Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Foreign Presence and Industrial Concentration In Indonesian Food Industries Dahlia Nauly; Harianto Harianto; Sri Hartoyo; Tanti Novianti
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Economic and Business Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjie.v9i1.12200

Abstract

Indonesia requires foreign investment to meet the capital needs of the food industries. On the other hand, foreign presence can cause high industrial concentration. This paper analyzes the effect of foreign presence on the concentration of the food industry in Indonesia using panel data from 28 subsectors in the period 2011-2015. The data used is the annual Large and Medium Industries Survey (IBS) data from Statistics Indonesia. The concentration indicators used are the concentration ratio (CR4) and the Herfindahl Hirschman Index (HHI). By using panel regression, the result shows that foreign presence has a positive influence on the concentration of the food industry in Indonesia. Besides, the economies of scale and market size also significantly influence the concentration of the food industry. The result indicates that the government investment policy must endorse more competition among firms.JEL Classification Code: L66, L16 How to Cite:Nauly, D., Harianto., Hartoyo, S., & Novianti, T. (2020). Foreign Presence and Industrial Concentration in Indonesian Food Industry. Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol. 9(1), 69-80. doi: http://dx.doi.org/10.15408/sjie.v9i1.12200.
Foreign Ownership Shares and Trade Propensity in Indonesian Edible Oil, Vegetable and Animal Fats Industry Dahlia Nauly
Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Economic and Business Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjie.v11i1.18408

Abstract

Presidential Regulation (Perpres) No 44/2016 states that in the vegetable and animal crude oil industry, copra industry, coconut oil industry, palm oil industry, foreign ownership is limited at a maximum of 95 percent. These industries are included in the edible oil, vegetable and animal fats industry (ISIC 104). This study analyzes the effect of foreign ownership share on the trade propensity in the edible oil, vegetable and animal fats industry in Indonesia using the Tobit model. The data used are the cross-section data from 2015 Annual Survey of the Manufacturing industry from Statistics Indonesia. The results show that firms with foreign ownership share of more than 95 percent have the same export propensity with foreign ownership of between 50 and 95 percent. However, the import propensity of firms with foreign ownership between 50 and 95 percent is the lowest compared to other ownership. The government should continue to restrict foreign ownerhip shares at the maximum of 95 percent in this industry.How to Cite:Nauly, D. (2022). Foreign Ownership Shares and Trade Propensity in Indonesian Edible Oil, Vegetable and Animal Fats Industry. Signifikan: Jurnal Ilmu Ekonomi, 11(1), 95-106. https://doi.org/10.15408/sjie.v11i1.18408.
Analisis Saluran Pemasaran Belimbing Dewa di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok Fatimah Az Zahra; Dahlia Nauly
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) Vol. 9 No. 1 (2021): Juni 2021 (Jurnal Agribisnis Indonesia)
Publisher : Departmen of Agribusiness, Economics and Management Faculty, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jai.2021.9.1.13-22

Abstract

Starfruit is one type of fruit that is widely cultivated in Indonesia, with Depok City occupying the first position in producing star fruit in West Java Province. However, there is a significant difference in price at the farm level and the consumer level which raises the question of how star fruit is marketed in Depok City. The purpose of this study was to determine the pattern of the marketing flow, the marketing function of each marketing agency, the cost of marketing, the farmer's share, and the marketing margin as well as to determine the marketing efficiency of each institution involved in the marketing of star fruit in Pancoran Mas District, Depok City. The method used in this research includes qualitative methods in the form of descriptive analysis for analysis of marketing flow patterns and functions of marketing, and quantitative is useful as an analysis of costs, marketing margins, and marketing efficiency of each marketing channel. Determination of the sample was done purposively with 30 farmers as respondents who were scattered in Rangkap Jaya and Rangkap Jaya Baru Villages, Pancoran Mas District, Depok City. The results of this study indicate; there are five marketing channels. channel I: Farmers - Consumers, channel II: Farmers - Retailers (fruit shops) - Consumers, channel III: Farmers - Brokers - Wholesalers - Retailers (traditional markets) - Consumers, channel IV: Farmers - Brokers - Wholesalers - Supplier - Retailer (self-service) - Consumers, and line V: Farmers - Suppliers - Retailers (self-service) - Consumers. Each marketing agency performs a different marketing function. The marketing costs and marketing margins that have the highest prices are carried out by channel IV with prices of Rp 1,811 and Rp 17,400. Marketing flow I am considered the most efficient when viewed from the farmer's share and marketing margin. The recommended marketing channels for this research are channels II and III if you have a farmer's share of 84% and 51%. It is recommended that farmers implement a mixed marketing strategy by combining the marketing channels used to increase farmer's share and reduce marketing margins.
DAYA SAING EKSPOR KAKAO OLAHAN INDONESIA Dahlia Nauly; Edmon Daris; Iskandar Andi Nuhung
AGRIBUSINESS JOURNAL Vol 8, No 1 (2014): AGRIBUSINESS JOURNAL
Publisher : Departement of Agribusiness Faculty of Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.088 KB) | DOI: 10.15408/aj.v8i1.5126

Abstract

Indonesia merupakan penghasil kakao terbesar ketiga di dunia. Sebagian besar kakao diekspor keluar negeri. Maka pemerintah menerapkan peraturan yang membatasi ekspor kakao. Menurunnya ekspor kakao mengakibatkan turunnya produksi kakao. Maka diperlukan analisis tentang daya saing kakao olahan di pasar dunia. Penelitian bertujuan menanalisis daya saing kakao olahan Indonesia di pasar dunia dan persaingan antar negara pengekspor kakao olahan di pasar dunia. Metode yang digunakan adalah Revealed Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan dan Model Almost Ideal Demand System. Dari penelitian diketahui bahwa Indonesia memiliki daya saing tinggi untuk komoditas kakao pasta (Nilai Rata-Rata RCA 1,79), kakao butter (5,48) dan kakao bubuk (2,46), sedangkan cokelat Indonesia belum memiliki daya saing (0,23). Daya saing kakao pasta Indonesia dibawah Pantai Gading (Nilai Rata-Rata RCA 276,86), Belanda (4,94) dan Malaysia (2,46), lebih tinggi dari Jerman (1,09). Dalam kakao butter Indonesia diatas Perancis (2,02), namun dibawah Pantai Gading (91,67), Belanda (9,27) dan Malaysia (7,09). Sedangkan kakao bubuk dibawah Belanda (11,49) dan Malaysia (5,18), tapi diatas Spanyol (2,26) dan Jerman (0,74). Indeks Spesialisasi Perdagangan menjelaskan Indonesia di tahap matang. Pada kakao butter Indonesia dan Pantai Gading merupakan net eksportir. Sedangkan kakao bubuk Indonesia Belanda, Malaysia, Spanyol, dan Jerman berada pada tahap perluasan ekspor. Pasar dunia memandang bahwa kakao pasta Belanda dan Indonesia saling melengkapi sementara kakao pasta Jerman dan Indonesia saling bersubstitusi. Sedangkan kakao butter Indonesia dan Belanda saling berkomplementer. Oleh karena itu Indonesia perlu meningkatkan kualitas kakao pasta dan bubuk.dan tetap memberlakukan bea agar sebagia besar kakao dapat diolah sendiri sehingga dapat menaikan nilai tambah. 
FLUKTUASI DAN DISPARITAS HARGA CABAI DI INDONESIA Dahlia Nauly
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jat.1.1.57-70

Abstract

Harga bahan makanan yang stabil merupakan harapan masyarakat. Cabai termasuk salah satu bahan pangan yang  mempunyai harga sangat berfluktuasi. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis fluktuasi harga antar waktu dan disparitas harga antar wilayah. Data yang digunakan adalah data  harga cabai harian dari Kementerian Perdagangan pada Januari 2010 sampai Desember 2015. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi harga pada periode tersebut. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada Desember 2014 dan harga terendah terjadi pada bulan Juli - Agustus 2011. Fluktuasi tersebut disebabkan waktu tanam cabai yang sangat dipengaruhi cuaca. Harga cabai merah besar dan cabai merah keriting sudah relatif lebih stabil. Rekomendasi kebijakan yang dapat disampaikan adalah pemerintah perlu mengembangkan penanaman cabai di luar musim (off season), pengaturan penanaman cabai dan mengembangkan kemitraan antara petani dan industri. Selain itu juga mendorong tumbuhnya sentra-sentra produksi cabai di luar Jawa dan menyediakan infrastruktur yang baik untuk distribusi.
DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP KESEJAHTERAAN PRODUSEN DAN KONSUMEN BERAS DI INDONESIA Dahlia Nauly
Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Pertanian - UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.568 KB) | DOI: 10.24853/jat.4.1.40-55

Abstract

Kebijakan subsidi pupuk merupakan  salah satu kebijakan yang penting di bidang pertanian di Indonesia. Selain itu, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kebijakan ini bertujuan ntuk melindungi petani dari jatuhnya harga gabah pada saat panen raya. Tulisan ini mengkaji dampak kebijakan subsidi pupuk dan HPP bagi produsen dan konsumen. Data yang digunakan adalah data time series tahunan dari tahun 1981 sampai 2014 dengan model ekonometrika persamaan simultan. Hasilnya menunjukkan bahwa surplus produsen dan surplus konsumen dipengaruhi oleh kondisi pasar beras domestik. Surplus produsen akan dicapai jika pemerintah menerapkan kebijakan jaminan harga berupa peningkatan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), sedangkan surplus konsumen akan dicapai jika pemerintah menerapkan kebijakan peningkatan subsidi input berupa kredit pertanian dan subsidi pupuk serta peningkatan produktivitas areal.  Untuk meningkatan surplus produsen dan konsumen secara merata maka perlu diterapkan paket kebijakan yang merupakan kombinasi dari kebijakan subsidi pupuk dan kebijakan HPP.
KEPEMILIKAN ASING DAN KECENDERUNGAN EKSPOR-IMPOR INDUSTRI MAKANAN OLAHAN INDONESIA Dahlia Nauly; Harianto; Sri Hartoyo; Tanti Novianti
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol 14 No 1 (2020):
Publisher : Trade Analysis and Development Agency, Ministry of Trade of Republic of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1187.999 KB) | DOI: 10.30908/bilp.v14i1.431

Abstract

Abstrak Sektor makanan olahan merupakan salah satu andalan ekspor nonmigas Indonesia. Salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor produk makanan olahan Indonesia adalah dengan melibatkan pihak asing agar menanamkan modalnya pada industri makanan olahan. Di sisi lain kepemilikan asing masih menjadi perdebatan di Indonesia. Pembatasan kepemilikan asing dilakukan untuk melindungi perusahaan domestik. Tujuan penelitian ini menganalisis dampak kepemilikan asing terhadap kecenderungan ekspor output dan impor bahan baku perusahaan makanan olahan Indonesia. Data yang digunakan adalah data cross section hasil Survei Tahunan Industri Besar dan Sedang tahun 2010 dan 2015 dari Badan Pusat Statistik. Penelitian ini menggunakan analisis model Tobit. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap kecenderungan ekspor makanan olahan. Pengaruh besarnya porsi kepemilikan asing bergantung pada kebijakan substitusi impor atau promosi ekspor yang diterapkan pemerintah. Kepemilikan asing juga berpengaruh positif pada kecenderungan impor bahan baku makanan olahan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan ekspor makanan olahan pemerintah perlu mendorong investasi asing di industri makanan olahan. Upaya untuk mengurangi impor bahan baku oleh perusahaan asing dapat dilakukan dengan mendorong penyediaan bahan baku lokal yang kompetitif dari segi harga dan kualitas. Abstract The processed food sector is one of the contributors to Indonesia's non-oil and gas exports. One of the efforts to increase Indonesian processed food products export is by involving foreign parties to invest in the processed food industry. On the other hand, foreign ownership is still debated in Indonesia. Restrictions on foreign ownership are often done to protect domestic companies. This study aims to analyze the impact of foreign ownership on processed food export and raw material import propensity of Indonesia's processed food. The data used are the cross-section data from 2010 and 2015 Large and Medium Industry (IBS) from Statistics Indonesia. The Tobit regression model is utilized in this research. The results show that foreign ownership has a positive effect on processed food export propensity, but the large share of foreign ownership depends on the policies adopted by the government, whether import substitution or export promotion. Foreign ownership also has a positive effect on raw material import propensity. Therefore, to increase exports of processed food, the government needs to encourage foreign investment in the processed food industry. To reduce imports of raw materials by foreign firms is carried out by encouraging the domestic supply of raw materials, which is competitive in price and quality. JEL Classification: F14, F23, O53
Peningkatan Pengetahuan Petani melalui Penyuluhan Pascapanen Cabai pada Kelompok Tani Kebun Berseri, Bintaro, Jakarta Selatan Dahlia Nauly; Helfi Gustia; Rosdiana Rosdiana; Siska Yuningsih; Hafiz Dwiputro
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2022): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.8.2.204-211

Abstract

Chili is a perishable product which require farmers to maintain its freshness. Rotten chili can not be sold causing the profits to decrease. One way to minimize the damage level of post harvest agricultural products is by applying the Good Handling Practice (GHP) system. The application of GHP will reduce the risk of contamination of fresh chili during handling, packaging, storage and transportation. The objective of this activity is to increase Kebun Berseri farmer’s group knowledge, ability and skill in handling chili post harvest and processing activities. The method of implementing this activity was extension, demonstration and evaluation. Extension activity was conducted using lecturing method. The topic discussed was related to increasing the value added, processing techniques for commercially valuable chilies, packaging techniques and a broader marketing system. Demonstrations were conducted to improve the skills of farmer’s group members in applying Good Handling Practice (GHP) correctly. The results of the evaluation showed that from these activities, farmers gained additional knowledge and new technology related to post-harvest handling and processing of chilies into shredded and chili oil.
Analisis Pendapatan Usahatani Beras Merah Organik Studi Kasus di Kelompok Tani Sarinah Bandung Catur Parah Gumanti; Dahlia Nauly
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2022.006.03.36

Abstract

Kesadaran masyarakat akan bahaya bahan anorganik dari penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia sintesis terhadap kesehatan dan lingkungan menyebabkan terjadinya peralihan budidaya ke sistem pertanian organik.  Kelompok Tani Sarinah Desa Bumiwangi Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat melakukan budidaya beras merah organik dari tahun 2004 dan memiliki produktivitas yang cukup tinggi 7.84 ton/ha, akan tetapi petani merasa pendapatannya tidak layak.  Analisa usahatani budidaya beras merah secara organik di Kelompok Tani Sarinah dilakukan untuk mengetahui pendapatan usahatani di Kelompok Tani Sarinah pada sekali musim tanam tahun 2020.  Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2020 dengan metode wawancara, observasi dan studi pustaka.  Hasil penelitian menunjukan biaya yang dikeluarkan petani dalam satu kali musim tanam di Kelompok Tani Sarinah adalah Rp.64.450.642,-/ha dengan total penerimaan petani adalah Rp.86.774.158,-/ha dan nilai pendapatan sebesar Rp.22.323.516,-/ha.  Nilai R/C Rasio yang diperoleh adalah 1.35 dan berdasarkan nilai ini usahatani di Kelompok Tani Sarinah layak untuk diusahakan.
Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar di Desa Pakembangan Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan Jawa Barat Ajeng Wulandari; Dahlia Nauly
JURNAL AGRICA Vol. 15 No. 2 (2022): JURNAL AGRICA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrica.v15i2.5531

Abstract

Ubi jalar merupakan komoditas tanaman pangan di Indonesia selain padi, jagung dan ubi kayu. Desa Pekembangan dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu sentra produksi ubi jalar di Kabupaten Kuningan. Luas lahan ubi jalar mengalami penurunan dan produktivitas ubi jalar yang belum maksimal serta harga jual di tingkat petani yang fluktuatif menjadi masalah dalam kegiatan usahatani ubi jalar di Desa Pakembangan Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan pendapatan usahatani ubi jalar di Desa Pakembangan. Responden ditentukan dengan cara purposive sampling dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 petani.  Hasil analisis rasio R/C menunjukkan bahwa usahatani ubi jalar di Desa Pakembangan bernilai lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani ubi jalar di Desa Pakembangan menguntungkan atau layak untuk diusahakan.