Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

IN ALL THE RELATION OF EARLY AMBULATION WITH PERINEUM INJURY RECOVERY AT POST PARTUM MOTHER WORK AREAS OF SINGOSARI LOCAL CLINIC OF MALANG REGENCY Dina Dewi SLI; Retty Ratnawati; Intan Berlian
Jurnal Keperawatan Vol. 3 No. 1 (2012): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v3i1.1050

Abstract

Early ambulation is policy to guide the patients out of their bed and guide to walk as son as possible. Early ambulation able to avoid blood flow obstruction. The blood flow obstruction able to cause interior thrombosis vena and able to cause infection. Early ambulation is external factor beside injury treatment. While the internal factor is eat pattern or consumption pattern. Also influence the recovery sped of perineum injury. The research aimed at knowing the early mobilization 2-4 hours and 6-8 hours with recovery speed of perineum injury of post partum mother in the work areas of Singosari local clinic of Malang Regency. The research method was comparative design with cohort approach. Samples were selected by purposive sampling of 16 respondents of post partum mother with perineum injury of grade 2 and independent variable that were measured was early ambulation and dependent variable was recovery speed of perineum injury. Data analysis by fisher. The results showed that significant value of 1,000 that higher than alfa = 0,05. From data analysis it can be concluded that it means no differences between early mobilization 2-4 hours with 6-8 hours.
Hubungan Antara Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat Rsud Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar dan RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Sri Haryuni; Retty Ratnawati; Rinik Eko Kapti
Jurnal Keperawatan Vol. 4 No. 1 (2013): Januari
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.016 KB) | DOI: 10.22219/jk.v4i1.2381

Abstract

Hubungan Antara Stres Kerja dengan Kinerja Perawat di Instalasi Gawat Darurat Rsud Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar dan RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Correlation between job stress and coping mechanism with job performance of nursing at the emergency department in RSUD Ngudi Waluyo and RSUD Mardi Waluyo BlitarSri Haryuni(1), Retty Ratnawati(2), Rinik Eko Kapti(3)(1)Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Kadiri(2)Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang(3)Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 1email: sisri_83@yahoo.co.idABSTRAKKinerja perawat merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dalam menentukan kualitas peyananan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara stres kerja dan mekanisme koping terhadap kinerja perawat di Instalasi gawat darurat RSUD Ngudi Waluyo Kab. Blitar dan RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 34 orang dengan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner dan lembar observasi. Pada penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara stres kerja dengan mekanisme koping, adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat, adanya hubungan antara mekanisme koping dengan kinerja perawat serta tidak adanya hubungan antara karakteristik individu dengan kinerja perawat. Faktor dominan yang mempengaruhi kinerja perawat adalah mekanisme koping. Penelitian ini merekomendasikan untuk meneliti faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat seperti peran kepala ruangan, adanya manajemen stres kerja dan mekanisme koping untuk meningkatkan kinerja perawat.Kata Kunci : stres kerja, mekanisme koping dan kinerja perawat.ABSTRACTNursing job is an integral part which cannot separate to confirm the service quality to patient. The aim of this research is to identify the correlation between job stress and coping mechanism with job performance of nursing in emergency department RSUD Ngudi Waluyo and RSUD Mardi Waluyo Blitar. This research uses cross sectional design. The number of sample used is 34 respondents using total sampling. The instrument of this research uses questionnaires and observation tool. The result indicated that there was no correlation job stress with coping mechanism, there was correlation job stress with job performance, there was correlation coping mechanism with job performance and no correlation individual characteristics with job performance. The dominant factor that influence of job performance is coping mechanism. It is recommended to research another factor which influences the nursing job performance such as the role of head nurse, the management of job stress and coping mechanism to improve the nursing job.Keywords : job stress, coping mechanism and job performance
Penanganan Kesehatan pada Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi Setyo Martono; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 2 No. 3 (2014): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.855 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v2i3.199

Abstract

Latar belakang : Bencana erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di wilayah Jawa Tengah mengakibatkan jatuhnya banyak korban bencana yang mengalami dampak fisik dan dampak psikologis. Perawat tim kesehatan bencana melakukan tindakan awal pada upaya triage dan evakuasi korban bencana. Upaya triage dan evakuasi bertujuan untuk menyelamatkan korban bencana sebanyak-banyaknya, mencegah kematian dan kecacatan. Perawat tim kesehatan bencana melakukan proses triage dengan metote berbeda dari proses triage yang dilakukan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam penanganan korban bencana pada tanggap darurat erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak enam orang perawat yang bertugas di RSUP Dr. Kariadi dan RS Roemani Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Data ditranskrip dan dianalisis menggunakan langkah-langkah dari Colaizzi. Hasil : Penelitian ini menghasilkan enam tema yaitu senang menolong orang lain, kesiapan perawat dalam menghadapi bencana, komunikasi perawat dalam bencana, prioritas penanganan korban bencana, upaya perawatan korban bencana, dan bersyukur pada Alloh SWT. Simpulan : Perawat kesehatan bencana melakukan tindakan awal penanganan korban pada upaya triage dan evakuasi dengan cara yang berbeda dibandingkan cara yang dilakukan di rumah sakit. Perawat melakukan upaya triage dan evakuasi secara simultan dengan memprioritaskan penanganan pada kelompok rentan. Kelompok rentan harus di prioritaskan karena mereka rentan terhadap kematian, penyakit, dan mempunyai ketergantungan yang tinggi pada bantuan orang lain serta pemenuhan kebutuhan korban sendiri. Penanganan awal perawat pada upaya triage dan evakuasi pada kelompok rentan akan dapat menyelamatkan korban bencana yang banyak.
Makna Menstruasi Bagi Perempuan Suku Naulu-Dusun Rohua Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku Yonna Euinike Tanahitumesseng; Retty Ratnawati; Mufidah Cholil
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.852 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan makna mentruasi perempuan suku. Pandangan masyarakat tentang semua proses biologis yang terjadi pada perempuan, terkhususnya seputar masalah menstruasi, mengharuskan perempuan diam dalam ruang sosial yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri dan dijadikan sebagai budaya. Dalam sebuah sistem masyarakat, budaya memegang peranan penting dan membawa pengaruh yang sangat kuat. Budaya patriarki yang berkembang di Indonesia hampir memenuhi semua lapisan kehidupan masyarakat termasuk pada masyarakat suku Naulu dusun Rohua di kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. Patriarki adalah suatu sistem otoritas laki-laki yang menindas perempuan melalui institusi sosial, politik dan ekonomi. Adanya perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan tergambar dalam kebiasaan di tiap-tiap keluarga, pembagian tugas, kedudukan, dan perlakuan tradisi. Perempuan dipenjarakan dengan tugas domestik dan menjalani tradisi Pinamou saat diasingkan dalam Posune selama menstruasi berlangsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan Grounded Theory. Informan dalam penelitian adalah perempuan sebagai pihak yang menjalankan peran sebagai Nuhu Ne Upu e dan Pinamou, anggota keluarga dari perempuan yang diasingkan dan Nuhu Ne Upu e, serta Tokoh adat sebagai pemegang kendali aturan adat di suku Nualu-Dusun Rohua. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, Observasi, Wawancara mendalam (in–depth interview), Dokumentasi, dan Triangulasi. Dalam rangka melestarikan ritual adat, perlakuan masyarakat patriarkal di suku Naulu dusun Rohua berhasil meyakinkan dirinya sendiri bahwa konstruksi budaya yang memandang laki-laki lebih berkuasa dari pada perempuan adalah alamiah. Kepatuhan menjalankan adat, membuat masyarakat dengan sadar mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Konstruksi budaya ini menghasilkan diskriminasi terhadap makna menstruasi yang terjadi pada tubuh perempuan. Tatanan hidup yang diciptakan masyarakat melalui pelestarian tradisi pengasingan Pinamou yang bertujuan untuk mengatur kehidupan bersama, tidak berjalan semestinya. Makna “pemberi kehidupan” adalah mitos yang secara sadar disematkan pada diri perempuan dan tidak diterjemahkan seutuhnya dengan baik. Perempuan harus menjalani kehidupannya di bawah pengawasan laki-laki, masyarakat dan kepercayaan yang sarat dengan sifat pengelaki-lakian.
Pengaruh Peran Gender, Masculine Dan Feminine Gender Role Stress Pada Tenaga Administrasi Universitas Brawijaya Tulus Sabrina; Retty Ratnawati; Endah Setyowati
Indonesian Journal of Women's Studies Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.495 KB)

Abstract

Abstract This study aims to explain and analyze the influence of gender roles, Masculine and Feminine Gender Role Stress against work commitment. This research uses quantitative approach, with purposive sampling technique. The respondents were UB's administrative staff of 96 respondents. The data were collected by using questionnaires. The analysis of this study used the simultaneous significance test (F test) and Partial significance test (t test). The results of gender role deception show that male and female respondents tend to have a feminine gender role. The result of F test shows that there is influence of gender role, Masculine Gender Role Stress (MGRS), Feminine Gender Role Stress (FGRS) together with significant work commitment on male respondent, (F count> F table) F arithmetic 4,435 < F table 2,811, and big influence 22,8%. While Sig.F 0,008 <0,05. However, the results of the female respondents in the F test did not show significant results, because (F arithmetic <F table) F arithmetic 1.438 <F table 2.822, with a large influence of 9.1%. From the result of t-test, the significant result is only evidenced from the influence of gender role on work commitment (sign 0,326) on male respondent. While the result of MGRS sera FGRS test on work commitment both on male and female respondents did not show significant result. Nevertheless, the measurements of MGRS and FGRS indicate an indication of stress on male and female respondents. In other words, masculine and feminine stereotypes are one source of stress and problems in both male and female respondents.
PENGALAMAN PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM MERAWAT PASIEN PERCOBAAN BUNUH DIRI DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA Ika Subekti Wulandari; Retty Ratnawati; Lilik Supriyati; K Kumboyono
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 5 No. 2, Juli 2014
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.676 KB)

Abstract

ABSTRAK Percobaan bunuh diri merupakan kondisi gawat darurat yang membutuhkan pertolongan segera. Perawat di IGD merupakan tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan unik. Perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang efektif dan komprehensif meliputi aspek fisik yang berfokus untuk mencegah kematian dan aspek psikologis pada pencegahan tindakan bunuh diri. Merawat pasien percobaan bunuh diri akan memberikan pengalaman dan makna yang berbeda bagi setiap perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimanakah pengalaman perawat IGD dalam merawat pasien percobaan bunuh diri. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif yang melibatkan lima perawat IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Data dikumpulkan dengan metode indepth interview dan dianalisis menggunakan tehnik Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan keterkaitan antar sembilan tema yaitu ketakutan perawat, motivasi tugas, motivasi kasihan, pasien agresif, pasien tidak terus terang, proses keperawatan, sensasional, mengesampingkan manajemen psikologis dan pengharapan. Kesimpulan yang bisa diambil adalah manajemen kegawatdaruratan pada kasus percobaan bunuh diri belum dilakukan secara komprehensif dengan melihat manusia secara holistik. Pihak rumah sakit sebaiknya melakukan upaya untuk meningkatkan sarana prasarana dan kualitas sumberdaya manusia agar bisa memberikan pelayanan yang prima kepada pasien.Kata kunci: Instalasi Gawat Darurat, pengalaman perawat, pasien percobaan bunuh diri ABSTRACT Suicide attempt is an emergency condition requiring immediate assistance. Emergency department nurse as medical expert have an important and unique position. Nurse are require to provide an effective and comprehensive services including physical aspect focusing on death prevention and psychological aspect of preventive action on suicide. Caring for suicide attempt patients will provide experience and different meaning for each nurse. The aim of this study was to explore the experience of emergency departement nurse in taking care of suicide attempt patients. The design of this research used qualitative method with interpretive phenomenological approach which involved five emergency departmenet nurses of Dr. Moewardi Surakarta Hospital. The data was collected by indepth interview method and analyzed using Miles and Huberman technique. Results of this research revealed that there are relevancy among nine themes there are terrified nurse, task motivation, compassion motivation, aggressive patients, patient do not frankly, the nursing process, sensational, override the psychological management and expectation.The conclusion is the emergency management of suicide attempt case have not been conducted in acomprehensive manner with a view to human holistically. The hospital should make a concerted effort to improve the infrastructure and the quality of human resources in order to provide excellent services to patients.Keywords: Emergency department, nurse’s experience, suicide attempt patients
PENGALAMAN PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT (UGD) PUSKESMAS DALAM MERAWAT KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS Bintari Ratih Kusumaningrum; Indah Winarni; Setyoadi Setyoadi; Kumboyono Kumboyono; Retty Ratnawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.621 KB)

Abstract

Pengembangan pelayanan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan akan memberikan pengalaman dan perasaan yang berbeda pada setiap perawat di Puskesmas yang mengalami perubahan tersebut. Pengembangan Puskesmas tersebut ditunjukkan dengan adanya pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam yang dapat menangani pasien gawat darurat dan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengeksplorasi pengalaman perawat UGD Puskesmas dalam merawat korban kecelakaan lalu lintas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak enam orang perawat Puskesmas Beji Kota Batu. Hasil analisis dengan metode deskriptif terhadap hasil wawancara menghasilkan suatu makna yaitu merasakan ketidakberdayaan pada saat merawat korban kecelakaan lalu lintas di UGD Puskesmas, dan merasakan respon emosional pada proses berubah. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah bahwa sistem pelayanan puskesmas telah berubah menjadi lebih kompleks tetapi perubahan itu tidak diikuti dengan perubahan dari sumber daya yang membangun sistem tersebut. Kepala Puskesmas sebaiknya lebih memperhatikan pegawainya sebagai pembangun sistem agar dapat lebih optimal dalam penanganan pasien. Kata kunci : Unit Gawat Darurat Puskesmas, kecelakaan lalu lintas, pengalaman perawat, fenomenologi
PENGALAMAN PERAWAT SEBAGAI KOORDINATOR PELAKSANA UNIT GAWAT DARURAT PUSKESMAS DI KABUPATEN TRENGGALEK Edi Yuswantoro; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.9 KB)

Abstract

Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) di Puskesmas merupakan jenis pelayanan pengembangan bagian integral dengan pelayanan rawat inap.Pengembangan pelayanan tersebut memerlukan pengelolaan manajemen untuk mencapai mutu pelayanan keperawatan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat koordinator pelaksana pelayanan keperawatan UGD di  puskesmas Kabupaten Trenggalek. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretatif. Wawancara mendalam menggunakan pertanyaan semistruktur yang melibatkan 7 partisipan yang berperan sebagai koordinator pelaksana Unit Gawat  Darurat Puskesmas. Penelitian ini menghasilkan delapan tema yaitu, koordinator pelaksana UGD puskesmas mempunyai peran dan tugas banyak, menerima atau pasrah menjalankan banyak peran, pelaksanaan peran perencanaan dengan membuat usulan, pelaksanaan peran dalam pengorganisasian belum optimal, peran pengarahan kepada staf belum optimal, pelaksanaan peran monitoring dan evaluasi belum optimal, hambatan pelaksanaan pelayanan UGD puskesmas, harapan koordinator pelaksana UGD puskesmas dalam pengelolaan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah banyaknya peran yang diterima tenaga kesehatan menyebabkan pelaksanaan menjalankan peran dan fungsinya menjadi tidak optimal. Kata Kunci : Unit Gawat Darurat Puskesmas, Koordinator Pelaksana, Pengalaman Perawat, Fenomenologi
PENGALAMAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN PENILAIAN CEPAT KESEHATAN KEJADIAN BENCANA PADA TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD TAHUN 2014 DI KABUPATEN MALANG (STUDI FENOMENOLOGI) Yati Nur Azizah; Retty Ratnawati; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.282 KB)

Abstract

Rapid Health Assessment (RHA) sangat diperlukan dalam kondisi bencana,  dimana bencana merupakan kejadian yang sering terjadi akibat pengaruh alam yang dapat menimpa kehidupan manusia dan mengancam lingkungan. RHA sangat dibutuhkan untuk mengumpulkan data, memberikan informasi yang obyektif sehingga mampu memecahkan masalah selama tanggap darurat bencana sampai dengan pemulihan pasca bencana. Tujuan umum penelitian ini adalah mengidentifikasi makna pengalaman perawat dalam melakukan Rapid Health Assessment / RHA pada tanggap darurat bencana erupsi Gunung Kelud tahun 2014 di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif.  Partisipan yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak lima orang perawat yang terdiri dari tiga orang perawat yang bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan dua orang perawat yang bekerja di Puskesmas Ngantang. Hasil analisis didapatkan delapan tema yang didapatkan dari delapan tujuan khusus penelitian.  Tema yang di dapat antara lain : perawat tidak siap dalam pengisian RHA, perawat merasakan kurangnya kerjasama tim, perawat merasa kurang memahami dalam pengisian format, perawat mengalami permasalahan dalam pengumpulan data, perawat mengalami kendala dalam koordinasi rujukan antar wilayah,  perawat mengalami hambatan dalam melakukan penilaian dan perawat merasakan adanya konflik tugas dalam pengisian RHA, serta harapan perawat untuk optimalisasi RHA. Perencanaan yang jelas dalam manajemen bencana akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan koordinasi antar wilayah. Kesiapan lain yang harus dimiliki oleh perawat adalah peningkatan kompetensi baik melalui pelatihan-pelatihan seperti managemen bencana, adanya petunjuk teknis, sarana dan prasarana serta pengalaman perawat itu sendiri dalam menangani masalah bencana.Kurang optimalnya perawat dalam proses penilaian cepat kesehatan dalam bencana baik dilihat dari segi persiapan perawat, kerjasama tim maupun pada saat pengumpulan data serta kurangnya koordinasi baik lintas program, lintas sektor maupun antar wilayah maka perawat memiliki harapan untuk peningkatan dalam optimalisasi RHA dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan peningkatan kompetensi perawat Kata Kunci : penilaian cepat kesehatan kejadian bencana, tanggap darurat bencana, pengalaman perawat, fenomenologi
PERBEDAAN NILAI KOMPRESI DADA DAN VENTILASI PADA PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DENGAN UMPAN BALIK INSTRUKTUR, AUDIOVISUAL DAN KOMBINASI DI YOGYAKARTA Sutono Sutono; Retty Ratnawati; Tony Suharsono
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.707 KB)

Abstract

Nilai keterampilan RJP pada mahasiswa Si Keperawatan di Yogyakarta secara umum masih dibawah dari standar yang diharapkan, hal ini mengakibatkan kepercayaan diri mereka rendah ketika harus melakukan tindakan RJP baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbedaan nilai kompresi dada dan ventilasi pada pelatihan RJP dengan 3 metode umpan balik yang berbeda.Penelitian Experimental, randomized pretest-posttest design, dengan membandingkan hasil nilai kompresi dan ventilasi dari tiga kelompok yang mendapatkan intervensi. Sampel diambil secara random, dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok mahasiswa yang mengikuti pelatihan RJP yang mendapatkan demonstrasi skill dengan umpan balik instruktur. Kelompok 2 dengan umpan balik audiovisual.Kelompok ke 3 dengan kombinasi keduanya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua nilai  baik kompresi dada maupun volume ventilasi tidak ada perbedaan yang signifikan. Rerata kedalaman kompresi dada dengan α 0,097, Rerata kecepatan dengan α0,064, Untuk komponen ventilasi (rerata volume ventilasi) dengan capaian nilai α 0,106.Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan nilai kompresi dan ventilasi  RJP pada ketiga metode pembelajaran. Yang berarti ketiga metode sama-sama bisa dipakai sebagai metode pembelajaran keterampilan RJP khususnya pada pendidikan S1 Keperawatan di Yogyakarta. Kata Kunci : Kompresi dada, Ventilasi, Resusitasi Jantung Paru, Umpan balik.