Bernardinus Herbudiman, Bernardinus
Unknown Affiliation

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : REKA RACANA

Analisis Kebutuhan Pelat Injak pada Box Underpass Akibat Pengaruh Beban (Hal. 98-108) Satrio, Wibisono Bangun; Herbudiman, Bernardinus; Desmaliana, Erma
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.885 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.98

Abstract

ABSTRAKUnderpass merupakan suatu bangunan terowongan termasuk sarana transportasi barang dan manusia. Underpass dibangun di bawah tanah untuk menghindari daerah/kawasan rawan kemacetan. Pada kasus tertentu, kebutuhan pelat injak dapat diabaikan keberadaanya pada struktur box underpass. Analisis dilakukan dengan membandingkan perilaku struktur dengan 2 kondisi yaitu kondisi 1 pelat tanpa timbunan dan kondisi 2 pelat injak yang tertimbun oleh tanah timbunan. Analisis dilakukan dengan perangkat lunak SAP2000. Intensitas beban mengacu pada pembebanan jembatan SNI 1725:2016. Variasi panjang untuk pelat injak yang digunakan 5 m, 6 m dan 7 m, variasi tebal pelat yaitu 30 cm, 35 cm dan 40 cm, serta pengaruh jarak spring yaitu 10 cm, 20 cm dan 30 cm. Dari penelitian, lendutan yang terjadi cenderung lebih besar pada kondisi 2 karena pengaruh beban SIDL yang besar, lendutan maksimum kondisi 1 dan 2 adalah 1,148 mm dan 1,486 mm. Perbedaan momen maksimum kondisi 1 dan 2 masing-masing 422,111 kN-m dan 309,883 kN-m. Gaya geser masing-masing sebesar adalah 259,634 kN dan 583,885 kN. Gaya-gaya yang terjadi pada kondisi 1 cenderung lebih besar dari pada kondisi 2.Kata kunci: pelat injak, tanah timbunan, distribusi beban ABSTRACTUnderpass is a tunnel building for transportation of goods and people. Underpasses are built underground to avoid areas / areas prone to congestion. In certain cases, requirement of approach slab may be ignored in structure of the underpass box. Analysis was done by comparing the behavior of the structure with 2 conditions, condition 1 with plate without soil embankment and the condition 2 approach slab is covered by soil embankment. Analysis was carried out with SAP2000. Load intensity refers to SNI 1725: 2016. Variation of length for approach slab used 5 m, 6 m and 7 m, variation of plate thickness are 30 cm, 35 cm and 40 cm, and influence of spring distance are 10 cm, 20 cm and 30 cm. From the research, deflection that occurred tends to be greater in condition 2 because influence of large SIDL loads, maximum deflection conditions 1 and 2 are 1.148 mm and 1.486 mm. Difference in maximum moment in conditions 1 and 2 is 422.111 kN-m and 309.888 kN-m. Respectively shear force is 259.634 kN and 583.885 kN. The forces that occur in condition 1 tend to be greater than conditions 2.Keywords:  approach slab,  soil  embankment, load distribution. 
Studi Komparasi Pembebanan Analisis Jembatan Cibaruyan dengan Pembebanan Jembatan Berdasarkan RSNI T-02-2005 dan SNI 1725:2016. (Hal. 75-86) Sartika, Dian; Herbudiman, Bernardinus; Pribadi, Amatulhay
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 4: Desember 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.232 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i4.75

Abstract

ABSTRAK Jembatan beton prategang merupakan jenis jembatan yang banyak digunakan di Indonesia karena memiliki kekuatan yang tinggi dan berat jembatan lebih ringan. Jembatan Cibaruyan yang dibangun pada tahun 2014 dan berada di Kabupaten Ciamis menggunakan jenis jembatan beton prategang tipe I girder, mengacu pada peraturan RSNI T-02-2005. Seiring dengan perubahan waktu telah ada standar pembebanan jembatan terbaru yaitu SNI 1725:2016. Karena adanya perubahan tersebut, maka akan dilakukan studi komparasi antara kedua peraturan. Pemodelan jembatan menggunakan program SAP2000 dengan menganalisis kombinasi pembebanan, perhitungan gaya prategang, tegangan girder yang terjadi, lendutan, kekuatan momen lentur, gaya torsi, dan kekuatan geser penampang girder. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil pembebanan struktur atas Jembatan Cibaruyan dengan SNI 1725:2016 memiliki perbedaan momen lentur lebih besar 0,975% dibandingkan RSNI T-02-2005, gaya prategang pada RSNI T-02-2005 lebih besar 1,951% dibanding SNI 1725:2016, gaya geser dan torsi pada SNI 1725:2016 lebih besar 5,615% dan 26,127% dibandingkan RSNI T-02-2005. Kata kunci: jembatan prategang, RSNI T-02-2005, SNI 1725:2016 ABSTRACT The prestressed concrete bridge is a type of bridge that is widely used in Indonesia because it has high strength with a light structural weight. The Cibaruyan bridge in Ciamis city uses type I girder prestressed concrete bridge built in 2014 referring to the regulation of RSNI T-02-2005. As time goes by there has been a change in the regulations. SAP 2000 was used to model the bridge with the results of the analysis obtained in the form of a combination of loading, calculation of prestressing forces, stresses that occur, deflection, flexural strength, torsion strength, and shear strength. From the results of the analysis it was found that the structure of the Cibaruyan Bridge with SNI 1725:2016 had a greater bending strength of 0,975% compared to RSNI T-02-2005, the prestressed force on RSNI T-02-2005 was 1.951% greater than SNI 1725: 2016, shear force and torsion force at SNI 1725:2016 greater 5.615% and 26.127% compared to RSNI T-02-2005. Keywords: prestressed bridge, RSNI T-02-2005, SNI 1725:2016
Kajian Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Metode External Prestressing (Hal. 12-19) Khrisna, Dida; Herbudiman, Bernardinus
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.241 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.12

Abstract

ABSTRAKSeiring jalannya umur pemakaian beton bertulang pada struktur bangunan, banyak kondisi beton yang sudah rusak atau tidak aman untuk digunakan dikarenakan degradasi kekuatan akibat bencana alam, penempatan beban yang melebihi kapasitas, kebakaran, dan juga material bermutu rendah. Melihat kenyataan di lapangan tidak semua pelaku industri memiliki peralatan yang canggih ataupun budget yang mumpuni untuk melakukan perbaikan struktur, oleh karena itu metode external prestressing muncul sebagai salah satu opsi perbaikan struktur pada beton bertulang. Pada cara ini batang atau kabel prestressing ditanam pada beton yang rusak, memberikan tegangan padanya sampai suatu tegangan tarik tertentu sehingga elemen yang rusak mendapat gaya tekan. Hasil pengujian terhadap 4 balok dengan dimensi 25 cm x 15 cm dan panjang bentang 90 cm menunjukan bahwa perbaikan perilaku lentur balok dengan metode external prestressing menghasilkan persentase nilai-nilai sebagai berikut; 76,647%; 81,369%; 77,763%; 90,041%.Kata kunci: external prestressing, perilaku lentur, perbaikan struktur ABSTRACTAfter long service of reinforced concrete structure, concrete beam element become damage due to natural disasters, overloading, burned, and degradation of material strength. Repairing this element to achieve initial the strength capacity needs high cost. Then, the external pre-stressing method appears as alternative method to repair the element structure with relatively simple method and low cost. In this method, the pre-stress cable is attached beside the damaged concrete beam, giving the post-tension force, then the concrete section has compression force. The result of the 4 testing beams with 25 cm x 15 cm and length 90 cm shows that the improvement of beams flexural behavior with external prestressing method produces several percentage improvement values with these improvement; 76.647%; 81.369%; 77.763%; 90.041%.Keywords : external prestressing, flexural behavior, structural improvement
Efek Kadar Polycarboxylate Ether (PCE) terhadap Sifat Mekanik Beton Geopolimer Berbasis Fly Ash (Hal. 136-147) Putra, Eggidyo Parudhiwa; Herbudiman, Bernardinus; Irawan, Rulli Ranastra
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 4: Desember 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.677 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i4.136

Abstract

ABSTRAKPenambahan superplasticizer kedalam campuran beton geopolimer memiliki peranan penting untuk kemudahan pekerjaan. Akan tetapi, kualitas beton geopolimer tersebut harus tetap terjaga. Beton geopolimer merupakan beton tanpa semen dengan bahan pengganti semen harus berupa pengikat material yang mengandung silika dan alumunium yang tinggi seperti fly ash. Jenis fly ash yang digunakan pada penelitian yaitu fly ash Suralaya 1 dan Suralaya 2. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar superplasticizer PCE terhadap sifat mekanik beton geopolimer yaitu slump flow, nilai pantul, cepat rambat gelombang, kuat tekan, kuat tarik belah, kuat tarik lentur, dan modulus elastisitas. Kadar superplasticizer PCE yang digunakan kadar 0,5%; 1,0%; 1,5%; dan 2,0%. Hasil dari penelitian diketahui bahwa kadar superplasticizer PCE optimum adalah 0,5% sampai 1,0% untuk beton geopolimer karena beton mendapatkan flow yang paling mengalir dan mutu dari sifat mekanik beton geopolimer yang baik.Kata kunci: beton geopolimer, superplasticizer PCE, slump flow, uji destruktif, uji non-destruktif ABSTRACTThe Addition of superplasticizer into geopolimer concrete mix  has an important role to improve the workability of concrete. However, the quality of the geopolimer concrete must always be maintenad. Geopolomer concrete is a concrete without cement where it can be replaced with binder material with high silica and alumunium content such as fly ash. The variant of fly ash used in this study is fly ash Suralaya 1 and Suralaya 2. The study was conducted to determine the effect of dosage PCE superplasticizer on mechanical properties of geopolymer concrete which is slump flow, rebound number, pulse velocity, compressive strength, splitting, flexural, and modulus elasticity. Dosage of PCE superplasticizer used 0,5%; 1,0%; 1,5%; dan 2,0%. The results of the study can be conclusion that the optimum dosage is 0,5-1,0% which best flow and best mechanical properties.Keywords: geopolimer concrete, superplasticizer PCE, slump flow, destructive test, nondestructive test
Studi Evaluasi Hubungan Defleksi Jembatan Akibat Perubahan Jenis Kabel dan Bentang pada Jembatan Suspension (Hal. 66-77) Firdausi, Infira Kamiliana; Herbudiman, Bernardinus; Sukmara, Gatot
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.331 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.66

Abstract

ABSTRAKStruktur kabel pada jembatan suspension berperan sebagai pemikul utama beban pada jembatan. Perbedaan jenis kabel akan memengaruhi nilai defleksi, tegangan kabel, dan tegangan pada gelagar. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dilakukan studi evaluasi terhadap nilai defleksi jembatan berdasarkan variasi jenis kabel dan variasi panjang bentang. Jenis kabel yang digunakan adalah IWRC 6×36, Spiral Strand Rope, dan Locked-coil Rope dengan bentang 80 meter, 160 meter, dan 200 meter. Sistem pembebanan pada model struktur mengacu pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.02/SE/M/2010. Analisis struktur menggunakan program aplikasi SAP2000 versi 14. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada bentang ≤ 80 meter tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga jenis kabel. Pada bentang 80 meter hingga 160 meter jenis kabel Spiral Strand dan Locked-coil mampu memberikan hasil defleksi yang lebih kecil daripada kabel IWRC 6×36. Sedangkan pada bentang 160 meter hingga lebih dari 200 meter jenis kabel yang paling efektif untuk digunakan adalah jenis kabel Locked-coil.Kata kunci: jembatan pejalan kaki, jembatan suspension, defleksi, jenis kabel ABSTRACTCable structure on suspension bridge act as the main support of the load on the bridge. The difference in the type of cable will affect the value of deflection, tension of cable, and the tension of girder. Due to that condition, then an evaluation study of bridge deflection value based on variation of cable type and span length was performed. Type of cables used are IWRC 6×36, Spiral Strand Rope, and Locked-coil Rope, while the variation of the span are 80 meters, 160 meters, and 200 meters. The load system on the bridge structure model referring to “Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.02/SE/M/2010”. The analysis using 14th version of SAP 2000 aplication. The result of analysis shows that in the span less than 80 meters there are no such a significant  differences between the three types of cable. In the span of 80 meters to 160 meters, Spiral Strand and Locked-coil profide smaller deflection. While in the span of 160 meters to more than 200 meters, the most effective cable is Locked-coil cable.Keywords: pedestrian bridge, suspension bridge, deflection, cable type
Ketahanan Beton Geopolimer Berbasis Fly Ash terhadap Sulfat dan Klorida (Hal. 33-43) Ikomudin, Rafli Andaru; Herbudiman, Bernardinus; Irawan, Rulli Ranastra
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 4: Desember 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.625 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i4.33

Abstract

ABSTRAKKetahanan beton dalam lingkungan yang korosif sangat diperlukan, beton geopolimer memiliki ketahanan yang lebih baik dari beton biasa. Beton geopolimer dalam penelitian ini menggunakan campuran fly ash Suralaya 1 dan Suralaya 2 sebagai material pengganti semen. Penelitian dilakukan untuk mengetahui ketahanan beton geopolimer berbasis fly ash terhadap zat kimia berupa asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) dengan konsentrasi sebesar 10%. Parameter yang diamati adalah kuat tekan, cepat rambat gelombang dan pH yang dilakukan pada umur beton 7, 14, 21 dan 28 hari. Benda uji kuat tekan dan pH menggunakan kubus 5 cm × 5 cm × 5 cm sebanyak 3 buah dan benda uji cepat rambat gelombang menggunakan silinder berukuran 10 cm × 20 cm. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi larutan sebesar 10% yang digunakan untuk perendaman beton geopolimer berbasis fly ash terlalu tinggi sehingga ketahanan beton geopolimer tersebut mengalami penurunan yang signifikan baik dari segi kekuatan, kepadatan, kandungan dan kondisi fisik.Kata kunci: beton geopolimer, fly ash, kuat tekan, ketahanan ABSTRACTResistance concrete in corrosive environments is necessary, geopolymer concrete have better resistance than ordinary concrete. Geopolymer concrete in this study using mixing fly ash Suralaya 1 and Suralaya 2 as a cement replacement material. The study was conducted to determine the resistance of geopolymer concrete based on fly ash use chemicals such as sulfuric acid (H2SO4) and hydrochloric acid (HCl) at a concentration of 10%. The observed parameter is compressive strength, fast propagation and pH that was made on the concrete 7, 14 , 21 and 28 days. The test specimen compressive strength and pH using a cube of 5 cm × 5 cm × 5 cm 3 pieces and fast propagation of the test specimen using cilinder measuring 10 cm × 20 cm. The results of the study showing that the concentration of 10% were used for soaking of fly ash-based geopolymer concrete is too high so that the resistance of geopolymer concrete is experiencing a significant decline both in terms of strength, density, content and physical condition.Keywords: geopolimer concrete, fly ash, compressive strength, resistance