Linda Pulungan
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung.

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Ethos

MENGGALI KEKUATAN INTERNAL MASYARAKAT MELALUI ENERGI BARU TERBARUKAN KHUSUSNYA LIMBAH TERNAK SAPI DI DESA WANAJAYA, KECAMATAN WANARAJA, KABUPATEN GARUT – PROVINSI JAWA BARAT Sriyanti, Sriyanti; Widayati, Sri; Pulungan, Linda; Usman, Dudi Nasrudin
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi baru terbarukan merupakan suatu pengembangan teknologi dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam ataupun non-alami yang dimanfaatkan untuk menjadi suatu energy baru seperti biogas dan listrik. Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri,kegiatan komersial maupun kehidupan sehari-hari masyarakat. Termasuk untuk Desa Wanajaya, sebagai desa yang merupakan penghasil ternak khususnya sapi. Desa ini merupakan pilot project dalam pengembangan biomassa menjadi bio gas, namun karena adanya beberapa kendala maka pilot project tersebut tidak berkelanjutan. Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui. Tujuan kegiatan PKM ini yaitu melakukan tahapan awal di dalam rencana penerapan teknologi tepat guna pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi gas dan energi listrik alternatif di Desa Wanajaya, Kec. Wanaraja – Kabupaten Garut. Besarnya produksi kotoran sapi per hari atau per tahunnya menjadi daya tarik dan kekuatan untuk bisa memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas dan energi alternatif bagi lingkungan masyarakat local. Selain ketersedian kotoran sapi sebagai modal utama untuk pemanfaatan limbah ternak (kotoran sapi) ada factor-faktor lain yang harus diperhatikan, antara lain ; pakan ternak yang digunakan, pengelolaan limbah ternak, jumlah sapi, jarak lokasi timbunan kotoran dengan rumah dan lain-lain. Mengembangkan dan Meningkatkan kemampuan sumberdaya masyarakat didalam pemanfaatan limbah ternak menajdi berbagai alternatif baik sisi energi, biogas dan lainnya
Identifikasi Pengaruh Pemanasan terhadap Sifat Ketergerusan (HGI) Batubara Ombilin Sumatera Barat Pulungan, Linda
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 2 No.2 (2004) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

type of coal is usually used for steam electrical power
Identifikasi Pengaruh Pemanasan terhadap Sifat Ketergerusan (HGI) Batubara Ombilin Sumatera Barat Linda Pulungan
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 2 No.2 (2004) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1628

Abstract

type of coal is usually used for steam electrical power
Penerapan Teknologi Pembakaran Batu Kapur dengan Tungku Tegak Sistem Berkala menggunakan Bahan Bakar Batubara – Kayu Linda Pulungan; Siti Sunendiari; Yunus Ashari; Zaenal Zaenal
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 7 No.2 (Juni, 2019) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Sains & Teknologi
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v7i2.4711

Abstract

Abstract.Padalarang is located in Cipatat District, Bandung Regency, known as the largest limestone producing area in Indonesia. Limestone mining activities and processing industries are very potential, starting from the marble stone industry, quicklime industry (CaO) to calcium oxide industry (Ca(OH)2). One product of limestone processing is calcium lime (CaO), the result of the calcination process of limestone, on burning limestone that requires large heat. The combustion activities in the majority of the limestone industrial using traditional technology use upright stoves with an open burning combustion system. The fuel used is textile industry waste, shoe industry plus wood waste. The pilot activity of the application of upright furnace limestone combustion technology is a periodically upright combustion system with fuels that have high calorific value, coal and wood. The purpose of mixing this fuel is to use available wood and coal having high calories. This activity also provides education about limestone combustion systems using coal and wood.The application of limestone combustion technology using mixed fuels of coal and wood produces quality limestone with dry conditions with an average combustion temperature of 93.75 oC and compared to using wood fuels and industrial waste produces limestone in dry moist conditions 86.33 oC.Abstrak. Kegiatan pertambangan batu gamping di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung industri pengolahannya sangat potensil, mulai dari industri batu marmer, industri kapur tohor (CaO) hingga industri kapur padam (Ca(OH)2). Produk dari pengolahan batu gamping adalah kapur tohor (CaO), hasil proses kalsinasi batu kapur. pada pembakaran batu gamping yang membutuhkan panas yang besar. Kegiatan pembakaran pada pabrik-pabrik industri kapur tohor mayoritas menggunakan teknologi tradisional menggunakan tungku tegak dengan sitem pembakaran open burning. Bahan bakar yang dipakai  adalah  limbah industri tekstil, limbah industri sepatu ditambah kayu.  Kegiatan percontohan penerapan teknologi pembakaran batu kapur tungku tegak sistem pembakaran tegak berkala dengan bahan bakar yang mempunyai nilai kalori tinggi yaitu batubara dan kayu. Tujuan mencampur bahan bakar ini memanfaatkan kayu bahan bakar  yang tersedia dan batubara mempunyai kalori tinggi. Kegiatan ini juga memberikan edukasi tentang sistem pembakaran batu kapur menggunakan batubara dan kayu.Kegiatan penerapan teknologi  pembakaran batu kapur dengan menggunakan bahan bakar campuran batubara dan kayu menghasilkan batu kapur berkualitas dengan kondisi kering suhu pembakaran rata-rata 93,75 oC dan dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar kayu dan limbah industri  menghasilkan batu kapur kondisi kering lembab suhu pembakaran 86,33 oC. 
MENGGALI KEKUATAN INTERNAL MASYARAKAT MELALUI ENERGI BARU TERBARUKAN KHUSUSNYA LIMBAH TERNAK SAPI DI DESA WANAJAYA, KECAMATAN WANARAJA, KABUPATEN GARUT – PROVINSI JAWA BARAT Sriyanti Sriyanti; Sri Widayati; Linda Pulungan; Dudi Nasrudin Usman
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 4 No.1 (Januari, 2016) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v0i0.1699

Abstract

Energi baru terbarukan merupakan suatu pengembangan teknologi dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam ataupun non-alami yang dimanfaatkan untuk menjadi suatu energy baru seperti biogas dan listrik. Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia baik untuk kegiatan industri,kegiatan komersial maupun kehidupan sehari-hari masyarakat. Termasuk untuk Desa Wanajaya, sebagai desa yang merupakan penghasil ternak khususnya sapi. Desa ini merupakan pilot project dalam pengembangan biomassa menjadi bio gas, namun karena adanya beberapa kendala maka pilot project tersebut tidak berkelanjutan. Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui. Tujuan kegiatan PKM ini yaitu melakukan tahapan awal di dalam rencana penerapan teknologi tepat guna pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi gas dan energi listrik alternatif di Desa Wanajaya, Kec. Wanaraja – Kabupaten Garut. Besarnya produksi kotoran sapi per hari atau per tahunnya menjadi daya tarik dan kekuatan untuk bisa memanfaatkan limbah ternak menjadi biogas dan energi alternatif bagi lingkungan masyarakat local. Selain ketersedian kotoran sapi sebagai modal utama untuk pemanfaatan limbah ternak (kotoran sapi) ada factor-faktor lain yang harus diperhatikan, antara lain ; pakan ternak yang digunakan, pengelolaan limbah ternak, jumlah sapi, jarak lokasi timbunan kotoran dengan rumah dan lain-lain. Mengembangkan dan Meningkatkan kemampuan sumberdaya masyarakat didalam pemanfaatan limbah ternak menajdi berbagai alternatif baik sisi energi, biogas dan lainnya
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat pada Keberlanjutan Program Bank Sampah dan Budidaya Maggot Dudi Nasrudin Usman; Linda Pulungan; Sri Widayati; Dadan Mukhsin; Himawan Nuryahya; Rully Nurhasan Ramadhani
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 10 No.2 (Juni, 2022) Ethos: Jurnal Penelitian Dan Pangabdian Kepada Masyarakat (Sains & Teknolog
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v10i2.8909

Abstract

Abstract. The waste bank program and maggot cultivation have been implemented in RT 01 RW 02 Baleendah Village, Bandung Regency. This is because waste management in the area still uses a collection and disposal pattern. Waste management still causes environmental problems, namely the condition of dirty TPS, a strong smell of garbage and invites many flies to come. The purpose of the PKM program for assistance in waste management in the regions is to increase community participation in waste management, improve environmental cleanliness and maintain program sustainability. Improved waste management is realized by establishing a waste bank, making plant fertilizers and cultivating maggot. In order to increase community participation, waste management training was held for residents. The establishment of a waste bank is intended to increase the added value of inorganic waste. while the cultivation of maggot and the manufacture of plant fertilizers to increase the added value of organic waste. The maggots that are cultivated are used to feed the residents' livestock, namely catfish, birds and chickens, while plant fertilizers are needed for urban farming which has been done by the residents. To maintain the continuity and development of the program, it is necessary to maintain the spirit of the manager as the initiator and the participation of all citizens. With the participation and sincerity of all interested parties, all programs can be sustainable, the added value of waste increases and the environment becomes cleaner and more beautiful.Abstrak.  Program bank sampah dan budidaya maggot telah dilaksanakan di RT 01 RW 02  Kelurahan Baleendah, Kabupaten Bandung. Hal ini dikarenakan pengelolaan sampah di daerah tesebut masih menggunakan pola kumpul angkut buang.  Pengelolaan sampah tersebut masih menimbulkan masalah lingkungan yaitu  kondisi TPS kotor, bau sampah yang menyengat dan mengundang banyak lalat datang.   Tujuan program PKM pada pendampingan pengelolaan sampah  adalah untuk meningkatkan partisipasi warga dalam pengelolaan sampah, meningkatkan kebersihan lingkungan dan menjaga keberlangsungan program. Peningkatan pengelolaan sampah diwujudkan dengan pendirian bank sampah, pembuatan pupuk tanaman dan budidaya maggot. Guna meningkatkan partisipasi masyarakat maka dilakukan pelatihan pengelolaan sampah pada warga. Pendirian bank sampah dimaksudkan guna meningkatkan nilai tambah sampah anorganik. sedangkan Budidaya maggot   dan pembuatan pupuk tanaman guna meningkatkan nilai tambah sampah organik.  Maggot hasil budidaya  dimanfaatkan untuk pakan ternak warga yaitu lele, burung dan ayam sedangkan pupuk tanaman diperlukan untuk urban farming yang telah dilakukan warga. Untuk menjaga keberlangsungan dan pengembangan program perlu menjaga semangat pengurus sebagai inisiator dan partisipasi seluruh warga. Dengan partisipasi dan kesungguhan semua pihak  yang berkepentingan maka semua program dapat berkelanjutan, nilai tambah sampah meningkat dan lingkungan menjadi lehih bersih dan asri.