Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Homestay sebagai Pengembangan Usaha Masyarakat di Desa Wisata Kembang Kuning Kabupaten Lombok Timur Lalu Ratmaja; Anas Pattaray
Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia Vol. 13 No. 2 (2019): December 2019
Publisher : Ministry of Tourism and Creative Economy/Tourism and Creative Economy Agency Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47608/jki.v13i22019.37-48

Abstract

Kembang Kuning tourism village is a tourism village in East Lombok Regency with an advantage at the foot of Mount Rinjani in the south and has local potential that can be an attraction for tourists. The existence of this tourist village is an opportunity for residents to provide homestay for tourists. In addition to being an accommodation offered, homestay is also a business opportunity for residents. The homestay business for the community is used as additional livelihood after agriculture, for that it needs in-depth research to find out more about the condition of the homestay in the Kembang Kuning Tourism Village. Therefore, this study aims to analyze homestay businesses in the Kembang Kuning Tourism Village seen from 3 (three main components of this business program, namely institutions, actors and products. The research method used in this study is a qualitative method with data collection methods in the form of interviews The results of this study illustrate the homestay business program seen from the local institutions shown by the existence of a local organization that regulates tourism activities, Pokdarwis Lingko` Cave, which supervises homestay business actors who are self-supporting communities in the Kembang Kuning Tourism Village. This homestay produces products offered as attractions that are the reason for tourists to come in the form of homestays and activities that become tourist attractions.The results of this analysis form the basis for preparing recommendations for homestay businesses viewed from the three components.Keywords: Tourism, Kembang Kuning Tourism Village, Homestay Business
PENGGUNAAN UNGKAPAN MALIQ (LARANGAN) DALAM BAHASA SASAK MASYARAKAT DESA WISATA KEMBANG KUNING KECAMATAN SIKUR KABUPATEN LOMBOK TIMUR Lalu Ratmaja
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 1 No 12: Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v1i12.544

Abstract

Penggunaan Ungkapan Maliq (Larangan) Dalam Bahasa Sasak Masyarakat Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan untuk melestarikan sastra sebagian lisan salah satunya adalah ungkapan Maliq (larangan) agar tidak hilang dalam kehidupan masyarakat dan masih dilestarikan dengan baik oleh masyarakat. khususnya pada masyarakat Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kategori, fungsi dan makna ungkapan Maliq (larangan) yang terdapat di Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Informan penelitian ini adalah tiga orang masyarakat asli Desa Wisata Kembang Kuning yang dituakan dan mengetahui seluk beluk Desa tersebut. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, rekam dan pencatatan data. Berdasarkan temuan dan pembahasan ditemukan empat puluh ungkapan Maliq (larangan) pada masyarakat Desa Wisata Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini mendeskripsikan tentang kategori, fungsi dan makna yang ada dalam ungkapan Maliq (larangan), dimana kategorinya difokuskan pada lingkaran hidup manusia dan kategori yang ditemukan terdiri atas: (1) empat ungkapan Maliq (larangan) mengenai masa lahir, satu ungkapan Maliq (larangan) mengenai masa bayi, dan dua ungkapan Maliq (larangan) mengenai masa kanak-kanak; (2) satu ungkapan Maliq (larangan) mengenai rumah dan dua puluh dua ungkapan Maliq (larangan) mengenai pekerjaan rumah tangga ; (3) dua ungkapan Maliq (larangan) mengenai perjalanan dan perhubungan; (4) tiga ungkapan Maliq (larangan) mengenai mata pencariandan hubungan sosial; (4) empat ungkapan Maliq (larangan) mengenai pernikahan. Fungsi yang ditemukan pada penelitian ini terdiri atas: (1) sebagai penebal emosi keagamaan sebanyak tujuh data; (2) sebagai alat pendidikan anak atau remaja sebanyak sembilan belas data; (3) sebagai penjelasan yang dapat diterima akal suatu folk terhadap gejala alam sebanyak empat belas data. Makna yang ditemukan pada ungkapan Maliq (larangan) ini adalah makna kias karena pada ungkapan Maliq (larangan) ini makna yang di temukan bukan makna yang sebenarnya
ANALISIS KEBUTUHAN WISATAWAN PENYANDANG DISABILITAS TERHADAP KETERMPILAN PRAMUWISATA DI LOMBOK Anas Pattaray; Windra Aini; Lalu Ratmaja; Endang Sri Wahyuni
MEDIA BINA ILMIAH Vol 15, No 12: Juli 2021
Publisher : BINA PATRIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v15i12.1163

Abstract

Aktivitas pariwisata merupakan hak setiap orang dalam mendapatkan layanan yang setara, tidak terkecuali bagi penyandang disabilitas. Destinasi wisata tidak hanya menyediakan fasilitas untuk orang pada umumnya tetapi juga perlu menyediakan fasilitas yang ramah disabilitas. Wisatawan penyandang disabilitas diberikan perhatian dengan menyediakan fasilitas infrastruktur yang memadai, transportasi yang ramah disabilitas hingga kompetensi guide yang mendampingi wisatawan disabilitas selama mengikuti tur. Fokus penelitian ini yaitu analisis kebutuhan wisatawan penyandang disabilitas motorik dan sensorik terhadap layananan pramuwisata di Lombok. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang mendasarkan pada upaya untuk memperoleh gambaran dan informasi terhadap data secara mendalam dengan pendekatan tematik. Hasil dari penelitian ini teridentifikasi bahwa pramuwisata di Lombok perlu menambah satu kompetensi khusus yaitu kompetensi bahasa isyarat sebagai alat interaksi dan komunikasi dengan penyandang disabilitas pada saat memberikan layanan kepemanduan wisata.
Inovasi Sistem Digital Pemasaran Produk Travel Agents: Studi kasus pada Perusahaan Tour & Travel di Lombok dan Yogyakarta Supardi; Endang Sri Wahyuni; H. Lalu Ratmaja
Journal of Mandalika Review Vol. 1 No. 1 (2022): Journal of Mandalika Review
Publisher : Politeknik Pariwisata Lombok

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.378 KB) | DOI: 10.55701/mandalika.v1i1.3

Abstract

Latar Belakang: Digitalisasi penjualan melalui media website memfasilitasi promosi juga memiliki peluang yang sangat signifikan dalam memperluas pangsa pasar (Bernadi, 2013). Secara strategis, website dapat dijadikan sebagai pembeda yang dapat membentuk daya saing suatu perusahaan (Turban, King, & Lang, 2010). Konsumen (pelanggan) seringkali kesulitan mengakses berbagai informasi mengenai produk, informasi harga terkini, media promosi yang terbatas dan cenderung tidak fleksibel, hambatan personalisasi, dan biaya operasional yang meningkat (Meyliana, 2010). Metode: Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah jenis data yang teratur atau mudah diukur, yang biasanya dinyatakan dalam satuan-satuan berupa angka. Sedangkan data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat, simbol, dan data lain yang bentuknya bukan dalam angka Hasil: Era digital dengan segala macam keunikan, kecanggihan dan kecepatanya memang sudah merasuki segala sisi kehidupan seseorang sehingga setiap orang tidak dapat menghindarinya, oleh karenanya setiap orang harus memahami apa maunya, manfaat dan tujuannya. Digital sebagai sebuah system yang teridiri dari hardware dan software dan tools memiliki berbagai kelebihan yang mendatangkan keberuntungan namun juga memiliki kekurangan yang dapat mendatangkan kerugian bagi pemakainya. Karena mendatangkan banyak manfaat, maka keberadaan system digital harus dapat diupdate dan upgrade karena kalau tidak seperti itu akan tertinggal. Kesimpulan: Efek Inovasi System digital di perusahaan tour & travel di Lombok dan di Yogyakarta. Adapun efek dari system digital ini yaitu semakin terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatnya efisiensi dan efektivitas perusahaan. Namun juga dapat dengan cepat memviralkan informasi-informasi yang buruk yang terjadi pada perusahaan ataupun dunia pariwisata.
Persepsi Wisatawan Terhadap Penggunaan Bahasa di Daerah Wisata Lombok Lalu Erwan Husnan; Lalu Ratmaja
Journal of Mandalika Review Vol. 1 No. 1 (2022): Journal of Mandalika Review
Publisher : Politeknik Pariwisata Lombok

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.931 KB) | DOI: 10.55701/mandalika.v1i1.5

Abstract

Latar Belakang: Nusa Tenggara Barat merupakan satu dari sekian daerah dengan kunjungan wisatawan cukup tinggi. Kepariwisataan di Provinsi Nusa Tenggara Barat terkait erat dengan penggunaan bahasa. Tiga bahasa yang hadir di daerah pariwisata, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan persatuan bangsa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Metode: Metode yang digunakan adalah deskriptif-kantitatif. Jumlah informan yang digunakan adalah 52 orang. Informan tersebut diambil dari dua daerah tujuan wisata yang tergolong maju dan sedang berkembang, yaitu desa Senggigi di Kabupaten Lombok Barat dan desa Kuta di Kabupaten Lombok Tengah. Data dianalisis menggunakan metode EGIDS (Expanded Graded Intergenerational Disruption Scale) Hasil: Hasil yang didapatkan adalah persepsi wisatawan terhadap jasa layanan kepariwisataan di dua daerah wisata tersebut baik. Hasil ini didukung oleh tiga aspek yang digunakan dalam tulisan ini. Namun begitu, persepsi wisatawan lebih cenderung pada penempatan bahasa Indonesia terlebih dahulu kemudian diikuti oleh bahasa asing. Kesimpulan: Penelitian ini yang didasarkan pada data kualitatif kemudian dikonversikan ke dalam hitungan sederhana menggunakan excel mampu mendeskripsikan persepsi wisatawan yang berkunjung ke kedua daerah wisata di Nusa Tenggara Barat (Senggigi dan Kuta). Hasil hitungan tersebut menyimpulkan bahwa persepsi wisatawan terhadap jasa layanan kepariwisataan di dua daerah wisata tersebut baik. Persepsi baik ini didukung oleh ketiga aspek yang digunakan dalam tulisan ini. Khusus pada aspek ketiga yang memiliki dua aspek yang memberikan pilihan bahasa Indonesia terlebih dahulu atau bahasa asing pada jasa layanan kepariwisataan menunjukkan bahwa persepsi wisatawan lebih cenderung pada penempatan bahasa Indonesia terlebih dahulu kemudian diikuti oleh bahasa asing.
Fotografi dasar sebagai kompetensi tambahan bagi pramuwisata Desa Wisata Tetebatu Lombok Timur Anas Pattaray; Lalu Ratmaja; Dayu Utami Pidada; Herman Herman; Ihdal Karomi
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 6, No 3 (2023): Agustus
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v6i3.1549

Abstract

Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah implementasi dari hasil analisis kebutuhan Kelompok Sadar Wisata Desa Tetebatu Lombok Timur. Kemampuan fotografi salah satu kompetensi tambahan yang harus dimiliki oleh pariwisata di Desa Tetebatu. Perkembangan teknologi merubah paradigma pola perjalanan dan selera wisatawan sehingga masyarakat Desa sebagai refresentasi pramuwisata juga harus mengikuti perkembangan kompetensi dalam berbagai bidang. Era teknologi dan informasi menuntut banyak kompetensi yang harus dikuasai oleh pramuwisata selain hospitality dan tourist guide. Penguasaan teknik dasar fotografi yang meliputi angele pengambilan foto, komposisi foto, dan pencahayaan foto adalah salah satu kompetensi yang perlu dikuasai oleh pramuwisata di Desa Tetebatu. Metode kegiatan pengabdian ini menggunakan pendekatan observasi dan analisis kebutuhan. Hasil analisis disimpulkan perlunya pelatihan fotografi dasar kepada pramuwisata. Tahapan pelatihan antara lain persiapan, seleksi peserta, pelaksanaan, hasil, dan evaluasi. Hasil pelatihan ini adalah peningkatan kompetensi pramuwisata di bidang fotografi yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku pariwisata di Desa Tetebatu.