Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FORMULASI SEDIAAN LOSION ANTIOKSIDAN EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L.) Faramayuda, Fahrauk; Alatas, Fikri; Desmiaty, Yesi
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.308 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp105 – 111

Abstract

Penelitian tentang formulasi dosis ekstrak air daun teh hijau dengan konsentrasi 0,0002%, 0,002%, 0,02% dan 8,6% telah dilakukan. Penetapan nilai EC50 dilakukan berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier antara larutan uji dan persentase peredamanl. Formulasi losion dimulai berdasarkan orientasi basis dengan parameter organoleptik, homogenitas, pH dan viskositas. Diketahui bahwa losion dengan5,5% glyceryl monostearate mempunyai stabilitas pH, viskositas dan konsistensi yang terbaik. Evaluasi formulasi termasuk evaluasi fisik (organoleptis, homogenitas, viskositas dan stabilitas) dan evaluasi kimia (pH dan stabilitas aktivitas anti oksidan). Evaluasi aktivitas antioksidan formula yang mengandung larutan 1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl menggunakan spektrofotometri UV-Vis menunjukkan bahwa formula yang mengandung 0.02% dan 8,6% ektrak air daun teh memberikan aktivitas anti oksidan terbaik dan stabilitas selama penyimpanan.
KAJIAN PENDAHULUAN POTENSI ANTI KANKER DENGAN UJI TOKSISITAS METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) TERHADAP EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DARI KULIT BATANG KEMIRI Aleurites moluccana (L.) Willd. Windyaswari, Ari Sri; Faramayuda, Fahrauk; Ratnasari, Dessy
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.757 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v3i1.95

Abstract

ABSTRAK Pohon kemiri Aleurites moluccana (L.) Willd.,  adalah tanaman asli Indonesia multiguna, tumbuh menyebar hingga 10-15 meter pada area terbuka di dataran Indonesia Malaysia dan kepulauan Pasifik. Penelitian sebelumnya menunjukkan tanaman kemiri mengandung tanin, saponin, flavonoida dan polifenol.  Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui potensi anti kanker melalui pengujian toksisitas ekstrak etanol kulit batang kemiri Aleurites moluccana (L.) Willd. dengan metode BSLT menggunakan hewan uji larva udang Artemia salina. Pengukuran toksisitas dinyatakan dengan nilai LC50. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan teknik maserasi menggunakan pelarut etanol. Hasil pengujian toksisitas ditunjukkan dengan nilai LC50 dari ekstrak etanol, fraksi etil asetat, fraksi n-heksana, dan fraksi air.  Nilai toksisitas yang paling kuat hingga paling lemah adalah fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, ekstrak etanol, fraksi air secara berturut-turut adalah 17,10 ppm; 35,74 ppm; 39,29 ppm; dan 378,532 ppm. Intensitas nilai LC50  hasil pengujian BSLT dari fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, ekstrak etanol dan fraksi air berturut-turut adalah sangat toksik, sangat toksik, sangat toksik, dan toksik. Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan penampak bercak spesifik menunjukkan dugaan golongan flavonoid pada ekstrak etanol dan fraksi etil asetat pada kulit batang kemiri. Kata kunci   :  BSLT, kulit batang kemiri, Aleurites moluccana (L.) Willd., flavonoid. ABSTRACT Aleurites moluccana (L.) Willd., also known as candlenut, is a native to Indonesia great domesticated multipurpose trees, typically grows to 10-15 m in open areas,  It is native to the Indo-Malaysia region and was introduced throughout the Pacific Island. Previous studies have demonstrated that the leaves and stem bark of Aleurites moluccana (L.) Willd. presents  tannins, saponin, flavonoid, and polyphenols. The aim of this research was to determine the toxicity value using BSLT method as screening for new potential cytotoxic drug. This research was started with maceration technique using ethanol solvent. The research was started with maceration method using ethanol solvent. Determination of toxicity value of Aleurites molucana (L.) Willd. stem bark were examined using BSLT method. The toxicity value for extract and each fractions was reported as medial lethal concentration (LC50) value, expressed in ppm. The LC50 value using BSLT method of ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, ethanol extract, water fraction were 17,10 ppm; 35,74 ppm; 39,39 ppm; 380,93 ppm respectively. While intensity of LC50 value for toxicity value of ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, ethanol extract, water fraction were very toxic, very toxic, very toxic, and toxic. Chromatogram pattern were observed by Thin Layer Chromatography (TLC) with specific spray agent, detected the flavonoid in ethanol extract and ethyl acetate fraction from stem bark of Aleurites moluccana (L.) Willd. Key words   : BSLT, stem bark of candlenut, Aleurites moluccana (L.) Willd., flavonoid.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID METODE AlCl3 PADA EKSTRAK METANOL KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao L.) Azizah, Dyah Nur; Kumolowati, Endang; Faramayuda, Fahrauk
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.326 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v2i2.14

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Selama ini kulit buah kakao hanya merupakan limbah yang kurang dimanfaatkan. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ekstrak metanol kulit buah kakao memiliki senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa yang terbukti dapat digunakan sebagai antioksidan, antikanker, dan antidepresan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar flavonoid dengan metode kolorimetri menggunakan pereaksi AlCl3 dari ekstrak metanol kulit buah kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah kakao memiliki senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, polifenol, tanin, saponin, kuinon, monoterpenoid, dan seskuiterpenoid. Kadar flavonoid yang ditunjukkan dengan menggunakan metode AlCl3 adalah sebesar 0,2371±0,0004 %. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit buah kakao memiliki kadar flavonoid sebesar 0,2371±0,0004 %.
FORMULA SEDIAAN LOSION ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIAH BUAH COKLAT (Theobroma cacao L.) Faramayuda, Fahrauk; Alatas, Fikri; Rayani, Tresa Tri
Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8323.534 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v1i1.4

Abstract

Penelitian tentang formulasi sediaan losion antioksidan ekstrak etanol kulit buah coklat dengan konsentrasi 0,0864% dan 0,1728% telah dilakukan. Penetapan IC50 dilakukan berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier antara larutan uji dan persentase peredaman. Formulasi losion dimulai dengan orientasi basis dengan parameter organoleptik, homogenitas, pH dan viskosita. Diketahui bahwa losion dengan konsentrasi asam stearat 2,5% dan triatanolamin 0,2% adalah basis losion terbaik. Evaluasi formulasi termasuk evaluasi fisik (organoleptis, homogenitas, viskositas dan stabilitas) dalam evaluasi kimia (pH dan stabilitas aktivitas antioksidan). Evaluasi aktivitas antioksidan formula yang mengandung lauran 1, 1-diphenyl-2-picrylhidrazyl menggunakan spektrofotometri UV-Vis menunjukan bawa formula yang mengandung 0.1728% enstak etanol kulit buah coklat memberikan aktivitas anti oksidan terbaik dab stabil selama penyimpanan.
OPTIMASI INDUKSI KALUS TANAMAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl) DENGAN BERBAGAI VARIASI ZAT PENGATUR TUMBUH Faramayuda, Fahrauk; -, Elfahmi; Ramelan, Riska Sigit
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.816 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.62

Abstract

ABSTRAK Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan dengan metode kultur jaringan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) yaitu 2,4 dichlorophenoxiacetic asam (2,4-D), 6-benzilaminopurin (BAP) dan kinetin terhadap pertumbuhan kalus dan produksi metabolit sekunder dari cabe jawa. Penelitian ini menggunakan rancangan dengan dua perbandingan ZPT yaitu 2,4-D : BAP (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0ppm) dan 2,4 : Kinetin (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0 ppm). Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif (morfologi kalus termasuk tekstur, warna kalus dan metabolisme sekunder) dan data kuantitatif (kalus berat basah dan berat kering). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ZPT 2,4-D:BAP (0,5ppm:0,5ppm) sebagai konsentrasi optimum untuk menginduksi kalus. Metabolit sekunder dari kalus cabe jawa dianalisis dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) mengguakan fase gerak n-heksan : etil asetat (3:7) dan toluen : etil asetat (1:1). Berdasarkan hasil KLT tersebut menunjukkan pola kromatogram kalus cabe jawa yang menunjukkan senyawa steroid, triterpenoid dan flavonoid. Kata Kunci : Daun Cabe Jawa, Kultur Jaringan, Zat Pengatur Tumbuh, Kromatografi Lapis Tipis. ABSTRACT Piper retrofractum Vahl is a medicinal plant potentially to be developed with in vitro culture method. The objectives of the research were to study the effect of 2,4-dichlorophenoxiacetic acid (2,4-D), 6-benzilaminopurin (BAP) and kinetin on callus growth and secondary metabolism production from Piper retrofractum Vahl. The research used factorial completely randomized design with two factors 2,4-D : BAP (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0ppm) and 2,4:Kinetin (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0 ppm). Data that be collected were qualitative data (callus morphology included texture, colour of callus and secondary metabolism from Thin Layer Chromatography’s method) and quantitative data (callus wet weight and callus dry weight). The result of the research indicated that the treatment with addition plant regulation 2,4-D : BAP (0,5 ppm : 0,5 ppm) on MS medium as an optimum combination concentration to induce callus. Secondary metabolites was analyzed by qualitative methods for callus and cabe jawa leaves without in vitro culture using Thin Layer Chromatography (TLC) eluted by n-hexane : acetate etil (3:7) and toluene : acetate etil (1:1). Based on TLC results show that callus cabe jawa containing steroid, triterpenoids and flavonoid. Keyword : Cabe Jawa leaves, Plant Tissue Culture, Growth Hormone, Thin Layer Chromatography.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR KAYU AKWAY (Drymis piperita Hook. f.) PADA PERTUMBUHAN Plasmodium falciparum PENYEBAB MALARIA Hermanto, Faizal; Faramayuda, Fahrauk
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.738 KB) | DOI: 10.26874/kjif.v5i1.88

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan salah satu daerah endemik malaria. Resistensi obat malaria menjadi salah satu masalah dalam pengobatan malaria, oleh karen itu diperlukan pencarian obat malaria baru. Kulit kayu akway (Drimys piperita Hook. f) secara empiris digunakan oleh Suku Sogb Manokwari Papua sebagai antimalaria  dan  afrodisiaka. Penelitian  ini  diawali  dengan  proses  pembuatan  ekstrak  air  kulit  kayu akway  dengan  metode  perebusan  menggunakan  pelarut  air  suling.  Pengujian  aktivitas  antimalaria menggunakan Plasmodium falciparum 3D7 secara in vitro. Ekstrak air kulit kayu akway menunjukan aktivitas antimalaria yang baik dengan nilai IC 50  sebesar 0,013 µg/mL.Kata kunci : Akway, Drimys piperita Hook. f., Antimalaria, Plasmodium falciparum ABSTRACTIndonesia is one of malaria endemic areas. Malaria drug resistance is one of the problems in malaria treatment, therefore  it  is  necessary  to  search for  new  malaria  drugs.  Drimys  piperita  stem bark  is empirically used by the Sogb tribe, Manokwari Papua as antimalarial and aphrodisiac. This research begins made water extract of Drimys piperita stem bark by boiling method using distilled water as solvent. Testing of antimalarial activity using Plasmodium falciparum 3D7 in vitro. water extract of Drimys piperita stem bark showed good antimalarial activity with IC 50  value of      0,013 μg / mL.Keywords : Drimys piperita stem bark, Antimalarial, Plasmodium falciparum
Identification of the Secondary Metabolites and Characterization of Lagerstroemia Loudonii T. & B. Faramayuda, Fahrauk; Hermanto, Faizal; Windyaswari, Ari Sri; Riyanti, Soraya; Nurhayati, Viola Aditya
Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 1 (2021): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v6i1.11351

Abstract

Bungur  (Lagerstroemia loudonii T. B) is a type of plant widely grown in Indonesia and can be found in teak forests, mixed forests, and is found as ornamental plants or protective trees on the roadside. In the fruit section, Lagerstroemia loudonii is used as antituberculous and antimalarial. On the bark, the part is used as antidiarrheal. Based on some parts of the Lagerstroemia loudonii  plants' activity data, this plant has the potential to be developed into traditional medicine. Standardized traditional medicine material is necessary to identify efficacious compounds and characterization in some parts of Lagerstroemia loudonii. The purpose of this research is to develop Lagerstroemia loudonii into traditional herbal medicine or standardized herbal medicine. Identification of efficacious compounds and characterization of crude leaf drugs, bark, stems, and fruit of Lagerstroemia loudonii. The phytochemical screening phase of the crude drugs of leaves, bark, stems, and fruit ofLagerstroemia loudonii against includes examining alkaloids, flavonoids,  quinones, tannins, polyphenols, saponins, steroids and triterpenes, monoterpenoids and sesquiterpenoids. The determination of the characteristics of raw material carried out includes nonspecific parameters. Nonspecific parameters are the determination of total ash content, water-soluble ash content, acid insoluble ash content. each experiment was carried out three times and calculated the average yield and deviation.  Identification results of the class of efficacious compounds in some parts of the Lagerstroemia loudonii  plant are on the leaves and fruits containing alkaloids, flavonoids, saponins, quinones, tannins, polyphenols, monoterpenoids, and sesquiterpenoids as well as steroids and triterpenoids. At the bark and stem, the bark contains alkaloids, flavonoids, saponins, quinones, tannins, polyphenols, monoterpenoids, and sesquiterpenoids. Characterization results of Lagerstroemia loudonii  leaf extract total ash content 4.45 ± 0.30% w/w, water-soluble ash content 4.08 ± 0.27% w/w, acid insoluble ash content 0.59 ± 0.06% w/w, the extract specific gravity was 0.59 ± 0.063. Lagerstroemia loudonii  stem bark extract, total ash content 1.94 ± 0.12% w/w, water-soluble ash content 1.47 ± 0.03% w/w, acid insoluble ash content 0.24 ± 0.02% w/w, the extract specific gravity is 0.82 ± 0.01. Lagerstroemia loudonii  stem extract, total ash content3.18 ± 0.16% w/w, water-soluble ash content 2.36 ± 0.38% w/w, acid insoluble ash content 0.43 ± 0.07% w/w, extract specific grafity 0.81 ± 0.01. Lagerstroemia loudonii  fruit extract, total ash content 11.45 ± 1.16%w/w, water-soluble ash content 10.1 ± 1.49% w/w, acid insoluble ash content 1.46 ± 0.88% w/w,extract specific grafity 0.81 ± 0.01. Based on phytochemical screening data and the characterization of bungur plants potential to be developed into raw materials for traditional medicineKeywords: Lagerstroemia loudonii, secondary metabolite, raw material characterization
Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) : PENGGUNAAN TRADISIONAL, FITOKIMIA dan AKTIVITAS FARMAKOLOGI Piper retrofractum Vahl. : Traditional Uses, Phytochemical and Pharmacological Activities Fahrauk Faramayuda; Sufyan Zainul Arifin; Akhirul Kahfi Syam; Elfahmi Elfahmi
Perspektif Vol 20, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v20n1.2021.26-34

Abstract

 ABSTRAK Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) adalah tanaman daerah tropis asli Indonesia yang dijumpai juga di negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia, dan sejak dahulu telah digunakan secara turun-temurun sebagai bahan tambahan makanan ataupun obat tradisional. Secara tradisional di masyarakat, buah cabe jawa dapat digunakan dalam ramuan untuk mengobati demam, perut kembung, mulas, muntah, mengatasi gangguan pencernaan, merangsang nafsu makan, dan lemah syahwat. Akarnya sering digunakan untuk mengobati sakit gigi, luka dan kejang, serta bagian daunnya digunakan juga untuk obat kumur. Beberapa penelitian menyebutkan aktivitas farmakologi cabe Jawa memiliki efek afrodisiaka, antipiretik, antihiperurisemia, antikanker, dan antimikroba. Pengujian klinis terhadap cabe jawa telah dilakukan dan potensial dikembangkan menjadi obat tradisional golongan fitofarmaka. Cabe jawa memiliki aktivitas sebagai imunostimulan, lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok imunostimulan fitofarmaka. Cabe jawa mempunyai potensi sebagai anti-photoaging, aktivitas antituberkular, antiproliferasi, aktivitas larvasida, dan aktivitas sitotoksik. Studi fitokimia senyawa metabolit sekunder utama yang terkandung dalam cabe jawa antara lain beberapa jenis alkaloid seperti piperine, pipernonaline, guineensine, piperoctadecalidine, minyak atsiri buah cabe jawa mengandung tiga komponen utama yaitu yaitu β-caryophyllene (17%), pentadecane (17,8%) dan β- bisabollene (11,2%) . Selain senyawa utama tersebut,  terdapat senyawa baru pada buah cabe jawa, diantaranya; senyawa amida, amida glikosida, fenilpropanoid glikosida, dan alkaloid. Sebagai afrodisiaka bagian yang digunakan adalah buahnya dan senyawa piperin yang diduga bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut. Piperin merupakan senyawa utama dan zat berkhasiat yang terkandung dalam buah cabe jawa dan berfungsi sebagai penurun demam, mengurangi rasa sakit, antioksidan, mengurangi peradangan, antitumor, dan sebagai imunomodulator. Berdasarkan aktifitas farmakologi yang baik dari cabe jawa maka studi atau penelitian-penelitian pada tanaman ini harus terus dilakukan seperti pengembangan formulasi dan upaya perbanyakan tanaman karena populasi cabe jawa jumlahnya terbatas. Media terbaik dalam induksi kalus tanaman cabe jawa adalah Murrashige Skoog (MS) yang ditambah 6-Benzil Amino Purin (BAP) dan Naphtalene Acetic Acid (NAA).ABSTRACT Piper retrofractum vahl. is a tropical plant native to Indonesia which is also found in Southeast Asian countries such as Thailand and Malaysia, and has been used for generations as a food additive or traditional medicine. Traditionally in the community, P. retrofractum  fruit can be used in potions to treat fever, flatulence, heartburn, vomiting, overcome digestive disorders, stimulate appetite, and impotence. The roots are often used to treat toothaches, wounds, and seizures, and the leaves are also used for mouthwash. Several studies have stated that the pharmacological activity of P. retrofractum  has aphrodisiac, antipyretic, anticancer, and antimicrobial effects. Clinical testing on P. retrofractum  has been carried out and has the potential to be developed into a traditional medicine of the phytopharmaceutical class. P. retrofractum  has activity as an immunostimulant, which is higher than the phytopharmaceutical immunostimulant group. P. retrofractum has potential as anti-photoaging, antitubercular, antiproliferative, larvicidal activity, and cytotoxic activity. Phytochemical studies of the main secondary metabolites contained in P. rectofractum include several types of alkaloids such as piperine, pipernonaline, guineensine, piperoctadecalidine, fruit essential oils. Javanese chili contains three main components, namely-caryophyllene (17%), pentadecane (17.8%) and -bisabollene (11.2%). In addition to these main compounds, there are new compounds in P. retrofractum  fruit, including; amide compounds, amide glucosides, phenylpropanoid glucosides, and alkaloids. As an aphrodisiac, the part used is the fruit and the piperine compound which is thought to be responsible for this activity. Piperine is the main compound and efficacious substance contained in P. retrofractum  fruit and functions as a fever reducer, pain reliever, antioxidant, reducing inflammation, antitumor, and immunomodulator. Based on the good pharmacological activity of P. retrofractum , studies or researches on this plant must continue to be carried out such as formulation development and plant propagation efforts because the population of P. retrofractum  is limited. The best medium for callus induction of cabe jawa was Murashige Skoog (MS) with 6-Benzyl Amino Purine (BAP) and Naphtalene acetic (NAA) added.