh non-linearitas pada proses, interaksi multivariabel, dan adanya gangguan. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan suatu metode kendali modern yang mampu membuat respon sistem mengikuti perubahan set point dan meredam atau mengeliminasi gangguan, sehingga keluaran komposisi produk sesuai dengan yang diharapkan. Metode Adaptive Internal Model Control 2 Degree of Freedom (AIMC 2 DoF) merupakan salah satu jenis metode kendali modern yang mampu mengendalikan plant multivariabel dan meredam atau mengeliminasi gangguan yang ada. Berdasarkan seluruh pengujian yang telah dilakukan, pengendali AIMC  2 DoF menggunakan metode tuning parameter filter Skogestad dengan nilai  dan  serta nilai gain adaptasi  dan   pada sistem multivariabel kolom distilasi biner Wood & Berry memiliki nilai IAE terkecil dibandingkan keempat metode lainnya.
PERHITUNGAN FAKTOR KALIBRASI SENSOR AKSELEROMETER MMA7361L PADA KETIGA SUMBU DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR ST-3176-TC-10 Wahyudi Wahyudi; Ngatelan Ngatelan; Wahyu Widada
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 18, No 2 April (2016): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.881 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.18.2.42-48

Abstract

Akselerometer adalah sensor percepatan yang banyak dipakai sebagai komponen utama dalam pembuatan IMU (Inertial Measurement Unit). Akselerometer MMA7361L merupakan sensor percepatan dengan 2 pilihan tingkat sensitivitas, yaitu 800 mV/g dan 206 mV/g. Sensor akselerometer yang dijual belum terkalibrasi, sehingga sensor harus dikalibrasi sebelum digunakan. Kalibrasi akselerometer dipengaruhi oleh tegangan catu daya, sehingga diperlukan catu daya yang stabil dalam pemakaiannya. Faktor kalibrasi merupakan faktor pengali yang mengubah data ADC keluaran sensor menjadi nilai percepatan hasil pengukuran. Alat utama yang digunakan untuk melakukan kalibrasi sensor dan pengujian sensor adalah simulator gerak 3 sumbu ST-3176-TC-10. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor dengan tipe yang sama mempunyai faktor kalibrasi yang berbeda-beda, sehingga setiap sensor harus dikalibrasi sebelum digunakan. Faktor kalibrasi suatu sensor tidak dapat digunakan untuk sensor yang lain meskipun tipenya sama.
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENDETEKSI SUDUT DAN POSISI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 M. Antisto Akbar; Wahyudi Wahyudi; Achmad Hidayatno
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 16, No 1 (2014): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.576 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.16.1.49-53

Abstract

Abstrak Sistem navigasi telah berkembang sangat pesat saat ini. Sistem navigasi merupakan sistem yang banyak digunakan pada kendaraan di udara, air, luar angkasa serta pada roket. Salah satu sistem navigasi yang sering digunakan adalah sistem navigasi inersia. Kemajuan dari sensor elektronik berukuran mikro dan kemampuan komputasi yang lebih, telah merangsang berkembangnya berbagai macam aplikasi. Kemajuan teknologi sensor dan kemampuan komputer yang tinggi, sebagai kemajuan seni komputasi telah diaplikasikan terhadap piranti tradisional untuk memberikan peningkatan kerja pada sistem yang ringkas. Sistem navigasi menggunakan metode Inertial Navigation System (INS) dengan memanfaatkan sensor Inertial Measurement Unit (IMU). IMU merupakan perangkat elektronik yang mengukur dan melaporkan data percepatan linier, percepatan sudut. Sensor IMU terdiri dari tiga sumbu accelerometer dan tiga sumbu gyroscope yang dipasang dalam satu papan oleh sparkfun. Data dari accelerometer dan gyroscope digunakan untuk menentukan attitude body dengan menggabungkan kedua data tersebut menggunakan metode complementary filter. Keselurahan metode untuk mendapatkan posisi dan sudut dengan memanfaatkan inersia dari sensor, merupakan bagian dari sistem navigasi dengan menggunakan metode INS. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dengan menggunakan metode INS, belum bekerja akurat pada sensor IMU.   Kata kunci: Sensor inersia, IMU, INS, RMSE.     Abstract The development of navigation systems have growth rapidly at this time. The navigation system is a system that is widely used on transportation system such as flight system, vessel system and rocket system. One of the navigation system that ussually used is inertial navigation system. The advancement of micro-sized electronic sensor and computing capabilities have stimulated several applications. Advances in sensor technology and high computer skills which are the progress of the art of computation have been applied to the traditional tools to provide increased employment in compact systems. The design of navigation systems used the Inertial Navigation System (INS) by utilizing the sensor Inertial Measurement Unit (IMU). The IMU is an electronic device that measures and reports the data linear acceleration and angular acceleration. IMU sensor consists of a three axis accelerometer and three axis gyroscope mounted on a board by sparkfun. Data from accelerometer and gyroscope is used to determine the body attitude by combining those two data by by using complementary filters method. All methods to get the data about position and angle by utilizing the inertia of the sensors, is the part of the navigation system using INS. Based on the tests results that have been done by using INS method was used not yet accurately worked at IMU sensors.   Keywords: Inertial sensors , IMU , INS, RMSE
Tuning Parameter Kontrol Proporsional–Integral Menggunakan Sugeno Fuzzy Inference System Wahyudi Wahyudi; Iwan Setiawan; Eduward Tigor
Transmisi: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Vol 10, No 2 (2008): TRANSMISI
Publisher : Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.768 KB) | DOI: 10.12777/transmisi.10.2.97-102

Abstract

PI (Proportional-Interal) controller is a control method that have been applying in industrial proccess. This control  method have two control parameters the proporsional parameter (Kp) and the integral parameter (Ki). In conventional methot, parameter PI is tuned by using trial and error. That problem is how tuning parameter is easyly and not long time to find this parameter. Autotuning paramer by  using fuzzy logic is one method to solve this problem. In autotuning method, PI parameter is calculate by some of rules base. This methode have two inputs, error and change of error. Main controller of this plant, control fluid level, use Atmega8535 microcontroller and water pump as the actuator to control. This reseach is succesfull for  tuning PI parameter and to control the fluid level as we want. The respon system have rapid rise time, no offset and no overshoot. The respon system is stable although we add some noise in the system.Keywords: PI (Proportional-Integral), autotuning fuzzy, and ATmega 8535 microcontroller