Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

SINKRETISME DALAM JAMPI MELAYU DELI: TINJAUAN TRANSFORMASI BUDAYA Syarfina, Tengku
ATAVISME Vol 14, No 1 (2011): ATAVISME, Edisi Juni 2011
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.814 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v14i1.100.29-40

Abstract

Mantera, yang pada masyarakat Melayu Deli disebut Jampi, memiliki bahasa yang khas. Tradisi membaca jampi biasanya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan dan dibaca ketika akan memulai suatu pekerjaan. Penelitian ini difokuskan pada analisis jampi Melayu Deli yang terdapat pada masyarakat Melayu Deli di Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi budaya yang ada didalam jampi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah transformasi budaya dan sinkretisme. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan merekam tuturan jampi yang disampaikan oleh seorang pawang, dan dianalisis dengan pendekatan sinkretisme dan transformasi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa jampi Melayu Deli mendapat pengaruh animisme-dinamisme, Hindu-Budha, dan Islam. Kesemuanya di-transformasikan melalui satu konsep sinkretisme. Abstract: Incantation owns a unique language style which is called as Jampi by Deli Malay society. The tradition of reading the incantation is basically aimed at facilitating any working activities. It is read before starting those activities. This study is thoroughly focused on the analysis of Deli Malay?s incantation existing in Deli Malay society around North Sumatera province. The goal of the study is to investigate the cultural transformation available in the incantation itself. Thus, the cultural tradition and syncretism method is applied to accomplish the research. All data gathered in the research are directly recorded from a soothsayer who reads the incantation. Those data are, then, analyzed by implementing syncretism and transformation approach. The conclusion of the study is that the incantation in Deli Malay is greatly influenced by animism-dynamism, Hindu-Budha, and Islamic traditions. Those influences are transformed through a syncretism concept. Key Words: syncretism; jampi; cultural transformation
SUPRASEGMENTAL BAHASA SILADANG Tengku Syarfina
BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i75TH XXXVI.2539

Abstract

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang merupakan alat komunikasi manusia. Bunyi-bunyi yang dihasilkan perempuan dan laki-laki dapat berbeda. Oleh karena itu, kajian ini difokuskan pada aspek suprasegmental tuturan BS,  yang dikaitkan dengan ciri gender  penutur bahasa itu. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan frekuensi, intensitas dan durasi pada modus deklaratif, modus imperatif, dan modus interogatif dalam BS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka fonetik eksperimental.   Kata Kunci: Bahasa Siladang, suprasegmental
CIRI AKUSTIK BAHASA MELAYU DIALEK BATUBARA NFN T. Syarfina
Kandai Vol 10, No 2 (2014): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1094.307 KB) | DOI: 10.26499/jk.v10i2.321

Abstract

Analisis kajian ini adalah untuk menjawab masalah penelitian tentang ciri akustik yang menandai kelompok-kelompok sosial penutur BMB. Ada 100 penutur BMB yang terdiri atas pekerjaan sebagai pedagang, nelayan, dan pegawai. Mereka menuturkan kalimat sasaran [Udin ondak pogi ke laut] ‘Udin hendak pergi ke laut’. Analisis ini menggunakan pendekatan instrumental dengan program Praat. Melalui analisis akustik tuturan, nada tertinggi, nada dasar, nada final, nada rendah, durasi, dan intensitas dapat dijadikan pemarkah sosial penutur BMB. Terdapat perbedaan frekuensi dari setiap jenis pekerjaan. Durasi deklaratif lebih besar dibandingkan dengan durasi interogatif, sedangkan durasi deklaratif hampir sama dengan durasi imperatif. Durasi silabel terakhir konstituen selalu lebih panjang dibanding dengan durasi silabel awal konstituen, kecuali pada durasi kalimat interogatif, durasi silabel akhir konstituen lebih rendah daripada durasi awal konstituen. Ditemukan perbedaan pada intensitas dasar, intensitas final, intensitas rendah dan intensitas tertinggi. Pada kajian ini menganalisis modus deklaratif, interogatif, dan imperatif dalam BMB. Secara umum, ketiga modus ini membedakan tuturan kelas pekerjaan.
SIKAP MASYARAKAT MEDAN TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA ASING DI RUANG PUBLIK T Syarfina
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 13, No 1 (2015): METALINGUA, EDISI JUNI 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.456 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v13i1.56

Abstract

PARA ahli bahasa berpendapat bahwa sikap melibatkan satu sistem penilaian yang positifdan negatif atau yang baik dan buruk yang berhubungan dengan objek sosial.Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini adalah untuk melihat sikap masyarakatMedan terhadap pemakaian bahasa asing di ruang publik. Tujuan penelitian ini adalahmendeskripsikan pendapat dan sikap masyarakat Medan terhadap penggunaan bahasaasing di ruang publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.Variabel yang diamati adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan pendidikan. Berdasarkanvariabel jenis kelamin, ditemukan sikap yang mengutamakan penggunaan bahasaIndonesia daripada bahasa asing. Pada variabel usia ditemukan bahwa kalangan mudamerasa bangga dengan banyaknya penggunaan kata asing dibandingkan dengankalangan tua. Berdasarkan variabel pekerjaan, tidak tampak adanya perbedaan yangsignifikan karena mereka berpendapat sangat setuju mengutamakan penggunaan bahasaIndonesia daripada bahasa asing. Begitu juga dari variabel pendidikan ditemukan bahwakalangan yang berpendidikan tinggi mempunyai sikap lebih mengutamakan bahasaIndonesia.
Nada Dasar sebagai Pemarkah Sosial Penutur Bahasa Melayu Deli Tengku Syarfina
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 5, No 1 (2008): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v5i1.803

Abstract

Makalah ini akan membicarakan tentang nada dasar penutur bahasa Melayu Deli berdasarkan variasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mencari nada dasar yang menandai kelompok-kelompok sosial dalam bahasa Melayu Deli.Kajian ini bermula pada pengukuran nada dasar tuturan bahasa Melayu Deli yang diikuti kajian melihat kemaknawian ciri-ciri itu sebagai pengelompok kelas sosial.Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan teori-teori fonetik akustik, frekuensi, intonasi, yang berhubungan dengan analisis penelitian ini, juga digunakan pendekatan fonetik eksperimental untuk menganalisis penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori diglosia, yang berhubungan dengan stratifikasi sosial dalam bahasa Melayu Deli. Penelitian ini memperlihatkan nada dasar menandai kelompok-kelompok sosial tertentu dalam bahasa Melayu Deli.Kata Kunci: nada dasar penutur, Melayu Deli, pemarkah sosial
WACANA BAHASA TULIS DAN HEADLINE ISI BERITA UTAMA DI HARIAN WASPADA Arianda Tanjung; T. Syarfina
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 18, No 2 (2020): Medan Makna Desember
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v18i2.2771

Abstract

Bahasa tulis dalam berita utama pada media cetak surat kabar menjadi suatu daya tarik bagi pembaca dan kini sudah dapat dilihat melalui online dengan kecanggihan teknologi. Dalam bahasa tulis headline memiliki wacana bahasa dan analisis isi terhadap pembaca. Pasalnya, berita utama merupakan berita yang mendapatkan perhatian lebih dari redaksi sebuah media, sehingga menjadi prioritas dan diletakkan di halaman utama serta mendapatkan tempat khusus karena berada di tengah dan memiliki space yang besar. Tujuan penelitian ini untuk memberikan pemahaman tentang wacana bahasa tulis dan komunikasi dalam pemberitaan di media cetak. Objek penelitian yang dilakukan adalah koran harian lokal di Sumatera Utara dan Aceh, Harian Waspada sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan metode wacana bahasa dan analisis isi secara kualitatif dan kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pencatatan data berdasarkan kategorisasi tema-tema berita utama yang telah ditentukan dan dianalisis datanya dengan menggunakan tabel frekuensi. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan Harian Waspada memuat beberapa tema-tema berita seputar Covid-19 sebagai berita utama yaitu politik, ekonomi, kesehatan, dan luar negeri.
TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN DALAM BAHASA MELAYU LANGKAT T. Syarfina
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 14, No 1 (2016): Vol. 14, No. 1, Juni 2016
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v14i1.1172

Abstract

Language is a tool that plays a role in human life to declare or express feelings, the events that are experienced by individuals and shared by a set of language users. Discuss regional languages still play an important role in the life of Indonesian people. It is clearly seen that most of Indonesian speakers still use the local language or local language as a mother tongue. Language areas, in particular have accrued as a mother tongue, and has a function as a symbol of regional identity, means of transportation or communication in daily activities, both within and between groups keluaraga speakers of that language. This study talked about speech acts and politeness Malay Langkat. The problem is studied in terms of speech acts, kesatunan tactics, and typology of politeness.
PERGESERAN BAHASA: PADA MASYARAKAT SUMATERA UTARA T. Syarfina; Sahril Nfm
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 15, No 2 (2017): Vol. 15, No. 2, Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v15i2.1178

Abstract

This research is to describe language shift. The method used is qualitative method. The theory used in this research is the sociolinguistic theory of Ronald Wardaugh, Janet Holmes, R.A.Hudson, and Ralph Fasold. The location of the research was conducted in North Sumatera Province. In terms of seeing language shifts, researchers take data from multiple sources. The results of the analysis of the occurrence of language shift is due to the attitude of language, code transfer, code mix, and the tendency to use foreign terms.
SIKAP MULTIBAHASAWAN ORANG MEDAN DAN ANCAMAN PUNAHNYA BAHASA LOKAL T. Syarfina
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 12, No 2 (2014): Medan Makna
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v12i2.1188

Abstract

The less endangered language used by speakers of the overall too little, with a shift of functions which are gradually replaced by other languages. Language shift that occurred in the community in the field led to the extinction towards the Malay language. There are two indicators as facts and data that revealed a language shift to this, the pressure of the weight of the larger language isIndonesian, and early loss of speakers of children. On the other hand, the Malay language speakers (ethnic Malay) did not object when the community in North Sumatra has moved into Indonesian. This, given the forerunner of Indonesian is Malay.
Analisis Prosodi dalam Bahasa Batak Toba: Kajian Fonetik Akustik Tantri Dwi Kuswantari; Maghfirah Rit Atusaadah; Tengku Syarfina; Maryana Sitinjak
SUAR BETANG Vol 17, No 2 (2022): December 2022
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v17i2.388

Abstract

This study aims to analyze the prosody in the Batak Toba language using an acoustic-phonetic approach. The measurement of experimental speech sounds uses spectrum analysis with computer assistance. Using recordings from a Sony ICD-PX 470 recorder, which are saved in WAV files, and Praat software version 6.0.54, suprasegmental or prosodic features can be analyzed. These suprasegmental or prosodic features include the high and low frequency of the sound and the intensity and duration of the speech. Data for the research was collected from declarative and imperative utterances by 20 male and 20 female Batak Toba native speakers and analyzed using spectrographs. The experimental method in this research shows the differences in prosody in male and female utterances so the characteristics of prosody between the two types of gender can be identified. The writer indicates that the frequency and intensity of female sounds are higher than male sounds in the two kinds of utterances. However, the duration required by males to pronounce the two utterances was longer than that required by females.AbstrakPenelitian ini bertujuan menganalisis prosodi yang terdapat dalam bahasa Batak Toba dengan menggunakan pendekatan fonetik akustik. Pengukuran bunyi ujaran eksperimental menggunakan analisis spektrum dengan bantuan komputer. Menggunakan rekaman dari perekam Sony ICD-PX 470 yang disimpan dalam file WAV dan perangkat lunak Praat versi 6.0.54, fitur-fitur suprasegmental atau prosodi dapat dianalisis. Fitur-fitur suprasegmental atau prosodi mencakup frekuensi tinggi rendahnya nada bunyi, intensitas, dan durasi penuturan bunyi. Data penelitian berasal dari ujaran deklaratif dan imperatif yang dituturkan oleh 20 laki-laki dan 20 perempuan penutur asli Batak Toba dan dianalisis menggunakan spektograf. Penelitian dengan menggunakan metode eksperimen ini menunjukkan perbedaan prosodi yang terdapat dalam tuturan laki-laki dan perempuan sehingga dapat ditemukan ciri-ciri khas prosodi antara kedua jenis kelamin tersebut. Penulis mengindikasikan bahwa nilai frekuensi suara dan intensitas suara yang dihasilkan perempuan lebih tinggi dari yang dihasilkan laki-laki dalam kedua ujaran tersebut. Namun, durasi yang dibutuhkan oleh laki-laki untuk menuturkan kedua ujaran tersebut ternyata lebih lama dibandingkan perempuan.