Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Journal of Nursing Science Update

PENGALAMAN PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT (UGD) PUSKESMAS DALAM MERAWAT KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS Bintari Ratih Kusumaningrum; Indah Winarni; Setyoadi Setyoadi; Kumboyono Kumboyono; Retty Ratnawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.621 KB)

Abstract

Pengembangan pelayanan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan akan memberikan pengalaman dan perasaan yang berbeda pada setiap perawat di Puskesmas yang mengalami perubahan tersebut. Pengembangan Puskesmas tersebut ditunjukkan dengan adanya pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam yang dapat menangani pasien gawat darurat dan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengeksplorasi pengalaman perawat UGD Puskesmas dalam merawat korban kecelakaan lalu lintas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak enam orang perawat Puskesmas Beji Kota Batu. Hasil analisis dengan metode deskriptif terhadap hasil wawancara menghasilkan suatu makna yaitu merasakan ketidakberdayaan pada saat merawat korban kecelakaan lalu lintas di UGD Puskesmas, dan merasakan respon emosional pada proses berubah. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah bahwa sistem pelayanan puskesmas telah berubah menjadi lebih kompleks tetapi perubahan itu tidak diikuti dengan perubahan dari sumber daya yang membangun sistem tersebut. Kepala Puskesmas sebaiknya lebih memperhatikan pegawainya sebagai pembangun sistem agar dapat lebih optimal dalam penanganan pasien. Kata kunci : Unit Gawat Darurat Puskesmas, kecelakaan lalu lintas, pengalaman perawat, fenomenologi
PENGALAMAN PERAWAT SEBAGAI KOORDINATOR PELAKSANA UNIT GAWAT DARURAT PUSKESMAS DI KABUPATEN TRENGGALEK Edi Yuswantoro; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.9 KB)

Abstract

Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) di Puskesmas merupakan jenis pelayanan pengembangan bagian integral dengan pelayanan rawat inap.Pengembangan pelayanan tersebut memerlukan pengelolaan manajemen untuk mencapai mutu pelayanan keperawatan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat koordinator pelaksana pelayanan keperawatan UGD di  puskesmas Kabupaten Trenggalek. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretatif. Wawancara mendalam menggunakan pertanyaan semistruktur yang melibatkan 7 partisipan yang berperan sebagai koordinator pelaksana Unit Gawat  Darurat Puskesmas. Penelitian ini menghasilkan delapan tema yaitu, koordinator pelaksana UGD puskesmas mempunyai peran dan tugas banyak, menerima atau pasrah menjalankan banyak peran, pelaksanaan peran perencanaan dengan membuat usulan, pelaksanaan peran dalam pengorganisasian belum optimal, peran pengarahan kepada staf belum optimal, pelaksanaan peran monitoring dan evaluasi belum optimal, hambatan pelaksanaan pelayanan UGD puskesmas, harapan koordinator pelaksana UGD puskesmas dalam pengelolaan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah banyaknya peran yang diterima tenaga kesehatan menyebabkan pelaksanaan menjalankan peran dan fungsinya menjadi tidak optimal. Kata Kunci : Unit Gawat Darurat Puskesmas, Koordinator Pelaksana, Pengalaman Perawat, Fenomenologi
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN PENILAIAN CEPAT KESEHATAN KEJADIAN BENCANA PADA TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014 DI KABUPATEN MALANG (STUDI FENOMENOLOGI) Yati Nur Azizah; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.282 KB)

Abstract

Rapid Health Assessment (RHA) sangat diperlukan dalam kondisi bencana,  dimana bencana merupakan kejadian yang sering terjadi akibat pengaruh alam yang dapat menimpa kehidupan manusia dan mengancam lingkungan. RHA sangat dibutuhkan untuk mengumpulkan data, memberikan informasi yang obyektif sehingga mampu memecahkan masalah selama tanggap darurat bencana sampai dengan pemulihan pasca bencana. Tujuan umum penelitian ini adalah mengidentifikasi makna pengalaman perawat dalam melakukan Rapid Health Assessment / RHA pada tanggap darurat bencana erupsi Gunung Kelud tahun 2014 di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif.  Partisipan yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak lima orang perawat yang terdiri dari tiga orang perawat yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan dua orang perawat yang bekerja di Puskesmas Ngantang. Hasil analisis didapatkan delapan tema yang didapatkan dari delapan tujuan khusus penelitian.  Tema yang di dapat antara lain : perawat tidak siap dalam pengisian RHA, perawat merasakan kurangnya kerjasama tim, perawat merasa kurang memahami dalam pengisian format, perawat mengalami permasalahan dalam pengumpulan data, perawat mengalami kendala dalam koordinasi rujukan antar wilayah,  perawat mengalami hambatan dalam melakukan penilaian dan perawat merasakan adanya konflik tugas dalam pengisian RHA, serta harapan perawat untuk optimalisasi RHA. Perencanaan yang jelas dalam manajemen bencana akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan koordinasi antar wilayah. Kesiapan lain yang harus dimiliki oleh perawat adalah peningkatan kompetensi baik melalui pelatihan-pelatihan seperti managemen bencana, adanya petunjuk teknis, sarana dan prasarana serta pengalaman perawat itu sendiri dalam menangani masalah bencana.Kurang optimalnya perawat dalam proses penilaian cepat kesehatan dalam bencana baik dilihat dari segi persiapan perawat, kerjasama tim maupun pada saat pengumpulan data serta kurangnya koordinasi baik lintas program, lintas sektor maupun antar wilayah maka perawat memiliki harapan untuk peningkatan dalam optimalisasi RHA dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan peningkatan kompetensi perawat Kata Kunci : penilaian cepat kesehatan kejadian bencana, tanggap darurat bencana, pengalaman perawat, fenomenologi
PERBEDAAN NILAI KOMPRESI DADA DAN VENTILASI PADA PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DENGAN UMPAN BALIK INSTRUKTUR, AUDIOVISUAL DAN KOMBINASI DI YOGYAKARTA Sutono Sutono; Retty Ratnawati; Tony Suharsono
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.707 KB)

Abstract

Nilai keterampilan RJP pada mahasiswa Si Keperawatan di Yogyakarta secara umum masih dibawah dari standar yang diharapkan, hal ini mengakibatkan kepercayaan diri mereka rendah ketika harus melakukan tindakan RJP baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan nilai kompresi dada dan ventilasi pada pelatihan RJP dengan 3 metode umpan balik yang berbeda.Penelitian Experimental, randomized pretest-posttest design, dengan membandingkan hasil nilai kompresi dan ventilasi dari tiga kelompok yang mendapatkan intervensi. Sampel diambil secara random, dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok mahasiswa yang mengikuti pelatihan RJP yang mendapatkan demonstrasi skill dengan umpan balik instruktur. Kelompok 2 dengan umpan balik audiovisual.Kelompok ke 3 dengan kombinasi keduanya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua nilai  baik kompresi dada maupun volume ventilasi tidak ada perbedaan yang signifikan. Rerata kedalaman kompresi dada dengan α 0,097, Rerata kecepatan dengan α0,064, Untuk komponen ventilasi (rerata volume ventilasi) dengan capaian nilai α 0,106.Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan nilai kompresi dan ventilasi  RJP pada ketiga metode pembelajaran. Yang berarti ketiga metode sama-sama bisa dipakai sebagai metode pembelajaran keterampilan RJP khususnya pada pendidikan S1 Keperawatan di Yogyakarta. Kata Kunci : Kompresi dada, Ventilasi, Resusitasi Jantung Paru, Umpan balik.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI GEJALA NYERI DADA KARDIAKISKEMIK PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG Ika Setyo Rini; Dini Widya Ayuningtyas; Retty Ratnawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1516.06 KB)

Abstract

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian dan kecacatan nomor satu pada laki-laki dan perempuan di negara maju. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan dalam penanganan. Salah satu faktor tersebut yaitu ketidaktepatan pasien dalam mempersepsikan gejala nyeri dada yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi gejala nyeri dada kardiak iskemik pada pasien infark miokard akut di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling sebanyak 60 pasien (53,97+10,75 tahun) selama 2 bulan di ruang Instalasi Rawat Inap I (IRNA I). Setelah dilakukan uji Chi-square, didapatkan hasil bahwa tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor demografi. Hubungan yang signifikan ditunjukkan dari faktor risiko dislipidemia (p<0,012) dan faktor risiko riwayat keluarga (p<0,009). Berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya didapatkan hubungan yang signifikan yaitu nyeri dada sebelumnya (p<0,007) dan penyakit infark miokard sebelumnya (0,000). Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi gejala nyeri dada kardiak iskemik pada pasien infark miokard akut ditentukan secara signifikan oleh faktor risiko dilipidemia, riwayat keluarga, nyeri dada sebelumnya dan infark miokard sebelumnya.Kata kunci: demografi, faktor risiko, riwayat penyakit sebelumnya, persepsi pasien
STUDI FENOMENOLOGI: KECEMASAN KELUARGA SELAMA MENDAMPINGI KLIEN PADA FASE END OF LIFE DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA, SAWAHAN, MALANG Yuldensia Avelina; Retty Ratnawati; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Respon emosional yang paling sering dialami keluarga  selama mendampingi klien pada fase end of life  adalah kecemasan,  namun kecemasan yang dialami keluarga tersebut  masih sering terabaikan oleh petugas kesehatan yang masih berfokus pada klien. Dimana dukungan dari petugas kesehatan sangat dibutuhkan oleh keluarga sebagai salah satu sumber kekuatan selama mendampingi klien. Kecemasan keluarga apabila tidak ditangani dapat menghambat keluarga selama mendampingi klien pada fase end of life. Tujuan dari penelitian ini adalah menggali makna dari pengalaman kecemasan keluarga selama mendampingi klien pada fase end of life. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 6 anggota keluarga yang mengalami kecemasan selama mendampingi klien pada fase end of life di rumah sakit. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan IPA dari Smith. Penelitian ini menghasilkan 8 tema yaitu selalu berpikiran negatif sehingga hati tidak tenang, takut kehilangan orang yang dicintai, memastikan klien mendapatkan perawatan yang baik, menyemangati klien dengan berbagai cara, menampung pilihan lain selain pengobatan medis, disemangati oleh petugas kesehatan agar lebih tenang, adanya dukungan sikap empati dari anggota keluarga lainnya dan kompleksitas tanggung jawab keluarga dalam mendampingi dan membiayai pengobatan. Dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang dialami keluarga selama mendampingi klien pada fase end of life merupakan perasaan cemas akan kehilangan orang yang dicintai. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan keluarga meskipun adanya hambatan. Dukungan dari pihak lain menjadi sumber kekuatan bagi keluargaKata kunci: end of life, kecemasan, keluarga
NURSES EXPERIENCE IN IMPLEMENTING A TRIAGE ON MASS VISITATION IN THE EMERGENCY DEPARTMENT OF NGANJUK DISTRICT HOSPITAL TYPE B Agus Khoirul Fuadi; Retty Ratnawati; Tony Suharsono
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.522 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2018.006.01.2

Abstract

Nganjuk district hospital is the referral hospital in Nganjuk, so the consequences that must be accepted is the potential of a patient mass visitation. Mass visitation is a condition where there are lot of patients arrived at the same time, it can be caused by various causes or diseases that came from a single factor or more. These factors include the increase number of referral patient’s arrival, the increase number of patient's arrival at its own initiative, some disaster/accident/plague victims, where they came to the emergency department with different criticalness. There is one question that is very important, which is how one nurse in that is placed in an emergency department of a hospital could perform a triage to handle a number of patients that are coming together. Of course, these conditions will bring an interesting experience to be explored by researchers. This study is a qualitative research that used an interpretative phenomenological approach. A deep interview was involving 4 triage nurses. The data were collected and analyzed by using a thematic analysis approach. The transcript of the interview results was analyzed by using a qualitative analysis, such initial codes were made in each participant's statement and it was interpreted in the form of a theme. The study resulted in four themes, namely Changed Triage Mechanism, Triage System Inadequate-yet, The Expectation of Emergency Room Policy Changing, KIE Advance Strategies. Where finally, these themes are narrowed down to one major theme namely The Spirit of Change in the Middle of Inadequate Triage System in Mass visitation. These description indicates the dynamics of triage nurses in the emergency department of Nganjuk district hospital in the form of a spirit of change in the middle of inadequate triage system that is used to handle a mass visitation.The researchers recommend further research that is directed to influence a triage system on a mass visitation towards the waiting time and mortality number in the emergency department of Nganjuk district hospital. The researchers also suggest that Nganjuk district hospital should create a Standard Operating Procedure (SOP) for the triage system to handle a mass visitation. Keyword : Triage, mass visitation
STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DALAM MERAWAT PASIEN TERLANTAR PADA FASE END OF LIFE DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Maria Imaculata Ose; Retty Ratnawati; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Pasien terlantar dalam keadaan kritis yang memasuki fase End of Life  sering dirawat di IGD. Kondisi tanpa ada keluarga yang mendampingi dan lingkungan IGD yang sibuk dan bising menjadi hambatan juga tantangan dalam perawatan End of Life. Perawatan pasien terlantar dalam tahap End of Life membutuhkan penanganan yang bertujuan memberikan rasa nyaman, ketenangan, kedekatan dukungan  social. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam merawat pasien terlantar dalam fase End of Life di ruang IGD RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Desain penelitian dengan metode kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi interpretif,  yang melibatkan 7 perawat IGD. Data dikumpulkan melalui Indepth interview dan dianalisis dengan menggunakan analisa tematik Braun & Clark. Hasil penelitian  menghasilkan 7 tema yaitu 1. merasakan hati tersentuh pada pasien terlantar menjelang ajal    2. Tidak membedakan perlakuan pada pasien terlantar  dengan pasien lain yang menjelang ajal 3. Menghargai harkat dan martabat pasien  4. Memilih perawatan suportif sebagai tindakan terbaik  5. Terpaksa meninggalkan pasien tanpa pendampingan spritual 6. Mengalami konflik dalam menempatkan  pasien terlantar yang menjelang ajal  7. Mengharapkan situasi lingkungan kerja yang mendukung. Kesimpulan adalah perawat bersikap profesional, menghormati harkat dan martabat dalam memberikan perawatan tanpa membedakan perlakuan dengan pasien lain yang menjelang ajal. Perasaan hati yang tersentuh muncul saat merawat pasien terlantar yang menjelang ajal tanpa didampingi keluarga. Perawatan End of Life lebih berfokus pada perawatan suportif, sedangkan dukungan spiritual tidak dapat diberikan di IGD karena karakteristik lingkungan yang sibuk dan lebih memprioritaskan pasien kritis. Hal ini menimbulkan konflik dan dilema bagi perawat sehingga diperlukan adanya ruangan khusus dan tim kerohanian untuk menyiapkan kematian yang damai dan bermartabat.Kata Kunci: Pasien terlantar, End of Life, Perawatan Gawat Darurat. 
FENOMENOLOGI : PENGALAMAN CARING PERAWAT PADA PASIEN TRAUMA DENGAN KONDISI KRITIS (P1) DI IGD RSUD TARAKAN-KALIMANTAN UTARA Merry Januar Firstiana; Retty Ratnawati; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1538.51 KB)

Abstract

Kondisi pasien yang mengalami trauma berat secara umum berada dalam kondisi kritis dan memerlukan pertolongan segera. Sehingga caring menjadi tanggung jawab setiap perawat dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi makna caring perawat pada pasien trauma dengan kondisi kritis (P1) di IGD RSUD Tarakan – Kalimantan Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif yang menekankan pada interpretasi dan memahami makna. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) berdasarkan pertanyaan semi terstruktur yang bersifat terbuka (open ended question). Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa hermeunetik dari Diecklemann. Partisipan penelitian ini ada delapan orang perawat yang diambil melalui purposive sampling dan menghasilkan sembilan tema meliputi: niat menolong dari hati, komunikasi sebagai kunci kepercayaan, penjelasan berkaitan segala hal tentang pasien agar keluarga siap, dukungan spiritual kepada keluarga menurunkan kecemasan, peduli mendengar keluh kesah pasien dan keluarga, mengalami perubahan emosi, cepat merespon dan memilah kondisi pasien, upaya maksimal perawat melakukan tindakan yang terbaik, dan mementingkan kehadiran keluarga agar bisa memberikan semangat pasien. Pemahaman terhadap nilai caring yang diterapkan perawat pada pasien trauma dapat memberikan pengaruh besar terhadap kondisi selanjutnya. Oleh karena itu perawat harus dapat bersikap profesional dengan segala hal yang terjadi selama merawat pasien. Perawat harus memiliki niat kuat yang ditanamkan dalam dirinya untuk memberikan pertolongan sebagai upaya untuk menghasilkan perawatan yang terbaik dan berkualitas kepada pasien. Sehingga pihak rumah sakit harus memaksimalkan peran dan fungsi perawat IGD pada saat memberikan pelayanan kepada pasien.Kata kunci : fenomenologi, caring, perawat, trauma, kondisi kritis.  
STUDI FENOMENOLOGI : PENGALAMAN PERAWAT TERKAIT KETIDAKBERHASILAN RESUSITASI PADA NEONATAL DENGAN ASFIKSIA DI RUANG NEONATUS RSUD DR. R. SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR Rita Rinjani Mekka; Retty Ratnawati; Septi Dewi Rachmawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Asfiksia masih menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian neonatal di RSUD Dr. R Soedjono Selong Lombok Timur. Ketidakberhasilan suatu tindakan resusitasi yang menyebabkan kematian neonatus melibatkan kondisi yang kompleks dan memberikan dampak secara psikologis yang merupakan stressor tersendiri bagi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat terkait ketidakberhasilan resusitasi pada neonatal dengan asfiksia di ruang neonatus RSUD Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur. Desain penelitian yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif yang melibatkan 7 orang perawat ruang neonatus yang pernah mengalami ketidakberhasilan resusitasi pada neonatal asfiksia. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis berdasarkan pendekatan  analisa tematik Braun & Clarke. Penelitian menghasilkan 8 tema yaitu memahami kondisi kegawatanpada neonatus  yang membutuhkan tindakan resusitasi segera, melakukan resusitasi dengan kesadaran akan keterbatasan yang dimiliki, mengalami dilema dengan adanya kehadiran keluarga,  merasakan ketidaktentraman hati karena kegagalan resusitasi, berupaya meringankan beban pikiran, mengembalikan semua permasalahan kepada Tuhan, menerima kegagalan sebagai bagian dari pembelajaran, dan menginginkan peningkatan kualitas pelayanan pada kegawatan neonatus. Dapat disimpulkan bahwa perawat memahami kondisi kegawatan pada neonatus dengan asfiksia dan  melakukan tindakan resusitasi segera walaupun sadar akan keterbatasan kompetensi  dan peralatan yang dimiliki serta hambatan yang timbul dari kehadiran keluarga pasien. Ketidakberhasilan resusitasi menyebabkan stressor dan mepengaruhi psikologis perawat. Strategi perawat untuk mengatasi permasalah tersebut dengan mekanisme koping yang konstruktif  sehingga perawat dapat mengambil hikmah dibalik kegagalan. Dukungan dari manajemen terkait peningkatan sumber daya manusia, dan pemberian dukugan serta penyediaan fasilitas resusitasi yang memadai dibutuhkan guna mengurangi kejadian ketidakberhasilan resusitasi pada neonatal dengan asfiksia di masa yang akan datang.Kata Kunci: Pengalaman perawat, ketidakberhasilan resusitasi neonatal, asfiksia