Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PERENDAMAN AIR NIRA TERHADAP MUTU MIKROBIOLOGIS DAN ORGANOLEPTIK CAKALANG (Katsuwonus pelamis L) ASAP Kaparang, Josefa Tety; Palenewen, Joyce CV; Mewengkang, Hanny Welly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.24366

Abstract

Komoditi hasil laut yaitu ikan sifatnya cepat mengalami pembusukan sehingga diperlukan adanya pengolahan dan pengawetan yang termasuk didalamnya pengasapan. Produk pengasapan dalam hal ini cakalang asap merupakan komoditi andalan Sulawesi Utara. Oleh karena itu, mutu dan keamanan produk ini perlu diperkuat dan dijamin melalui pengendalian mutu dan teknik pengolahan yang tepat. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk menciptakan pangan fungsional dari produk olahan ikan cakalang asap yang sehat dan aman. Target khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi larutan nira sebagai pengawet dan pewarna alami yang mampu meningkatkan daya awet cakalang asap. Dalam penelitian ini akan digunakan 4 konsentrasi larutan perendaman yaitu konsentrasi 5% (100 gr kulit kayu dalam 2.000 ml air nira), konsentrasi 10% (200gr kulit kayu dalam 2.000 ml air nira), konsentrasi 15% (300 gr kulit kayu dalam 2.000 ml air nira) dan control 0% (2.000 ml air nira tanpa kulit kayu) dengan lama penyimpanan (0, 3, 6, dan 9 hari) pada suhu ruang dan dilakukan dengan 2 kali ulangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk menemukan suatu pengetahuan baru yang sebelumnya belum ada dengan membuat deskripsi/gambaran secara sistematis. Variabel yang diamati meliputi: kadar air, Ph, total bakteri, jamur dan uji organoleptik. Hasil pengujian kadar air menunjukkan bahwa kadar air terendah dengan skor 52,41 pada konsentrasi 15%. Ph terendah pada konsentrasi 15% yaitu 4,63. Total bakteri dengan nilai terendah 2,151 cfu/g ada pada konsentrasi 15%. Untuk keberadaan Jamur pada konsentrasi 15% sampai hari ke-3 belum ditemukan. Uji organoleptik yang meliputi bau, rasa dan warna, hasil yang paling baik terdapat pada konsentrasi 15% dengan skor 8,20. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsentrasi 15% merupakan konsentrasi yang paling baik untuk yang mampu meningkatkan mutu cakalang asap.
STUDI KEBERADAAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN KAYU (Katsuwobushi) YANG DIPROSES DENGAN ASAP CAIR Pulu, Emeliza Kondangduata; Dien, Henny Adeleida; Kaparang, Josefa Tety
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.2.2017.14912

Abstract

The problems in dried bonito flakes industry nowadays is the high contents of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) which is can act as carcinogenic agent. The aim of this study was to observe and detect the presence of pathogenic bacteria that may contaminate the dried bonito flakes. The tested parameters include Total Plate Count (TPC) analysis, detection of Coliform, Escherichia coli, Staphylococcus, Salmonella. The results showed that the early drying period had 1,3x104 cfu/g and the final drying had 3x103 cfu/g. There is no evidence of the  presence of Escherichia coli, Staphylococcus, Salmonella.
PENGUJIAN KAPANG DAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN KAYU (KATSUOBUSHI) ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN Iqlima, Annisa; Dien, Henny Adeleida; Kaparang, Josefa Tety; Agustin, Agnes Triasih; Timbowo, Semuel Marthen; Makapedua, Daisy Monica; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23618

Abstract

Wooden fish products that are usually processed traditionally have a weakness, namely deposit of tar in food ingredients which endangers health and air pollution that is not environmentally friendly. Today's wood processing is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), especially benzopirene which can cause cancer, as an alternative to wood fish processing conducted research using liquid smoke wood fogging technology. The purpose of this study is to calculate the presence of molds and pathogenic bacteria that can contaminate processed fishery products, namely wood fish. The microbial test results showed that the mold value in the lowest range was 2.0x102 on day 0 with a concentration of 4% soaking 30 minutes and the highest value was 1.4x103 on the 30th day with a concentration of 2% immersion 120 minutes. The total plate number of fresh skipjack with a value of 5.8x104 cfu/gram and after being processed into wood fish the lowest ALT value is 2.9x102 cfu/gram on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and a high value of 9.9x102 cfu/gram on the 30th day with a concentration of 8% soaking 30 minutes, testing of pathogenic bacteria showed negative results (none). Chemical testing showed that the lowest water content value was 13% on day 0 with a concentration of 6% and the highest value was 17.25% on day 30 concentration of 2% soaking and 120 minutes. The lowest pH value is 5.38 on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and the highest value is 5.96 on day 15 with a concentration of 2% soaking 30 minutes. The test results showed significant results in the ANOVA test.Keyword: Wood Fish, Liquid Smoke, Microbes. Produk ikan kayu yang biasa diolah secara tradisional memiliki kelemahan yaitu terdepositnya tar pada bahan makanan sehingga membahayakan kesehatan serta adanya polusi udara yang tidak ramah lingkungan. Pengolahan ikan kayu dewasa ini adalah tingginya kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) terutama benzopiren yang dapat menyebabkan kanker, sebagai alternatif dalam pengolahan ikan kayu dilakukan penelitian menggunakan teknologi pengasapan ikan kayu asap cair. Tujuan penelitian ini untuk menghitung keberadaan kapang dan bakteri patogen yang dapat mengkontaminasi produk olahan hasil perikanan yaitu ikan kayu. Hasil pengujian mikroba menunjukkan bahwa nilai kapang pada range paling terendah yaitu 2,0x102 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 4% perendaman 30 menit dan nilai tertinggi yaitu 1,4x103 pada hari ke 30 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit. Angka Lempeng total ikan cakalang segar dengan nilai 5,8x104 cfu/gram dan setelah diolah menjadi ikan kayu nilai ALT terendah yaitu 2,9x102 cfu/gram pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 9,9x102 cfu/gram pada hari ke 30 dengan konsentrasi 8% perendaman 30 menit, pengujian bakteri patogen menunjukkan hasil negatif (tidak ada). Pengujian kimia, menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terendah yaitu 13% pada hari ke 0 dengan konsentrasi 6% dan nilai tertinggi yaitu 17,25% pada hari ke 30 konsentrasi 2% perendaman dan 120 menit. Nilai pH yang terendah yaitu 5,38 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 5,96 pada hari ke 15 dengan konsentrasi 2% perendaman 30 menit. Hasil uji menunjukkan signifikan pada uji anova.Kata kunci: Ikan Kayu, Asap Cair, Mikroba.
MUTU MIKROBIOLOGI DAN KIMIA DARI PRODUK PASTA (intermediet product) PENYEDAP RASA ALAMI YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANG DAN SUHU DINGIN Rahmi, Annisa Dewi; Dien, Henny Adeleida; Kaparang, Josefa Tety
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.2.2018.19510

Abstract

Produk pasta (intermediet product) penyedap rasa alami merupakan bahan dasar bumbu dari sebagian kecil produk pasta penyedap rasa ikan Cakalang untuk menjadi pasta semi preserve. Tujuan penelitian ini untuk menghitung dan menganalisis Angka Lempeng Total (ALT) serta kadar air dan pH. Metode yang digunakan pasta sampel suhu ruang diambil pada 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 hari, sedangkan suhu ruang diambil pada 0, 2, 4, 6, 8, 10, 15, 20, 25, dan 30 hari. Hasil menunjukkan bahwa pasta penyedap alami yang disimpan pada suhu ruang masih layak hingga 5 hari (8,9 x 103 CFU/g) tetapi tidak untuk 6 hari (1,2 x104 CFU/g) karena sudah melebihi SNI, dan pada suhu dingin masih layak hingga 30 hari (6,5 x 103 CFU/g). Kadar air pada suhu ruang memiliki nilai signifikan yaitu 63,5-74,5%, sedangkan pada suhu dingin tidak signifikan yaitu 58,0-70,5%. Analisis pH pada suhu ruang tidak signifikan yaitu 5,40-5,62 dan pada suhu dingin signifikan yaitu 5,43-5,66.
KUANTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA CAKALANG(Katsuwonus pelamis L) ASAP HASIL MODIFIKASI Kaparang, Josefa Tety; Mewengkang, Hanny Welly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.30091

Abstract

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk menciptakan produk ikan cakalang asap khas Sulawesi Utara yang sehat, aman, bebas karsinogenik karena tanpa adanya bahan pengawet sintetis. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi larutan mana yang memiliki jumlah Bakteri Asam Laktat paling banyak sehingga dapat dijadikan pengawet dan pewarna alami. Dalam penelitian ini digunakan 4 konsentrasi larutan perendaman yaitu konsentrasi 5%(100gr kulit kayu pamuli dalam 2000ml air nira), konsentrasi 10%( 200gr kulit kayu pamuli dalam 2000ml air nira), konsentrasi 15%(300gr kulit kayu pamuli dalam 2000ml air nira) dan control 0% (2000ml air nira tanpa kulit kayu) dengan lama penyimpanan (0,3,6,9 hari) pada suhu ruang dan dilakukan 2 kali ulangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif . Variabel penelitian yaitu Total Bakteri Asam Laktat. Hasil yang didapatkan adalah Total Koloni Bakteri Asam Laktat tertinggi pada konsentrasi 15% sebanyak 4,940 cfu/g sedangkan terendah pada konsentrasi 0% sebanyak 3,465 cfu/g. Kesimpulannya adalah konsentrasi 15% dapat dijadikan sebagai pengawet dan pewarna alami karena memiliki jumlah Bakteri Asam laktat tertinggi. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukan penelitian lanjutan mengenai jenis Bakteri Asam laktat yang dihasilkan
Mutu Mikrobiologi Produk Surimi IkanTuna dan Produk Surimi di Pasar Swalayan Wior, Joshua Ferdinand Abednego; Lohoo, Helen Jenny; Pandey, Engel Victor; Salindeho, Netty; Kaparang, Josefa Tety; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29437

Abstract

Surimi is an export product and has a high economic value because it has high quality content, but surimi products can be contaminated. This study aims to determine the moisture content, pH, Total Plate Count, and Salmonella from self-made surimi of tuna fish and surimi from retailed store. The value of self-made surimi is 820 cfu/g as from supermarkets is 120 cfu/g but it meets the Indonesian National Standard, which is max. 50,000 cfu/g. The pH value for self-made surimi is 6.36, and for surimi from retailed store is 7.36. The moisture content of homemade surimi was 75.83% while surimi from retailed store was 70.33%. Furthermore, there is no Salmonella detected of surimi both sample. It can be concluded that both samples can be consumed after proper cooking. Surimi adalah produk ekspor dan memiliki nilai ekonomi tinggi karena memiliki konten berkualitas tinggi, tetapi produk surimi dapat terkontaminasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air, pH, Angka Lempeng Total, dan Salmonella dari surimi buatan ikan tuna dan surimi yang diambil dari supermarket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ikan surimi Tuna adalah (63,50%). Nilai surimi buatan sendiri adalah 820 cfu/g karena dari supermarket adalah 120 cfu/g tetapi memenuhi Standar Nasional Indonesia, yaitu Max. 50.000 cfu/g. Nilai pH untuk surimi buatan sendiri adalah 6.36, dan untuk surimi yang diambil dari supermarket adalah 7.36. Juga, ini menunjukkan bahwa pH surimi buatan rumah bersifat asam sementara surimi dari supermarket basah. Nilai rata-rata untuk kadar air surimi buatan sendiri adalah 75,83% dengan surimi diambil dari supermarket yaitu 70,33% karena surimi diambil dari supermarket, memiliki kadar air lebih rendah dari surimi buatan sendiri. Produk dapat dikonsumsi dengan aman setelah proses pemasakan yang benar