This Author published in this journals
All Journal Jurnal EMPATI
Tri Puji Astuti
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal EMPATI

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI AYAH-ANAK DENGAN KECENDERUNGAN BULLYING PADA SISWA KELAS XI DAN XII SMA MARDISISWA SEMARANG Khosim Wongso; Tri Puji Astuti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015 (April 2015)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.092 KB) | DOI: 10.14710/empati.2015.14981

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efektivitas komunikasi ayah-anak dengan kecenderungan bullying pada siswa kelas XI dan XII SMA MARDISISWA Semarang. Efektivitas komunikasi ayah-anak adalah penilaian anak mengenai penyampaian pesan antara ayah dengan dirinya dalam mencapai kesamaan interpretasi dan memahami maksud atau isi hati antara keduanya dan hubungan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Kecenderungan bullying adalah keinginan yang mengarah untuk menyakiti orang lain yang lebih lemah, dilakukan secara berulang serta menimbulkan penderitaan fisik maupun psikis dan korban tidak mampu mempertahankan dirinya. Populasi penelitian, yaitu 207 siswa kelas XI dan XII SMA MARDISISWA yang terdiri dari 8 kelas, dan sampel penelitian sebanyak 125 siswa yang terbagi menjadi 5 kelas, diperoleh dengan cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala psikologi, yaitu skala efektivitas komunikasi ayah-anak (23 aitem valid, α = .90) dan skala kecenderungan bullying (32 aitem valid, α = .91). Analisis regresi sederhana menunjukkan koefisien korelasi rxy= -.33 dengan p = .01 (p<.05), artinya terdapat hubungan negatif dan signifikan antara efektivitas komunikasi ayah-anak dengan kecenderungan bullying. Efektivitas komunikasi ayah-anak memberikan sumbangan efektif 9% terhadap kecenderungan bullying, sisanya 91% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Siswa diharapkan dapat memelihara hubungan komunikasi yang efektif dengan ayah, sehingga dapat menekan kecenderungan siswa untuk menjadi pelaku bullying.
RELATIONSHIP BETWEEN SELF-CONCEPT WITH MOTIVATION TO TEACH EARLY CHILDHOOD KADER POS IN SEMARANG Nooruci Wirameiana; Tri Puji Astuti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 4 Tahun 2013 (Oktober 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.933 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.7417

Abstract

National Education duty and responsibility to lead this nation in order to be ready to meet and compete with the era of globalization and changes into opportunities and then manage it into a force capable of improving the quality of life of the nation and the state in the future. Overview and assessment of the state kader of self in the present and future desires will influence the kader duties as an educator . Self-concept includes the assessment of the ability and inability kader of self- motivation that will affect the kader and play a role in determining the way in which kader in an attempt to reach our potential. The purpose of this study was to determine the relationship between self-concept and motivation to teach in early childhood kader post in Semarang .The population is 507 people and the total sample 157 kader. Using random sampling using sampling. Collecting data using Self-concept scale consisted of 20 aitem ( α = 0,86 ) and the Teaching Motivation Scale consists of 22 aitem ( α = 0,862 ). Statistical analysis of the data using simple regression.The results showed a positive and significant relationship between self-concept and motivation shown by the number of teaching correlation rxy = 0,742 with p = 0,000 ( p < 0,05 ) so that the hypothesis that a positive relationship between self-concept and motivation to teach the kader Post ECD in Semarang acceptable. It means that the relationship between the two variables is that the more positive self-concept, the higher the motivation to teach, otherwise the negative self-concept, the lower the motivation to teach. Effective contribution to the concept of teaching mmotivasi of 55,1 % , while 44,9 % is influenced by other factors, namely the state of psychological, social environment.
PERILAKU PROSOSIAL : STUDI KASUS PADA ANAK PRASEKOLAH Susanti Susanti; Siswati Siswati; Tri Puji Astuti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 2, Nomor 4 Tahun 2013 (Oktober 2013)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.635 KB) | DOI: 10.14710/empati.2013.7433

Abstract

Tujuan penelitian adalah melakukan eksplorasi dan mendeskripsikan bentuk-bentuk perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial anak prasekolah.Subjek kasus dalam penelitian ini adalah dua anak dengan karakteristik yaitu berusia 3-5 tahun, kesempatan yang sama untuk menghabiskan waktu bersama ibu di rumah, menempuh pendidikan di playgroup yang sesuai standar peraturan pemerintah dan semua subjek kasus berada pada jenjang pendidikan yang sama. Penelitianinimenggunakanmetodekualitatif dengan pendekatan studikasus. Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Metodepengumpulan data yang digunakanadalahwawancara danobservasi dengan data pendukung dari checklist dan dokumentasi.Hasil penelitian menampakkan bahwa perilaku prososial anak prasekolah dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu perilaku membantu, berbagi dan menghibur. Lingkungan keluarga dan sekolah berperan dalam mendorong maupun menghambat perkembangan perilaku prososial seperti strategi pembelajaran perilaku prososial dan situasi dalam keluarga maupun sekolah.Strategi pembelajaran perilaku prososial meliputi kegiatan pembelajaran di sekolah seperti pembacaan cerita, video, lagu dan kegiatan simulasi yang mendorong pembelajaran nilai-nilai prososial serta peran orangtua dan guru dalam memberikan contoh perilaku, bimbingan dan motivasi untuk memunculkan kesadaran anak mengenai perasaan orang lain serta pemberian penghargaan terhadap perilaku prososial anak. Situasi dalam keluarga dan sekolah mempengaruhi kesempatan anak untuk mengembangkan perilaku prososial.Anak prasekolah mampu berperilaku prososial walaupun terdapat perbedaan dalam tingkat dan jenis perilaku prososial. Perbedaan ini dipengaruhi oleh strategi pembelajaran perilaku prososial serta banyaknya kesempatan yang diperoleh anak dari lingkungan keluarga maupun sekolah.
PENGARUH METODE COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA TINGKAT DELAPAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Ana Caesaria Nurwidya Mushlihah; Tri Puji Astuti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 (April 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.973 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7498

Abstract

Pelajaran matematika dirasa lebih berat dibanding pelajaran lain oleh sebagian siswa. Berbagai metode belajar dikembangkan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, siswa, salah satunya adalah metode cooperative learning. Cooperative learning merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama dan membantu satu sama lain belajar (Ormrod, 2009, h.187). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metode cooperative learning untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa tingkat delapan sekolah menengah pertama.Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain nonrandomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian merupakan siswa tingkat delapan sekolah menengah pertama yang belum pernah mendapat perlakuan berupa metode cooperative learning dalam materi sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi. Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen sebanyak 30 siswa dan kelompok kontrol sebanyak 31 siswa. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes prestasi tertulis berupa recall test berbentuk item soal.Uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh hasil sebesar 0,000 < α (0,05). Artinya terdapat perbedaan prestasi belajar antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen. Uji hipotesis Independent Sample Mann-Whitney diperoleh hasil sebesar 0,000 < α (0,05). Artinya terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.
HUBUNGAN ANTARA PUSAT KENDALI EKSTERNAL DENGAN STRES AKULTURATIF PADA MAHASISWA ASAL INDONESIA TIMUR DI KOTA SEMARANG Fransiska Eveline Magho Begu; Tri Puji Astuti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014 (Agustus 2014)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.669 KB) | DOI: 10.14710/empati.2014.7541

Abstract

Perpindahan mahasiswa dari Indonesia Timur ke kota Semarang menuntut adanya proses penyesuaian. Mahasiswa perantauan harus melakukan penyesuaian dengan tempat yang baru. Gagalnya proses penyesuaian mahasiswa menimbulkan terjadinya stres yang disebut dengan stres akulturatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pusat kendali eksternal dengan stres akulturatif pada mahasiswa Indonesia timur di Kota Semarang.Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari Indonesia Timur dengan sampel penelitian 42 mahasiswa yang diperoleh melalui teknik sampling incidental. Alat pengumpulan data ini adalah skala yang terdiri dari Skala Pusat Kendali Eksternal dari 19 aitem valid dengan koefisien reliabilitas 0,81 dan Skala Stres Akulturatif dari 36 aitem valid dengan koefisien reliabilitas 0,91 yang telah diujicobakan kepada 58 mahasiswa Indonesia timur di kota Semarang.Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan nilai koefisien korelasi antara pusat kendali eksternal dengan stres akulturatif adalah sebesar 0,77 dengan p = 0,000 (p<0,05). Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan bahwa arah kedua variabel adalah positif, artinya semakin tinggi pusat kendali eksternalmaka semakin tinggi stres akulturatif. Hal tersebut berlaku pula sebaliknya, semakin rendah pusat kendali eksternalmaka semakin rendah stres akulturatif.Sumbangan efektif  pusat kendali eksternal dengan stres akulturatif sebesar 59%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pusat kendali eksternal mempengaruhi stres akulturatif sebesar 59% sedangkan 41%  faktor-faktor lain yang juga ikut berperan mempengaruhi stres akulturatif seperti dukungan sosial, usia dan jenis kelamin.