Linda Pulungan
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung.

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Mining Engineering

Optimasi Variabel Meja Goyang pada Proses Konsentrasi Bijih Mangan dengan Metode Steepest Ascent di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Frisca Vitria Perkasa; Linda Pulungan; Sriyanti
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.624 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i2.3296

Abstract

Abstract. Manganese ore is one of the most widely used minerals and is the most abundant in the earth's crust. This is what makes manganese nowadays much sought after because it is an important ingredient for alloys in steel making. Based on research, there is potential for Manganese ore in Kertajaya Village, Simpenan District, Sukabumi Regency, West Java Province. The presence of Manganese ore is supported by the geological data of the area because of the Manganese outcrop in the form of fractures resulting from the association of the surrounding rocks that have been enriched. Therefore, the purpose of this study was to determine the grades obtained from Manganese (Mn) ore in the research area. This research was conducted by washing Manganese ore using a shaking table. The Manganese ore washing process is influenced by two variables, namely the fixed variable, namely the particle size and the independent variable, which consists of the slope of the table and the velocity of the water flow. The particle sizes used are 35#, 60#, and 100#. The magnitudes for the table slope are 1⁰, 2⁰, and 3⁰. Meanwhile, the velocity of the water flow is 8 m/s, 10 m/s, and 12 m/s. While the total weight of the feed as a whole which was washed in one test with a shaking table was 1000 gr. From the concentration results, it is known that the levels obtained at each particle size, where the size 35# gets the highest levels and gains, namely 76.68% and 59.24%. While in size 60# the highest levels and gains are 76.10% and 56.97%. As for the particle size 100#, the highest levels and gains were 76.40% and 56.20%. After knowing the highest grade and yield, it can be known the optimal condition of each particle size based on the steepest ascent graph. The optimal condition at 35# is in the 3rd experiment with equation 276.23227, while at 60# the optimal condition is in the 9th experiment with equation 255.889404. As for 100#, the optimal condition is in the 3rd experiment with the equation 236.06107. Abstrak. Bijih mangan merupakan salah satu bahan galian yang penggunaannya sangat besar dan termasuk paling banyak terdapat di dalam kerak bumi. Hal itulah yang menjadikan mangan saat ini banyak dicari karena menjadi bahan penting untuk campuran dalam pembuatan baja. Berdasarkan penelitian adanya potensi bijih Mangan yang terdapat di Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Keterdapatan Bijih Mangan ini didukung dengan adanya data geologi daerah tersebut karena adanya singkapan Mangan dalam bentuk rekahan hasil dari asosiasi batuan di sekitarnya yang mengalami pengkayaan. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui perolehan kadar dari bijih Mangan di daerah penelitian tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan proses konsentrasi pada bijih Mangan menggunakan alat meja goyang (Shaking Table). Pada proses konsentrasi bijih Mangan ini dipengaruhi oleh dua variabel yaitu variabel tetap yakni ukuran partikel dan variabel bebas yaitu terdiri dari kemiringan meja dan kecepatan aliran air. Ukuran partikel yang digunakan yaitu 35#, 60#, dan 100#. Adapun besaran untuk kemiringan meja yaitu 1⁰, 2⁰, dan 3⁰. Sedangkan untuk kecepatan aliran air yaitu 8 m/s, 10 m/s, dan 12 m/s. Sedangkan berat total umpan secara keseluruhan yang dilakukan pencucian pada satu kali pengujian dengan shaking table yaitu 1000 gr. Hasil konsentrasi tersebut diketahui kadar yang diperoleh pada masing – masing ukuran partikel, dimana pada ukuran 35# mendapatkan kadar dan perolehan optimumnya yaitu 76,68% dan 59,24%. Sedangkan pada ukuran 60# kadar dan perolehan optimumnya yaitu 76,10% dan 56,97%. Adapun untuk ukuran partikel 100# memperoleh kadar dan perolehan optimum yaitu 76,40% dan 56,20%. Setelah diketahui kadar dan perolehan optimum dapat diketahui kondisi optimal dari masing – masing ukuran partikel berdasarkan grafik steepest ascent. Kondisi Optimal pada 35# yaitu berada pada percobaan ke 3 dengan persamaan 276,23227, sedangkan pada 60# kondisi optimalnya berada pada percobaan ke 9 dengan persamaan 255,889404. Adapun untuk 100# memiliki kondisi optimalnya berada pada percobaan ke 3 dengan persamaan 236,06107.
Karakteristik Mineral Kalsit pada Bahan Galian Batugamping di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat Firman Alvin Dwiyanto; Linda Pulungan; Dudi Nasrudin
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.999 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i2.3625

Abstract

Abstract. Limestone is a sedimentary rock composed of calcium carbonate minerals, one of which is the mineral calcite. Mineral calcite is a mineral with chemical kompisi CaCO3 that can be found in a pure state or not, due to the mineral content of impurities. These minerals are scattered in almost all areas of Sukabumi, with the potential for minerals that have been utilized by the community by mining or traditionally. Rock minerals are commonly used as construction and industrial materials in abundance.The research methodology used is to analyze limestone (calcite mineral), by testing the chemical properties of XRF and physical properties of rocks. X-Ray Fluorescence (XRF) is a method for identifying and determining the concentration of elements present in solid, powder to liquid samples. The XRF method is usually used to determine the elemental composition and chemical composition of a material, this method was chosen because it is fast and does not easily damage the sample. Physical characteristics testing revealed porosity values of 3.93% and 3.25% it may be deduced from these values that these limestones frequently have extremely small voids. The two samples' physical characteristics tests yielded void ratios of 0.04 cm3 and 0.03 cm3. Based on this value, the rock's quality can be determined, and if used for its physical attributes, it will be appropriate. The chemical properties of X-Ray fluorescence are known to show that limestone has an average CaO chemical composition of 55.84%. Abstrak. Batugamping merupakan sebuah batuan sedimen yang tersusun dari mineral kalsium karbonat, salah satunya yaitu mineral kalsit. Mineral kalsit adalah mineral dengan komposisi kimia CaCO3 yang dapat dijumpai dalam keadaan murni ataupun tidak, dikarenakan adanya kandungan mineral pengotornya. Bahan galian ini tersebar di hampir semua wilayah Sukabumi, dengan potensi bahan galian yang sudah dimanfaatkan masyarakat dengan menambang maupun secara tradisional. Bahan galian batuan biasa digunakan sebagai material kontruksi dan insutri dengan jumlah yang melimpah. Metodologi penelitian yang digunakan menganalisis batugamping (mineral kalsit), dengan melakukan pengujian sifat kimiawi XRF dan sifat fisik batuan. X-Ray Fluorescence (XRF) yaitu suatu metode untuk mengidentifikasi serta penentuan konsentrasi elemen yang ada pada bentuk padat, bubuk hinggal sample cair. Metode XRF biasanya digunakan untuk menentukan komposisi unsur dan kompisi kimia pada suatu material, metode ini dipilih karena cepat dan tidak mudah merusak sampel. Pengujian sifat fisik yang dilakukan didapatkan nilai porositas 3,93% dan 3,25% di mana nilai tersebut dapat dianalisis bahwa batugamping tersebut cenderung memiliki rongga yang sangat kecil sekaligus sedikit. Void ratio yang didapatkan dari hasil pengujian sifat fisik pada kedua sampel tersebut yaitu sebesar 0,04 cm3 dan 0,03 cm3. Berdasarkan nilai tersebut dapat dinyatakan kualitas batuan tersebut dan akan tepat bila dimanfaatkan secara sifat fisiknya. Pada daerah penelitian melalui pengujian sifat fisik batuan diketahui bahwa batuan dalam kondisi baik untuk dimanfaatkan dan pengujian sifat kimiawi X-Ray Flourescence diketahui bahwa dalam batugamping memiliki senyawa kimia CaO rata-rata sebesar 55,84%.
Penggunaan Karbon Aktif di Settling Pond Pengolahan Bijih Emas di Desa Kutawaringin, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Gita Ashari Pratama; Linda Pulungan; Solihin
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.334 KB) | DOI: 10.29313/bcsme.v2i2.3944

Abstract

Abstract. Gold mining activities in Kutawaringin District, Bandung Regency are one example of the use of amalgamation methods in gold processing. Previous reports stated that the mercury content in the lower reaches of the Ciherang River was 0.2 mg/L [10]. Previous research stated that activated carbon can absorb up to 99%. This research is focused on settling pond to reduce mercury levels in gold processing waste when it will be flowed into the river. Initial sample testing showed that mercury content was 0.07984 mg/L, above the water quality standard threshold of 0.005 mg/L, TDS was 443 mg/L and pH was 7.86. The research was conducted using activated carbon weight test variables 2, 3, 4, 5, 6, 7 grams with contact times of 3, 4, 5, 6, 7, 8, and 9 hours for 1 liter gold processing waste samples. The test results showed the highest decrease in mercury levels in the variable weight of activated carbon 6 grams with a contact time of 8 hours of 0.00337 mg/L. The use of activated carbon in the settling pond by adjusting the volume of the settling pond at the research location was 0.891 m3 with a variable weight of 5.3 kg and a contact time of 8 hours to obtain a result of 0.000433 mg/L with a percentage decrease of 99.46%. Abstrak. Kegiatan penambangan emas di Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung merupakan salah satu contoh penggunaan metode amalgamasi dalam pengolahan emas. Laporan terdahulu menyebutkan kandungan merkuri di hilir Sungai Ciherang sebesar 0,2 mg/L [10]. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa karbon aktif dapat menyerap hingga 99%. Penelitian ini difokuskan pada settling pond untuk mengurangi kadar merkuri pada limbah hasil pengolahan emas ketika akan dialirkan ke sungai. Pengujian sampel awal didapatkan hasil kandungan logam merkuri sebesar 0,07984 mg/L, di atas nilai ambang batas baku mutu air yakni sebesar 0,005 mg/L, TDS sebesar 443 mg/L dan pH sebesar 7,86. Penelitian dilakukan menggunakan variabel uji berat karbon aktif 2, 3, 4, 5, 6, 7 gram dengan waktu kontak yakni 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 jam untuk sampel limbah pengolahan emas sebanyak 1 Liter. Hasil pengujian menunjukkan penurunan kadar merkuri tertinggi pada variabel berat karbon aktif 6 gram dengan waktu kontak 8 jam sebesar 0,00337 mg/L. Penggunaan karbon aktif pada settling pond dengan menyesuaikan volume settling pond lokasi penelitian sebesar 0,891 m3 dengan variabel berat 5,3 kg dan waktu kontak 8 jam mendapatkan hasil sebesar 0,000433 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 99,46 %.
Percobaan Pendahuluan Pengaruh Variasi Temperatur pada Proses Ekstraksi Lithium dengan Metode Adsorpsi dari Geothermal Brine PT Geo Dipa Energi Unit Dieng Menggunakan LiMn2O4 Muhammad Ikmal Hikmatullah; Linda Pulungan; Noor Fauzi Isniarno
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsme.v3i1.6049

Abstract

Abstract. The use of lithium for batteries in the world has increased recently, especially with the emergence of substitutes for fossil fuel based vehicles. The main source of lithium currently comes from brine salar mining which is mostly produced from Chile, Argentina to Australia. However, lithium production from mining is considered ineffective and has a negative impact on the environment. The discovered of other potential sources of lithium from brine geothermal, there are many studies on direct lithium extraction in order to shorten the production time. One method of direct lithium extraction is the adsorption method. Geothermal sources in Dieng area, Karang Tengah, Banjarnegara Regency, Central Java Province have lithium content in the range of 17-99 ppm (Suprapto, 2020). Therefore, a study was conducted on the direct extraction of lithium from brine taken from the Wellpad 30 of Geodipa Geothermal Plant Dieng unit with a concentration of 77.31 ppm. The study was carried out with variations in room temperature, 70°C and 95°C on brine using LiMn2O4 adsorbent, which aims to determine the optimal temperature for extraction and the location of brine taking when production is going to be seen from the temperature. From the results, it was found that the optimal temperature for extraction using the Adsorption method occurred in samples treated at room temperature (26°C). These results indicate an adsorption efficiency of 43.32% with a lithium uptake of 8.37 mg/g adsorbent. Abstrak. Penggunaan lithium untuk baterai di Dunia meningkat belakangan ini, terlebih dengan mulai bermunculannya pengganti kendaraan berbahan bakar fossil. Sumber utama lithium saat ini berasal dari pertambangan brine salar yang banyak dihasilkan dari negara Chile, Argentina hingga Australia. Namun produksi lithium dari penambangan tersebut dirasa kurang efektif dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Dengan diketahuinya sumber potensial lithium lainnya yang berasal dari brine geothermal, banyak penelitian mengenai ekstraksi lithium secara langsung agar dapat mempersingkat waktu produksi. Salah satu metode ekstraksi lithium secara langsung adalah dengan metode adsorpsi. Sumber geothermal di daerah Dieng, Desa Karang Tengah, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah memiliki kandungan lithium direntang 17-99 ppm (Suprapto, 2020). Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai ekstraksi lithium secara langsung dari brine yang diambil pada Wellpad 30 PLTP Geodipa unit Dieng dengan kadar sebesar 77,31 ppm. Penelitian dilakukan dengan variasi suhu ruang, 70°C dan 95°C pada brine menggunakan adsorben LiMn2O4 yang bertujuan mengetahui suhu optimal untuk dilakukan ekstraksi dan lokasi pengambilan brine apabila akan dilakukan produksi dilihat dari suhunya. Dari hasil pengujian didapatkan suhu optimal untuk melakukan ekstraksi menggunakan metode Adsorpsi terjadi pada sampel dengan perlakuan suhu ruang (26°C). Hasil tersebut menunjukkan efisiensi adsorpsi sebesar 43,32% dengan lithium uptake sebanyak 8,37 mg/g adsorben.
Analisis Pengaruh Fraksi Bijih Massive Silica dari Uji Pulverized Bottle Roll Test Muhammad Selgy Rio Auzza Maisano Saifudin; Solihin; Linda Pulungan
Bandung Conference Series: Mining Engineering Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Mining Engineering
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsme.v3i2.8652

Abstract

Abstract. Copper which has many benefits in everyday life makes people look for several methods to extract copper in accordance with the intent and purpose of its use, the purpose of this test is to determine the % recovery value of the ore characteristic of massive silica by using fine ore leaching and considering the variation of the ore fraction used. In determining the % recovery of the ore to be tested, the sizes are 100#, 150# and 200# with a NaCN concentration of 500 ppm. Apart from the ore fraction and NaCN concentration, the leaching time will also be determined for 48 hours using a PBRT (Pulverized Bottle Roll Test). Samples taken are in the form of a solution which will be analyzed for Cu levels using an AAS (Atomic Absorption Spectrometer). Based on the results obtained in this test when viewed from the time used in sampling, the optimum % recovery is obtained at 24 – 48 hours when viewed from the ore fraction parameters used in this test, for Massive Silica rocks the highest % copper recovery is 54.1% with leaching time of 48 hours at 100# fraction and 500 ppm NaCN concentration. Abstrak. Tembaga yang memiliki manfaat yang banyak dalam kehidupan sehari-hari menjadikan manusia mencari beberapa metode untuk mengekstrak tembaga sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaannya, tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui nilai % recovery dari bijih karakteristik massive silica dengan menggunakan pelindian bijih halus dan mempertimbangkan variasi dari fraksi bijih yang digunakan. Dalam menentukan % recovery dari bijih yang akan di uji ukuran yaitu 100#, 150# dan 200# dengan konsentrasi NaCN 500 ppm. Selain dari fraksi bijih dan konsentrasi NaCN, waktu pelindian juga juga akan ditetapkan selama 48 jam dengan menggunakan PBRT (Pulverized Bottle Roll Test), sampel yang diambil berbentuk solution yang akan di lakukan analisis terhadap kadar Cu dengan menggunakan alat AAS (Atomic Absorption Spectrometer). Berdasarkan hasil yang didapat dalam pengujian ini jika dilihat dari waktu yang digunakan dalam pengambilan sampel maka % recovery yang optimum didapat pada waktu 24 – 48 jam jika dilihat dari parameter fraksi bijih yang digunakan dalam pengujian ini, untuk batuan Massive Silica % recovery tembaga yang terbesar yaitu 54,1% dengan waktu pelindian 48 jam pada fraksi 100# dan konsentrasi NaCN 500 ppm.